UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM)

DALAM KBM DI SDN 3 TUKO KABUPATEN GROBOGAN

Mulyadi

SD Negeri 3 Tuko Kabupaten Grobogan

ABSTRAK

Tujuan umum dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui model integrasi penerapan Pendidikan Karakter Bangsa dalam dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar. Penelitian dilakukan di SDN 3 Tuko UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah pada bulan Pebruari sampai April tahun 2015, dengan subjek penelitian 3 Guru, yakni Guru Kelas 3, Guru Kelas 4 dan Guru Kelas 5. Teknik analisis data dilakukan melalui catatan refleksi, yakni pemikiran yang timbul pada saat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, mengkaitkan atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya atau dengan teori-teori yang relevan. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Kegiatan bimbingan penerapan PAKEM bagi guru Sekolah Dasar yang dilaksanakan Kepala SDN 3 Tuko telah terlaksana dengan baik dan memberi kontribusi terhadap peningkatan pemahaman dan keterampilan guru tentang penerapan pendekatan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman dan keterampilan guru tentang penerapan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar berimplikasi pada peningkatan partisipasi atau keaktifan siswa serta terhadap keterlaksanaan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa, seperti nilai kerja keras, kerjasama, saling menghargai dan sebagainya.

Kata Kunci: PAKEM, Pembangunan Karakter Bangsa


PENDAHULUAN

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat PAKEM merupakan proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Dengan demikian melalui penerapan pendakatan PAKEM siswa didik untuk gemar membaca, belajar dengan sungguh-sungguh, mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan sebaik mungkin, berupaya mendapatkan hasil terbaik, bekerjasama dengan sesama teman dan hal-hal positip lainnya yang semuanya memiliki keterkaitan dengan indikator nilai-nilai pembangunan karakter bangsa.

Berdasarkan kenyataan di atas penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah untuk mengetahui efektivitas penerapan pendekatan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN 3 Tuko serta kaitnya dengan pembangunan karakter bangsa, dengan permasalahan dalam penelitian adalah Bagaimana efektivitas penerapan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) terhadap Pengembangan Nilai-nilai Karakter Bangsa di SDN 3 Tuko Kabupaten Grobogan. Tujuan umum kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui model integrasi penerapan Pendidikan Karakter Bangsa dalam dalam kegiatan belajar mengajar di SDN 3 Tuko UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui efevtivitas penerapan pendekatan PAKEM dalam KBM di SDN 3 Tuko UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, antara lain: 1) Bagi siswa adalah siswa akan tergugah semangat belajarnya sehingga menambah akan keberanian untuk bertanya, menjawab, melakukan sesuatu tindakan yang berpola terstruktur, menemukan dan mengembangkan ide-ide baru, sehingga aktivitas dan antusias belajar siswa lebih meningkat sehingga terbina nilai-nilai karakter bangsa. 2) Bagi Guru adalah Kemampuan menerapkan PAKEM akan memberi kemudahan dalam melaksanakan tugas mengajarnya, karena yang lebih aktif adalah siswa, dan guru hanya mengarahkan saja. 3) Bagi Sekolah adalah Hasil dari proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran PAIKEM

Sesuai dengan singkatannya, pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain: melakukan pengamatan, melakukan percobaan, melakukan penyelidikan, melakukan wawancara, siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera. Komunikasi, bentuknya antara lain: mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil kerja, ungkap gagasan. Interaksi, bentuknya antara lain: Diskusi, Tanya jawab, Lempar lagi pertanyaan (Kesalahan makna berpeluang terkoreksi, Makna yang terbangun semakin mantap, Kualitas hasil belajar meningkat). Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan: mengapa demikian?”, apakah hal itu berlaku untuk …?”, untuk perbaikan gagasan/makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang lahirkan gagasan baru. Atas dasar karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2010: 24).

PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Prinsip pembelajaran PAIKEM sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran PAKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Secara garis besar, langkah pembelajaran PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. (2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. (3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ”pojok baca”. (4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. (5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Pendidikan Karakter Bangsa

Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai- nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI (Depdiknas, 2009).

