UPAYA PENGEMBANGAN PRESTASI OLAHRAGA BADMINTON MELALUI METODE TEKNIK KETRAMPILAN PADA SISWA KELAS V

DI SDN 3 BRABOWAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Dekonanta Sigit Suwarno

SDN 3 Brabowan Kecamatan Sambong

ABSTRAK

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Permasalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (a) Peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani bagi siswa dengan diterapkannya metode teknik ketrampilan (b) Manfaat metode teknik ketrampilan terhadap motivasi belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa setelah diterapkannya metode teknik ketrampilan, (b) Mengetahui motivasi belajar pendidikan jasmani setelah diterapkannya metode teknik ketrampilan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas V (lima) dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi. Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (48,72%), siklus II (87,18%) untuk ranah psikomotro, siklus I (69,23%). Siklus II (94,87%) untuk ranah afktif. Simpulan dari penelitian ini adalah metode teknik ketrampilan dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa Kelas V serta model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu pengembangan.

Kata kunci: pendidikan jasmani, badminton, metode teknik ketrampilan


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan modal utama untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Seiring dengan semangat untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan jasmani memiliki peran nyata dalam mendidik kader – kader bangsa yang sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani maupun rohani merupakan modal awal yang sangat menentunkan dalam persaingan global yang ketat. Kemajuan suatu bangsa diukur dengan seberapa besar angkat harapan hidup masyarakatnya, angka harapan hidup sangat dipengaruhi kualitas kesehatan yang dimiliki bangsa tersebut.

Pendidikan yang cenderung mengutamakan prestasi akademis semata tidak akan memberikan hasil maksimal pada perkembangan suatu bangsa. Selebihnya antara bidang akademis dan jasmani harus seimbang supaya memberikan kontribusi yang maksimal bagi bangsa dan negara. Jika dunia pendidikan masih mengabaikan akan pentingnya pendidikan jasmani tidak menutup kemungkinan kader – kader penerus bangsa akan menjadi generasi yang sangat rapuh. Generasi unggul adalah generasi yang tahan uji dalam menghadapi setiap problematika yang dihadapi, baik secara fisik dan mental.

Olah raga badminton sekarang ini bukan olah raganya masyarakat kalangan atas saja atau di perkotaan tetapi hampir seluruh masyarakat gemar olah raga badimnton,baik orang tua, remaja dan anak – anak,namun karena olah raga badminton belum adanya pembinaan yang yang lebih matang dan intensif sehingga hasil yng dicapai belum bisa diharapkan. Untuk menggali bakat dan meningkatkan cabang olah raga badminton maka kami memberiklan pelatian dan pembinaan secara teratur kepada peserta didik.karena olah raga badminton baru dilaksanakan maka prestasi belum nampak dalam pertandngan.Namun karena anak sanagat antosias dalam olah raga badminton, maka dalam waktu mendatang anak-anak setelah melaksanakan pelatihan dan pembinaan secara

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah sebagai berikut:

1. Apakah ada peningkatan prestasi belajar olah raga badminton melalui metode tehnik ketrampilan pada siswa kelas V di SDN 3 Brabowan semester I Kecanatan Sambong pada tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah ada pengaruhnya preswtasi belajar badmenton melalui meto teknik ketrampilan pada siswa kelas V SDN 3 Brabowan semester I Kecamatan Sam-bong pada tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk menggali bakat yang dimiliki oleh anak dan mencari atlit yang berbakat dan berminat.

2.   Mengetahui peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa setelah diterapkan metode teknik ketrampilan

3.   Mengetahui pengaruh motivasi belajar pendidikan jasmani berenang pada siswa setelah diterapkan metode teknik ketrampilan

4.   Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tentang olah raga badminton yang secara umum di sekolah belum dilaksanakan.

5.   Untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak sejak dini , sehingga bakat bia berkembang.

Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

1.   Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas.

2.   Meningkatkan motivasi pada pelajaran Penjas

3.   Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas. Yang ada di sekolah.

4.   Memudahkan mencari bibit anak yang memiliki bakat dalam bidang badminton untuk dikembangkan..

KAJIAN PUSTAKA

Sejarah Badminton

Badminton sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu di Asia. Kemudian dikembangkan dan dipopulerkan di Inggris. Pertama kali ada di Cina pada 5 abad sebelum masehi, dinamakan ti jian zi yang berarti memukul kumparan. Di Yunani dan India juga mengenal permainan, waktu itu permainan ini telah dimainkan menggunakan raket. Di Eropa permainan ini mulai masuk pada tahun 1600-an disebut shuttlecock atau jeu de volant.

