UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN

MENULIS SURAT RESMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BAGI SISWA KELAS VII E

SMP NEGERI 2 SLAWI SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Julekha

SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah 1) meningkatkan keaktifan dalam menulis surat resmi melalui model Pembelajaran Explicit Instruction bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020, 2) meningkatkan kemampuan menulis surat resmi melalui model pembelajaran Explicit Instruction bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas berlangsung dalam 2 siklus yang terbagi menjadi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 31 siswa. Hasil Penelitian menunjukan bahwa persentase keaktifan siswa dalam menulis surat resmi meningkat hal ini ditunjukan dari hasil pengamatan pada siklus I jumlah siswa sangat aktif 17 siswa atau 54,84%, cukup aktif 14 siswa atau 45,16%. Pada siklus II jumlah siswa sangat aktif 23 atau 74,19%, cukup aktif 8 siswa atau 25,81%. Hasil tes kemampuan menulis surat resmi pada siklus I tuntas 21 siswa atau 67,74% dan belum tuntas 10 siswa atau 32, 26%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu tuntas 26 siswa atau 83,87% dan tidak tuntas 5 siswa atau 16, 13%.

 

Kata kunci: PTK, Model Pembelajaran Explicit Instruction, Keaktifan, Kemampuan Menulis.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa dituntut untuk menguasai lima standar kompetensi. Standar kompetensi tersebut, yaitu: 1). Menyimak yaitu suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ajaran atau bahasa lisan;, 2). Membaca yaitu kegiatan memahami teks bacaan yang tujuan untuk memperoleh informasi dari teks yang dibaca;, 3). Menulis adalah kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi dengan menggunakan aksara;, 4). Apresiasi sastra yaitu memberikan penilaian terhadap karya sastra;, 5). Berbicara yaitu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaaan.

Guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk membimbing peserta didik dalam mempelajari bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak datang dengan secara otomatis, melainkan harus melalui latihan praktik yang terus menerus dan teratur.

Surat adalah sarana penyampaian pesan atau informasi secara tertulis dari satu pihak ke pihak yang lain, bersifat perseorangan atau atas nama instansi dengan maksud dan tujuan tertentu. Surat banyak sekali jenisnya. Salah satunya surat resmi atau surat dinas. Surat resmi/dinas ialah surat yang memuat segala sesuatu yang bersifat kedinasan yang dibuat oleh organisasi atau institusi satu ke organisasi atau institusi lain dengan memperhatikan aturan-aturan mengenai sistematika isi, dan bahasa surat.

Pembelajaran menulis surat sebenarnya sudah banyak dilakukan di sekolah-sekolah. Namun, karena belum adanya strategi, metode, model, atau media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar atau pemilihannya yang kurang tepat dengan kompetensi yang akan diajarkan sehingga proses pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sedangkan siswa bersikap pasif. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan guru.

Berdasarkan pengamatan awal pada siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi, Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 diperoleh bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum optimal dan siswa merasa jenuh serta bosan. Hal ini didukung hasil dari jumlah 31 siswa hanya ada 7 siswa atau 22,58% siswa yang mampu menulis surat resmi dengan benar sedangkan 24 siswa atau 77,42% siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 70. Hal ini terjadi bukan semata-mata faktor siswa tetapi banyak dari berbagai faktor diantara faktor guru, faktor metode, faktor model pembelajaran, faktor alat bantu belajar, lingkungan dan sarana penunjang lain yang menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Dalam pembelajaran menulis surat ini guru akan menggunakan model explicit instruction. Model explicit instruction merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan siswa tentang pengetahuan yang bersifat prosedural atau deklaratif dengan pola selagkah demi selangkah. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model ini ialah (1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan (5) memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. Dengan model ini diharapkan siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya dan menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah model pembelajaran Explicit Instruction dapat meningkatkan keaktifan dalam menulis surat resmi siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah melalui model pembelajaran Explicit Instruction dapat meningkatkan kemampuan menulis surat resmi bagi siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan keaktifan dalam menulis surat resmi melalui model pembelajaran Explicit Instruction siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan kemampuan menulis surat resmi melalui model pembelajaran Explicit Instruction bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTA

Pengertian Keaktifan Belajar

Menurut Sudjana (2010: 20) keaktifan belajar adalah cara atau usaha mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses pengajaran. Proses belajar mengajar yang dapat memungkinkan cara belajar siswa aktif harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis. Dalam pelaksanaan mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip belajar sehingga pada waktu proses belajar mengajar, siswa melaksanakan kegiatan belajar yang optimal. Ada beberapa prinsip yang dapat menjadikan keaktifan belajar lebih meningkat, yaitu stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respon yang dipelajari, penguatan dan umpan balik, serta pemakaian dan pemindahan.

Menurut Sudirman (2009: 100) keaktifan siswa dalam belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Visual activities, Oral activities, Listening activities, Writing activities, Drawing activities, Motor activities Mental activities, dan Emotional activities.

Kemampuan Menulis

Kemampuan berarti suatu kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu (Poerwadarminta, 1966: 571). Kemampuan yang berasal dari pembawaan disebut kapasitas, sedangkan kemampuan yang diperoleh karena latihan disebut abilitas (ability).

Menurut Simanjuntak (1986: 1) menyatakan bahwa ability (kemampuan) merupakan kemampuan untuk melakukan tindakan tertentu, baik fisik maupun mental, baik sebelum maupun sesudah mendapatkan latihan. Secara umum kemampuan merupakan suatu daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan akan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan.

Wiyanto (2004: 17) menyebutkan bahwa keterampilan menulis didapatkan bukan karena berbakat atau faktor bawaan. Menulis itu termasuk jenis keterampilan karena untuk memperolehnya harus melalui belajar dan berlatih.

Hakikat Surat

Menurut Triharjanto (2007: 9) surat merupakan sehelai kertas atau lebih yang digunakan untuk mengadakan komunikasi secara tertulis. Isi surat dapat berupa pernyataan, keterangan, pemberitahuan, laporan, permintaan, dan sebagainya. Di sini surat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang ekonomis dan praktis. Namun, kebanyakan orang beranggapan kalau menulis surat adalah pekerjaan yang membosankan. Padahal, dengan menulis surat bisa menghantarkan seorang penulis semakin mahir dalam menulis dan mengungkapkan sesuatu dengan baik dan benar.

Rahardi (2008: 11) menjelaskan surat sebagai sarana menyampaikan informasi, peranti penyampaian pesan atau informasi atau juga pernyataan tertulis dari pihak satu ke pihak yang lain yang bersifat perseorangan atau atas nama jabatannya. Surat berfungsi sebagai (1) alat dokumentasi tertulis, (2) duta institusi dan data penulisnya, (3) medium komunikasi dan interaksi, (4) otak usaha dalam perkantoran, dan (5) barometer kemajuan institusi.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, diperoleh simpulan surat adalah sarana penyampaian pesan atau informasi secara tertulis dari satu pihak ke pihak yang lain, bersifat perseorangan atau atas nama instansi dengan maksud dan tujuan tertentu.

Surat sebagai salah satu alat komunikasi secara tidak langsung, mempunyai berbagai macam bentuk, jenis, nama, dan sifat. Menurut Marjo (2008: 22) surat dapat dibedakan menjadi surat dinas dan surat pribadi. Surat pribadi dapat dibedakan lagi menjadi (1) surat pribadi yang isinya bersifat kekeluargaan, persahabatan, dan perkenalan, (2) surat pribadi yang sifatnya resmi, seperti surat lamaran kerja, (3) surat niaga ialah surat yang memuat persoalan niaga yang dibuat oleh perusahaan yang bersifat dagang, (4) surat sosial ialah surat yang dibuat oleh yayasan-yayasan sosial, (5) telegram, (6) surat kawat ialahsurat yang menggunakan gaya bahasa telegram, biasanya untuk ucapan-ucapan selamat, dan (7) surat pengantar ialah surat pengiring untuk suatu pengiriman barang bersama surat tersebut.