Pendidikan karakter pada kegiatan pendidikan dan latihan nonformal serta kegiatan kemasyarakatan dapat diarahkan untuk menanamkan kepedulian sosial, jiwa patriotik, kejujuran, dan kerukunan berkehidupan dalam masyarakat serta untuk mempersiapkan generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa yang memiliki watak, kepribadian, dan akhlak mulia.

Nilai-nilai Pembanguan Karakter Bangsa

Dalam draf ”Pedoman Pengem-bangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa” yang dikeluarkan oleh Depdiknas (2009), Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari: (1)Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaedah yang berasal dari agama. (b) Pancasila: negara Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.

Pancasila terdapat pada Pembuka-an UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik dan warganegara yang lebih baik adalah warganegara yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warganegara. (3) Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa. (4) Tujuan Pendidikan Nasional adalah kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Di dalam tujuan pendidikan nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warganegara. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Sedangkan buku Pedoman Pembangunan Karakter Bangsa (Depdiknas, 2002) deskripsi nilai-nilai pembangunan karakter bangsa meliputi nilai: Taqwa, Jujur, Disiplin, Demokratis, Adil, Bertanggung Jawab, Cinta tanah air, Orientasi, pada keunggulan, Gotong Royong, Menghargai, Rela Berkorban

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM)Dalam KBM di SDN 3 Tuko Kabupaten Grobogan dapat mewujudkan Pendidikan Karakter Bangsa.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilakukan di SDN 3 Tuko UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah selama 3 bulan mulai bulan Pebruari sampai April tahun 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SDN 3 Tuko yakni sebanyak 7 orang. Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka yang yang dijadikan subyek dalam penelitian ini hanya 3 orang, yakni Guru Kelas 3, Guru Kelas 4 dan Guru Kelas 5.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui Pre Tes dan Post Tes, observasi dan catatan data lapangan, wawancara, hasil tes dan catatan hasil refleksi/diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti. Penentuan teknik tersebut didasarkan ketersediaan sarana dan prasana dan kemampuan yang dimiliki peneliti dan mitra peneliti. Analisis/pembahasan data dalam PTS ini dilakukan sejak awal, artinya analisis data dilakukan tahap demi tahap atau siklus demi siklus. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:139)

Rencana tindakan untuk mengatasi permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Kepala sekolah akan memberikan bimbingan penerapan pendekatan PAKEM dalam KBM bagi guru-guru SDN 3 Tuko. (2) Kepala sekolah akan mensupervisi penerapan pendekatan PAKEM oleh guru-guru SDN 3 Tuko yang dijadikan subyek penelitian. (3) Kepala sekolah mengamati nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang berkembang (muncul) pada saat diterapkannya pendekatan PAKEM.

Nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang akan lebih memfokuskan pada 4 nilai yang memiliki kedekatan dengan pendekatan PAKEM, yakni (1) Kerjasama atau Gotong Royong; (2) Kerja Keras; (3) Menghargai; (4) Bertangung Jawab; dan (5) Adil dengan indikator sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Siklus/ Tahap 1

1. Perencanaan meliputi kegiatan: memberikan tugas kepada guru untuk membuat persiapan mengajar dengan menggunakan pendekatan PAKEM, mempersiapkan lembar observasi, mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam diskusi antara kepala sekolah sebagai peneliti dan guru sebagai mitra peneliti..

2. Pelaksanaan Tindakan meliputi kegi-atan: mengamati atau memberikan pe-nilaian persiapan mengajar atau Ren-cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memonitoring atau mensupervisi kegi-atan pelaksanaan skenario pembelajar-an yang telah disusun dan direncana-kan sebelumnya.

3. Pengamatan meliputi kegiatan:

  1. Mengobservasi tampilan Guru yaitu mengamati meliputi: (1) Pengem-bangan materi pengajaran yang dilakukan guru. (2) Strategi belajar mengajar yang dikembangkan guru. (3) Metode pembelajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam pembelajaran di kelas. (4) Media pengajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam pembelajaran di kelas. (5) Sumber belajar yang dipilih dan dipergunakan guru dalam kegiatan pembelajaran.
  2. Mengobservasi aktivitas siswa yaitu mengamati meliputi kegiatan: (1) Keseriusan siswa mengikuti kegaiatan belajar mengajar (2) Keaktifan dalam menjawab perta-nyaan guru dan/ataumengajukan pertanyaan. (3) Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam diskusi atau kerja kelompok (KEJARKOP).

