USAHA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
USAHA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBALAJARAN PICTURE AND PICTURE
PADA SISWA KELAS V SDN 03 KWANGSAN JUMAPOLO KABUPATEN
KARANGANYAR SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016
WIWIK SULARMI, S.Pd.SD
Guru SDN 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi “Mengidentifikasi tumbuhan hijau membuat makanan” melalui penerapan model picture and picture pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 24 siswa.Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2015 sampai Oktober 2015. Sumber data dan data dalam penelitian ini adalah nilai tes siswa dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif komparatif.Hasil penelitian menunjukkan kondisi awal sebelum tindakan rata ratanya adalah 64, sedangkan setelah siklus adalah rata rata siklus I 68, siklus II 73 dan siklus III adalah 81 dan sudah mencapai indikator yang ditentukan sehingga penelitian ini dapat meningkatkan prestasi atau hasil secara signifikan.
Kata Kunci : Prestasi belajar, Model pembelajaran picture and picture, IPA
PENDAHULUAN
Pendidikan dilaksanakan dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, berbudaya dan berkarakter. Pendidikan juga merupakan suatu proses yang membantu manusia mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi. Keberhasilan siswa diawali pada keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting peranannya. Hal tersebut dapat terwujud apabila dailakukan melalui pendidikan yang profesional dan berkualitas.
Untuk itu di dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki peran yang sangat penting. Seorang guru dituntut agar hasil dari proses belajar dapat maksimal sesuai dengan yang diharapkan untuk meraih harapan tersebut maka berbagai usaha guru selalu dicoba. Diketahui bahwa karakter atau intelegensi siswa tidak sama dalam menguasai, menerima dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar, bertindak sebagai fasilisator dan mediator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, aktif dan efisien, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar dapat mengembangkan bahan pelajaran dan tujuan yang hendak dicapai. Untuk memenuhi hal tersebut, maka guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan respon kepada siswa, sehingga mau belajar, mau berpikir secara aktif. Untuk mencapai hal tersbut guru harus mampu menguasai metode pembelajaran, peserta didik akan mampu mengekspresikan seacara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berinteraksi, juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan generasi yang terampil, cerdas dan berwawasan ilmu pengetahuan.
Selain itu, juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi dan menerima pesan dari orang lain secara runtut dan sistematis. Bahkan kecerdasan, ketrampilan dan prestasi belajar akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk berinteraksi, berkomunikasi, meneliti, menganalisis dan menggali ilmu pengetahuan dengan pihak lain sesuai dengan konteks pada saat dia sedang berkomunikasi. IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang sifatnya pengetahuan penerapan, materinya banyak sehingga sulit dipelajari karena eksak dan logika sehingga oleh siswa SD dan dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan memusingkan. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar siswa kurangnya guru menguasai metode pembelajaran pada mata pelajaran IPA dan banyak siswa yang belum menguasai konsep-konsep belajar IPA. Karena kendala tersebut, dalam mengerjakan soal IPA pada umumnya memerlukan waktu yang cukup lama dan kekurangan waktu.
Di kelas masih ditemui siswa yang mengalami kesulitan, karena banyak siswa yang tidak hafal tentang konsep dasar IPA. Hal tersebut disebabkan karena siswa kurang berminat dan motivasi dalam pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat melalui nilai prestasi belajar IPA pada ulangan harian di kelas tersebut masih rendah. Penyebabnya ada dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal, diantaranya pengaruh pergaulan, keluarga, lingkungan dan fisik. Faktor internal, faktor-faktor yang berpengaruh di antaranya pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat perkembangan dan pembentukan psikologi siswa. Pada umumnya, guru Ilmu Pengetahuan Alam cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional, miskin inovasi sehingga kegiatan pembelajaran IPA berlangsung monoton dan membosankan. Jika kondisi pembelajaran semacam ini dibiarkan berlarut-larut, dampaknya siswa belajar berada pada tataran yang rendah. Para siswa akan terus menerus mengalami kesulitan dalam menguasai konsep pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam konteks demikian diperlukan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan.
