UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TENTANG LUAS BANGUN DATAR
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TENTANG LUAS BANGUN DATAR
MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PETAK PERSEGI SATUAN
PADA SISWA KELAS KELAS 3 SDN SENDANGWATES TAHUN 2014/2015
Sugianto
SDN 1 Kedungwaru Kecamatan Kunduran
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas 3 SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2014/2015 dalam mengukur luas bangun datar dengan menggunakan alat peraga petak persegi satuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 3 sejumlah 33 anak. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Banyaknya tindakan sebanyak 2 siklus. Pengambilan data melalui dokumentasi, observasi, dan hasil tes. Sedangkan istrumen penelitian berupa dokumen daftar nilai, lembar observasi dan butir soal tes tertulis. Validasi data menggunakan obsever teman sejawat sebagai kolaborator dan kisi-kisi soal tes. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dilanjutkan refleksi. Tahapan tindakan terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi terhadap tindakan, dan refleksi. Hasil penelitian pada kondisi awal ternyata prestasi belajar siswa masih rendah dibuktikan perolehan nilai rata-rata 62,73 dengan ketuntasan belajar 45,45%. Pada siklus I dengan penggunaan alat peraga kertas berpetak satuan, nilai rata-rata naik menjadi 69,39 dan ketuntasan belajarnya 60,61%. Pada siklus II kembali terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi 77,27 dan ketuntasan belajarnya 81,82%. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga kertas berpetak satuan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang luas bangun datar bagi siswa kelas 3 SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2004/2015.
Kata Kunci : alat peraga kertas berpetak satuan, prestasi belajar, bangun datar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar (Basic Science) yang cukup berkembang pesat saat ini, baik menyangkut materi sebagai penunjang ilmu-ilmu yang lain maupun kegunaan dalam kehidupan manusia. Melalui pembelajaran matematika siswa dilatih agar dapat berpikir kritis, logis, sistematis, dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subyek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar yang optimal.
Hasil penelitian telah memperlihatkan media telah menunjukkan keunggulannya membantu para guru dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh para siswa. Dalam perkembangan saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.
Selama ini para siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika, karena karakteristik matematika merupakan serangkaian konsep-konsep yang abstrak. Tahap perkembangan mental para siswa belum semuanya berada dalam tahap berpikir formal. Oleh karena itu kita sebagai guru harus dapat menjembatani siswa yang belum berpikir formal agar dapat mempelajari konsep yang abstrak. Dengan demikian diharapkan agar pandangan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit sedikit demi sedikit dapat berubah.
Berdasar dari konsep-konsep matematika yang abstrak, maka guru harus membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep yang abstrak tersebut menjadi sesuatu yang nyata dan mudah dipahami siswa. Pada dasarnya siswa itu belajar dari sesuatu yang konkret, bahkan tidak hanya siswa, orang dewasa pun dalam waktu tertentu membutuhkan visualisasi untuk memahami konsep-konsep yang abstrak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika untuk menanamkan konsep agar mudah dimengerti oleh siswa.
Berdasarkan data prestasi belajar kelas 3 SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran, diperoleh data bahwa masih ada beberapa siswa mendapat nilai hasil belajar yang rendah dalam pembelajaran Matematika materi luas bangun datar. Hal tersebut dibuktikan dari analisis hasil tes ulangan harian yang dilaksanakan oleh 33 siswa, diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 62,73. Siswa yang sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (70) sebanyak 15 siswa (45,45%) dan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 18 siswa (54,55%).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan alat peraga atau media pendidikan dalam pembelajaran. Judul dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Tentang Luas Bangun Datar Melalui Penggunaan Alat Peraga Petak Persegi Satuan Pada Siswa Kelas Kelas 3 SDN Sendangwates Tahun 2014/2015â€.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan alat peraga petak persegi satuan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi luas bangun datar bagi siswa kelas 3 SDN Sendangwates tahun pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang dengan menggunakan alat peraga petak persegi satuan pada siswa kelas 3 SDN Sendangwates tahun pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa ilmu pengetahuan, bagi pemilihan pendekatan pembelajaran, pada khususnya dalam menggunakan alat peraga yang dilakukan pada siswa SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran pada mata pelajaran Matematika, dan dapat juga digunakan pada mata pelajaran yang lain.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang melalui penggunaan alat peraga petak persegi satuan.
2) Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
b. Bagi Guru
1) Mendapatkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam menyampaikan materi Matematika.
2) Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar sebagai wujud inovasi dalam dunia pendidikan.
3) Sebagai masukan bagi guru Matematika dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran Matematika maupun mata pelajaran yang lain.
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran Matematika
KAJIAN TEORI
Pengertian Prestasi Belajar
Secara etimologis        kata     prestasi berasal dari      Belanda, yaitu“prestatie†kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi†yang berarti hasil usaha (Arifin 1990:2-3). Para ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam mengartikan istilah belajar. Namun perbedaan tersebut masih dalam tahap kewajaran yang justru menjadi pemahaman tentang belajar, berikut ini dikemukakan pendapat beberapa tokoh yang menjelaskan tentang pengertian belajar.
Menurut Crow and Crow (Sriyanti 2009:17) belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. Belajar adalah proses ditandai dengan adanya perbuahan-perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahamannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek individu.
Menurut Hamalik (2002:16) belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 1997:84) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Sedangkan menurut Morgan dalam buku yang sama menambahkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan. Menurut Lilik Sriyanti (2009:6-7) dalam bukunya â€Psikologi Pendidikanâ€, menambahkan dari berbagai pengertian dan definisi belajar dapat diambil pokok-pokok penting yang merupakan karakteristik dari belajar antara lain: (1) belajar membawa perubahan baik potensial maupun aktual. Perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari perbuatan belajar; (2) perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya kecakapan baru, yang bersifat positif fungsional; (3) perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan dengan sengaja.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah merupakan hasil dari aktivitas belajar siswa baik berupa usaha, latihan, dan pengalaman serta di pengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Adapun hasil yang diperoleh oleh anak didik setelah mereka mengikuti pelajaran adalah berupa kecakapan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Sedangkan perubahan yang diharapkan adalah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, kebiasaan maupun sikap mental. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang dilakukan setelah proses belajar tersebut perlu diadakan penelitian. Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran secara nyata mengenai hasil perubahan. Hasil perubahan tersebut biasa disebut prestasi belajar.
Bangun datar
Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohammad Rohmad (1996). Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
Adapun macam-macam bangun datar adalah (1) persegi panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku; (2) persegi, yaitu persegi panjang yang semua sisinya sama panjang; (3) segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris; (4) jajar genjang, yaitu segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar; (5) trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar; (6) layang-layang, yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya; (7) belah ketupat, yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus; (8) lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. Jarak tersebut biasanya dinamakan r atau radius atau jari-jari
Pengertian Alat Peraga
Pada dasarnya secara individual manusia itu berbeda-beda. Demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda. Suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia nyata menuju ke dunia abstrak dengan memanipulasi benda-benda nyata dapat digunakan sebagai perantaranya. Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan lama tertanam, sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun pola tindakan. Dalam pengajaran matematika diperlukan alat peraga (Sriyono 1991:162). Suatu alat atau media dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep, mengingat corak berfikir siswa masih bersifat konkrit.
Menurut Darhim (Hidayah dan Sugiarto 2004:4) Alat peraga merupakan bagian dari media pendidikan penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran mata pelajaran matematika dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan alat peraga pembelajaran pada pembelajaran matematika akan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Selain itu bahwa dengan menggunakan alat peraga pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menarik melalui alat peraga petak persegi satuan diharapkan akan termotivasi baik murid maupun guru, terutama murid, minatnya akan terbangun yang pada akhirnya akan menimbulkan sikap positif pada mata pelajaran matematika (Bakar dan Fitriyah, 2008:21).
Menurut Hidayah dan Sugiarto (2004:5) nilai praktis dari pengunaan alat peraga antara lain: (1) mampu mengatasi keterbatasan pengalaman pribadi siswa; (2) mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas; (3) mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda; (4) mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda; (5) mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa; (6) mampu mempengaruhi daya abstraksi siswa; (7) memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi
Menurut Simanjuntak dan Pasaribu (1983:36-37) ada beberapafaktor yang dipakai dalam menentukan alat peraga yaitu :
1. Berdaya-guna (Effectiveness) : Alat peraga itu benar-benar berguna dan membantu siswa dalam menerima materi pelajaran.