Penilaian indikator dilakukan de-ngan memberi skor 1 sampai dengan 5 (1 = sangat tidak baik, 2 = tidak baik, 3 = kurang baik, 4 = baik, 5 = sangat baik), dan penilaian kinerja guru dalam menyusun RPP dilakukan berdasarkan skor total dengan penafsiran skor Jumlah skor 0 – 10 = Sangat tidak baik, Jumlah skor 11 – 20 = Tidak baik, Jumlah skor 21 – 30= Kurang baik, Jumlah skor 31 – 40 = Baik, dan Jumlah skor 41 – 50 = Sangat baik. Penilaian kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dilakukan berdasarkan skor total dengan penafsiran skor: Jumlah skor 0 – 24 = Sangat tidak baik, Jumlah skor 25 – 48 = Tidak baik, Jumlah skor 49 – 72 = Kurang baik, Jumlah skor 73 – 96 = Baik, Jumlah skor 97 – 120 = Sangat baik.

4. Refleksi

Ada dua hal yang menjadi fokus refleksi pada siklus ini, yakni (1) Apakah RPP yang dibuat sudah mengedepankan pendekatan PAKEM terutama dilihat dari skenario atau langkah-langkah pembelajarannya; (2) Apakah pelaksanaan pembelajarannya juga sudah mengedapankan pendekatan PAKEM. Berdasarkan data dari hasil penilaian RPP diperoleh data bahwa ketiga RPP yang dibuat oleh guru yang menjadi subyek penelitian ternyata belum dapat dikatagorikan baik.

Berdasarkan pendoman penskoran di atas dapat dinyatakan bahwa ketiga RPP yang telah dibuat oleh guru yang menjadi subyek penelitian masih dikatagorikan kurang baik. Sedangkan dilihat dari parktek atau pelaksanaan pembelajarannya, juga terlihat bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan ketiga guru tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan.

Terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh ketiga orang guru yang menjadi subyek penelitian masih dikatagorikan kurang baik.

Dilihat dari data hasil observasi aktivitas siswa yang diamati berdasarkan aspek: (1) keseriusan dalam mengikuti pelajaran; (2) mengajukan atau menjawab pertanyaan; dan (3) keterlibatan dalam kerja kelompok atau diskusi. Aktivitas siswa kelas 3 mencapai skor rata-rata 5,79 (cukup), Sedangkan untuk kelas 4 skor rata-rata yang diperoleh baru mencapai 5,59 (cukup) Siswa kelas 5 baru mencapai 5,33 (cukup). Hasil penilaian terhadap keterlaksanaan nilai-nilai karakter bangsa masih rendah.

Tampak bahwa dari 25 indikator pembangunan karakter bangsa pada kegiatan KBM kelas 3 baru tampak 9 indikator, kelas 4 tamapk 5 indikator, dan kelas 5 tampak 7 indikator. Sebagai implikasi dari hasil refleksi pada siklus ini, pada siklus berikutnya akan ditampilkan metode dan media pembelajaran yang lebih variatif serta dapat merangsang atau memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif sehingga diharapkan akan lebih banyak nilai-nilai pengembangan karakter bangsa yang bisa diserap peserta didik.

Siklus/Tahap 2

1. Perencanaan meliputi kegiatan: mem-berikan tugas kepada guru untuk membuat persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan lembar obser-vasi, mempersiapkan daftar pertanya-an yang akan digunakan dalam diskusi antara kepala sekolah sebagai peneliti dan guru sebagai mitra peneliti.

2. Pelaksanaan Tindakan meliputi kegiat-an: mengadakan diskusi dan memberi pendampingan bagi guru untuk membuat persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memonitoring atau mensuper-visi kegiatan pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya.

3. Pengamatan

a. Mengobservasi tampilan Guru yaitu mengamati pengembangan materi pengajaran, strategi belajar meng-ajar yang dikembangkan guru, metode pembelajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam pem-belajaran di kelas, media pengajaran yang dipilih, dan sumber belajar yang dipilih dan dipergunakan guru dalam kegiatan pembelajaran.

b. Mengobservasi aktivitas siswa yaitu mengamati: keseriusan siswa mengikuti kegaiatan belajar meng-ajar, keaktifan dalam menjawab pertanyaan guru dan/atau meng-ajukan pertanyaan, dan keterlibat-an atau keaktifan siswa dalam dis-kusi atau kerja kelompok (KEJAR-KOP).

