UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)

DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV SDN SEMAWUR SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

 

Endah Ratnaningsih

SD Negeri Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

 Pelaksanaan pembelajaran telah dilaksanakan baik dari Pra siklus dilanjutkan dengan Siklus I dan kemudian tindakan Siklus II, sebelum diadakan penelitian nilai yang diperoleh siswa relatif rendah maka dari itu guru/peneliti mencoba melakukan penelitian pada mata pelajaran matematika dengan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesas (FPB) telah dilaksankan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) mengalami perubahan yang sangat memuaskan bagi guru Pada Siswa Kelas IV SDN Semawur Pembelajaran dengan menerapkan Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika terbukti dari hasil perolehan nilai setiap siklusnya mengalamai peningkatan Pembelajaran Siklus I meningkat menjadi 14 Siswa atau 66,7%, dan ditindak lanjut Pada siklus II meningkat lagi menjadi 19 Siswa atau 90,5% dan begitu sebaliknya siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM berangsur – angsur menurun setelah diadakan pembelajaran Siklus I dan Siklus II. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan efektif sekali diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar menentukan.KKM 65.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, KPK dan FPB, Model STAD (Student Teams Achievement Divisions).

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Sampai saat ini matematika masih di anggap mata pelajaran yang sulit,membosankan dan menakutkan. Anggapan ini mungkin tidak berlebihan karena mempunyai sifat yang abstrak pemahaman konsep matematika yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru di perlukan memahami konsep yang sebelumnya dan keterkaitan antar konsep. Karena merasa sulit itulah sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang bersemangat setiap kali menerima pelajaran matematika. Siswa cenderung bersikap pasif saat pelajaran di sampaikan oleh guru. Hal tersebut yang sering menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Dalam pemilihan mata pelajaran matematika tersebut untuk meningkatkan hasil yang selama ini selalu rendah dan tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu dari kompetensi dasar yang ada dalam pelajaran matematika,materi yang paling sulit dan banyak menemui kendala adalah materi pokok Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB). Konsep ini perlu ditanamkan kepada siswa, agar dapat menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan matematika. Guru banyak menemukan dari tahun pertahun dan dari generasi kegenarasi sering menemukan kendala yaitu kesulitan siswa saat menerima materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB).

Dari pembelajaran yang dilakukan guru selama ini banyak permasalahan yang dihadapi oleh siswa diantaranya adalah banyak siswa yang sulit menerima pelajaran, jenuh dan kelihatan tidak bersemangat dalam menagkap materi yang diberikan oleh guru kelas IV. Ini terbukti dari nilai yang diperoleh siswa kelas IV masih banyak dibawah KKM yang ditentukan oleh guru. Adapun KKM yang ditentukan oleh guru kelas IV adalah 65, jumlah siswa kelas IV SD Negeri Semawur adalah 21 siswa terdiri dari 6 anak laki – laki dan 15 anak perempuan, dari 21 anak yang memperoleh nilai diatas KKM berjumlah 3 siswa atau 14,28%, siswa yang memperoleh nilai sama dengan KKM hanya 2 anak atau 9,52%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM atau kurang dari 65 adalah 16 anak atau 76,19%. Dari perolehan nilai yang dijabarkan diatas dapat membuktikan bahwa pembelajaran yang digunakan guru selama ini kurang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dari itu Guru Kelas IV perlu menerapkan pembelajaran yang biasa merangsang dan memancing semangat belajar siswa. Dalam hal ini guru mencoba menerapkan motode STAD (Student Teams Achievement Division).

STAD (Student Teams Achievement Division) adalah metode atau pendekatan dalam pembelajaran Kooperatif yang efektif, metode STAD (Student Teams Achievement Division) terdiri dari empat komponen utama yaitu penyajian kelas/Pengajaran belajar kelompok, Kuis dan Skor Pengembangan Penghargaan Kelompok

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka guru perlu melakukan penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar matematika materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB) dengan menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division) pada siswa kelas IV SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

 Rumusan Masalah

Dari penjabaran latar belakang di atas, permasalahan penelitian dapat dirumuskan “Apakah ada Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB) dengan Menggunkan Metode STAD (Student Teams Achievement Division) pada Siswa Kelas IV SDN Semawur Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 ?”.

 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari dua kreteria yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, adapaun penjabaranya adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum

Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika untuk SD Negeri Semawur.

 

 

Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SDN Semawur mata pelajaran matematika pada materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Faktor Persekutuan Besar (FPB).

