UPAYA MENINGKATKAN PRISTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SIFAT SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DEMONTRASI

DENGAN PERAGA GAMBAR SISWA KELAS V SEMESTER II DI SDN BANDUNGROJO

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lustari

SDN Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk penguasaan terhadap kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Dari hasil analisis tes awal dari 22 yang mencapai tingkat ketuntasan 10 siswa 45% Sementara 12 siswa belum mencapai batas ketuntasan (55%) dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 68. Masih rendahnya hasil pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motifasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra siklus nilai rata-rata hanya 68, siklus I mengalami peningkatan menjadi 73, dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 85 Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari pra siklus hanya 50%, siklus I menjadi 63% dan siklus II 90%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketunrasan belajar siswa pada setiap siklusnya.

Kata Kunci: Demontrasi Peraga Gambar sifat-sifat bangun ruang.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu Universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Pelajaran matematika perlu diberikan pada semua peserta didik mulai sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaaan yang selalu herubah – ubah, tidak pasti dan kompetitif.

Demikian juga yang terjadi siswa kelas V semester II di SDN Bandungrojo. merupakan kondisi nyata dalam pelaksanaan pembelajaran dengan tidak banyak memberikan latihan dan memberikan tugas rumah yang tidak menerapkan konsep matematika. Hasil belajar siswa tidak banyak mengalami perubahan bahkan berada dalam posisi terendah dalam perolehan nilai ulangan,nilai rata-rata kelas bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

Tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk penguasaan terhadap kompetensi dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Dari hasil analisis tes awal dari 22 siswa yang mencapai ketuntasan baru 10 siswa atau 45% Sementara 12 siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 68.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah melalui penerapan Metode Demontrasi dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami sifat sifat bangun ruang pembelajaran matematika siswa kelas V semester II di SDN Bandungrojo tahun pelajaran 2015/2016 ?

2.. Apakah melalui penerapan Metode Demontrasi dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar tentang sifat- sifat bangun ruang pembelajaran matematika siswa kelas V semester II di SDN Bandungrojo tahun pelajaran 2015/2016 ?

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai tujan yang ingin dicapai agar siswa kelas V semester II di SDN Bandungrojo dapat::

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat -sifat bangun ruang dalam pembelajajaran matematika..

2. Meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN Bandungrojo tentang sifat -sifat bangun ruang dalam pembelajaran matematika.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan agar dapat bermanfaat dari berbagai pihak:

1 Bagi Siswa

Mendapatkan pemahaman yang lebih kongkrit tentang sifat-sifat bangun ruang, sehingga kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh meningkat.

2 Bagi Peneliti

Mengembangkan Profesional guru untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yang mengalami kesulitan pembelajaran matematika dalam masalah menentukan sifat bangu nruang.

3 Bagi Guru yang lain

Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang pada suatu saat juga melaksanakan penelitian dalam mengembangkan tugas profesinol guru untuk melaksanakan penelitian yang sama , sehingga memiliki gambaran dalam penetian.

4 Bagi sekolahi

Hasil laporan penelitian selain untuk mengembangkan tugas professional juga dapat menambah perpustakaan sekolah.

5 Bagi para pembaca

Dapat menambah wawasa yang lebih luas tentang hasil penelitian sehingga para pembaca dapat mengembangkan pengengetahuannya.

6 Bagi Pendidikan Secara Umum

Penelitian ini dapat berpengaruh secara luas terhadap peningkatan mutu pendidikan dan dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pola pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

METODE PENELITIAN

Pengertian Matematika

Padangan modern tentang matematika murni disamakan dengan teori logika, deduktif mengenai hubungan sehingga tidak mengherankan jika orang mengatakan bahwa matematika merupakan suatu sistem yang merupakan struktur tersendiri yang bersifat deduktif. (Hudoyo, 1979:95).