2. Kesederhanaan : Alat peraga yang kompleks membutuhkan banyak waktu bagi pengajar dan penggunanya. Seandainya alat peraga yang sederhana dapat memberikan hasil yang optimal, maka alat peraga yang sederhana itu yang harus dipakai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat yang sederhana dan mudah di dapat yaitu : kertas karton, plastik mika yang digaris membentuk petak-petak persegi, dan isolatip.
3. Jumlah waktu yang tersedia dalam menyiapkan alat peraga : Waktu yang peneliti butuhkan dalam menyiapkan alat peraga tersebut juga tidak terlalu lama, karena semua alat yang dibutuhkan mudah didapat.
Dari uraian di atas dijelaskan bahwa penggunaan alat peragadapat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Alat peraga dapat mengatasi beberapa masalah pengajaran dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Akan tetapi ini sama dengan syarat kita untuk dapat memilih dan menggunakannya. Oleh karena itu ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan alat peraga yang akan dipakai. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut : alat peraga sebaiknya sederhana, mudah diperoleh, mudah digunakan, mudah disimpan, memperlancar pengajaran, dapat digunakan untuk beberapa topik, tahan lama, disertai petunjuk, sesuai dengan topik yang diajarkan, disertai lembar kerja, tidak menimbulkan salah tafsir, mengarah pada satu pengertian.
Alat peraga petak persegi satuan
Menurut Hidayah dan Sugiarto (2004: 20) yang dimaksud dengan petak persegi satuan untuk menentukan luas daeerah persegi dan persegi panjang adalah peraga yang dibuat dari plastik transparan (mika) berbentuk persegi atau persegi panjang, digaris menjadi petak-petak persegi.
Dalam menentukan luas daerah bangun datar ada syarat yang harus dikuasai oleh siswa yaitu siswa mengenal satuan panjang dan satuan luas serta mengenal bangun datar beserta unsur-unsurnya.
Menurut Sriani dan Triyono (2008:34) dalam bukunya â€Belajar Matematika dari lingkungan sekitar†dijelaskan bahwa bentuk (gambar) dan cara menentukan luas daerah persegi dan persegi panjang menggunakan petak persegi.
Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal prestasi belajar siswa pada materi menentukan luas bangun datar masih sangat rendah, nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penggunaan alat peraga kertas berpetak satuan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi menentukan luas bangun datar.
Hipostesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka berpikirdi atas, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Melalui penggunaan alat peraga kertas berpetak satuan dapat meningkatkan prestasi belajar tentang luas bangun datar bagi siswa kelas 3 SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran Tahun 2014/2015â€.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas 3 sejumlah 33 anak. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Januari sampai dengan Mei 2015. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2016 karena materi tentang bangun datar diberikan pada semester II.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang hasil belajar Matematika. Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik dokumentasi dan teknik tes tertulis.
Hasil belajar matematika pada siklus I dan hasil belajar matematika siklus II yang dikumpulkan menggunakan teknik testertulis agar datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara menyusun kisi-kisi sebelum membuat butir soal. Terdapat tiga data hasil belajar matematika yaitu data hasil belajar matematika kondisi awal, hasil belajar matematika siklus I, dan hasil belajar matematika siklus II. Ketiga data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama membuat perencanaan tindakan, tahap kedua melakukan tindakan sesuai yang direncanakan, tahap ketiga melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan, tahap keempat melakukan analisis deskriptif komparatif dan refleksi terhadap hasil pengamatan tindakan.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pra Siklus
Data prestasi belajar pada pembelajaran pra siklus diambil dari daftar nilai. Prestasi belajar Matematika pada pembelajaran pra siklus menunjukkan nilai rata-rata ulangan harian adalah 62,73 dengan ketuntasan belajar sebesar 45,45% (15 siswa). Siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 54,55% (18 siswa).
