Aku Dalam Serial Animasi Pada Zaman Dahulu Tahun 2011-2013
AKU DALAM SERIAL ANIMASI
PADA ZAMAN DAHULU TAHUN 2011-2013
Silvia Marantika1)
Moh. Aniq KHB2)
Mudzanatun3)
1)Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) 3)Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan nilai karakter para tokoh terutama tokoh aku yang ada dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu”. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif noneksperimen. Penelitian ini menggunakan Probability Sampling atau simple random sampling. Berdasarkan hasil analisis data penelitian terdapat banyak nilai karakter dalam film animasi Pada Zaman Dahulu meliputi jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, cinta damai, peduli lingkungan dan tanggung jawab. Sementara esensi kebajikan menurut Lickona yang terdapat dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” meliputi kebijaksanaan, keberanian, pengendalian diri, sikap positif dan integritas. Sementara itu karakter tokoh “Aku” dalam film animasi ini dilatarbelakangi karena adanya dua dorongan pokok menurut Alfred Adler yaitu dorongan kemasyarakatan dan dorongan keakuan. Dorongan keakuan lebih banyak muncul pada tokoh dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” terutama tokoh “Aku” sebagai tokoh utama.
Kata kunci: Nilai Karakter, Keakuan
PENDAHULUAN
Nilai berperan penting dalam pembentukan karakter, dapat dilihat dari peran nilai dalam menentukan tindakan dan membentuk diri manusia. Peran nilai dalam menentukan tindakan, dengan mengharuskan adanya nilai positif dan menghilangkan nilai negatif. Nilai mengarahkan manusia untuk melakukan perilaku baik dan menjauhi perilaku buruk. Dari stimulus tersebut, manusia diarahkan untuk membentuk diri atau pribadi yang baik. Membentuk kepribadian adalah membentuk karakter (Soegeng, 2013:16). Karakter sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam daring yaitu sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain dapat juga dikatakan tabiat atau watak.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam rangka menerapkan nilai karakter terhadap anak, salah satunya pembentukan karakter terhadap anak akan terakomodasi melalui tayangan televisi. Banyak tayangan yang menarik dari televisi dan digemari oleh masyarakat mulai dari berita faktual, gosip, sinetron, film kartun dan lain-lain yang akan menambah wawasan dan informasi tentang perkembangan dunia. Di tengah maraknya tayangan televisi tersebut, tidak semua tayangan televisi dapat dikonsumsi oleh anak-anak. Salah satunya adalah film animasi atau film kartun, banyak film kartun yang ditayangkan di Indonesia, salah satunya adalah film animasi Pada Zaman Dahulu. Film animasi ini berasal dari Malaysia dan berbahasa Melayu. Film animasi Pada Zaman Dahulu banyak digemari oleh masyarakat Indonesia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa karena tokohnya yang sangat terkenal yaitu si Kancil.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan bersama dengan guru di MI Al-Maarif, hasil wawancara dengan Bapak Mariman selaku guru olahraga yaitu beliau mengatakan bahwa karakter siswa pada masa sekarang semakin berkurang bahkan karakter siswa sekolah dasar sekarang bisa dikatakan hampir hilang. Salah satu guru kelas yaitu Ibu Ika Fatmawati menyebutkan bahwa ada beberapa siswa di MI Al-Ma’arif yang sudah mengenal pacaran terbukti dengan beliau yang mendapati siswa kelas V berkirim surat dengan siswa kelas VI, hal tersebut membuat guru khawatir karena belum sepantasnya anak-anak mengenal hubungan lawan jenis.
Penelitian yang relevan berkaitan dengan analisis film animasi ini adalah penelitian yang dilakukan oleh (Nur Aftah Khoiriyah,2016) dengan judul “Analisis Nilai Karakter dalam Film Adit dan Sopo Jarwo Karya Anak Bangsa” Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai karakter yang terdapat dalam film. Hasil penelitian yang ditemukan yaitu dalam film Adit dan Sopo Jarwo banyak ditemukan nilai-nilai positif. Nilai karakter yang terkandung dalam film “Adit dan Sopo Jarwo” yaitu religius, jujur, toleransi, disipln, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Dengan demikian, film animasi terbukti mengandung nilai-nilai baik yang mana dapat menjadi tauladan bagi anak usia sekolah dasar. Pada penelitian tersebut, terdapat kesamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu sama-sama menganalisis karakter. Perbedaan penelitian tersebut yaitu peneliti melakukan analisis nilai karakter pada film animasi secara khusus.
Berdasarkan kajian awal, topik penelitian ini penting untuk dibahas mengenai tokoh-tokoh dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu”. Dan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Aku Dalam Film Serial Animasi Pada Zaman Dahulu Tahun 2011-2013”. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana karakter para tokoh terutama tokoh aku dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif noneksperimen. Penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu simple random sampling. Penelitian tidak dilakukan di lapangan, setting penelitian ini dengan mengkaji san mengumpulkan sumber dan kajian kepustakaan.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan metode pengamatan dengan teknik catat. Metode wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa dan digunakan peneliti unuk mengetahui hal-hal lebih mendalam dari responden. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data berupa bukti gambar atau foto dari video film animasi. Metode pengamatan dengan teknik catat digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengamati video film animasi “Pada Zaman Dahulu” sebagai sumber data. Metode analisis data penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema polanya. 2) Penyajian data, yaitu peneliti menyajikan data yang telah dianalisis ke dalam tabel. 3) Verification, yaitu mengecek kembali catatan-catatan yang telah dibuat untuk kemudian peneliti membuat simpulan sementara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tokoh-tokoh dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” ialah tokoh-tokoh hewan yang tidak asing bagi anak-anak. Tokoh-tokoh hewan dalam film animasi ini akan muncul ketika Aris dan Ara mendapat suatu masalah dan tidak bisa menyelesaikannya. Aki atau kakeknya sebagai pencerita selalu membantu mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka melalui cerita pada zaman dahulu yang kemudian memunculkan tokoh-tokoh seperti Kancil, Tupai, Kura-kura dan yang lainnya seperti yang tertulis dalam analisis di atas. Dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” yang peneliti analisis, ada 26 tokoh hewan yang masing-masing memiliki karakter berbeda. Berikut ini adalah karakterisasi dari masing-masing tokoh dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu”:
- Kera adalah tokoh utama dalam cerita Kera Sang Pencuri dan Kera Sumbang Yang Belagak, ia memiliki karakter buruk yaitu suka mencuri. Terbukti dengan ia yang sering mencuri makanan milik para penghuni hutan yaitu Kura-kura, Arnab, Tikus dan Tupai. Dorongan keakuan tokoh Kera muncul karena adanya nafsu di mana Kera ingin memuaskan rasa laparnya.
- Kura-kura adalah tokoh utama dalam cerita Tempurung Kura-kura yang retak, selain itu Kura-kura adalah tokoh tambahan dalam cerita Kera Sang Pencuri, Monyet memang Dekil dan cerita Jangan Bersahabat dengan Monyet. Dalam cerita, karakter Kura-kura ialah tokoh yang peduli terhadap teman-temannya. Perilaku Kura-kura terbukti dengan ia yang tetap memedulikan Monyet walau Monyet sering jahat kepadanya. Dorongan keakuan tokoh Kura-kura dalam cerita ini yaitu adanya rasa rendah diri yang kemudian berubah menjadi rasa superiorita dimana ia ingin bisa terbang, dan rasa superiorita itu kemudian berubah menjadi perasaan berharga atas pengalaman.
- Arnab adalah tokoh tambahan dalam setiap cerita dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu”, ia memilki karakter yang bersahabat terbukti dengan perilakunya yang baik terhadap siapapun di dalam hutan, Arnab juga selalu memedulikan teman-temannya. Berdasarkan cerita dalam film, tokoh Arnab menunjukkan dorongan kemasyarakatan yaitu kooperatif dan hubungan sosial. Di mana ia selalu bersikap komunikatif saat bersama dengan teman-temannya.
- Tikus merupakah salah satu tokoh dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” yang memiliki karakter peduli. Sifat peduli Tikus tercermin dari perilakunya yang selalu mengkhawatirkan teman-teman penghuni hutan terutama saat Singa Raja Rimba dikejar oleh pemburu. Sifat Tikus menunjukkan dorongan kemasyarakatan di mana ia menunjukkan hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya.
- Kerbau adalah salah satu tokoh dalam cerita yang memiliki karakter bersahabat, Kerbau selalu berperilaku baik terhadap siapapun dan memedulikan para penghuni hutan. Sifat Kerbau menunjukkan adanya dorongan kemasyarakatan di mana ia menaruh perhatian terhadap sosial yang ditunjukkan dengan sikapnya yang bersahabat.
- Gajah merupakah salah satu tokoh dalam cerita yang memiliki karakter baik yaitu bersahabat dan peduli. Ia seperti Kerbau selalu memerlakukan teman-temannya dengan baik. Sifat Gajah menunjukkan adanya dorongan kemasyarakatan di mana ia memiliki hubungan yang baik dengan para penghuni hutan. Terbukti dengan sikapnya yang selalu peduli dengan yang lain.
- Kancil merupakan tokoh yang selalu muncul dalam setiap cerita, akan tetapi ia hanya sebagai tokoh tambahan. Kancil sebagai tokoh tambahan berperan menjadi penengah untuk masalah-masalah yang dihadapi teman-temannya. Dalam cerita tokoh Kancil digambarkan memiliki cara berfikir yang kreatif, terbukti dengan ia yang selalu berhasil memecahkan masalah para penghuni hutan denganide-idenya. Sifat Kancil menunjukkan adanya dorongan kemasyarakatan di mana ia memiliki hubungan sosial yang baik dan kooperatif. Akan tetapi jika diperhatikan lebih dalam ia memiliki sifat keakuan yang didorong adanya rasa superiorita yaitu menganggap dirinya lebih bijak dari penghuni hutan yang lain.
- Tupai adalah salah satu tokoh yang selalu ada di dalam cerita, ia merupakan tokoh tambahan yang muncul di pertengahan atau di akhir cerita dengan pantunnya. Tupai digambarkan memiliki sifat yang bijaksana terbukti dalam cerita Kera Sumbang Yang Belagak, Tupai memaafkan kesalahan Kera yang sudah mencuri makanannya dan memberikan banyak nasehat kepada Kera. Sifat Tupai menunjukkan adanya dorongan kemasyarakatan di mana ia memiliki hubungan sosial yang baik dengan penghuni hutan.
- Monyet adalah tokoh utama dalam cerita Monyet jadi Raja Rimba, Jangan Bersahabat dengan Monyet dan Monyet memang Dekil, ia memiliki karakter yang tamak. Terbukti dengan perilakunya yang selalu ingin makan banyak baik dengan memanfaatkan penghuni hutan maupun mencurangi temannya dengan tidak berbagi makanan. Sifat Monyet menunjukkan adanya dorongan keakuan di mana ia memiliki rasa superiorita yaitu menganggap dirinya lebih baik dari yang lain. Selain itu ia juga memiliki nafsu yang membuatnya menjadi tamak karena rasa laparnya.
- Harimau merupakan tokoh utama dalam cerita Pagar Makan Tanaman, dalam cerita yang lain Harimau selalu muncul untuk memangsa para penghuni hutan. Harimau digambarkan memiliki karakter kejam terbukti saat ia memangsa Rusa dan mendorong Tikus jatuh ke sungai.
- Itik dan Itok adalah salah satu tokoh yang ada di dalam cerita Tempurung Kura-kura yang Retak, Itik dan Itok memiliki karakter peduli terlihat dari perilaku mereka terhadap Kura-kura. Itik dan Itok tidak segan untuk mengajak Kura-kura terbang. Sifat Itik dan Itok menunjukkan adanya dorongan kemasyarakatan yaitu kooperatif dan hubungan sosial yang baik.
- Serama adalah tokoh utama dalam cerita Ayam Serama, ia memiliki sifat yang sombong terbukti dengan ia yang selalu ingin bersaing dengan Utan dan mengajak ayam-ayam lain untuk berkelahi. Sifat serama menunjukkan adanya dorongan keakuan yaitu rasa superiorita yang menganggap bahwa ia lebih hebat dari siapapun.
- Utan adalah tokoh utama dalam cerita Jarum Emas Elang, dalam cerita ini Utan digambarkan memiliki sifat yang ceroboh. Ia mengambil keputusan begitu saja tanpa berfikir dua kali. Sementara dalam cerita lain, Utan digambarkan memiliki sifat yang cinta damai. Dorongan keakuan Utan yaitu adanya rasa rendah diri yang kemudian berubah menjadi rasa superiorita, ia ingin dirinya menjadi lebih hebat dari siapapun, ia juga berharap dapat terbang.
- Elang merupakan salah satu tokoh yang ada dalam cerita Jerum Emas Elang, Elang digambarkan memiliki sifat yang peduli terbukti dengan ia yang menanyakan keadaan Ayam dan mengajak Ayam mencari makan bersama. Sifat Elang menunjukkan dorongan kemasyarakatan yaitu hubungan sosial yang baik terbukti dengan ia yang mengajak Utan mencari makanan bersama dan menolong Utan agar bisa terbang.
- Raja Semut merupakan tokoh utama dalam cerita Semut dan Gajah, dan Semut dan Belalang. Dalam cerita tersebut Raja Semut adalah tokoh yang memiliki karakter bijaksana. Untuk menyelesaikan masalah ia selalu melakukan perundingan terlebih dahulu. Sifatnya yang bijaksana juga tercermin ketika ia menasehati Belalang. Raja Semut menunjukkan bahwa ia memiliki dorongan kemasyarakatan yaitu kooperatif, hubungan sosial yang baik dan mementingkan kepentingan kelompok daripada kepentingannya sendiri.
- Menteri adalah salah satu tokoh dalam cerita yang memiliki karakter menghargai prestasi, Menteri selalu mengakui keberhasilan sesamanya. Dorongan keakuan menteri ditunjukkan dengan adanya rasa rendah diri dimana ia tidak percaya pada kemampuannya dan koloni Semut yang lain.
- Raja Gajah adalah salah satu tokoh dalam cerita yang digambarkan sebagai tokoh yang nakal, ia merusak kawasan Semut dan menantang para Semut untuk berperang. Sifat Raja Gajah menunjukkan adanya dorongan keakuan yaitu rasa superiorita di mana ia menganggap dirinya lebih hebat daripada Semut.
- Belalang merupakah salah satu tokoh dalam cerita Semut dan Belalang, ia digambarkan memiliki sfat pemalas. Terbukti dengan ia yang selalu bernyanyi dan menari dan tidak pernah bekerja sama sekali. Sifat Belalang menunjukkan adanya dorongan keakuan yaitu gaya hidup di mana ia hanya akan merasa senang dan tenang jika ia bernyanyi dan menari setiap hari.
- Tetua Kambing merupakan tokoh yang bijaksana, ia selalu mengedepankan kelompoknya. Ia juga selalu mengingatkan kelompoknya untuk terus bersama apapun yang terjadi. Sifat Tetua Kambing menunjukkan adanya dorongan kemasyarakatan di mana ia kooperatif, melakukan kerja sama dengan baik bersama dengan kambing-kambing yang lain saat menyeberangi sungai.
- Buaya merupakan tokoh yang kejam, ia selalu ingin memangsa para penghuni hutan yang mendekati sungai. Dan ia juga selalu memukul anak buahnya tanpa alasan. Dorongan keakuan pada Buaya muncul karena adanya nafsu dan rasa superiorita. Nafsu untuk memuaskan rasa laparnya dan rasa superiorita di mana ia menganggap dirinya berhak memakan penghuni hutan yang menyeberangi sungai.
- Serigala merupakan salah satu tokoh yang digambarkan suka mencuri, terbukti dalam cerita Serigala yang Nakal, ia mencuri telur-telur para burung untuk dimakan. Sifat Serigala menunjukkan adanya dorongan keakuan yaitu nafsu di mana ia ingin memuaskan rasa laparnya dengan mencuri telur-telur burung.
- Tekukur merupakan salah satu tokoh yang memiliki sifat yang bijaksana, ia tidak ingin menuduh Serigala yang mencuri telurnya tanpa bukti.
- Murbah salah satu tokoh yang selalu menghargai prestasi, ia tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang lain. Dorongan kemasyarakatan yang ditunjukkan oleh Murbah yaitu hubungan sosial yang baik.
- Landak digambarkan memiliki sifat yang sombong, terbukti dengan ia yang menyalahgunakan kekuatannya untuk menakuti dan menyakiti para penghuni hutan. Sifat Landak menunjukkan adanya dorongan keakuan di mana ia memiliki rasa superiorita yaitu menganggap dirinya lebih dari siapapun dengan memanfaatkan kelebihannya.
- Gagak digambarkan memiliki sifat positif dan pekerja keras. Gagak tidak pernah pantang menyerah dalam berusaha terbukti saat ia mengisi kerikil ke dalam wadah yang akhirnya ia dapat minum. Mencerminkan sifatnya yang pekerja keras. Sifat Gagak menunjukkan adanya dorongan keakuan yaitu diri yang kreatif di mana ia memanfaatkan kerikil untuk mengisi wadah airnya.
- Musang adalah salah satu tokoh yang suka berbohong, ia berbohong kepada Gagak tentang suaranya yang merdu padahal ia hanya ingin mengambil makanan Gagak. Dorongan keakuan pada Musang yaitu karena ia memiliki nafsu dimana ia ingin memuaskan rasa laparnya.
Berdasarkan deskripsi di atas, tokoh-tokoh dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” memiliki sifat dan ciri khas sendri. Dalam setiap cerita, masing-masing tokoh memiliki sifat yang sama misalnya dalam cerita Kera Sang Pencuri dan Kera Sumbang Yang Belagak sifat Kera yaitu suka mencuri karena sifat Kera digambarkan secara berulang maka sifat tersebut telah menjadi ciri khas dan melekat dalam diri Kera yang menjadi wataknya begitu juga dengan tokoh-tokoh yang lain. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Adisusilo (2012:78) bahwa karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam hidup seseorang, misalnya kerja keras, pantang menyerah dan jujur.
Selain sifat baik sesuai dengan nilai-nilai karakter, para tokoh dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” juga memiliki sifat-sifat yang tidak baik untuk dicontoh yaitu adanya dorongan keakuan yang menjadikan tokoh “Aku” memiliki sifat egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Akan tetapi ada beberapa tokoh yang memiliki dorongan kemasyarakatan yang baik untuk menjadi tauladan bagi anak-anak.
KESIMPULAN
Setelah melalui beberapa uraian yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Maka dapat disimpulkan:
- Film animasi “Pada Zaman Dahulu” merupakan salah satu bentuk karya yang memiliki peran dalam upaya pembentukan karakter anak baik di rumah maupun di sekolah.
- Dari 15 judul film animasi “Pada Zaman Dahulu” yang tayang pada tahun 2011-2013 yaitu mengisahkan tentang tokoh-tokoh hewan seperti Kancil, Kera, Monyet, Kura-kura dan kawan-kawannya yang mana konflik di dalam cerita berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti persahabatan, pengkhianatan, kepedulian, sikap menghargai dan toleransi. Dalam setiap cerita mengandung nilai-nilai positif yang biak untuk pembentukan karakter anak. Sikap para penghuni hutan seperti Kura-kura misalnya yang selalu bersikap baik, peduli terhadap sesama dan selalu memaafkan kesalahan temannya patut untuk dicontoh dan dijadikan pedoman dalam menjalin persahabatan.
- Nilai karakter yang terkandung dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” yaitu jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatf, peduli sosial, cinta damai, peduli lingkungan dan tanggung jawab. Sementara esensi kebajikan menurut Lickona yang terdapat dalam film tersebut ialah kebijaksanaan, keberanian, pengendalian diri, sikap positif dan integritas. Dari beberapa nilai karakter tersebut tercantum dalam setiap cerita “Pada Zaman Dahulu”.
- Tokoh “Aku” dalam film animasi “Pada Zaman Dahulu” memiliki sifat yang berbeda yang dilatarbelakangi oleh adanya dorongan keakuan dan dorongan kemasyarakatan. Di mana dorongan keakuan hanya mementingkan dirinya sendiri sementara dorongan kemasyarakatan lebih mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
- Peneliti berharap, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan analisis nilai karakter sebuat film animasi.
- Bagi guru, diharapkan dapat memanfaatkan film animasi sebagai media pembelajaran karena di dalam ceritanya terkandung nilai-nilai positif yang baik untuk pembentukan karakter anak.
- Bagi masyarakat, dapat menggunakan televisi sebagai sarana belajar anak terutama tayangan yang sesuai dengan usianya. Dan diharapkan adanya pendampingan kepada anak saat menyaksikan tayangan televisi agar dapat mengarahkan mana perilaku yang patut dicontoh dan mana perilaku yang seharusnya dihindari.
- Bagi anak, dapat menentukan mana karakter yang baik maupun karakter yang buruk yang diperankan oleh tokoh.
- Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk membahas lebih detail mengenai tokoh-tokoh antagonis yang ada di dalam cerita sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan manakah seharusnya perilaku yang harus kita teladani.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter: Kontruktivisme VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali Pers.
Hidayat, Komaruddin. 2012. Ungkapan Hikmah Membuka Mata, Menangkap Makna. Jakarta: PT Mizan Publika
Khoiriyah, Nur A. 2016. Analisis Nilai Karakter dalam Film Adit dan Sopo Jarwo Karya Anak Bangsa. Semarang: UPGRIS
Lickona, Thomas. 2012. CHARACTER MATTERS (PERSOALAN KARAKTER): Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian yang Baik, Integritas, dan Kebajikan Penting Lainnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Lickona, Thomas. 2013. MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER: Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.
Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Penerbit Nusa Media
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mumpuni, Atikah. 2018. Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran Analisis Konten Buku Teks Kurikulum 2013. Yogyakarta: Deepublish.
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2018. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purnomo, Farida U. 2015. Analisis Nilai Moral dalam Film Kartun Upin dan Ipin. Semarang: UPGRIS
Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: GRAHA ILMU
Sarumpaet, Riris K Toha. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2010.
Soegeng, A.Y. 2014. Etika Profesi Kependidikan. Semarang: UNIV PGRI Semarang Press
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatf, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wibowo, Agus. 2017. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pada_Zaman_Dahulu Diakses pada tanggal 18 Juni 2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Les%27_Copaque_Production#/editor/1
Diakses pada tanggal 18 Juni 2019
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Analisis
diakses pada tanggal 18 Juni 2019
https://kbbi.web.id/karakter
diakses pada tanggal 18 Juni 2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Animasi
diakses pada tanggal 28 Juni 2019