Manfaat Penelitian

Adapun yang dihasilkan dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi guru khususnya dan bagi pendidikan pada umumnya. Hasil ini sangat bermanfaat bagi:

 Bagi Siswa:

a.     Dapat meningkatkan hasil belajar

b.     Dapat meningkatkan prestasi belajar

c.     Dapat meningkatkan keaktifan belajar.

 Bagi Guru:

a.     Dapat meningkatkan Kualitas pembelajaran guru

b.     Dapat memperkaya pengalaman guru dalam menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division).

 Bagi Sekolah:

a.     Dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dan berkualitas untuk memasuki tingkat – tingkat Sekolah yang lebih tinggi.

b.     Dapat dijadikan bahan kajian menentukan kebijakan pelaksanaan proses pembelajaran lebih lanjut.

c.     Dapat dijadikan sebagai langkah awal pelaksanaan inovasi pendidikan.

d.     Dapat dijadikan refrensi guru dalam pembelajaran menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division).

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan yang pokok. Karena berhasil tidaknya pendidikan tergantung pada proses belajar. Menurut Muhibbin Syah secara umum belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah lakuyang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku daninteraksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari pengalaman seseorang dapat mengembangkan dan merubah cara dan gaya melihat, mendengar, merasakan, dan mengerjakan sesuat perbuatan. Dan dari pengalaman itu pula seseorang bisa mendapatkan dan membentuk pengetahuan, pengertian, nilai-nilai, sikap-sikap tertentu dan gambaran-gambaran tentang dunia sekitar dan lingkungannya serta kedudukannya dalam lingkungan tersebut.Banyak pendapat yang dikemukakan para ahli tentang definisi belajar.hal ini disebabkan adanya bermacam-macam perbuatan dalam belajar.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap berupa pengetahuan, pemahaman, dan kreasinya sebagai hasil pengalaman sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Cronbseh (1990:22) menjelaskan bahwa prestasi belajar ditunjukkan adanya perubahan tingkah laku, sebagai akibat dari pengalaman. Adanya perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil aktivitas seseorang dalam melaksanakan kegiatan belajar, sehingga seseorang tersebut dalam melaksanakan belajar dituntut adanya keaktif antara psikis dan fisik. Sedangakan para ahli psikologis sering kali mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. (Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2007:5).

Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu:“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951: 20). Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979: 251)

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.Ada beberapa cara untuk meningkatkan prestasi salah satunya adalah dengan memperhatikan dan mencermati  gaya belajar dan cara belajar yang baik.

 Metode Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.

 

 

 METODOLOGI PENELITIAN

 Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga bulan yaitu bulan Agustus 2017 sampai dengan Oktober 2017 adapun pembagian waktu penelitan yang meliputi penyususunan rancangan penelitian, pelaksanaan Pra siklus /Kondisi awal, dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus I, analisis Siklus I, dan diteruskan dengan pelaksanaan Siklus II diikuti Analisis dan yang terakhir adalah penyusunan atau penulisan Penelitian dijabarkan dalam tabel.1 sebagai berikut

Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada siswa kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Dengan tujuan untuk memperbaiki nilai mata pelajaran matematika dalam materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

 Subjek Penelitian

 Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 21 anak yang terdiri dari laki – laki 15 siswa dan putri 6 siswa dengan materi Kelipatan Persekutuan Terkecila dan Faktor Persekutuan Terbesar pada mata pelajaran Matematika.

 Prosedur Penelitian

 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai adanya siklus. Dalam penelitian tindakan ini, rencana penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu rencana tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflection).

 Perencanaan (Planing).

 Rencana tindakan berupa langkah-langkah tindakan secara sistematis dan rinci. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis sesuai kurikulum dalam mata pelajaran Matematika pada materi Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuan Terbesar

 Pelaksanaan Tindakan (acting) terdiri dari:

 Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan program menggunakan Model Kooperatif tipe STAD Penjelasan singkat tentang mata pelajaran Matematika dengan materi Kelipatan Persektuan Terkecil dan Faktor Persekutuan Terbesar.Mengadakan observasi pada proses pembelajaran Mengadakan tes tertulis Mengevaluasi hasil tes.

 Pengamatan (Observasi)

 Mengamati proses pembelajaran pada lembar observasi siswa selama proses kegiatan belajar mengajar.

 Refleksi (Reflekting)

 Pada tahap ini akan diketahui apa yang terjadi dan apa yang perlu dilakukan pada tahap berikutnya. Jika hasil evaluasi pembelajaran pada setiap siklus sudah sesuai dengan indikator keberhasilan maka pembelajaran telah berhasil, namun jika hasil evaluasi pembelajaran tidak sesuai dengan indikator keberhasilan maka perlu dilaksanakan perbaikan dan revisi pembelajaran.