Dengan cara demikian, siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Penerapan Model Picture and Picture pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar semester I tahun pelajaran 2015/2016.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah peniliatian “Apakah peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dapat diupayakan melalui penerapan model Picture and Picture materi “cara tumbuhan hijau membuat makanan” pada siswa kelas V SDN 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar semester I tahun pelajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi “cara tumbuhan hijau membuat makanan” melalui penerapan Model Picture and Picture pada siswa kelas V SDN 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar semester I tahun pelajaran 2015/2016.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Pengertian Pembelajaran.
Husen dan Rahman (1996;3) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses atau cara menjadikan seorang untuk belajar. Hamalik (2003; 66) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu usaha untuk memberi stimulasi kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang diinginkan, dapat juga dikatakan sebagai suatu usaha yan dilakukan secara sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar. Gino (2000; 15) menjelaskan bahwa sebagai suatu usaha pembelajaran memiliki tiga ciri utama, yaitu: (1) ada aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pembelajar baik secara langsung maupun tidak langsung, (2) perubahan itu berupa diperolehnya kemampuan baru dan berlaku untuk waktu yang lama, (3) perubahan itu terjadi karena suatu usaha yang dilakukan secara sadar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses atau cara yang dilakukan guru berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Belajar-mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar menunjuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai penerima pelajaran (peserta didik), mengajar, menunjuk pada apa yang harus dilakuka seseorang guru sebagai seorang pengajar, sedangkan pembelajaran menunjuk pada proses atau caranya. Jadi, belajar mengajar menunjuk pada proses interaksi guru dan siswa pada saat proses pembelajaran, atau dengan kata lain belajar-mengajar sebagai suatu proses terjadi jika terdapat interaksi antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Dalam interaksi tersebut harus terdapat unsur-unsur: adanya bahan atau materi, metode, alat bantu pmbelajar dan adanya penilaian untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Unsur-unsur tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berhubungan, saling berpengaruh satu sama lain (Ulman, 2007;65). Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar-mengajar yang optimal adalah situasi, di mana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi itu dapat dioptimalkan hasrus dievaluasi agar dapat diketahui keefektifan kegiatan belajar-mengajar.
Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen (Ullman, 2007;35). Yaitu:
a) Guru, adalah orang yang menggerakkan suatu proses belajar mengajar. Guru harus memiliki wawasan yang luas dalam menggerakkan proses belajar-mengajar tersebut, tanpa profesionalisme suatu proses belajar-mengajar tidak mungkin mencapai hasil yang maksimal (Husein dan Rahman, 1996;32).
b) Siswa, adalah orang yang melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c) Materi, merupakan segala bentuk informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan, yang berkaitan dengan kurikulum yang berlaku dalam pembelajaran tersebut.
d) Metode, adalah cara yang digunakan untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Hamalik, 2003; 26-27).
e) Media, adalah alat atau bahan yang digunakan untuk menyampaikan materi
kepada siswa. Fungsi media pada umumnya untuk meningkatkan efektifitas dan efisien komunikasi dalam proses belajar mengajar( Gorys Keraf, 2002; 23).
f) Evaluasi, adalah cara untuk memperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa (Slameto, 2001; 15).
g) Rencana, ialah penataan ketegangan, material, prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
h) Saling ketergantungan, antara komponen pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan, yang bersifat esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
i) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan utama sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar.
Kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Menurut Usman (2005; 7) tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih dapat diartikan mengembangkan keterampilan siswa.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berupa perubahan perilaku pada individu di sekolah, perubahan itu terjadi setelah individu yang bersangkutan mengalami proses belajar mengajar tertentu. Menurut Poerwodarminto “hasil adalah sesuatu yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan“ (2008: 48). Menurut Ngalim Purwanto hasil belajar adalah “perubahan dalam pribadinya yang menyatakan diri sebagai pola baru daripada reaksi diri yang berupa kecakapan, sikap, atau kebiasaan, kepandaian atau suatu pengabdian” (2008: 54). Dari kedua pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dari suatu proses belajar mengajar yang dilakukan sehingga menimbulkan reaksi berupa kecakapan, sikap, kepandaian, kebiasaan, atau suatu pengabdian. Prestasi belajar secara konkret dilihat dari hasil nilainya. Namun dalam cakupan yang lebih luas, prestasi dilihat dari perubahan yang tetiadi pada diri siswa. Misalnya : siswa yang sebelumnya tidak bisa membaca dengan lancar dapat membaca lancar, siswa yang biasanya mendapatkan nilai cukup setelah belajar giat nilainya menjadi baik, siswa yang memiliki kebiasaan membolos berubah menjadi anak yang rajin. Contoh-contoh tersebut dikatakan sebagai prestasi karena terjadi perubahan dalam diri siswa.