4. Refleksi

Dua RPP lainnya, yakni RPP yang dibuat guru kelas 4 dan guru kelas 5 masih dikatagorikan kurang.

Berdasarkan pendoman penskoran di atas dapat dinyatakan bahwa RPP yang telah dibuat guru kelas 4 dan guru kelas 5 dapat dikatagorikan masih kurang baik, sedangkan RPP yang dibuat guru kelas 3 dapat dikatagorikan baik. Dilihat dari parktek atau pelaksanaan pembelajaran-nya, juga terlihat bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas 3 agak lebih dibandingkan dua guru lainnya.

pembelajaran yang dilakukan oleh oleh guru kelas 4 dan guru kelas 5 masih dikatagorikan kurang baik. Sedangkan untuk guru kelas 3 dapat dikatagorikan baik, walau terdapat beberapa unsur penilaian yang masih kurang baik. Berdasarkan data aktivitas siswa kelas 4 dalam KBM, pada siklus 1 ini juga masih kurang baik hal ini karena skor rata-rata yang diperoleh baru mencapai 6,31 (cukup). Kelas 5 skor rata-rata yang diperoleh baru mencapai 6,23 (cukup). Kelas 3 aktivitas siswa dalam kegiatan belajar agak lebih tinggi yakni mencapai skor rata-rata 6,45 (cukup, mendekati baik).

Nilai Pembangunan Karakter Bangsa. Ini terlihat dari jumlah indikator yang terpenuhi. Kelas 3 yang pada siklus 1 hanya 9 indikator meningkat menjadi 15 indikator, pada kelas 4 yang pada siklus 1 hanya 5 indikator meningkat menjadi 13 indikator, dan kelas 5 yang semula (pada siklus 1) 7 indikator meningkat menjadi 14 indikator. Peningkatan pencapaian keterlaksanaan nilai pembangunan karakter bangsa dalam PBM ini disebabkan karena guru-guru yang menjadi subyek penelitian telah berupa menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan melibatkan siswa.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, pada siklus berikutnya akan ditampilkan media pembelajaran yang lebih menarik dan variatif serta dapat merangsang atau memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dan diharapakan akan semakin banyak nilai pembangunan karakter bangsa yang terlaksana.

Siklus 3

1. Perencanaan meliputi kegiatan: mem-berikan tugas kepada guru untuk merevisi persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan lembar obser-vasi, dan mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam diskusi antara kepala sekolah sebagai peneliti dan guru sebagai mitra peneliti

2. Pelaksanaan Tindakan.

Pada siklus 3 pelaksanaan tindakan berupa kegiatan mengadakan diskusi dan memberi pendampingan bagi guru untuk merevisi RPP. Hasil revisi, kemudian dijadikan RPP yang akan digunakan pada siklus 3. Selain itu, kepala sekolah sebagai peneliti juga berperan untuk memonitoring atau mensupervisi kegiatan pelaksanaan.

3. Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pemantauan selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan. Aktivitas yang diamati akan lebih berfokus pada: Metode pembelajaran, Media pengajaran yang dipilih dan aktivitas siswa yaitu dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meliputi: Keseriusan siswa mengikuti kegaiatan belajar mengajar, keaktifan dalam menjawab pertanyaan guru dan/atau mengajukan pertanyaan, keterlibatan atau keaktifan siswa dalam diskusi atau kerja kelompok (KEJARKOP).

4. Refleksi

Berdasarkan data dari hasil penilaian RPP diperoleh data bahwa dari 3 RPP yang dibuat oleh guru dapat dikatagorikan cukup baik.

Berdasarkan pendoman penskoran di atas dapat dinyatakan bahwa RPP yang telah dibuat ketiga orang guru yang menjadi subyek penelitian dikatagorikan baik. Dilihat pelaksanaan pembelajarannya, terlihat perkembangan yang cukup menggembirakan.

