Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Problem Based Learning
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 5
SDN SIDOREJO LOR 05 SEMESTER I TAHUN 2017/2018
Adham Aditya
PGSD, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model Problem Based Learning pada siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 05 tahun ajaran 2017/2018. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 05 yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, obervasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil nilai mata pelajaran IPA pada pra siklus dari 39 siswa, sebanyak 18 siswa tuntas dan 21 siswa belum tuntas dengan nilai KKM ≥ 65. Siklus I dari 39 siswa, sebanyak 28 siswa tuntas dan 11 siswa belum tuntas, dan pada siklus II sebanyak 34 siswa mempunyai nilai tuntas dan 5 siswa belum mencapai ketuntasan.
Kata kunci: hasil belajar, Problem Based Learning
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa alam yang terjadi. IPA di SD memuat materi tentang pengetahuan alam yang dekat dengan kehidupan siswa di SD. Siswa diharapkan dapat mengenal dan mengetahui ilmu–ilmu yang ada di alam dalam kehidupan sehari-hari.Pendidikan IPA diharapkan menjadi wadah atau sarana peserta didik mempelajarai diri sendiri dan alam di sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2008:147).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari berbagai pengetahuan tentang alam dan gejalan-gejalanya yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip serta teori-teori secara sistematis dan terorganisir memiliki arti bahwa dalam mempelajari IPA terdapat proses dan prosedur yang harus dilakukan mulai dari observasi, mengumpulkan data, sebuah eksperimen atau percobaan sampai dengan kesimpulan dan analisis. Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Webste’s New Collage Dictionary (1981) dalam Winanto & Krhristina (2014:1) IPA adalah ilmu pengetahuan tentang alam beserta gejala-gejalanya. Menurut Purnell’s: Concise Dictionary of Sience (1983)dalam Winanto Khristina (2014:2) menyatakan IPA adalah pengetahuan manusia secara meluas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta diperjelas dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis.
METODE
Penelitian dilakukan pada Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan dua siklus, yang tiap-tiap siklus dibagi menjadi dua pertemuan. Pertemuan pertama yaitu siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 September 2017. Pelaksanaan siklus II pada tanggal 26 September 2017. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05 yang beralamatkan di Jalan Diponegoro, Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Subjek penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05 dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 12 orang siswa laki-laki, dan 27 orang siswa perempuan. Jenis penelitian yang digunakanadalah Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin MC Taggart (Arikunto,Suhardjono, Supardi: 2009). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), Tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali tatap muka yang masing-masing 2×35 menit. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Sidorejo Lor 05 diadakan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
HASIL
Tahapan pra siklus merupakan sebuah kondisi awal, yaitu sebelum diberikannya metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai PTK pada mata pelajaran IPA kelas V, hasil belajar siswa pada pra siklus terdapat 21 siswa (52%) tidak tuntas dan jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas sebanyak 18 siswa (48%). Didapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1 Nilai Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 05
KKM = 65 |
Frekuensi siswa |
Presentase (%) |
|
< 65 |
21 |
52 |
|
≥ 65 |
18 |
48 |
|
Jumlah |
39 |
100 |
|
Tabel di atas menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa sebelum
dilakukan penelitian/prasiklus dalam mata pelajaran IPA pada materi Organ pernapasan pada hewan dan manusia dengan KKM 65, dimana’ jumlah siswa 39 ketuntasan hanya 48% atau 18 siswa, dan siswa yang tidak tuntas mencapai 52% atau 21 siswa. Di dalam proses pembelajaran, metode yang digunakan adalah motode ceramah. Adapun kondisi siswa pada saat proses pembelajaran masih kurang memiliki ketertarikan, siswa masih senang becanda dengan teman sebangku, siswa masih suka berlari-larian keliling kelas saat proses pembelajaran, dan siswa masih keluar masuk dari ruang kelas. Pembelajaran yang berlangsung cenderung pasif banyak siswa yang hanya diam. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan, Beberapa siswa mengatakan pembelajaran IPA dirasa membosankan, sehingga mengakibatkan hasil belajar IPA siswa menjadi rendah.
Hasil tindakan pembelajaran siklus I berupa lembar hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterangkann oleh guru dan siswa untuk mengukur
keberhasilan penerapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL), dengan menggunakan lembar observasi. Penilaian observasi dilakukan oleh observer pada pertemuan I dan II. Adapun pengamatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari pemberian soal evalusi secara tertulis di akhir siklus I. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA siklus I menunjukan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM atau kurang dari 65. Dari 39 siswa terdapat 11 siswa yang memperoleh nilai < 65 dan 28 siswa memperoleh nilai ³ 65. Hasil belajar IPA siswa kelas V mata pelajaran IPA siklus I dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Nilai Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus 1 Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 05
KKM = 65 |
Frekuensi siswa |
Presentase (%) |
|
< 65 |
11 |
28 |
|
≥ 65 |
28 |
72 |
|
Jumlah |
39 |
100 |
|
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian soal evalusi secara tertulis di akhir siklus II dijadikan sebagai hasil nilai kognitif. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA siklus II menunjukan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM atau kurang dari 65. Dari 39 siswa terdapat 5 siswa yang memperoleh nilai < 65 dan 34 siswa memperoleh nilai ³ 65. Hasil belajar IPA siswa kelas V mata pelajaran IPA siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 3 Nilai Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus II Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 05
KKM = 65 |
Frekuensi siswa |
Presentase (%) |
|
< 65 |
5 |
13 |
|
≥ 65 |
34 |
87 |
|
Jumlah |
39 |
100 |
|
Persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar sudah mencapai 87%, meskipun masih terdapat 7 siswa yang tidak tuntas dengan persentase 13%, namun hasil tersebut sudah mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian, penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan sudah mencapai 87%.
Data peningkatan ketuntasan KKM selanjutnya dari pra siklus, siklus I dan siklus II dalam tabel berikut ini:
Tabel 4 Data Peningkatan Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas VSDN Sidorejo Lor 05
Nilai KKM = 65 |
Presentase Pra Siklus |
Presentase Siklus I |
Presentase Siklus II |
< 65 |
52 |
28 |
13 |
≥ 65 |
48 |
72 |
87 |
Total |
100 |
100 |
100 |
Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya perbaikan untuk meningkatkan nilai ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05. Model penelitian ini menuntut siswa agar dapat meningkatkan cara berpikir untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada pada mata pelajaran IPA.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, ada peningkatan antara hasil belajar siklus I dengan kondisi pada pra siklus. Sebanyak 11 siswa dinyatakan tidak tuntas belajar karena memperoleh nilai di bawah KKM (<65), sedangkan sebanyak 28 siswa mendapat nilai tuntas. Dengan hasil ini menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan pada hasil belajar. Sedangkan pada Siklus II masih ada 5 siswa yang mempunyai nilai di bawah nilai ketuntasan, dan siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 34 siswa.
PEMBAHASAN
Hasil observasi tahap pra siklus di kelas V SDN Sidorejo Lor 05, ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini berdasarkan hasil belajar siswa yang masih berada di bawah KKM, dari 39 siswa kelas V hasil belajar 21 siswanya dengan persentase 52% tidak mencapai KKM. Selain persentase ketidaktuntasan yang lebih dari 50% pemerolehan nilai di kelas V juga masih rendah, meskipun nilai tertinggi telah mencapai 90 tetapi nilai terendahnya hanya 20. Hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa kekurangan yang membuat pembelajaran kurang menarik bagi siswa, siswa kurang fokus dalam pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajarnya yang masih rendah. Penerapan metode PBL pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
1. Siklus I
Siklus I dengan menerapakan metode PBL pada materi pokok “Organ pernapasan pada hewan”. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 65 mencapai 28 siswa dengan persentase 72% dan siswa tidak mencapai KKM atau tidak tuntas berjumlah 11 siswa dengan persentase 28%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahap prasiklus ketuntasan yang sebelumnya hanya 48% meningkat menjadi 72% dan presentase ketidaktuntasan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 52% turun menjadi 28%. Rata-rata nilai kelas meningkat dari sebelumnya sebesar 64 menjadi 80 dengan nilai minimal 48 dan nilai maksimal 100.
2. Siklus II
Siklus II dengan menerapakan metode PBL pada materi pokok “Organ pernapasan pada manusia”. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 65 mencapai 34 siswa dengan persentase 87% dan siswa tidak mencapai KKM atau tidak tuntas berjumlah 5 siswa dengan persentase 13%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahap siklus I ketuntasan yang sebelumnya sebesar 72% meningkat menjadi 87% dan presentase ketidaktuntasan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 28% turun menjadi 13%. Rata-rata nilai kelas siklus II adalah 84 dengan nilai minimal 49 dan nilai maksimal 100.
SIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapatn metode Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Sidorejo Lor 05 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan.
Hasil belajar pada tahap pra siklus dari 39 siswa, 18 siswa tuntas dengan presentase 48% dan 21 siswa tidak tuntas dengan presentase 52%. Pada siklus I dari 39 siswa, 29 siswa tuntas dengan presentase 72% dan 11 siswa tidak tuntas dengan presentase 28%. Pada siklus II dari 39 siswa, 34 siswa tuntas dengan presentase 87% dan 5 siswa tidak tuntas dengan presentase 13% masih memperoleh nilai di bawah KKM.
Walaupun masih terdapat 5 siswa yang belum tuntas dengan presentase 13% pada siklus II, penelitian ini telah berhasil karena ketuntasan telah mencapai 87%, dengan demikian, penelitian tindakan kelas yang dilakukan berhasil dan terbukti bahwa metode Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa opada mata pelajaran IPA kelas V SDN Sidorejo Lor 05
DAFTAR PUSATAKA
Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Yrama Widya
Amir, M. Taufiq. 2008. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdiknas
Penerapan Model Pembelajaran….. (Riana Rahmansari) 3.465 PGSD Indonesia ISSN 2443-1656 Vol. 1 No. 1 April 2018
Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV. Maulana
Nasution, Noehi. 2004. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13