UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 SUKOHARJO

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Purwadi

SMP Negeri 2 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII F semester I SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai November 2019 di SMP Negeri 2 Sukoharjo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII F sebanyak 32 siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan tes tertulis. Alat pengumpulan data berupa lembar pengamatan, butir soal tes, dan dokumen daftar nilai. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) pengamatan, dan (4) Refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS siswa, nilai rata-rata prestasi belajar IPS siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum tindakan sebesar 68,8, pada siklus I sebesar 77,4 dan pada siklus II sebesar 85,4. Selain itu, persentase ketuntasan belajar siswa juga meningkat, yaitu sebelum tindakan sebesar 53,1%, siklus I sebesar 71,9% dan siklus II sebesar 93,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VII F semester I SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019”.

Kata kunci: Prestasi Belajar IPS, Metode Pembelajaran kooperatif tipe STAD

 

PENDAHULUAN

Belajar IPS akan menyenangkan kalau memahami keindahannya, mengetahui manfaatnya, atau merasa tertantang oleh fenomena alam, kehidupan sosial dan perubahan masyarakat global yang belum siswa fahami. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya, manfaatnya atau merasa tertantang untuk memahami fenomena di atas yang mereka hadapi maka mereka akan bisa lebih mudah dalam menguasai pelajaran IPS. Oleh karena itu, motivasi belajar merupakan modal pertama untuk menghadapi halangan atau kesulitan apapun ketika sedang belajar.

Kesadaran orang tua, dan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Pendidikan sangat diperlukan. Setiap orang tua harus mampu memberikan motivasi yang besar kepada anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Sedangkan warga masyarakat juga harus dapat menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga setiap anak selalu berusaha untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan aman dan nyaman.

Pelajaran IPS diberikan kepada jenjang pendidikan SMP pada kurikulum 2013. Banyak guru yang menyadari bahwa IPS dianggap sebagai pelajaran yang membosankan oleh sebagian besar siswa. Sehingga banyak siswa yang mengeluh tentang kesulitan belajar dalam mengikuti pembelajaran IPS. Dari hasil pengamatan, nilai rata-rata ulangan harian siswa dalam belajar IPS masih rendah yaitu belum mencapai KKM. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang didapat siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Sukoharjo masih banyak siswa mendapat nilai dibawah 70 (KKM).

Kesulitan ini sering kita jumpai pada saat proses KBM berlangsung, rendahnya prestasi belajar siswa karena kurangnya semangat belajar siswa. Dalam satu kelas hanya terdapat beberapa siswa yang merespon, menyerap dan bahkan mengerjakan soal – soal latihan. Salah satu penyebabnya adalah cara penyajian belajar dan suasana pembelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan.

Guru kurang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pelajaran, dimana guru masih menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa sehingga siswa menjadi cepat bosan bahkan terkadang siswa hanya duduk, diam, dan tidak ada gagasan atau ide yang ingin diucapkan. Padahal sering kali dalam proses pembelajaran adanya kecenderungan siswa tidak bertanya pada guru meskipun sebenarnya siswa belum mengerti materi yang sedang diajarkan. Hal ini berakibat pada hasil belajar IPS siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selaku guru IPS kelas VII F SMP Negeri 2 Sukoharjo, masalah yang dihadapi oleh siswa sejauh ini adalah kurangnya keaktifan dan rendahnya prestasi belajar siswa, salah satunya adalah materi Sumber Daya Perikanan. Karena pada materi ini siswa diharapkan dapat mendiskripsikan dan menganalisis Sumber Daya Perikanan yang perlu ketelitian dan pemahaman geografi secara baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar mengajar di kelas VII F dengan KKM 70, nilai rata-rata hasil ulangan harian IPS materi Sumber Daya Perikanan di kelas tersebut yaitu 68,8 dengan persentase ketuntasan sebesar 53,12%. Selain itu, pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas siswa hanya bersikap pasif, sedangkan yang aktif adalah guru. Sehingga siswa merasa bosan dan kurang termotivasi dalam belajar IPS

Untuk itu guru diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa dapat termotivasi dalam belajar IPS dan dapat menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kurangnya suasana kelas yang menyenangkan dan perlu adanya suatu model pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang dapat menumbuhkan semangat belajar IPS dan memperkuat daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari sehingga dapat menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang kondusif.

Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik minat belajar siswa. Untuk itu peneliti menerapkaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengguanakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu masalah. Siswa dapat dengan intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah, Siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan berdiskusi. Guru dapat lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

Dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat melatih kerja sama dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok, pembelajarannya menarik, dan mendorong siswa untuk terjun kedalamnya, tidak monoton dan bersemangat dalam belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan, masing-masing kelompok dapat memperoleh point dan penghargaan sehingga mampu membantu siswa dalam meraih nilai yang tinggi.