Hasil observasi aktivitas siswa kelas 5 pada siklus 3 ini sudah baik hal ini karena skor rata-rata yang diperoleh telah mencapai 9,05 (baik). Kelas 4, aktivitas siswa dalam KBM pada siklus 3 ini juga sudah baik hal ini karena skor rata-rata yang diperoleh mencapai 9,17 (baik). Begitu pula untuk kelas 3, aktivitas siswa dalam kegiatan belajar sudah mendekati sangat baik, dengan skor rata-rata yang diperoleh telah mencapai 9,31 (baik, dan sudah mendekati sangat baik).

Hasil penilaian terhadap keterlaksanaan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa.

Tingginya tingkat keterlaksanaan nilai pembangunan karakter ini disebabkan guru-guru telah mampu menerapkan pendekatan PAKEM sehingga pembelajaran menjadi aktif, efektif dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, 2, dan 3 dapat disimpulkan bahwa pemahaman dan keterampilan guru-guru SDN 3 Tuko tentang PAKEM mulai meningkat yang berimplikasi pula pada berkembangnya nilai-nilai pembangunan (pendidikan) karakter bangsa. Oleh karena itu, kegiatan dianggap selesai.

PEMBAHASAN

Berikut penulis uraikan pembahas-an data penelitian siklus demi siklus penelitian.

Pembahasan Data Siklus 1

Hasil analisis siklus 1 menunjukkan bahwa: (1) dilihat dari aspek guru, tampak bahwa pada siklus 1 ini keterampilan guru dalam penerapan pendekatan PAKEM masih kurang. Ini terlihat dari masih kurangnya keterampilan guru dalam menentukan atau memilih metode dan media yang variatif dan dapat merangsang aktivitas siswa. (2) dilihat dari dari aspek siswa, terlihat belum adanya peningkatan parrtisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus 1 dalam kelas 3 baru mencapai rata-rata skor 5,79 (cukup), dalam guru kelas 4 baru mencapai rata-rata skor 5,59 (cukup) sedangkan dalam guru kelas 5 mencapai skor rata-rata 5,33 (cukup,). (3) Dilihat dari data keterlaksanaan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa, terlihat belum banyak indikator nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang dapat diwujudkan. Data hasil observasi menunjukkan bahwa dari 25 indikator nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang diteliti, dalam kelas 3 baru terlaksana 9 indikator atau 36%, kelas 4 mencapai 5 indikator atau 29% dan kelas 5 mencapai 7 indikator atau 28%.

Pembahasan Data Siklus 2

Hasil analisis siklus 2 menunjukkan bahwa: (1) Dilihat dari segi guru, tampak bahwa pada siklus 2 ini keterampilan guru dalam penerapan pendekatan PAKEM sudah mulai mengalami peningkatan terutama dalam kaitannya dengan pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran. Namun, dalam hal pemilihan media terlihat masih kurang variatif dan kurang dapat merangsang aktivitas siswa. Data hasil penilaian RPP pada siklus 2 menunjukkan bahwa pencapaian skor nilai RPP kelas 3 adalah 31 (baik); kelas 4:26 (kurang baik) dan dalam kelas 5:28 (kurang baik). Sedangkan berdasarkan data hasil observasi pelaksanaan KBM menunjukkan pencapaian nilai pelaksanaan pembelajaran guru kelas 3 pada siklus 2 adalah 77 (Baik); guru kelas 4 mencapai skor 69 (kurang baik) dan guru kelas 5 mencapai skor 70 (kurang baik). Dengan demikian sekalipun terdapat skor nilai yang dikatagorikan kurang baik, namun bila dilihat skor perolehannya sudah ada peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. (2) Dilihat dari dari segi siswa terlihat adanya peningkatan parrtisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Data hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kelas 3 mencapai rata-rata skor 6,45 (cukup), dalam kelas 4 mencapai 6,31 (cukup) dan kelas 5 mencapai skor rata-rata 6,23 (cukup). Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan namun belum mencapai katagori baik sehingga perlu ditingkatkan. (3) Dilihat dari data keterlaksanaan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa, terlihat adanya peningkatan keterlaksaaan indikator nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang dapat diwujudkan. Data hasil observasi menunjukkan bahwa dari 25 indikator nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang diteliti, pada siklus 2 ini dalam mata pelajaran PKn sudah terlaksana/terlihat 15 indikator atau 60%, IPA mencapai 13 indikator atau 52% dan guru kelas 5 mencapai 14 indikator atau 56%.

