WORKSHOP DAN PEMBINAAN INDIVIDU

TEKNIK CLASSROOM CONFERENCE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM MEMANFAATKAN

MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA BERBASIS PRESENTASI

BAGI GURU KELAS VII

DI SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Hartono

Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauhmana hasil kegiatan workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference terhadap peningkatan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah. Subjek penelitian ini adalah guru kelas VII SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yang berjumlah 9 guru. Teknik pengumpulan data dengan observasi. Indikator keberhasilan apabila semua guru telah mencapai nilai kemampuan dengan kategori baik, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata lebih dari 3,5 (> 3,5), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari >85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi dengan melalui kegiatan workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference dapat meningkat dengan baik. Peningkatan ketrampilan dapat dilihat dari nilai rata-rata kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus III mengalami peningkatan sebesar 1.78. Nilai rata-rata prasiklus sebesar 1.93 setelah dilakukan tindakan siklus I menjadi 2.44 atau meningkat sebesar 0.52. Nilai rata-rata siklus I sebesar 2.44, siklus II meningkat menjadi 3.26. Nilai rata-rata siklus II sebesar 3.26 pada siklus III meningkat menjadi 3.76. Peningkatan prosentase ketercapaian indikator dari kegiatan prasiklus ke siklus III sebesar 44.44%. Prosentase ketercapaian prasiklus sebesar 48.15% pada siklus I meningkat menjadi 61.11%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus I sebesar 61.11% pada siklus II meningkat menjadi 81.48%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus II sebesar 81.48% pada siklus III meningkat menjadi 92.59%.

Kata kunci: kemampuan guru, multimedia, classroom conference, workshop

 

PENDAHULUAN

Media pembelajaran merupakan salah satu yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran secara langsung membantu pencapaian tujuan pembelajaran, melalui media pembelajaran guru dapat menyampaikan pesan yang berupa materi pembelajaran kepada siswa, sehingga diharapkan melalui penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

Walaupun sifat media pembelajaran adalah membantu guru untuk memudahkan penyampaian pesan yang berupa materi pembelajaran kepada siswa. Namun apabila guru tidak tepat memilih media pembelajaran dan terampil dalam menggunakannya, maka justru media pembelajaran tersebut menjadi penghambat dalam penyampaian materi pembelajaran. Pembelajaran menjadi terhambat karena perhatian guru tercurah pada cara menggunakannya, dan waktu yang tersedia habis untuk mengurus media pembelajaran.

Salah satu media yang saat ini banyak tersedia adalah media pembelajaran multimedia berbasis presentasi. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok micorosoft office (office famely) ini sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi guru, namun bagaimana merancang presentasi agar dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, bukanlah sesuatu yang mudah. Tayangan presentasi yang penuh dengan teks, cenderung membosankan, demikian pula dengan presentasi yang dirancang penuh dengan gambar-gambar yang kurang bermakna justru mengaburkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, khususnya di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi, sebelum pembelajaran guru belum dapat mengatur dengan baik dan kesiapan perlengkapan lain masih berlum tersedia dengan lengkap. Saat pembelajaran dilakukan guru masih terlihat bingung dalam mengoperasikan, sehingga dalam menjelaskan materi pembelajaran guru belum terfokus pada materi, tetapi justru terfokus pada pengoperasian media. Pada akhir pembelajaran, seharusnya guru minta siswa untuk mendiskusikan materi pembelajaran, memberi pugasan, dan membuat kesimpulan, tetapi pada kenyataannya aktivitas tersebut sering terabaikan, karena tanpa disadari waktu pembelajaran sudah selesai.

Adanya permasalahan tersebut di atas, menunjukkan bahwa guru belum memiliki ketrampilan dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi, untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan workshop bagi sebagian guru SMP Binaan. Workshop dilakukan dengan mendatangkan salah satu guru yang dianggap memiliki kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi, saat itu pula guru sebagai peserta workshop diminta untuk merancang media pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran masing-masing, dan langsung didemonstrasikan untuk praktik mengajar.

Agar hasil pembinaan dapat maksimal, dan sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu upaya perbaikan ketrampilan guru, maka tindakan ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS), sekaligus sebagai kegiatan pengembangan profesi dengan judul penelitian: “Workshop dan Pembinaan Individu Teknik Classroom Conference sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Guru dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran Multimedia berbasis presentasi Bagi Guru Kelas X di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui melalui workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berasis presentasi bagi guru SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 2017/2018?

 

TujuanPenelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah meningkatkan kinerja guru di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen serta meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sejauhmana hasil kegiatan workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference terhadap peningkatan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi. (2) Sebagai bentuk kegiatan pengembangan profesi, dalam bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS).

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pembinaan Guru

Secara umum, menurut Nawawi (1983:89) menjelaskan bahwa pembinaan guru atau supervisi bertujuan untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui usaha peningkatan profesional mengajar, menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan bila mana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki sendiri.

Workshop

Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerjasecara kelompok maupun bersifat perseorangan Kegiatan workshop bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap penggunaan media pembelajaran berbasisi IT dalam pembelajaran; b) meningkatkan keterampilan guru agar kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pembelajaran(Iskandar, 2012: 68).

Pembinaan Individual teknik Classroom Conference

Kunjungan kelas juga dapat berarti kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah, penilik atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar (Purwanto, 2010: 120). Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar. Dengan data dan informasi tersebut, diantara guru dengan supervisor akan terjadi perbincangan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru untuk kemudian mencari alternatif pemecahannya dengan baik, sehingga situasi belajar mengajar dapat ditingkatkan menjadi lebih baik (Sagala, 2010: 187). Classroom conference yaitu percakapan pada saat murid-murid tidak ada lagi di kelas, misalnya: pada waktu murid-murid beristirahat atau mereka sudah pulang, jadi pelaksanaannya di dalam kelas (Sahertian, 2000: 75).

Keterampilan Guru

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,efisien dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemamapuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya (Suryobroto. 2008: 76)

Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran. Asra (2007: 5.5) mengemukakan bahwa kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu kegiatan belajar.Media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengondisikan seseorang belajar.

Multimedia

Multimedia adalah kombinasi teks, grafik, suara, animasi dan video (Pramono, 2007: 8). Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media atau format file yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video interaksi, dan lain-lain. Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (Maswin, 2010).

Kerangka Pemikiran

Media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, salah satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah media pembelajaran multimedia berbasis presentasi. Melalui media berbasis presentasi, guru dapat membuat atau merancang materi pembelajaran dalam bentuk gambar, teks, teks bergerak, dengan berbagai warna, desain dan animasi. Guru dapat mengatur tayangan sesuai dengan waktu yang dikehendaki.

Pembelajaran dengan memanfaatkan media berbasis presentasi diperlukan persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang benar, agar media yang digunakan oleh guru benar-benar bermanfaat. Namun sebagian besar guru di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, sebagian besar belum mampu melaksanakannya dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan berupa workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference. Yaitu suatu kegiatan workshop yang ditindaklanjuti dengan observasi dan dilanjutkan dengan percakapan pribadi di dalam kelas.

Melalui workshop diharapkan guru mendapat pengetahuan baru, dan langsung mengaplikasikan dalam praktik, sehingga apabila dalam pelaksanaannya guru masih memiliki kekurangan, maka akan diperbaiki oleh peserta lainnya, dan narasumber. Adanya pengalaman baru tersebut ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi dapat meningkat.

Hipotesis Tindakan

Melalui workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference, keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi bagi guru kelas VII SMP Binaan Dinas Pendidikan Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah sebagian guru kelas VII di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, yang berjumlah 9 (sembilan) orang. Ditetapkannya 9 (sembilan) guru tersebut karena kesibukan guru, sehingga harus dilakukan secara bergantian. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada semester I Tahun ajaran 2017/2018 selama 5 (lima) bulan yaitu pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2017, dengan tempat penelitian di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen.

Teknik Pengambilan Data

Untuk memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi yang disertai dengan pendokumentasian. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan data yang akan diperoleh, yaitu berupa penilaian unjuk kerja guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis prsentasi. Sedangkan data dokumentasi diperoleh dari dokumen selama melaksankan tindakan, seperti jadwal penelitian, daftar hadir guru dalam mengikuti workshop, foto-foto kegiatan workshop dan foto-foto kegiatan peneliti saat melakukan pembinaan individu.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu suatu teknik analisis dengan cara membandingkan nilai keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia yang dilakukan oleh guru pada kegiatan prasiklus dengan siklus 1, siklus 1 dengan siklus 2, siklus 2 dengan siklus 3, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus.

Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah, dilakukan dari siklus ke siklus berikutnya. Setiap siklus dilakukan dengan langkah: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, secara rinci prosedur penelitian seperti di bawah ini.

Siklus I

Perencanaan siklus I berupa rencana bentuk kegiatan, waktu, tempat dan persiapan-persiapan lainnya: (1) Merencanakan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai upaya perbaikan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi adalah melaksanakan kegiatan workshop yang dilanjutkan dengan pembinaan individu teknik classroom conference. (2) Merencanakan jadwal kegiatan workshop, pelaksanaan pengamatan (observasi), dan pembinaan individu. (3) Menyiapkan instrumen pengamatan yang mengacu pada Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG). (4) Menyiapkan sarana dan prasarana workshop, dan perlengkapan presentasi oleh guru, berupa perangkat komputer yang dilengkapi dengan aplikasi “powerpoint” beserta LCD proyektor untuk presentasi nara sumber dan guru setelah mengikuti workshop. (5) Merencanakan guru yang ditunjuk sebagai narasumber. (6) Menyiapkan daftar hadir dan peralatan tulis sebagai kelengkapan administrasi workshop.

Pelaksanaan tindakan (acting) meliputi: (1) Peneliti membuka kegiatan workshop, menyampaikan maksud dan tujuan dilakukan workshop dan memberikan motivasi kepada guru, memperkenalkan narasumber dan menyerahkan waktu kepada narasumber. (2) Narasumber menjelaskan tahap-tahap dalam merancang presentasi dengan menggunakan aplikasi powerpoint, yang melipitu persiapan perancangan, input data, menyisipkan objek, membuat animasi, mengatur design, dan mengatur tampilan secara garis besar (slide show). (3) Semua guru mempraktikan dengan merancang materi presentasi sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. (4) Nara sumber dibantu peneliti menyempurnakan tampilan dan memberi masukan kepada guru.

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas. pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan/ kinerja guru memanfaatkan media pembelajaran multimedia, penilaian dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) seperti terlihat pada tabel III.3.

Kegiatan refleksi meliputi kegiatan rekapitulasi data, menghitung skor total skor dan skor rata-rata, membuat kategorisasi penilaian, menghitung prosentase ketercapaian indikator, dan menganalisis hasil penilaian dengan cara membuat perbandingan dengan indikator keberhasilan tindakan.

Siklus II

Berdasarkan refeksi siklus I, disusun rencana tindakan siklus II, perencanaan meliputi: (1) Penyusunan bentuk kegiatan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. (2) Merencanakan jadwal kegiatan workshop dan pembinaan individu. (3) Merencanakan materi workshop dan menunjuk narasumber. (4) Menyiapkan instrumen penilaian untuk kegiatan pengamatan (observation) berikutnya, (5) Menyiapkan daftar hadir kegiatan workshop.

Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: (1) Peneliti menyampaikan hasil penilaian siklus I, dan menyampaikan beberapa masukan berdasarkan hasil observasi siklus I, menjelaskan acara workshop. (2) Narasumber melanjutkan kegiatan merancang presentasi dengan menjelaskan menambah background, menyisipkan suara, mengatur durasi waktu tayang. (3) Semua guru mempraktikan dengan merancang materi presentasi sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan pertemuan berikutnya dan dilengkapi dengan animasi, sound, dan pengaturan waktu tayang. (4) Nara sumber dibantu peneliti menyempurnakan tampilan dan memberi masukan kepada guru.

Kegiatan pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti, dengan tujuan untuk menilai ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, adapun kegiatan obervasi meliputi: (1) Mengamati kegiatan guru pada waktu melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi. (2) Melaksanakan penilaian ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan skor yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penilaian siklus II, peneliti melakukan rekapitulasi data, menghitung skor rata-rata, total skor, membuat katergorisasi penilaian, menghitung prosentase ketercapaian, dan menganalisis hasil penilaian dengan mengacu pada indikator keberhasilan tindakan.

Indikator Keberhasilan

Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah mencapai nilai dengan kategori sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia dengan skor rata-rata lebih dari 3,5 (≥ 3,5), dengan prosentase ketercapaian indikator guru minimal sebesar 85% (≥ 85%).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, hasilnya seperti terlampir (lampiran 2). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dibuat rekapitulasi, hasilnya seperti terlampir (lampiran 3). Hasil pengamatan prasiklus, dapat diketahui bahwa dari 9 (sembilan) guru yang dijadikan sampel subjek penelitian, diketahui bahwa keterampilan dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi tergolong cukup, dengan skor rata-rata sebesar 1.93 dari skor maksimum 4. Ketercapaian indikator penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi prasiklus, dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi sebesar 48,15%. Prosentase tersebut menunjukkan bahwa guru belum mampu memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi secara maksimal, sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan dalam siklus-siklus penelitian.

Siklus I

Sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran multimedia yang telah dirancang pada saat workshop. Catatan hasil pengamatan siklus I seperti terlampir (lampiran 6). Hasil penilaian selanjutnya di rekap, dihitung skor rata-rata, dan ditentukan kategorinya. Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi siklus I seperti terlampir (lampiran 7). Hasil pengamatan siklus I dapat diketahui bahwa dari sembilan guru yang dijadikan subjek penelitian, rata-rata hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran adalah 2,44 (kategori baik). Ketercapaian indikator penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi siklus I, dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sebesar 61.11%. Selesai melakukan penilaian, peneliti menghampiri guru untuk menyampaikan hasil penilaian dan memberikan masukan seperlunya sebagai bentuk kegiatan pembinaan individu, dokumentasi kegiatan peneliti melaksanakan pembinaan individu seperti terlihat pada dokumentasi terlampir (foto 7, dan foto 8).

Berdasarkan hasil penilaian ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi, menunjukan bahwa jika dibanding dengan hasil prasiklus, telah menunjukkan peningkatan, namun belum maksimal, prosentase ketercapaian baru mencapai 61,11%, artinya masih di bawah prosentase indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%. Skor rata-rata yang dicapai oleh 9 (sembilan) guru sebesar 3,5. Artinya baik skor rata-rata maupun prosentase ketercapaian indikator belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan tindakan berikutnya melalui workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference. sebagai kelanjutan tindakan siklus I dengan fokus pada kelemahan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia.

Siklus II

Sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran multimedia yang telah dirancang pada saat workshop. Catatan hasil pengamatan siklus II seperti terlampir (lampiran 9). Hasil penilaian selanjutnya di rekap, dihitung skor rata-rata, dan ditentukan kategorinya. Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi siklus II seperti terlampir (lampiran 10). Hasil pengamatan siklus II dapat diketahui bahwa dari sembilan guru yang dijadikan subjek penelitian, rata-rata hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran adalah 3,26 (kategori sangat baik).

Ketercapaian indikator penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi siklus II, dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sebesar 81,48%. Selesai menilai peneliti menghampiri guru untuk menyampaikan hasil penilaian dan memberikan masukan seperlunya sebagai bentuk kegiatan pembinaan individu, dokumentasi kegiatan peneliti melaksanakan pembinaan individu seperti terlihat pada dokumentasi terlampir (foto 12, dan foto 13).

Berdasarkan hasil penilaian ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi, menunjukan bahwa jika dibanding dengan hasil siklus I, telah menunjukkan adanya peningkatan, namun belum maksimal, prosentase ketercapaian baru mencapai 81,48%, artinya masih dibawah prosentase indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%. Skor rata-rata yang dicapai oleh 9 (sembilan) guru sebesar 3,5. Artinya baik skor rata-rata maupun prosentase ketercapaian indikator belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan tindakan berikutnya melalui workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference sebagai kelanjutan tindakan siklus II dengan fokus pada kelemahan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia.

Siklus III

Seperti yang dilakukan pada siklus-siklus sebelumnya, kegiatan pengamatan siklus III dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Catatan hasil pengamatan siklus III seperti terlampir (lampiran 12). Hasil penilaian selanjutnya di rekap, dihitung skor rata-rata, dan ditentukan kategorinya. Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi siklus III seperti terlampir (lampiran 13). Hasil pengamatan siklus III dapat diketahui bahwa dari sembilan guru yang dijadikan subjek penelitian, rata-rata hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran adalah 3,70 (kategori sangat baik). Hasil pengamatan ketercapaian indikator pada siklus III, dapat diketahui bahwa rata-rata ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia sebesar 92,59%. Berdasarkan penilaian terebut, selesai melakukan penilaian, maka peneliti menghampiri guru untuk menyampaikan hasil penilaian dan memberikan masukan seperlunya sebagai bentuk kegiatan pembinaan individu, dokumentasi kegiatan peneliti melaksanakan pembinaan individu seperti terlihat pada dokumentasi terlampir (foto 17, dan foto 18).

Berdasarkan hasil penilaian ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi, menunjukan bahwa jika dibanding dengan hasil siklus II, telah menunjukkan adanya peningkatan dan semua guru telah melaksanakan komponen (indikator) dengan maksimal, prosentase ketercapaian baru mencapai 92,59%, artinya sudah di atas prosentase indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%. Skor rata-rata yang dicapai oleh 9 (sembilan) guru sebesar 3,5. Artinya baik skor rata-rata maupun prosentase ketercapaian indikator sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Oleh sebab itu tidak perlu dilaksanakan tindakan berikutnya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui kegiatan workshop dan pembinaan individual teknik classroom conference keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis presentasi di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen dapat meningkat. Setelah dilakukan tindakan siklus I, terlihat adanya peningkatan keterampilan guru, hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata dan prosentase ketercapaian indikator. Peningkatan skor rata-rata dari kegiatan prasiklus ke siklus I sebesar 0.52. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek, perbandingan prasiklus dengan siklus I meningkat sebesar 12,96%.

Hasil penilaian terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan sebesar 0.81. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek sebesar 20,37%. Hasil penilaian terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia siklus IIdengan siklus III mengalami peningkatan sebesar 0.44. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek sebesar 11,11%. Perbandingan ketrampilan guru prasiklus dengan siklus III mengalami peningkatan sebesar 1.78. Ditinjau dari prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia, terjadi peningkatan pada seluruh aspek sebesar 44,44%.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 tentang keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi dengan melalui kegiatan workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference dapat meningkat dengan baik. Peningkatan ketrampilan dapat dilihat dari nilai rata-rata kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus III mengalami peningkatan sebesar 1.78. Nilai rata-rata ketrampilan guru sebelum dilakukan tindakan (prasiklus) sebesar 1.93 setelah dilakukan tindakan melalui kegiatan workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference siklus I menjadi 2.44 atau meningkat sebesar 0.52. Nilai rata-rata siklus I sebesar 2.44, siklus II meningkat menjadi 3.26, atau meningkat sebesar 0.81. Nilai rata-rata siklus II sebesar 3.26 pada siklus III meningkat menjadi 3.76, atau meningkat sebesar 0.44.

Peningkatan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi dari kegiatan prasiklus ke siklus III sebesar 44.44%. Prosentase ketercapaian prasiklus sebesar 48.15% pada siklus I meningkat menjadi 61.11%, atau meningkat sebesar 12.96%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus I sebesar 61.11% pada siklus II meningkat menjadi 81.48% atau meningkat sebesar 20.37%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus II sebesar 81.48% pada siklus III meningkat menjadi 92.59%, atau meningkat sebesar 11.11%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui melalui kegiatan workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi di SMP Binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Implikasi

Pembinaan dalam bentuk workshop dan pembinaan individu teknik classroom conference, terbukti dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi. Peningkatan ketrampilan guru disebabkan bertambahnya pengetahuan dari narasumber maupun teman sejawat saat kegiatan workshop, dan masukan dari peneliti saat dilakukan pembinaan individu. Meningkatnya ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi melalui berdampak positif pada peningkatan profesionalisme guru, khususnya dalam melaksanakan tugas pokok sebagaia pendidik, dengan demikian jika pembinaan guru dilaksanakan dengan menggunakan teknik yang tepat, maka meningkatkan profesionalisme guru.

Saran-Saran

Saran untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, sebaiknya dalam melaksanakan pembinaan profesionalisme guru, khususnya dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis presentasi perlu dilakukan workshop dengan skala yang lebih luas, dengan nara sumber dari lembaga lain, sehingga wawasan guru tentang pemanfaatan aplikasi powerpoint sebagai media pembelajaran lebih luas. Saran untuk kepala sekolah, sebaiknya secara internal dilakukan workshop guru tentang pemanfaatan media pembelajaran multimedia berbasis presentasi, dengan narasumber guru yang telah ditunjuk mengikuti penelitian ini. Saran untuk Guru, sebaiknya guru berani mencoba untuk memaksimalkan fasilitas yang ada pada aplikasi powerpoint, sehingga media pembelajaran menjadi lebih menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Asra, Sumiati. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Iskandar Agung. 2012. Menghasilkan Guru Kompeten dan Profesional. Jakarta: Bee Media Indonesia

Maswin, 2010, Arti dan Manfaat Media Pembelajaran, Maswins for Education. (Online) 2010. (dikutip: 26 Desember 2016). http://www.maswin.com/ 2010/07/arti-dan-manfaat-media-pembelajaran-html.

Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian Deskriptif. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Pramono, Gatot. 2007. Aplikasi Component Display Theory dalam Multimedia dan Web Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

Purwanto, Ngalim, 2010, Atministrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sagala, Syaiful. 2005. Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sahertian, Piet A., 2000, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.