STAD (Student Teams Achievement Division) Pembagian Pencapaian Tim Siswa) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (dalam Slavin 2005: 143)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Menurut Slavin juga menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

Menurut Suprijono (2011:133-134), langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas 6 langkah atau fase sebagai berikut: (1) Membentuk kelompok yang anggotanaya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain); (2) Guru menyajikan pelajaran; (3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai anggota dalam kelompok itu mengerti; (4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa; (5) Memberi evaluasi; dan (6) Kesimpulan.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VII F semester I SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII F semester I SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020. Prestasi belajar IPS dibatasi pada materi Sumber Daya Perikanan.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto, 2010: 130). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sukoharjo. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kurang lebih enam bulan yaitu sejak bulan Juli sampai dengan Desember 2018. Peneliti sebagai guru SMP Negeri 2 Sukoharjo bertindak sebagai subjek yang melakukan tindakan kelas. Teman sejawat sesame guru mata pelajaran IPS sebagai observer. Kepala Sekolah bertindak sebagai subjek yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Subjek yang menerima tindakan adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 32 siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: tes, observasi dan dokumentasi. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok (Arikunto, 2010: 193). Tes digunakan adalah jenis tes hasil (achievement test) berupa kuis individu. Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari materi. Hal ini dapat juga sebagai alat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi Sumber Daya Perikanan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tes yang digunakan adalah tes uraian yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian (Suprijono, 2013:138). Observasi atau pengamatan dilakukan guna memperoleh data yang akurat, dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi setiap tindakan agar kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian.

Observasi yang digunakan adalah observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan dan observasi non-sistematis yang dilakukan dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, daftar siswa, dan foto-foto selama proses kegiatan belajar mengajar. Dokumentasi ini dimaksudkan adalah sebagai bukti-bukti konkret dari penelitian tindakan kelas tersebut.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes, lembar observasi dan lembar dokumentasi. Tes berbentuk tes tertulis maupun lisan yang dilakukan dalam post test dan kuis individu. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lembar Observasi, digunakan lembar observasi pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lembar dokumentasi bertujuan untuk mengetahui data siswa selama kegiatan penelitian berlangsung. Lembar dokumentasi ini berupa, foto-foto kegiatan pembelajaran, daftar hadir kegiatan pembelajaran, daftar hadir, daftar nilai dan sebagainya.

Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini adalah: (1) siswa dianggap mencapai ketuntasan belajar apabila mencapai lebih dari atau sama dengan KKM (KKM 70); (2) pembelajaran dianggap berhasil apabila tingkat ketuntasan kelas mencapai lebih dari atau sama dengan 90%; dan (3) pembelajaran dianggap berhasil apabila siswa secara klasikal rata-rata mencapai lebih dari atau sama dengan 80.

Hasil Penelitian

Deskripsi data hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VII F SMP Negeri 2 Sukoharjo adalah sebagai berikut. Berdasarkan observasi awal di kelas VII F mata pelajaran IPS dengan materi Sumber Daya Perikanan diperoleh data, dari 32 siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 17 siswa (53,1%), dengan nilai rata-rata kelas sebesar 68,8. Penelitian ini dilakukan dengan indikator kinerja nilai rata-rata tes siswa sekurang-kurangnya 80,0 dan banyak siswa dengan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 70,0 mencapai ≥ 85%.

Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru IPS kelas VII F, guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran dan siswa cenderung tidak aktif. Salah satu solusi yang dikembangkan adalah penggunaan metode pembelajaran yang baru yaitu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan penggunaan metode pembelajaran tersebut diharapkan akan menciptakan suasana belajar yang berbeda, bervariasi dan menyenangkan sehingga dapat menarik perhatian siswa, meningkatkan keaktifan siswa yang muara akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 3 dan 10 September 2018 di SMP Negeri 2 Sukoharjo kelas VII F. Setelah langkah apersepsi dilanjutkan dengan penyampaian materi Sumber Daya Perikanan pada KD 3. 1 Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan Interaksi antar ruang di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa sebanyak 23 siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau 71,9%, rata-rata kelas naik menjadi 77,4. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus pertama belum berhasil maksimal dan belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Peningkatan hasil, jika dibandingkan hasil prasiklus yang mencapai KKM sebanyak 17 siswa atau 53,1% setelas diberi tindakan penerapan siklus I, siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa atau 71. 9%.

Prestasi belajar IPS materi Sumber Daya Perikanan, pada pelaksanaan tindakan siklus I mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan tindakan atau prasiklus, rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 68,8 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 siswa, setelah tindakan siklus I, rata-rata prestasi belajar siswa menjadi 77,4 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa sehingga meningkat 6 siswa.

Setelah dievaluasi bersama dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bagian pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya, dengan perencanaan perbaikan untuk mengatasi kekurangan dan kesalahan yang dilakukan pada siklus I. Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 17 dan 24 September 2018 dengan materi Sumber Daya Perikanan pada KD 3. 1 Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan Interaksi antar ruang di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan. Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan pada tindakan kelas siklus II menunjukan adanya peningkatan yang signifikan.

Rata-rata nilai Prestasi belajar IPS materi Sumber Daya Perikanan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada pelaksanaan tindakan siklus II prestasi belajar siswa kelas VII F naik menjadi 85,44 dan sebanyak 30 siswa (93,8%) mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). mengalami peningkatan. Pada tindakan siklus I, rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 77,4 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa, setelah tindakan siklus II, rata-rata prestasi belajar siswa menjadi 85,4 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 30 siswa sehingga meningkat 7 siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran sampai dengan pada siklus II berjalan dengan baik dan telah memenuhi indikator kinerja yang diharapkan.

Pada siklus I dan II dengan penerapan tindakan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa lebih antusias dengan perasaan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Nilai rata-rata siswa sejak sebelum diadakan penelitian hingga setelah diadakan penenelitian sampai dengan siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan/Prasiklus,Siklus I dan Siklus II

No Prestasi Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II
1. Rata-rata 68,8 77,4 85,4
2. Siswa mencapai KKM 17 23 30

 

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar materi Sumber Daya Perikanan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, di setiap pelaksanaan tindakan, baik siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, yaitu: siswa yang mencapai KKM sebelum dilakukan tindakan atau prasiklus 17 siswa, setelah tidakan siklus I sebanyak 23 siswa dan setelah tindakan siklus II sebanya 30 siswa, sehingga peningkatan kumulatif dari sebelum tindakan/prasiklus sampai dengan siklus II sebesar 13 siswa.

Tabel 2. Perkembangan Persentase Siswa Mencapai KKMSebelum Tindakan/Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Prestasi Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II
  Persentase Siswa Mencapai KKM

 

53,1% 71,9% 93,8%

 

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar IPS materi Sumber Daya Perikanan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, di setiap pelaksanaan tindakan mengalami peningkatan, yaitu:persentase siswa yang mencapai KKM sebelum dilakukan tindakan atau prasiklus 53,1%, setelah tidakan siklus I sebanyak 71,9% dan setelah tindakan siklus II sebanya 93,8%.

Tabel 3. Perkembangan Nilai Rata-rata KelasSebelum Tindakan/Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Prestasi Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II
  Nilai rata-rata

 

68,8 77,4 85,4

 

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar materi Sumber Daya Perikanan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, di setiap pelaksanaan tindakan mengalami peningkatan, yaitu: nilai rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan atau prasiklus adalah 68,8, setelah tidakan siklus I adalah 77,4 dan setelah tindakan siklus II adalah 85,4 sehingga dari kondisi awal sebelum tindakan/prasiklus sampai dengan tidakan pada siklus II terjadi peningkatan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar materi Sumber Daya Perikanan siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Sukoharjosemester Itahun pelajaran 2019/2020

Pembahasan

Pada penelitian kondisi awal diperoleh data yang dapat ditabulasikan sebagai berikut:

 

Gambar 1. Rata-rata Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

 

Gambar 2. Persentase Ketuntasan Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

 

Berdasarkan grafik di atas dapat ditunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD di setiap putaran mengalami peningkatan, yaitu: (1) Sebelum dilakukan tindakan penelitian kelas nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 68,8 dengan presentase prestasi belajar siswa hanya 53,1%, (2) Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 77,4 dengan presentase ketuntasan 71,9%, tetapi belum mencapai indikator yang diharapkan; (3) Pada siklus II nilai rata-rataprestasi belajar siswa meningkat yaitu menjadi 85,4 dengan presentase ketuntasan sebesar 93,8% dan sudah mencapai indikator yang diharapkan maka penelitian tindakan kelas ini sudah berhasil.

Rata-rata prestasi belajar siswa pada kondisi awal 68,8 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 53,1%, pada siklus II naik menjadi 82,9 (indikator kinerja) dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 93,885% (indikator kinerja). Jadi, indikator kinerja sudah tercapai sehingga tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: “Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VII F semester I SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada prestasi belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar IPS siswa juga mengalami peningkatan yaitu sebelum tindakan sebesar 68,8, pada siklus I sebesar 77,4 dan pada siklus II sebesar 85,4. Selain itu, persentase ketuntasan belajar siswa, yaitu sebelum tindakan sebesar 53,1%, pada siklus I sebesar 77,9% dan pada siklus II sebesar 93,8%.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sukoharjo ini sudah berjalan dengan cukup baik dan hasil yang baik pula. Namun masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa saran. Dalam mengikuti pembelajaran IPS disarankan siswa dapat aktif dalam beraktifitas dikelas baik saat kegiatan belajar mengajar (KBM) ataupun saat berdiskusi kelompok. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman materi yang sedang diajarkan dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang optimal sehingga dapat mencapai melebihi KKM.

Guru IPS hendaknya dapat menumbuh kembangkan kreativitas dalam menjalankan profesinya sebagai fasilitator dan motivator dalam menyampaikan pembelajaran secara kreaktif dan inovatif pada siswa dalam penyampaian materi, sehingga siswa dapat menerima dan memahami materi yang diajarkan dengan baik.

Sekolah disarankan mengadakan rapat uintuk membahas metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan seperti metode pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan dalam pembelajaran. Agar lebih meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa dalam belajar bahasa IPS

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan akan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang nampak pada peningkatan prestasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

SardimanA. M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudiyana. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cakra books dan Bradelvi.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Warsono,Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung: PT Remaja Rosda karya Offset.