Hasil Siklus I
Pada siklus I, setelah guru menggunakan alat peraga kertas berpetak satuan, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 69,39. Jumlah siswa yang mencapai KKM 60,61% (20 siswa) sedangkan yang masih dibawah KKM 39,39% (13 siswa). Berikut ini data perolehan hasil tes pada siklus I :
Nilai |
Siswa |
Jml |
% |
50 |
5 |
250 |
15,15% |
60 |
8 |
480 |
24,24% |
70 |
9 |
630 |
27,27% |
80 |
6 |
480 |
18,18% |
90 |
5 |
450 |
15,15% |
Total |
33 |
2290 |
100% |
Rata2 |
69,39 |
Siswa juga mulai aktif dalam pembelajaran. Penggunaan alat peraga kertas berpetak membuat siswa semakin mudah dalam memahami konsep luas bangun datar.
Hasil Siklus II
Hasil ulangan harian pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 77,27. Jumlah siswa yang mencapai KKM 81,82% (27 siswa) sedangkan yang masih dibawah KKM 18,18% (6 siswa). Berikut ini data perolehan hasil tes pada siklus II :
Nilai |
Siswa |
Jml |
% |
50 |
2 |
100 |
6,06% |
60 |
4 |
240 |
12,12% |
70 |
9 |
630 |
27,27% |
80 |
8 |
640 |
24,24% |
90 |
6 |
540 |
18,18% |
100 |
4 |
400 |
12,12% |
Total |
33 |
2550 |
100% |
Rata2 |
77,27 |
Pembelajaran semakin aktif. Siswa mulai berani menjawab pertanyaan guru terkait materi luas bangun datar. Penggunaan alat peraga kertas berpetak membuat siswa aktif dalam mencari luas bangun datar.
Pembahasan
Dari deskripsi tiap siklus diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kertas berpetak satuan pada materi luas bangun datar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini terbukti dari peningkatan hasil ulangan harian pada kondisi awal nilai rata-rata 62,73 menjadi 69,39 pada siklus I dan terjadi peningkatan lagi menjadi 77,27 pada siklus II. Jadi peningkatan yang dicapai dari kondisi awal ke kondisi akhir adalah 14,55. Pada tingkat ketuntasan belajar juga terjadi peningkatan. Pada kondisi awal ketuntasan belajar siswa adalah 45,45% (15 siswa) meningkat menjadi 60,61% (20 siswa) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 81,82% (27 siswa) pada siklus II. Terjadi peningkatan sebesar 36,37%.
Peningkatan ini terjadi karena siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa lebih mudah memahami konsep luas bangun datar dengan menggunakan alat peraga kertas berpetak. Diskusi dan tanya jawab semakin aktif karena siswa semakin memahami konsep. Dari keaktifan dan pemahaman ini membuat siswa senang dan tidak kesulitan dalam memecahkan masalah terkait materi luas angun datar.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga kertas berpetak satuan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi luas bangun datar bagi siswa kelas 3 SDN Sendangwates Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada Tahun Pelajaran 2004/2015.
Saran
Disarankan kepada siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran, terutama ketika guru sedang menggunakan alat peraga pendidikan dengan harapan hasil belajar yang diraih dapat meningkat.Dengan berhasilnya penelitian ini, disarankan kepada teman-teman guru untuk turut serta alat peraga dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Pihak sekolah diharapkan selalu membantu apabila ada guru yang berinisiatif melakukan penelitian tindakan kelas serta memberikan apresiasi positif karena akan mampu meningkatnya kwalitas pendidikan di sekolah. Kepada pihak perpustakaan diharapkan dapat menyimpan laporan hasil penelitian tindakan kelas ini agar nantinya dapat dijadikan sebagai bahan referensi guru lain dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,  Z. 1988. Evaluasi Intruksional Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung: Remaja Karya.
Fitriyah dan Bakar, 2008. Cara Asyik Belajar Matematika Melalui Film Animasi Edukasi Matematika. Semarang: Ghyyas Putra.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara
Hambali J, dkk. Bangun Datar dan Bangun Ruang. Diakses dari https:/ian43.wordpress.com>2010/12/17
Isti Hidayah dan Sugiarto. 2002. Workshop I. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES
Simanjuntak dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sriyanti, Lilik, 2009, Psikologi Pendidikan. Salatiga: STAIN Pers.
Sriyono, dkk. 1991, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Bandung: Rosda Karya.