Dalam rangka memperoleh gambaran yang jelas tentang kriterian cara menentukan hasil belajar siswa daslam rangka mencapai standar mutu pendidikan nasional perlu diatur pelaksanaan penilaian. Penilaian dalam kontek belajar mengajar menjadi tanggungjawab lembaga pendidikan merupakan kegiatan yang perlu direncanakan dan diatur sejalan dengan kurikulum yang berlaku maka perlu disusun petunjuk pelaksanaan penilaian guna memandu guru dalam menyelenggarakan kurikulum secara utuh. Pelaksanaan kriteria cara menentukan hasil belajar meliputi teknik pemberian angka, pengolahan dan analisis hasil penilaian serta penyusunan soal. Penilaian adalah merupakan kegiatan untuk memberikan harga sesuatu dengan cara menghubungkan dengan sesuatu yang lain. Dalam proses pembelajaran penilaian merupakan suatu usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa secara menyeluruh baik pengetahuan atau konsep, sikap dan nilai angka.
Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor sebagai berikut:
a. Faktor individual, merupakan faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri seperti keadaan panca indera, minat, motivasi, kecerdasan.
b. “Faktor sosial, merupakan faktor yang ada di luar individu tersebut seperti lingkungan sekolah sebagai sistem sosial dan lembaga pendidikan formal, dan lingkungan keluarga, lingkungan alam dan masyarakat” Ngalim Purwanto (2003:102).
Kajian Tentang Model Picture and Picture
Pembelajaran Model Picture and Picture adalah strategi pembelajaran yang bertujuan menggali kemampuan awal siswa dan sekaligus memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam menanggapi tugas atau pertanyaan dari guru. Pertanyaan tersebut dikemas dalam bentuk kasus yang disesuaikan dengan kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran. Siswa diminta untuk mencerna inti permasalahan dalam kasus kemudian melalui diskusi kelompok menemukan solusi pemecahannya. Hasil kerja kelompok dipresentasikan dan dibahas derngan arahan guru. Langkah-langkah strategi ini adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dean menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan, Memotivasi siswa untuk terlbat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganesasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut( menetapkan topik, tugas , jadwal).
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendaspatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proese yang mereka gunakan.
Langkah-langkah model Model Picture and Picture ini adalah:
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Menyajikan materi sebagai pengatur
- Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan
- guru menunjuk siswa secara bergantian
- Guru menanyakan alasan /dasar pemikiran urutan gambar
- Dari uraian gambar guru menanamkan konsep yang dicapai
- Kesimpulan dan rangkuman.
Pengertian Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk kegiatan menemukan dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BNSP:2006).
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk pada lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Pengajaran IPA (Iskandar, 2001:12-13) utamanya menekankan keterkaitan antara IPA dengan kehidupan sehari-hari. Tugas yang penting bagi seorang guru adalah mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupannya, dimana dunia teknologi terus mengalami perkembangan. Sehingga guru harus mempersiapkan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat IPA. Mengajar IPA yang benar mencakup empat komponen: (1) IPA sebagai produk, (2) proses, (3) sikap, dan (4) teknologi.
Landasan teoretik pembelajaran IPA adalah teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa harus berbuat dan menemukan sendiri. Guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Guru dapat memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide sendiri dan siswa menggunakan stategi mereka sendiri untuk belajar.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilalukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Agustus 2015 sampai Oktober 2015. Lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar semester I Tahun pelajaran 2015/2016, sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukkan dalam penelitian ini adalah 3 putaran, dan setiap putaran mencakup empat tahap yang meliputi kegiatan perencanaa, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan analisis atau refleksi. Berikut ini adalah bagan prosedur penelitian tindakan kelas.
Rencana I Rencana II Rencana III
Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan
Siklus I Siklus II Siklus III
Observasi Observasi Observasi
Gambar : Model penelitian Tindakan KelasKemmis dan M.C Taggart
(Zaenal Aqib, 2006: 31)
Tindakan yang akan dilakukkan dalam penelitian ini mencakup empat tahap yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a) Perencanaan, b) Pelaksanaan, c) Pengamatan Tindakan, dan d) Refleksi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain.
a. Observasi, dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dalam siklus I sampai dengan siklus III.
b. Dokumen, dokumen daftar nilai sebelum dilakukan pembelajaran IPA melaui Model Picture and Picture pada
c. Tes, hasil belajar setiap siklus ( Suharsimi Arikunto, 1984: 123).
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif yaitu peneliti menganalisis hasil belajar setiap selesai satu siklus dengan siklus sebelumnya. Pada analisis data penelitian ini akan diadakan perbandingan dari kondisi sebelum siklus dibandingkan siklus I kemudian dibandingkan lagi dengan siklus II atau III dan seterusnya dikatakan dapat berhasil apabila setiap siklus selalu mengalami peningkatan prestasi. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada nilai sebelum tindakan dan sesudah tindakan setelah dibandingkan selalu mengalami peningkatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi sebelum siklus
Nilai Ilmu Pengetahuan Alam materi cara tumbuhan hijau membuat makanan siswa dalam KBM sebelum tindakan masih di bawah KKM, Keadaan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Frekwensi Nilai hasil belajar IPA Sebelum siklus
No. |
Nilai |
Frekuensi |
Frekuensi Relatif (%) |
1. |
50 |
5 |
5/24 x 100% = 21% |
2. |
60 |
9 |
9/24 x 100% = 37% |
3. |
70 |
5 |
5/24 x 100% = 21% |
4. |
80 |
5 |
5/24 x 100% = 21% |
|
Rata-rata = 64 |
24 |
100% |
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karangayar diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran.
Siklus I
Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I selama satu kali pertemuan, yakni Rabu, 26-8-2015 di ruang kelas V. Pertemuan dilaksanakan selama 70 menit. Sesuai dengan skenario pembelajaran dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah melalui Model Picture and Picture dalam pembelajaran ini untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan dan dapat mengembangkan imanjinasi dan kreativitas serta semangat dan motivasi.
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Model Picture and Picture, diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas serta hasil siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
a. Siswa yang sudah mampu menyelesaikan tugas dengan baik sebesar 50%, sedangkan 5047% lainnya yaitu siswa yang tidak suka dan belum mampu menyelesaiak tugas tetapi semaunya sendiri.
b. Siswa yang mampu menunjukkan kemampuan dan kreatif serta ingin belajar dengan baik (disertai peningkatan prestasi) sebesar 50%, sedangkan 50% siswa yang lainnya belum mampu.
c. Siswa yang dapat mewujudkan kemampuan untuk menyampaikan gagasan dengan tepat (mendapatkan nilai 70 ke atas) sebesar 50%, sedangkan 50% siswa lainnya belum sempurna .
Adapun hasil nilai IPA tersebut adalah seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2. Frekwensi Nilai IPA pada Siklus I
No. |
Nilai |
Frekuensi |
Frekuensi Relatif (%) |
1. |
50 |
3 |
3/24 x 100% = 13% |
2. |
60 |
9 |
13/24 x 100% = 37% |
3. |
70 |
5 |
8/24 x 100% = 21% |
4. |
80 |
5 |
7/24 x 100% = 21% |
5 |
90 |
2 |
3/24 x 100% = 8% |
|
Rata-rata = 68 |
24 |
100% |
Keterangan :
Nilai rata-rata siswa adalah 68
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan II
Siklus II ini dilaksanakan Rabu tanggal, 2-9-2015 selama 70 menit di ruang kelas V Dalam kegiatan ini guru mengaplikasikan penerapan pembelajaran dengan penerapan Model Picture and Picture untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa, serta berusaha mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran dalam siklus I.
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Model Picture and Picture siklus II diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas serta hasil siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
a. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi dengan peningkatan prestasi belajar IPA sebesar 67%, sedangkan 33% lainnya tampak diam dan tidak bias menjawab saat diberi pertanyaan.
b. Siswa yang aktif dengan prestasi belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 67%, sedangkan 33% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
c. Siswa yang berani membacakan hasil tugas di depan kelas dengan suka rela sebesar 67%, sedangkan 33% lainnya hanya mau membacakan hasil dari tugas apabila ditunjuk oleh guru untuk maju ke depan.