Suatu sistem deduktif dimulai dengan memilih beberapa unsur yang tidak didefinisikan disebut unsur primitif. Unsur-unsur itu diperlukan sebagai dasar komunikasi, selanjutnya unsur-unsur primitif ini dibuat suatu aksioma, berupa pertanyaan-pertanyaan yang memaukan hubungan dasar antara unsur-unsur pokok di dalam sistem tesebut. Akhirnya diperoleh fenomena-fenomena tertentu yang dibuktikan secara dedukitf dengan rentetan pernyataan-pernyataan. Pertanyaan itu bisa berupa difinisi, aksioma atau fenomena yang telah dibuktikan kebenarannya (Hudoyo, 1979:95:96).

Matematika adalah Ilmu Pengetahuan tentang penalaran yang logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, sedangkan menurut Sawyer (dalam Hudoyo, 1973:3) merumuskan matematika adalah penggolongan dan penelaah tentang semua pola yang mungkin pola dipakai dalam arti yang tidak semua orang menyetujui istilah ini diartikan dalam pengertian yang sangat luas, mencakup hampir setiap macam keteraturan yang dapat dikenal pikirannya.

Pengajaran Matematika

Dalam hubungan peradaban modern matematika memegang peranan penting, karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi lebih sempurna. Demi kepentingan siswa, kita perlu menambahj alasan mengapa matematika itu diajarkan di sekolah.

Matematika merupakan alat yang efesien dan diperlukan oleh semua ilmu Pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan memperoleh kemajuan yang berarti ada yang berpendapat bahwa matematika adalah ilmu dari segala ilmu dan seni dari segala seni. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam mengembangkan ilmu sebagia kumpulan pengetahuan yang dapat di andalkan.

Bagi disiplin ilmu lain, matematika pada dasarnya merupakan alat bantu dalam memecahkan masalah. Dalam analisisis ekonomi penggunaan matematika sangat menguntungkan karena beberapa hal berikut ini:

1. Hubungan antara besaran-besaran ekonomi dapat dinyatakan secara singkat dan seksama.

2. Perubahan-perubahan mudah dilambangkan dan diikuti serta dihitung.

3. Terdapat fenomena-fenomena yang dapat digunakan sebagai alat.

4. Difinisi dan asumsi dirumuskan sangat tegas (Johanes dan Handoko 1983:9).

Dalam fisika matematika merupakan alat bantu yang sangat fital khususnya cabang-cabang matematika seperti kalkulus persamaan diferensial, analisis vektor, geometri analistik dan aljabar lincah. Berkaitan dengan in Spiegel mengemukakan bahwa matematika dan ilmu pengetahuan alam tidak dapat hanya sebagai perkakas melainkan sebagai bahasa.

Sumbangan matematika kepada ilmu komputer juga sangat dominan, terutama penerapan prinsip aljabar Boole pada penyerdahanaan saklar listrik. Demikian pula peranan matematika dalam biologi antara lain dapat disimak dari ketergantungan biologi pada cabang-cabang biofisika dan biokimia pada kedua cabang ini matematika sangat di perlukan (Sujono 1988:22).

Dari ketergantungan diatas dapat disimpulkan bahwa matematika itu adalah ilmu murni yang dapat berdiri sendiri maksudnya adalah tanpa bantuan ilmuan lain, matematika dapat berkembang mengikuti perkembangan jaman, tetapi ilmu yang lain dapat lebih berkurang apa bila ada bantuan dari matematika.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang diatas maka, penulis membuat hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. ”Diduga melalui Metode Demontrasi dan media gambar dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami sifat-sfat bangun ruang dalam pembelajaran matematika siswa kelas V semester II di SDN Bandungrojo tahun pelajaran 2015/2016 “.

2. “Diduga melalui Metode Demontrasi dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bangun ruang pembelajaran matematika siswa kelas V semester II di SDN Bandungrojo tahun pelajaran 2015/2016 “

METODOLOGI PENELITIAN

SETTING PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari Januari 2016 s.d.bulan April 2016, penyusunan proposal,menyiapkan lembar observasi ,menyiapkan rencana pembelajaran dilengkapi seperangkat pembelajaran.

Penelitian dilaksanakan di SDN Bandungrojo karena yang bersangkutan sebagai guru yang bertugas mengajar di sekolah tersebut dan kebetulan guru yang mengadakan penelitian mengajar di kelas V sehingga mempermudah mendapatkan data yang diperlukan baik melalui observasi,wawancara maupun ulangan tes formatif yang berguna untuk mengetahui sejauh mana materi dapat dikuasai oleh siswa.

VALIDASI DATA

Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.

1. Validasi Hasil Belajar

Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes) content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi).

Validasi empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal penulisan butir-butir soal, kunci jawaban , kriteria pemberian skor dan mengadakan análisis bobt soal menurut tingkat kesulitan.

2. Validasi Proses Pembelajaran

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek yaitu siswa kelas V semester II di SD Bandungrojo. Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran Matematika.

ANALISIS DATA

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yang meliputi:

1. Analisis Deskriptif Pemanfaatan Alat Peraga hasil belajar dengan cara membandingkan dengan hasil belajar. Pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.

2. Analisis Deskriptif Kuantitatif hasil obervasi dengan cara membandingkan hasil obervasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DESKRIPSI KONDISI AWAL

Diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0 siswa.,atau 0% Yang mendapat nilai B (Baik) sebanyak 10,atau 45% , dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 7 siswa,atau 32% dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 3 siswa, 13% sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 2 siswa, 10%.

DESKRIPSI HASIL SIKLUS I

Hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 8 siswa atau36%, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 6 siswa,atau 27%. Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 6 siswa ,atau 27% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 2 siswa,atau 10% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0 siswa, atau 0%.

DESKRIPSI HASIL SIKLUS II

Diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 14 siswa, atau 63%. Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 6 siswa,atau 27, dan yang mendapat nilai cukup (C) 2 siswa, atau 10%, sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 0%.

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh guru kelas V terhadap siswanya mendapatkan kesimpulan:

1. Penggunaan metode demontrasi dengan alat peraga dapat meningktkan hasil belajar mata pelajaran Matematika khususnya kompetensi dasar sifat-sifat bangun ruang volume prisma segitiga, tabung, balok, kerucut,kubus, siswa kelas V SD Bandungrojo efektif.

2. Pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa (63%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa (37%), sedangkan pada akhir siklus II sebanyak 20 siswa (90%) dan yang belum mencapai ketuntasan belajar 2 siswa (10%).

3. Nilai rata-rata kelas pra siklus 68, dan nilai rata-rata kelas siklus 73, pada siklus II nilai rata-rata 85. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa telah aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

SARAN

Pembelajaran mengenal sifat-sifat bangun ruang (tabung, limas, prisma tegak, kerucut) sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk meningkatkan hasil belajar, kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang:

1. Guru hendaknya berusaha untuk mengembangkan sikap kreatif kepada peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. untuk selalu bertanya pada guru sesuai materi yang diterangkan jika ada materi pelajaran yang belum di mengerti.

2. Guru berusaha untuk membangkitkan menumbuhkan semangat anak baik untuk giat belajar dan bertanggungjawab terhadap tugasnya berlatih mengerjakan soal-soal untuk melatih kecerdasannya.

3. Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaanr mengajar di kelas maupun di luar kelas agar pembelajaran berjalan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.

Arif, Tiro. 1985. Penguasaan Konsep Pecahan. Ujung Pandang.

Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Maier, Herman. 1985. Konpendium: Diktaktik Matematika. Bandung CV. Remaja Karya.

Moesono, Djoko dan Siti M. Amin 1997. Matematika 6 Mari Berhitung. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Subana, M. Marsetyo Rahadi dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setya.

Sudjono, 1996. Metode Statiska. Bandung. Penerbit Tarsito.

Sudjono, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.

Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.