Tentara inggris memperkenalkan permainan ini ke Inggris pada awal abad 19.

Pada tahun 1873 bangsawan Inggris (Duke Of Beaufort) memperkenalkan permainan

ini pada keluarga kerajaan yang ada di wilayahnya di sebuah gedung yang

bernama Badminton, dan selanjutnya permainan ini dinamakan badminton hingga sekarang.

Prestasi Belajar Penjaskes

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Metode Latihan Ketrampilan (Drill Method)

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut:

a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut:

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

d. Dapat menimbulkan verbalisme.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat, waktu dan Subjek Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 3 Brabowan Kecamatan Sambong

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

a.   Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan pembelajaran metode teknik ketrampilan dan lembar observasi aktivitas siswa.

b.   Tahap kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 September 2014 di kelas V SDN 3 Brabowan Kecamatan Sambong dengan jumlah siswa 22 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 82%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan membimbing siswa merangkum pelajaran yaitu masing-masing sebesar 68% dan 82%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominant adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru secara cermat yaitu 70%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan membaca bukup yaitu masing-masing 65% dan 65%

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode teknik ketrampilan sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominant untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.

Hasil berikutnya adalah tes praktik siswa seperti terlihat pada tabel berikut

Tabel 1 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus I

No

Uraian

Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Per sentase ketuntasan belajar

72,72

16

45,62

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode tehnik peampilan diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa adalah 72,72 dan ketuntasan belajar mencapai 45,62% atau ada 16 siswa sudah tuntas belajar dari 22 siswa Hasl tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ³70 hanya sebesar 45,62% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran metode teknik ketrampilan

c.    Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1.   Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

2.   Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3.   Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung

d.   Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1.   Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2.   Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3.   Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bias lebih antusias.

Siklus II

a.   Tahap perencanaan

Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran metode teknik ketrampilan dan lembar observasi siswa.

b.   Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2014 di kelas V SDN 3 Brabowan dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajarpenyji materi. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II yaitu catatan kekurangan siklus I diperbaiki pada siklus II.

Tabel 2 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus II

No

Uraian

Hasil Siklus II

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Per sentase ketuntasan belajar

79,48

20

87,18

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek sebesar 79, 48 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 20 siswa 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 87,18% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dan siswa dalam menerapkan pembelajaran metode teknik ketrampilan sehingga siswa menjadi lebih terbiasa, terlatih dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan sehingga dalam siklus II telah berhasil, karena hasilnya sudah di atas yang direncanakan.

c.    Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan penerapan pembelajaran metode teknik ketrampilan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1.   Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2.   Berdasarkan data hasiul pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung

3.   Kekurangan pada siklus siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik

4.   Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan sehingga guru tidak perlu melaksanakan siklus berikutnya.

d.   Refisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode teknik ketrampilan dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran metode teknik ketrampilan dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

PEMBAHASAN

1.   Ketuntasan Hasil belajar siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 48,72%, 87,18% sedangkan untuk ranah afektif yaitu 69,23% dan 94,87%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai

2.   Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode teknik ketrampilan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3.   Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran metode teknik ketrampilan paling dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode teknik ketrampilan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

4.   Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode teknik ketrampilan

Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran metode teknik ketrampilan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn positif terhadap model pembelajaran metode teknik ketrampilan, sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode teknik ketrampilan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa disimpulkan sebagai berikut

1.   Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode teknik ketrampilan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (48,72%), siklus II (87,18%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu siklus I (69,23%), siklus II (94,87%)

2.   Penerapan metode pembelajaran metode teknik ketrampilan mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran metode teknik ketrampilan sehingga mereka menjati termotivasi untuk belajar.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1.   Untuk melaksanakan metode teknik ketrampilan memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode teknik ketrampilan dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.   Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3    Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas V SDN 3 Brabowan Kecamatan Sambong tahun pelajaran 2014/2015.

4.   Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta

Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga

Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga. Jakarta; CV Mawar Gempita

Muhajir, 1998, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SMU Kelas 2, Jakarta; Erlangga

Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai

Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

 

Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia