Analisis Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas
ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DI KELAS V SD N 3 TUKO KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dwi Handayani1)
Wawan Priyanto2)
Aries Tika Damayani3)
1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah penulis mendapatkan informasi bahwa penerapan di sekolah tersebut masih menggunakan kurikulum 2006.Pada tahun 2013, pemerintah Indonesia menerapkan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.Kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan daya saing bangsa, dan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi kurikulum 2013 di kelas V SD N 3 Tuko Grobogan tahun pelajaran 2018/2019.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan kurikulum 2013 di kelas V di sekolah tersebut.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 3 Tuko Grobogan.Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.Hasil analisis menunjukkan bahwa SD N 3 Tuko sudah menerapkan kurikulum 2013 tetapi dalam pelaksanaannya sekolah tersebut mengalami keterlambatan yang dikarenakan pihak sekolah masih merasa kebingungan dalam menerapkan kurikulum 2013. Namun berjalannya waktu kini pihak sekolah sudah paham mengenai penerapan kurikulum 2013 meskipun masih ada beberapa kelas yang menggunakan kurikulum 2006, karena penerapan kurikulum 2013 membutuhkan waktu dari tahun ke tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari angket siswa mengenai kesiapan mengikuti pelajaran 85,6 % dan keaktifan dalam pelajaran sebesar 88.3 % dan angket guru mengenai mengkaji kurikulum atau silabus 75%, mengkaji buku guru dan buku siswa 72.9%, menyusun RPP yang ideal 62.5%, kelengkapan dokumen kurikulum dan bahan ajar 66.7%.
Kata Kunci: analisis, implementasi, kurikulum 2013
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari hari ke hari semakin pesat.Dengan adanya fenomena tersebut menuntut berbagai perubahan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan.Untuk itu diperlukan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, berkarakter dan berdaya saing diera global.
Retnawati dalam Busro & Siskandar (2017:1) menyatakan bahwa upaya meningkatkan sumber daya manusia merupakan tujuan setiap bangsa.Tujuan tersebut dapat dicapai di antaranya melalui pendidikan.Pendidikan dikembangkan terus menerus seiring dengan perkembangan peradaban, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.Upaya perbaikan kualitas pendidikan ini diwujudkan dalam bentuk perubahan kurikulum.Perubahan kurikulum meliputi muatan pendidikan, proses pembelajaran, maupun penilaian (Kurniaman & Noviana, 2017:390).
Kurikulum pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.Perubahan tersebut didasarkan pada suatu pengkajian bahwa kurikulum perlu disesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman.Dunia yang semakin maju dengan capaian ilmu pengetahuan dan penciptaan teknologi dan seni menuntut perubahan kurikulum. Di Indonesia, perubahan kurikulum telah terjadi setidaknya 9 kali, mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,1984, 1994, 20004 (KBK), dan 2006 (KTSP), sampai dengan kurikulum 2013 ini
Pada tahun 2013, pemerintah Indonesia memberlakukan kurikulum baru untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah Indonesia, yaitu Kurikulum 2013.Kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan daya saing bangsa, dan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan (Mulyasa dalam Ningrum & Sobri, 2015: 418).
Berdasarkan hasil wawancara di SD N 3 Tuko dengan guru kelas V yaitu Ibu Siti Ruchayati, peneliti mendapatkan informasi bahwa kurikulum 2013 di SD N 3 Tuko tahun pelajaran 2018/2019 pelaksanaannya hanya di kelas 1, 2, 4 ,dan 5 sedangkan kelas 3 dan 6 masih menggunakan kurikulum 2006. Hal tersebut terjadi dikarenakan sekolah mengelami keterlambatan dalam menerapkan kurikulum 2013 dan sekolah butuh waktu untuk menerapkan kurikulum 2013 karena pihak sekolah belum berani menerapkan ke semua kelas, jadi dilakukan uji coba secara bertahap yang dilakukan dari tahun ke tahunnya, kemudian guru kesulitan dalam tahap penilaian yang dihadapi, antara lain: sistem penilaian autentik belum bisa dilakukan secara maksimal oleh guru mengingat banyaknya unsur penilaian.
Peneliti mengambil 2 contoh format penilaian dari kelas V dan kelas I untuk dibandingkan dengan contoh format penilaian dari buku panduan. Jadi menurut buku panduan penilaian di sekolah dasar tidak ada aturan atau ketentuan kusus mengenai format penilaian dari pemerintah , contoh atau pernyataan yang terdapat pada gambar 1.3 dapat diubah atau ditambah sesuai dengan kondisi satuan pendidikan atau pendidik dapat mengubahnya sesuai kebutuhan. sedangkan penilaian dari ranah sikap maupun ketrampilan guru masih bingung dalam mengelolanya sehingga guru mengandalkan pikiran mereka untuk mengingat sikap dan ketrampilan dari peserta didik. Guru merasa kesulitan menganalisis penilaian dalam ranah sikap dan ketrampilan, mengingat banyaknya aspek penilaian di kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum 2006.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sugiyono (2017:399) mengatakan bahwa alasan menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, pedoman wawancara. Jadi dalam penelitian kualitatif tidak berupa angka-angka melainkan berupa kalimat atau pertanyaan dan penelitian kualitatif bersifat deskriptif.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena dilakukan untuk mendapatkan data-data tertentu.Data tersebut berasal dari wawancara, catatan dan dokumen resmi lainnya.Data yang sudah didapat dari hasil penelitian dianalisis dalam bentuk kata-kata atau kalimat dan analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian. Data dalam penelitian ini adalah mengenai implementasi kurikulum 2013 di kelas V yang terdapat di SD N 3 Tuko Grobogan, Penelitian ini dimulai dengan observasi dan wawancara pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 tepatnya pada bulan desember 2018 sampai pada bulan januari 2019 kemudian pelaksanaan penelitian dilaksanakan lagi pada bulan April 2019. Penelitian dilaksanakan selama jam sekolah berlangsung, yaitu jam 07.00-13.00.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, penyebaran angket dan Dokumentasi.Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden yang mendalam (Sugiyono, 2017:194).Dalam hal ini, peneliti sudah melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas V untuk mengetahui jawaban permasalahan tentang pengimplementasian kurikulum 2013. Dokumentasi Dalam hal ini, peneliti mencari dokumen yang terkait dengan implementasi kurikulum 2013, seperti data sekolah, nama siswa, dan data lain-lain. melakukan observasi, maka peneliti dapat langsung mengamati maupun ikut berperan serta di dalam upaya sekolah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dengan observasi yang digunakan adalah observasi terus terang dan tersamar. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung kejadian dalam proses pembelajaran dengan kurikulum 2013.Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui taraf pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar dengan kurikulum 2013 ini. Dalam hal ini peneliti membuat angket untuk siswa dan angket untuk guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tuko 3 Kabupaten Grobogan dengan memilih kelas V sebagai sampel penelitian.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 siswa.Penelitian ini fokus menganalisis implementasi atau penerapan kurikulum 2013 dan kendala yang dialami guru selama pelaksanaan kurikulum 2013.
Hasil angket siswa mengenai keaktifan dan kesiapan dalam belajar
Hasil angket ini merupakan penelitian diri sendiri yang dilakukan oleh peserta didik kelas V SD Negeri 3 Tuko terhadap kondisi siswa terkait dengan kesiapan dan keaktifan selama belajar.Hasil angket ini dapat diketahui dari persentase yang diperoleh pada setiap soal angket yang kemudian dihitung rata-ratanya. Nilai maksimal untuk 1 nomor adalah 4 x 20 =80, selanjutnya skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor total kemudian dinyatakan dalam bentuk persen sehingga nilai tersebut termasuk dalam kriteria tertentu. Berdasarkan hasil angket yang diberikan di Kelas V menunjukkan bahwa keaktifan dan kesiapan dalam pembelajaran tergolong klasifikasi sangat baik.
Tabel 1.1 Hasil tiap indikator
No | Indikator | Presentase |
1 | Kesiapan mengikuti pelajaran | 85,6 % |
2 | Keaktifan dalam pembelajaran | 88,3 % |
Persentase hasil angket untuk tiap indikator angket siswa yang tertera didalam tabel, dapat digambarkan dalam grafik batang.Penggambaran grafik batangan bertujuan agar mempermudah dalam melihat hasil tiap indikator.
Hasil angket guru yang telah diisi 1 responden.Hasil angket ini merupakan penelitian diri sendiri yang dilakukan rata-ratanya. Nilai maksimal untuk 1 nomor adalah 4 oleh Guru kelas V SD Negeri 3 Tuko terhadap pemahaman kurikulum. Hasil angket ini dapat diketahui dari persentase yang diperoleh pada setiap soal angket yang kemudian dihitung x 1 =4, selanjutnya skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor total kemudian dinyatakan dalam bentuk persen sehingga nilai tersebut termasuk dalam kriteria tertentu.
Tabel 1.2 Hasil tiap indikator
No | Indikator | Presentase |
1 | Mengkaji kurikulum/silabus | 75% |
2 | Mengkaji buku guru dan buku siswa | 72,9 % |
3 | Menyusun RPP yang ideal | 62,5% |
4 | Kelengkapan dokumen kurikulum dan bahan ajar | 66,7% |
Persentase hasil angket untuk tiap indikator angket guru yang tertera didalam tabel, dapat digambarkan dalam grafik batang.Penggambaran grafik batangan bertujuan agar mempermudah dalam melihat hasil tiap indikator.
Hasil angket guru tentang pemahaman kurikulum untuk tiap indikator sudah berkategori tinggi. Pada indikator mengkaji kurikulum dan silabus berkatekori cukup yaitu 75% hal itu menunjukan bahwa guru cukup paham dengan cara mengkaji kurikulum dan silabus dengan baik. Guru kelas V mengaku bahwa ia terkadang mengkaji kurikulum dan silabus karena hal tersebut merupakan hal utama untuk mendapatkan proses pembelajaran yang benar sesuai peraturan di kurikulum 2013. Kemudian untuk indikator mengkaji buku guru dan buku siswa berkategori tinggi yaitu mencapai 72,9% yang berarti guru cukup menguasai adanya buku guru dan buku siswa meskipun kadang mengalami sedikit kesulitan pada kegiatan tugas. Guru mengaku bahwa dengan adanya buku guru dan buku siswa mempermudahnya dalam mengelola pembelajaran. Untuk indikator ketiga menyusun RPP yang ideal mencapai 62.5 % yang berkategori cukup. Guru mengaku lebih menguasai RPP kurikulum 2006 meskipun RPP Kurikulum 2013 kini sudah disiapkan oleh pemerintah, jadi ia hanya perlu mengembangkannya saja. Kemudian untuk indikator kelengkapan dokumen dan bahan ajar mencapai 66.7% yang berkategori cukup baik. Guru mengaku bahwa dengan adanya buku panduan atau buku pegangan guru mempermudahnya dalam melengkapi dokumen meskipun sering mengalami kesulitan.
Tabel 1.3 Hasil presentase angket guru tentang penialain
No | Indikator | Presentase |
1 | Penilaian penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap oleh guru | 75% |
2 | Penilaian hasil siswa | 62.5% |
3 | Pengolahan nilai hasil belajar | 82.1% |
4 | Pelaporan nilai hasil belajar | 75% |
Persentase hasil angket untuk tiap indikator angket guru yang tertera didalam tabel, dapat digambarkan dalam grafik batang.Penggambaran grafik batangan bertujuan agar mempermudah dalam melihat hasil tiap indikator.
Berdasarkan hasil angket guru tentang penilaian pembelajaran pada indikator Penilaian penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap oleh guru berkatekori sangat tinggi yaitu 75% hal itu menunjukan bahwa guru cukup paham dengan penguasaan penilaian. Guru kelas V mengaku bahwa ia selalu melakukan penialaian akhir proses pembelajaran terutama penilaian pengetahuan, meskipun guru masih kebingungan dalam mengolahnya. Kemudian untuk indikator penilaian oleh siswa dapat dikatakan rendah yaitu 62.5% yang berarti penilaian oleh siswa tidak berjalan dengan baik. Guru mengaku bahwa penilaian sikap antar teman tidak berjalan dengan baik karena dari kurangnya partisipasi antar siswa. Untuk indikator ketiga pengolahan nilai hasil belajar mencapai 82.1% yang berkategori tinggi. Guru mengaku bahwa mengelolah penilaian dan ulangan atau remedial cukup menganut pada buku guru dan buku siswa. Kemudian untuk indikator pelaporan nilai hasil belajar mencapai 75% yang berkategori cukup baik. Guru mengaku bahwa ia hanya butuh mengatur waktu untuk melaporkan nilai hasil belajar mengingat banyaknya aspek penilaian.
Keterlaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 di SD N 3 Tuko
Dalam Permendikbud N0.65 tahun 2013 tentang standar proses dijelaskan perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan scenario pembelajaran. Dilihat dari aspek perangkat pembelajaran ada 2 yaitu: (1) Untuk Silabus sudah disediakan oleh pemerintah, jadi guru tinggal mengembangkan sesuai dengan kebutuhan dan pemikiran guru tersebut. (2) Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu suatu bentuk perencanaan pembelajarn yang akan dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini RPP juga disediakan pemerintah tetapi kemudian dikembangkan oleh guru di lapangan. Secara format sudah sesuai dengan kurikulum 2013 dan memenuhi syarat kelogisan sistematika, perlu dicatat bahwa RPP ini dikembangkan oleh tim KKG yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan guru itu sendiri. Dari segi komponen identitas mata pelajaran sudah lengkap, untuk perumusan indikator penjabarannya sangat baik dan sudah sesuai dengan KI dan KD yang ada, perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan krakteristik peserta didik, pemilihan materi ajar cukup baik sesuai dengan buku guru dan buku siswa, Pemilihan media belajar kurang baik karena hanya mengandalkan buku siswa saja sehingga pembelajaran kurang menyenangkan, model pembelajaran terlalu monoton dan kurang inofatif, scenario pembelajaran berjalan dengan kondisi dan alokasi waktu.
Aspek proses pembelajaran
Proses pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran tematik yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitakan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Dalam aspek proses pembelajaran dikatakan cukup baik , peneliti menganalisis proses pembelajaran yang ada dikelas V menggunakan pedoman observasi yang dibuat peneliti. Pada tahapan proses pembelajaran terbagi dalam 3 bagian yaitu (1) Pendahuluan, kegiatan pendahuluan terdiri dari apersepsi dan motivasi serta penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan. Dilihat dari segi apersepsi peneliti menyimpulkan bahwa apersepsi dan pendahuluan yang dilakukan oleh guru sangat baik, mulai dari berdoa dan penyampaian materi yang akan diajarkan.(2) Kegiatan inti, dalam kegiatan observasi ini, bagian kegiatan inti mencakup penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendidikan saintific, penerapan pembelajaran terpadu, pemanfaatan media belajar, perlibtan pesert didik dalam pembelajaran, dan penggunaan Bahasa yang tepat dan benar.Dalam hal penguasaan materi, guru menyesuaikan materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran dengan baik, kemudian pembahasan materi secara umum telah dilakukan guru dengan tepat.Kemudian untuk penerapan pembelajaran saintific belum berjalan secara maksimal, karena kurangnya komunikasi atau interaksi atar guru dengan siswa, atau siswa satu dengan siswa lainnya. Pemanfaatan media pembelajaran guru hanya mengandalkan pada buku tema dan buku guru. Untuk penggunaan Bahasa guru bisa berkomunikasi dengan bahasa daerah dengan lancar, memiliki respon baik terhadap peserta didik namun kurang menindaklanjuti.(3) Kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup, guru telah melakukan refleksi tentang pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan menanyakan kesan atau pesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan hari itu.
Aspek penilaian
Penilaian yang digunakan di dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehesif untuk menilai mulai dari input, proses, dan output pembelajaran. Pelaksanaan penilaian autentik telah terlaksana dengan baik walaupun guru merasa terlalu berat dalam prosesnya.Untuk indikator yang belum terlaksana dengan cukup baik adalah penilaian sikap dengan jurnal, penilaian diri (penilaian diri siswa), penilaian antar teman, dan juga penilaian proyek.Penilaian sikap dengan jurnal yang harus dilakukan setiap hari belum terlaksana sepenuhnya.Kebanyakan guru mengandalkan ingatan dalam sikap keseharian siswa berdasarkan pengamatan, untuk kemudian direkap pada saat penulisan hasil belajar (rapor).Penilaian yang dilakukan harian secara rutin adalah penilaian ketrampilan dan ulangan harian untuk kompetensi pengetahuan dilakukan seminggu sekali (setiap selesai satu sub tema).Penilaian diri siswa dan penilaian antar teman belum banyak dilakukan. Penilaian diri hanya sebatas pada kegiatan refleksi mengenai apa yang telah dipelajari, apa yang telah dipahami, dan apa manfaat pembelajaran. Untuk penilaian proyek sudah dilaksanakan karena dalam buku sudah tersedia.Guru tinggal melaksanakan dan mengembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa.Adapun kendalanya adalah mengenai waktu. Tindak lanjut dari proses penilaian adalah adanya pembelajaran remedial dan pengayaan. Kegiatan remidial dilakukan untuk menuntaskan pembelajaran yang belum sesuai standar penilaian yang diharapkan.Sedangkan pembelajaran pengayaan dilakukan untuk menambah materi bagi anak yang nilaianya telah melebihi standar.
Kendala yang ditemui di lapangan
Kendala yang dialami guru dalam implementasi kurikulum 2013 ini adalah kendala dalam mengelola penilaian karena mengingat penilaiannya terlalu rumit.Jadi guru membutuhkan waktu untuk memahami prosedur penilaian kurikulum 2013.Kemudian kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah membuat guru kesulitan untuk membuat media pembelajaran yang lebih inovatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa SD N 3 Tuko sudah menggunakan kurikulum 2013 tetapi dalam pelaksanaan kurikulum tersebut belum diterapkan di semua kelas dengan alasan sekolah butuh waktu untuk menerapkan dari tahun ke tahun, kemudian dilihat dari kondisi siswa dari aspek kesiapan mengikuti pelajaran dengan presentase 85,6 % yang menunjukan bahwa siswa sudah cukup siap dan keaktifan selama pembelajaran sudah sepenuhnya sesuai standar dan berkategori cukup dengan presentase 88,3 %. Kemudian dilihat kondisi pemahaman guru 69.3% dan penilaian pembelajaran dengan presentase 73.6% sudah terpenuhi dan berkategori cukup baik.Jadi dapat dikatakan 79% Implementasi kurikulum 2013 sudah diterapkan dengan cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Akbar, A’yun, dkk. 2017. Implementasi Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Bandung: Pt. Remaja Rosdakaya.
Andang. 2014. Kebijakan Kurikulum.Malang:Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Busro, Muhammad; Siskandar. 2017. Perencanaan dan pengembangan kurikulum. Yogyakarta: Media Akademi.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,SMP/MTS & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
J.Moleong, L. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Krisnandi ; Rusmawan. 2015. “Kendala Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi Kurikulum 2013”. Jurnal Cakrawala Pendidikan. XXXIV (3).457-467.
Kurniaman, O. Noviana, E. 2017. “Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Ketrampilan, Sikap, Dan Pengetahuan”. Jurnal Primary.6 (2), 389-392. Riau: Universitas Riau.
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ningrum, S, E. Sobri, Y, A. 2015. “Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar”. Jurnal Manajemen Volume Pendidikan 24( 5), 416-423.
Oemar Hamalik. 2013. Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D ). Bandung: Alfabeta.
Trisnasari, D. Riyanto,E. 2014. “Analisis Keterlaksanaan Implemetasi Kurikulum 2013 di kelas Se- SD Kabupaten Magetan”. Jurnal LPPM. Madiun: IKIP PGRI Madiun
Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yani, A. 2014. Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.