Pembahasan Data Siklus 3

Hasil pembahasan dan analisis data pada siklus-3 adalah sebagai berikut:

a. Adanya peningkatan keterampilan dalam pembuatan rencana pembelajaran. Skor pencapaian nilai RPP guru kelas 3 pada siklus 3 meningkat dari 31 pada siklus 2 menjadi 35; sedangkan guru kelas 4 dari 26 menjadi 33 dan guru kelas 5 dari 28 menjadi 34.

b. Keterampilan guru tentang penerapan PAKEM semakin meningkat, terutama dalam kaitanya dengan pemilihan metode dan media pembelajaran. Skor pencapaian nilai Pelaksanaan Pembelajaran guru kelas 3 pada siklus 3 meningkat dari 77 pada siklus 2 menjadi 83; sedangkan kelas 4 dari 69 menjadi 81 dan guru kelas 5 dari 70 menjadi 82. Hal ini menujukkan adanya peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan KBM dari kurang baik menjadi baik.

c. Perkembangan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan yang cukup berarti. Skor aktivitas siswa dalam KBM kelas 3 pada siklus 3 meningkat dari rata-rata 6,45 pada siklus 2 menjadi 9,31; sedangkan dalam kelas 4 dari 6,31 menjadi 9,17 dan dalam kelas 5 dari 6,23 menjadi 9,05.

d. Keterlaksanaan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa mengalami peningkatan yang cukup berarti sejalan dengan peningkatan pencapaian skor rata-rata aktivitas siswa. Data hasil observasi menunjukkan bahwa dari 25 indikator nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang diteliti, pada siklus 3 ini dalam kelas 3 sudah terlaksana/terlihat 24 indikator atau 96%, kelas 4 mencapai 22 indikator atau 88% dan kelas 5 mencapai 23 indikator atau 92%.

Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, 2, dan 3 dapat disimpulkan bahwa pemahaman dan keterampilan guru-guru SDN 3 Tuko tentang PAKEM mulai meningkat yang berimplikasi pula pada berkembangnya nilai-nilai pembangunan (pendidikan) karakter bangsa.

PENUTUP

Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Kegiatan bimbingan penerapan PAKEM bagi guru SDN 2 yang dilaksanakan kepala SDN 3 Tuko telah terlaksana dengan baik dan memberi kontribusi terhadap peningkatan pemahaman dan keterampilan guru tentang penerapan pendekatan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar. (2) Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman dan keterampilan guru tentang penerapan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar berimplikasi pada peningkatan partisipasi atau keaktifan siswa serta terhadap keterlaksanaan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa, seperti nilai kerja keras, kerjasama, saling menghargai dan sebagainya.

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah: (1) Penerapan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) perlu terus ditingkatkan demi terlaksananya nilai-nilai pembangunan karakter bangsa. (2) Guru harus dapat mengenali dan menggunakan berbagai metode, strategi dan/atau model pembelajaran; sehingga mempunyai banyak pilihan untuk dapat menerapkan pendekatan PAKEM dalam kegaiatan belajar mengajar. 3) Guru yang professional hendaknya dapat memilih media yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran. 4) Pembangunan karakter bangsa merupakan kegiatannyang harus terus di laksanakan terutama di lingkungan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Workshop KTSP, Pengembangan Bahan Ajar dan Media, Depdinas 2007

Depdiknas. (2005) Paket Pelatihan 1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Depdiknas. Jakarta

Depdiknas. (2009) Draf Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya DanKarakter Bangsa . Depdiknas. Jakarta

Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Munandir. (2001) Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM Press Pemerintah RI (2010) “Kebijakan Nasional Pembanguan Karakter Bangsa 2010-2025”

Suwarsih Madya, Prof. Dr. (2007) Penelitian Tindakan sekolah. www.ktiguru.Org

Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan sekolah sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005

Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.

Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara

 

Wiriaatmadja, Rochiati, Prof.Dr. (2005). Metode Penelitian Tindakan sekolah. PPS UPI dan Remaja Rosdakarya; Bandung