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Semawur Kelas IV yang berjumlah 21 Siswa pada mata pelajaran matematika materi kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar dengan Standar Kompetensi memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. guru menemukan banyak permasalahan diantaranya banyak siswa yang sulit menerima mata pelajaran Matematika dengan materi kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar, kesulitan itu meliputi banyak siswa kelas IV yang ramai sendiri didalam kelas, tidak mau mengerjakan soal yang diberikan guru, adapula saat disuruh mengerjakan malah menagis, diduga dikarenakan siswa tidak paham tentang materi yang diajarkan oleh guru, guru hanya membelajarkan dengan model ceramah saja. Dari hasil pengmatan/observasi prasiklus ini banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM atau ≤ 65 dengan rincian yang memperoleh nilai diatas KKM atau 65 adalah 3 siswa atau 14,28%, siswa yang memperoleh nilai sama dengan KKM berjumlah 2 anak atau 9,52% dan sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 65 berjumlah 16 anak atau 76,19%, nilai rata – rata kelas masih jauh dari harapan berkisar ≤ 70.

Deskripsi Siklus I

 Perencanaan Tindakan

     Pelaksanaan pembelajaran siklus I guru menyususun rencana pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi: (1) menentukan Standar Kompetensi yaitu Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah, (2) menentukan Kompetensi Dasar (KD) yaitu 2.1 mendiskripsikan konsep faktor dan kelipatan, 2.2 menentukan kelipatan dan faktor bilangan,(3) merumuskan indikator pencapaian kompetensi yang meliputi mencari kelipatan dan faktor suatu bilangan,menentukan kelipatan suatu bilangan dan kelipatan persekutuan dari dua bilangan, mengenal ciri – ciri bilangan yang habis dibagi 2,3,4 dan 5, menentukan faktor suatu bilangan

 Pelaksanaan Tindakan

 Masuk kegiatan isiklus I,guru menyiapkan materi yang disiapkan sebelumnya dan guru menjelaskan konsep faktor dan konsep kelipatan terlebih dahulu sebagai pemula sebelum masuk pada materi utama yaitu menentukan KPK dan FPB, siswa diberi pengertian terlebih dahulu apa itu faktor, apa itu kelipatan siswa kelas IV diajak mencoba berfikir kritis dengan cara berani mengungkapkan pendapatnya tentang pengertian faktor dan kelipatan, harapan dari guru ini masih jauh dari keinginan sebab hanya pembelajaran ini didominasi atau dikuasi oleh siswa – siswa yang cenderung cerdas saja seperti zaskia, Ramadhani dan Tino saja yang lain masih pasif dan cenderung diam dan ramai sendiri. Tapi itu tidak jadi masalah sebab ini masih awal dari pembelajaran siklus I. Guru/peneliti masuk pada tingkatan yang lebih tinggi dari materi sebelumnya yaitu siswa diajarkan melakukan percobaan terhadap beberapa bilangan yang memiliki faktor dan kelipatan.

Langkah yang diambil oleh guru/peneliti setelah menjelaskan materi adalah membentuk kelompok belajar dimana kelompok belajar ini terdiri dari siswa yang memang pandai,sedang dan siswa yang pasif, dari 21 siswa kelas IV ini dibagi dalam 5 kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4 anggota dan salah satu kelompok terdiri dari 5 siswa karena jumlahnya ganjil atau lebih satu,

Tahap konfirmasi guru beserta siswa berinteraksi membahas hasil pelajaran yang diterimanya dengan tanya jawab membahas yang belum dipahami dilanjut guru /peneliti meluruskan kesalahan yang dipelajarai sebelumnya, ditambah siswa diberikan penguatan oleh guru agar siswa dalam setiap pembelajaran memiliki kepercayaan diri dan semangat yang tinggi sebagai tindak lanjut akhir guru/peneiliti memberikan tugas rumah agar dapat dikerjakan kelompok yang telah disusunnya

 Guru/peneliti mengamati setiap kejadian, perilaku, perubahan pada siswa. Guru mengamati aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran Siklus I guru mendapatakan beberapa catatan hasil aktivitas siswa yaitu siswa yang aktif saat proses pembelajaran adalah 5 siswa atau 24% dari 21 siswa, siswa yang sedang antara aktif dan pasif dalam proses pembelajaran ada 6 Siswa atau 28% dari 21 Siswa yang lain 10 siswa atau 48% adalah pasif. Presentase ini masih menunjukan masih banyaknya siswa yang pasif, masih jauh dari harapakan guru untuk menuntaskan siswa yang pasif. Catatan aktivitas guru tersebut menjadi bahan kajian dalam refleksi sebagai landasan upaya meningkatkan prestasi dan kualitas belajar pada siklus II.