Adapun hasil nilai IPA hasil pemebelajaran siklus II seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3. Frekwensi Nilai IPA pada Siklus II
No. |
Nilai |
Frekuensi |
Frekuensi Relatif (%) |
1. |
60 |
8 |
8/24 x 100% = 35% |
2. |
70 |
6 |
6/24 x 100% = 24% |
3. |
80 |
5 |
5/24 x 100% = 21% |
4. |
90 |
4 |
4/24 x 100% = 17% |
5 |
100 |
1 |
1/24 x 100% = 4% |
|
Rata-rata = 73 |
24 |
100% |
Keterangan :
Nilai rata-rata siswa adalah 72.
Siklus III
Pelaksanaan Siklus III
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Rabu, 9-9-2015 selama 70 menit. Pada pertemuan ini guru mengawali pelajaran dengan menyanyikan lagu kebangsaan secara bersama-sama. Kemudian guru mengadakan apersepsi berkaitan dengan lagu tersebut yang sudah dinyanyikan. Guru mengarahkan proses belajar mengajar dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan memberikan penjelasan mengenai manfaat Model Picture and Picture dalam pembelajaran terhadap peningkatan prestasi IPA dan kreativitas anak.
Dari hasil pembelajaran diperoleh data tentang pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus III, sebagai berikut:
a. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 88%, sedangkan 12% yang lainnya tampak diam dan tidak bias menjawab saat diberi pertanyaan.
b. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 88%, sedangkan 12% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
c. Siswa yang dengan suka rela berani maju untuk membacakan hasil kerjanya sebesar 88%, sedangkan 12% lainnya hanya mau membacakan hasil kerjanya apabila ditunjuk oleh guru.
Adapun hasil nilai IPA pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Frekwensi Nilai IPA pada Siklus III
No. |
Nilai |
Frekuensi |
Frekuensi Relatif (%) |
1. |
50 |
– |
– |
2. |
60 |
3 |
3/24 x 100% = 13% |
3. |
70 |
7 |
7/24 x 100% = 28% |
4. |
80 |
4 |
4/24 x 100% = 17% |
5 |
90 |
5 |
5/24 x 100% = 21% |
6 |
100 |
5 |
5/24 x 100% = 21% |
|
Rata-rata = 81 |
24 |
100% |
Keterangan :
Nilai rata-rata 81
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus III dikatakan berhasil dan mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi memang terjadi pada beberapa indikator dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai batas ketuntasan belajar minimal dan sudah mencapai indikator yang sudah sitentukan, sehingga siklus sudah berhenti dan tidak dilanjutkan lagi. Pada siklus I, II, III dengan perolehan nilai tersebut dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar IPA materi materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan melalui penerapan Model Picture and Picture dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Tabel 4.5 Nilai IPA sebelum dan sesudah Tindakan
No |
Nilai |
Pra tindakan |
Siklus I |
Siklus II |
Siklus III |
1 |
50 |
5 |
3 |
– |
– |
2 |
60 |
9 |
9 |
8 |
3 |
3 |
70 |
5 |
5 |
6 |
7 |
4 |
80 |
5 |
5 |
5 |
4 |
5 |
90 |
– |
2 |
4 |
5 |
6 |
100 |
– |
– |
1 |
5 |
|
Jumlah |
24 |
24 |
24 |
24 |
|
Rta-rata nilai |
64 |
68 |
73 |
81 |
Hasil tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai rata-rata pada kondisi awal sebelum tindakan 64, siklus I 68, siklus II 73, dan siklus III 81 Dengan demikian dilihat dari keberhasilan perolehan nilai rata-rata pada kondisi awal dibanding dengan setiap siklus selalu mengalami peningkatan secara signifikan, sehingga keberhasilan hasil belajar ilmu pengetahuan alam siswa dengan melalui melaui Model Picture and Picture dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam lima tahap, yakni: (1) hipotesis tindakan; (2) perencanaan tindakan; (3) pelaksanaan tindakan; (4) observasi dan interpretasi; dan (5) analisis dan refleksi tindakan siklus I.. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran dengan Model Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi dapat menarik perhatian anak, sehingga berakibat pada meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran serta prestasi dan kreativitas. Selain itu peneliti ini juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran dengan penerapan Model Picture and Picture dalam upaya peningkatan hasil belajar dapat dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
- Anak terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan Model Picture and Picture..
- Hal ini dapat terlihat dari atusias dan semangat siswa saat merespon apersepsi dari guru. Siswa merasa mendapatkan metode pengajaran yang
a. menarik, menyenangkan dan efektif.
- Siswa sudah tidak malu untuk maju ke depan kelas membacakan hasil pekerjaannya.
- Hal ini dapat terlihat pada saat siswa mau maju kedepan kelas menunjukkan hasil kerjanya dengan suka rela tanpa ada paksaan dari guru. Ini berarti anak sudah tidak malu lagi untuk maju kedepan kelas, hal ini disebabkan karena anak sudah dibiasakan untuk menyampaikan pendapat pada saat mengerjakan tugas dan maju ke depan kelas menunjukkan hasil pekerjaannya.
- Pada setiap proses pembelajaran terjadi umpan balik, guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan baik tes maupun nontes kepada siswa mengenai materi tersebut. Nilai dari hasil pekerjaan yang telah diberikan oleh guru menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
- Guru sudah mampu memberikan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
- Minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan Model Picture and Picture dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siwa terlihat antusias dan semangat.
- Hasil Penelitian tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata kondisi awal sebelum tindakan 64, siklus I 68, siklus II 73, dan siklus III 81
PENUTUP
Simpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :bahwa nilai hasil belajar IPA siswa sebelum tindakan rata-ratanya adalah 64 dibandingkan dengan nilai setelah tindakan rata-ratanya pada siklus I 68, Siklus II 73, dan siklus III 81. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Melalui Model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan siswa Kelas V SDN 03 Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar semester I tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai sebelum tindakan dibanding dengan setelah tindakan dari siklus ke siklus berikutnya selalu mengalami peningkatan. Hasil tersebut adalah sebagai berikut : Nilai rata-rata sebelum tindakan adalah 64, Nilai rata-rata siklus I adalah 68, Nilai rata-rata siklus II adalah 73. Nilai rata-rata siklus III adalah 81 dan semua siswa sudah mencapai batas ketuntasan minimal 70 dan mencapai indikator keberhasilan 76.
Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada Siswa:
Siswa hendaknya lebih inovatif, kreatif dan bersemangat dalam pembelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran dapat dicerna dan diterima secara optimal sehingga prestasi meningkat.
2. Kepada guru
Guru yang belum menerapkan Model Picture and Picture dalam pembelajaran dapat mencoba menerapkan metode ini dalam pembelajaran agar prestasi siswa meningkat.
3. Kepala Sekolah
Sekolah harus lebih mengusahakan fasilitas, khususnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung kelancaan kegiatan belajar mengajar.
4. Kepada Peneliti :
Penelitian ini dapat digunakan di sekolah lain. Namun, dalam penerapannya harus diikuti penyesusiaian dengan konteks kelas. Hal ini disebabkan sekolah yang ada di Indonesia pada dasarnya mempunyai pola pengajaran yang hampir sama, namun memiliki karakteristik khusus yang berbeda-beda. Maka perlu adanya pengembangan pola-pola pengajaran yang baru yang lebih baik, efektif, inovatif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, 2007. Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Arikunto Suharsimi, 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
, 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri Jamarah, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
BSNP, 2006. Kurikulum Sekolah Dasar, Jakarta : Balai Pustaka.
Cain dan Evans, 1993. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/27/ keterampilan_proses_dasar_pada_pembelajaran_ipa/, diakses 12 februari 2009.
Daryanti, Tri. 2002. Telaah Pembelajaran IPA (Sains) di SD dan di PGSD: Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional MIPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 26 Oktober 2002. Semarang: UNNES.
Hamalik, 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Iskandar, Sri M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Maulana.
Kemmis dan Taggart, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Sinar Baru.
Nasution Noehi, dkk. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana, 2005. Media Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru.
Sulistyorini, Sri. 2002. Science Education Quality Imprifement Project (Proyek Peningkatan Mutu Pelajaran IPA: Sosialisasi Struktur Jam Pelajaran IPA melalui Belajar Penemuan). Disajikan dalam Seminar Program PGSD pada FIP UNNES, 6 Januari 2002. Semarang: UNNES.
Sumantri, 2003. Metode Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Sutopo, 1996 ; Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara.
Uzer Usman, 2003. Media dan Alat Peraga , Jakarta : Bumi Aksara.