Rahardi (2008: 18) mengklasifikasikan surat berdasarkan sifat suratnya, wujudnya, keamanan isinya, dan proses penyelesaiannya. Berdasarkan sifat suratnya, surat dibedakan menjadi surat pribadi, surat dinas pribadi, surat dinas swasta, surat niaga, dan surat dinas pemerintah. Berdasarkan wujudnya, surat dibedakan menjadi kartu pos, warkat pos, surat bersampul, surat terbuka, surat tertutup, memorandum, telegram, dan surat biasa. Sementara berdasarkan keamanan isinya, surat dibedakan menjadi surat sangat rahasia, surat rahasia, dan surat konfidensial sedangkan berdasarkan proses penyelesaiannya surat dibedakan menjadi surat kilat, surat segera, dan surat biasa.

Model Pembelajaran Explicit Instruction

Bahwa model pembelajaran merupakan inti atau jantungnya strategi pembelajaran. Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan guru dalam menyusun dan mengatur materi pelajaran dan memberi arahan dalam proses belajar-mengajar. Dengan adanya model pembelajaran diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada guru dalam mentransfer pengetahuan sehingga semua siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dan membuat siswa lebih aktif proses pembelajaran.

Sudah saatnya guru meninggalkan metode tradisional dengan pembelajaran inovatif karena siswa akan lebih nyaman dan menyenangkan mengikuti proses pembelajaran sehingga mampu membawa perubahan belajar bagi siswa. Salah satunya pembelajaran dengan model explicit instruction. Model pembelajaran explicit instruction merupakan pembelajaran khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Dengan model ini, siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya dan menuntut siswa aktif/terlibat dalam pembelajaran.

Hal tersebut didukung pula oleh Suprijono (2010: 46) yang menyebutkan model pembelajaran explicit instruction adalah pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif serta diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Dengan model pembelajaran guru dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengaktualisasikan ide atau gagasan. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model explicit instruction yakni (1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (3) membimbing pelatihan, (4) megecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan (5) memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.

 

Kerangka Berpikir

Berdasarkan dari hasil belajar menulis surat yang masih rendah, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan menulis surat resmi siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. Dengan model pembelajaran Explicit Instruction diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis surat.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Pada penelitian tindakan kelas kali ini objek tindakannya adalah keaktifan dan kemampuan menulis surat resmi siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Setting Penelitian

Setting Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Slawi Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 8 Dukuhsalam Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal pada Siswa Kelas VII E Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 yeng berjumlah 31 siswa dengan hasil belajar menulis surat resmi rendah.

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 6 bulan, dari tanggal 3 Januari 2020 sampai dengan 30 Juni 2020, yaitu Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 3 metode yaitu Observasi, tes, dan dokumentasi. Dari semua metode pengumpulan data tersebut digunakan untuk memperoleh data tentang hasil penelitian yang dilakukan.

Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan peneliti untuk dianalisa yaitu: data observasi keaktifan siswa dan data kemampuan menulis surat resmi. Keaktifan belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi yang berisi 5 aspek observasi yaitu: 1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru, 2. Keaktifan siswa dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau siswa lain, 3. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, 4. Keaktifan siswa dalam kelompok, 5. kesungguhan siswa dalam tes menulis surat resmi. Tiap aspek diberi rentang 1 dan 0

Analisa tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan siswa setelah diproses dalam kegiatan pembelajaran pada tiap siklus, maka digunakan perhitungan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar perorangan dan klasikal.

Sumber Data

Dilihat dari sumbernya data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil kerja kelompok siswa yang menghasilkan nilai kompetensi menulis surat resmi. Data sekunder berasal dari pengamatan.

Data dilihat dari bentuk ada dua macam yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatip diperoleh dari hasil tes menulis surat resmi pada siklus I dan siklus II. Data kualitatif diperoleh dari pengamatan selama proses kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menerapkan model Explicit Instruction melalui observasi.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Kriteria keberhasilan penelitian ditandai dengan adanya perubahan ke arah pendidikan terkait dengan suasana belajar mengajar di kelas. Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada kriteria sangat aktif yang mencapai 66,68% (2) Peningkatan kemampuan menulis surat resmi yang ditandai dengan rata-rata nilai yang dicapai di atas KKM 70 sebanyak 75% dari jumlah siswa.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diamati. Penelitain tindakan kelas dilakukan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan awal dan tes pratindakan pada siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi, Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 diperoleh bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum optimal dan siswa merasa jenuh serta bosan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari jumlah 31 siswa hanya ada 7 siswa atau 22,58% siswa yang mampu menulis surat resmi dengan benar sedangkan 24 siswa atau 77,42% siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 70. Masalah ini terjadi karena berbagai faktor diantara faktor guru, faktor metode, faktor model pembelajaran, faktor alat bantu belajar, lingkungan dan sarana penunjang lain yang menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Dari pengamatan dan tes pratindakan diperoleh hasil observasi keaktifan sebagai berikut: dari 31 siswa, 7 siswa atau 22,58% memiliki kriteria sangat aktif, 21 siswa atau 67,74% memiliki kriteria cukup aktif, sedangkan 3 siswa atau 9,68% tidak aktif.

Hasil belajar kemampun menulis menunjukkan nilai tertinggi dari tes pratindakan 80, nilai terendah 52, nilai rata-rata 61,81, siswa yang tuntas 7 siswa atau 22,58%, dan siswa yang belum tuntas 24 siswa atau 77,42%.

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Pada akhir pelaksaaan siklus I, Kamis, 13 Febuari 2020 dilaksanakan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis surat resmi Siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan melalui model pembelajaran explicit insruction. Penelitian ini melaksanakan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok menggunakan metode explicit instruction diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut ini: dari 31 siswa, 17 siswa atau 54,84% memiliki kriteria sangat aktif, 14 siswa atau 45,16% memiliki kriteria cukup aktif, dan tidak ada siswa yang memiliki kriteria tidak aktif.

Kemampuan menulis surat resmi pada siklus I sebagai berikut: diketahui bahwa terdapat 10 siswa (32,26%) siswa yang masih belum tuntas atau 10 siswa ini mendapatkan nilai dibawah nilai ketuntasan minimal yaitu 70. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai diatas nilai ketuntasan minimal ada 21 siswa (67,74%). Meskipun demikian pada kemampuan menulis surat resmi siklus I tersebut terdapat peningkatan nilai dari kemampuan menulis surat resmi pada tes pratindakan (kondisi awal).

Hal ini memberikan gambaran adanya peningkatan kemampuan menulis surat resmi yang cukup baik, tapi belum maksimal belum memenuhi indikator keberhasilan kriteria sangat aktif yang mencapai 66,68% dan ketuntasan belum 75%, sehingga perlu perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh hasil yang menyatakan bahwa peningkatan kemampuan menulis surat resmi pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi masih kurang dan masih dibawah standar kriteria ketuntasan minimal maka tindakan dilanjutan pada siklus II.

Pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok menggunakan metode explicit instruction diperoleh hasil pengamatan seperti berikut: dari 31 siswa, 23 siswa atau 74,19% memiliki kriteria sangat aktif, 8 siswa atau 25,81% memiliki kriteria cukup aktif, dan tidak ada siswa yang memiliki kriteria tidak aktif.

Berdasarkan hasil menulis surat resmi, kemampuan menulis surat resmi pada siklus II dapat diketahui nilai tertinggi 92, nilai terendah 64, dan nilai rata-rata 79,48 yang mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 5,67. Untuk ketuntasan belajar dari 31 siswa terdapat 26 siswa (83,87%) siswa yang tuntas belajar sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 siswa (16,13%). Hal ini berarti mengalami peningkatan kemampuan menulis surat resmi dari kemampuan menulis surat resmi pada siklus I.

Peningkatan kemampuan belajar siswa ini dapat dilihat melalui kemampuan menulis surat resmi dan ketuntasan siswa dalam belajar yang melibihi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, sudah melampoi indikator keberhasilan penelitian.

Pembahasan

Keberhasilan penelitian ini dapat diketahui dari data hasil tes yang diberikan kepada diakhir pelaksaan baik siklus I maupun siklus II. Pemberian tes dilakukan dengan menyesuaikan materi yang telah diberikan kepada siswa sehingga materi yang telah diserap siswa dan kemampuan menulis yang dimiliki siswa dapat diasah dan dituangkan dalam bentuk surat resmi.

Pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok menggunakan metode explicit instruction pada siklus I diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut ini: dari 31 siswa, 17 siswa atau 54,84% memiliki kriteria sangat aktif, 14 siswa atau 45,16% memiliki kriteria cukup aktif, dan tidak ada siswa yang memiliki kriteria tidak aktif. Pada siklus II dari 31 siswa, 23 siswa atau 74,19% memiliki kriteria sangat aktif, 8 siswa atau 25,81% memiliki kriteria cukup aktif, dan tidak ada siswa yang memiliki kriteria tidak aktif.

Kemampuan menulis surat resmi pada siklus I sebagai berikut: diketahui bahwa terdapat 10 siswa (32,26%) siswa yang masih belum tuntas atau 10 siswa ini mendapatkan nilai dibawah nilai ketuntasan minimal yaitu 70. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai diatas nilai ketuntasan minimal ada 21 siswa (67,74%). Pada siklus II dapat diketahui nilai tertinggi 92, nilai terendah 64, dan nilai rata-rata 79,48 yang mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 5,67. Untuk ketuntasan belajar dari 31 siswa terdapat 26 siswa (83,87%) siswa yang tuntas belajar sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 siswa (16,13%).

Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran menulis surat resmi yang berlangsung di kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi mencapai keberhasilan.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

  1. Penerapan model pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan keaktifan dalam menulis surat resmi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil Penelitian menunjukan bahwa persentase keaktifan siswa dalam menulis surat resmi meningkat, hal ini ditunjukan dari hasil pengamatan pada siklus I jumlah siswa sangat aktif 17 siswa atau 54,84%, cukup aktif 14 siswa atau 45,16%. Pada siklus II jumlah siswa sangat aktif 23 atau 74,19%, cukup aktif 8 siswa atau 25,81%.
  2. Penerapan model pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan kemampuan menulis surat resmi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.Hasil tes kemampuan menulis surat resmi pada siklus I tuntas 21 siswa atau 67,74% dan belum tuntas 10 siswa atau 32, 26%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu tuntas 26 siswa atau 83,87% dan tidak tuntas 5 siswa atau 16, 13%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, disampaikan saran-saran sebagai berikut:

  1. Siswa dibiasakan untuk mengungkapkan pendapat dengan bahasa sendiri sesuai dengan kemampuan.
  2. Siswa dibiasakan untuk belajar selangkah demi selangkah untuk mendapatkan konsep yang lengkap dalam proses pembelajaran.
  3. Siswa diupayakan untuk bekerja sama untuk saling membantu dalam memecahan masalah selama proses pembelajaran.
  4. Penerapan model pembelajaran explicit instruction perlu dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Marjo, Y.S. 2008. Surat-surat Lengkap Complete Letters. Jakarta: Setia Kawan.

N., Sudirman. 2009. Ilmu Pendidikan.. Bandung: Remaja Karya.

Poerwadarminto, W.J.S. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Rahardi, R. Kunjana. 2008. Aturan Pembuatan dan Pemakaian Bahasa

Simanjuntak, N. 1986. Kamus Psikologi. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Remaja Karya.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surat Dinas.Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Triharjanto NS. 2007. Panduan Menulis Surat. Yogyakarta: Siklus.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Rineka Cipta. Yogyakarta: Pustaka Belajar.