Diskripsi Siklus II

Perencanaan Tindakan

 Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II dan instrumenya berdasarkan  skenario tindakan pada kegiatan refleksi disiklus I sebelunya. Menyiapkan media dan  sumber pembelajaran yang dibutuhkan.Pembentukan kelompok siswa belajar waktu  pelaksanaan.Menyusun Lembar Kerja Siswa

Pelaksanaan Tindakan

Guru dan diajak berdo’a sebelum memulai pelajaran tetapi kali ini sedit berbeda dengan pembelajaran terdahulu sebab yang mempimpin do’a bukan ketua kelas melainkan siswa yang dalam kelas pasif ini untuk memancing kebaranian, setelah selesai berdoa guru/peneliti mengabsen kehadiran siswa dan dilanjutkan dengan apersepsi berupa tanya jawab, tanya keadaan siswa dipagi hari dan kesiapan untuk belajar, siswa sangat semangat sekali menjawab pertanyaan guru ini membuktikan bahwa mata pelajaran matematika tidak lagi menjadi momok pelajaran yang membosankan dan menankutkan,

Kegiatan inti masuk pada eksplorasi guru menjelaskan cara menentukan kelipatan suatu bilangan dan dilanjut dengan persekutuan dari dua bilangan serta cara menjelaskan pengertian Faktor Persekutuan Besar (FPB) karena sebelumnya guru menyampaiakan materi tentang Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK). Masuk pada menu utama guru menjelaskan kepada siswa cara menentukan FPB dengan dua bilanagan terlebih dahulu seperti pada penjabaran:

berdasarkan hasil penilaian guru dan teman sejawat mengalamai peningkatan dari pada siklus sebelumnya yaitu siswa yang aktif sebelumnya 5 siswa atau 24% meningkat menjadi 15 siswa atau 71,4%, siswa yang sedang sebelumnya 6 siswa atau 28% berkurang menjadi 4 orang atau 19%, dan siswa yang pasif juga menurun yang sebelumnya 10 siswa atau 48% menjadi 2 siswa atau 9,5%. Dengan demikian pembelajaran siklus II mampu meningkatkan keaktifan siswa, sehingga tidak perlu perbaikan pada siklus berikutnya.

Dari hasil pengamatan guru/peneliti dengan teman sejawat pada pembelajaran siklus II ini dinyatakan berhasil dan sukses sesuai dengan hasil perbaikan pembelajaran yaitu adanya peningkatan hasil pada mata pelajaran Matematika dengan materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Terbukti dari hasil yang semakin meningkat dari Pra Siklus siswa yang nilainya diatas KKM berjumlah 5 siswa atau 23,81% , setelah diadakan pembelajaran Siklus I siswa yang mendapat nilai diatas KKM menjadi 14 siswa atau 66,7%, sampai pada Siklus II menjadi 19 siswa atau 90,5% yang nilainya diatas KKM ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Koopertaif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sukses dan berhasil.

Pembahasan Hasil Penelitian

         Pelaksanaan pembelajaran telah dilaksanakan baik dari Prasiklus dilanjutkan dengan Siklus I dan kemudian tindakan Siklus II, sebelum diadakan penelitian nilai yang diperoleh siswa relatif rendah maka dari itu guru/peneliti mencoba melakukan penelitian pada mata pelajaran matematika dengan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesas (FPB) telah dilaksankan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) mengalami perubahan yang sangat memuaskan bagi guru/peneliti sebab dilihat dari segi aktivitas siswa ada perubahan yang sebelumnya siswa kelas IV SD Negeri Semawur yang ramai sendiri, sering tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi tetapi setelah dilakukan penelitian dengan penerapan STAD belajar kelompok siswa lebih sering memperhatikan guru, tidak ramai sendiri. Dari nilai yang diperoleh semakin meningkat sebelumnya waktu Prasiklus siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM atau ≥ 65 adalah 5 siswa atau 23,8% setelah dilakukan pembelajaran Siklus I mengalami peningkatan yaitu yang memperoleh nilai diatas KKM atau ≥ 65 berjumlah 14 siswa atau 66,7% dari 21 anak, merasa nilai itu belum dikatakan berhasil peneliti/guru melakukan pembelajaran Siklus II dengan hasil yang memuaskan yaitu yang memperoleh nilai diatas KKM atau ≥ 65 berjumlah 19 siswa atau 90,5%. Siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM berangsur menurun yang sebelumnya waktu Prasiklus jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM atau ≤ 65 berjumlah 16 Siswa atau 76,19% , ini jumlah yang relatif besar maka dari itu perlu adanya penelitian sehingga dilakukan pembelajaran Siklus I, setelah diadakan pembelajaran Siklus I yang memperoleh nilai dibawah KKM menurun menjadi 7 siswa atau 33,3% dari 21 siswa, dilanjut Siklus II semakin menurun menjadi 2 siswa atau 9,5% guru/peneliti rasa ini hasil yang sangat memuaskan. Untuk mengetahui secara jelas digambar pada tabel dan diagram batang sebagai berikut:

Selain membandingkan nilai ketuntasan antar siklus, peneliti/guru juga akan membandingkan perolehan nilai secara individu disetiap pembelajaran saat pelaksanaan pembelajaran Prasiklus yang memperoleh nilai kurang dari 60 berjumlah 16 Siswa, yang memperoleh nilai 61 – 70 berjumlah 2 siswa, yang memperoleh nilai 71 – 80 berjumlah 3 siswa, yang memperoleh nilai 81 – 90 dan 91 – 100 berjumlah 0 siswa artinya tidak ada diantara 21 siswa yang memperoleh nilai tersebut. Siklus I yang memperoleh nilai kurang dari 60 berjumlah 7 siswa, 61 – 70 berjumlah 3 siswa, yang memperoleh nilai 71 – 80 berjumlah 7 siswa, yang memperoleh nilai 81 – 90 berjumlah 4 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai 91 – 100 berjumlah 0 siswa. Siklus II semakin meningkat yaitu yang memperoleh nilai kurang dari 60 berjumlah 1 siswa, yang memperoleh nilai 61 – 70 berjumlah 1 siswa, yang memperoleh nilai 71 – 80 berjumlah 2 siswa, yang memperoleh nilai 81 – 90 berjumlah 10 siswa dan yang memperoleh nilai 91 – 100 berjumlah 7 siswa..

 PENUTUP

 Simpulan

Dari paparan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Penerapan Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

 1.  Pelaksanaan pembelajaran telah dilaksanakan baik dari Prasiklus dilanjutkan dengan Siklus I dan kemudian tindakan Siklus II, sebelum diadakan penelitian nilai yang diperoleh siswa relatif rendah maka dari itu guru/peneliti mencoba melakukan penelitian pada mata pelajaran matematika dengan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesas (FPB) telah dilaksankan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) mengalami perubahan yang sangat memuaskan bagi guru

2.   Pada Siswa Kelas IV SDN Semawur semester I tahun pelajaran 2017/2018” Pembelajaran dengan menerapkan Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika terbukti dari hasil perolehan nilai setiap siklusnya mengalamai peningkatan

 3. Pembelajaran Siklus I meningkat menjadi 14 Siswa atau 66,7%, dan ditindak lanjut  Pada siklus II meningkat lagi menjadi 19 Siswa atau 90,5% dan begitu sebaliknya siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM berangsur – angsur menurun setelah diadakan pembelajaran Siklus I dan Siklus II. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan efektif sekali diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar.KKM 65.

 Saran

 Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya meningkatkan ketrampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) melalui workshop, Seminar. Dan KKG. Workshop tentang penerapan Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

 

Bagi Guru

Guru dapat menerapkan Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam pembelajaran Matematika maupun mata pelajaran yang lain.karena sudah terbukti menunakan Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Bagi Siswa

Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara belajar melalui Model Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan dapat menumbuhkan minat belajar matematika dan rasa percaya diri pada diri siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Sa’dun,2008 Penelitian Tindakan Kelas (Filosofi, Metodologi, dan Implementasinya). Malang: Surya Pena Gemilang.

Arikunto,S, Suharsono. Supardi.2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.

Darmanto,Muji,2007 Terampil Berhitung Matematika.Jakarta:Erlangga.

Dimyati. Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Doyin,Mukha. Mulyadi. Juremi. Indah. 2014. Wiyata Mustika Jurnal Pendidikan.Blora: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Elliot, dkk. (2002). Strtegi Pembelajaran. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan,dkk.2008.Komponen – Komponen Pembelajaran

Lie, Anita. (2002). Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruangan Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

Puskur. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Makalah Penataran.

Wahyudi. (2007). Matematika. Jakarta: Duta Grafika.

Slameto (1998). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:RinekaCipta,(http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-prestasi-belajar.html#ixzz3Yt9lGu5N