ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS IV

SDN BANGETAYU WETAN 02 SEMARANG

 

Shela Wahyu Jayanti ¹)

A.Y Soegeng Ysh ²)

Filia Prima Artharina ³)

1) Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Analisis Pelaksanaan Pendidikan Karakter Disiplin Belajar Siswa Kelas IV SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa yang terlihat belum sesuai dengan yang diharpakan karena masih ditemukan siswa kurang disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Permasalahan yang diambil dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa. Sumber data penelitian yaitu guru dan siswa. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa belum terlaksana dengan baik terlihat dari disiplin waktu belajar, disiplin peraturan dan disiplin perilaku siswa di sekolah. Adanya kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa yaitu siswa yang mengulangi pelanggaran yang sama meskipun sudah ditegur. Usaha guru dalam menanamkan kedsiplinan belajar siswa antara lain: hukuman,faselitas dan peraturan di lingkungan sekolah. Maka dapat disimpulkandisiplin belajar siswa di SD Negeri Bangetayu Wetan 02 Semarang dalam kategori cukup baik. Saran dalam penelitian ini yaitu disiplin belajar siswa perlu dipertahankan dan dievaluasi.Sehingga siswa memiliki keteraturan dalam belajar, menjadi individu yang tertib dan lebih menguasai serta memahami mengenai peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah dalam peraturan tata tertib sekolah

Kata Kunci: Disiplin Belajar, Deskriptif, Kualitatif

 

PENDAHULUAN

Penguatan pendidikan karakter disiplin di era sekarang merupakan hal yang penting untuk dilakukan mengingat banyaknya peristiwa yang menunjukkan terjadinya krisis moral baik di kalangan anak-anak, remaja, maupun orangtua. Pendidikan karakter pada dasarnya merupakan pendidikan nilai (value education) yang tidak dapat dipisahkan dari masalah moral atau etika, yaitu nilai-nilai yang terkait dengan baik-buruknya tingkah laku manusia Soegeng (2015: 8). Sedangkan menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 42), Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Pendidikan karakter disiplin menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan dilakukan.

Salah satu pendidikan karakter adalah nilai karakter disiplin. Fenomena yang sering terjadi di sekolah adalah karakter ketidakdisiplinan siswa dalam belajar, mulai dari keterlambatan siswa masuk sekolah, bolos sekolah, siswa tidak hadir tanpa alasan yang jelas (alpha), tidak memperhatikan pelajaran,tidak mengerkan tugas tepat waktu dan lain-lain. Menurut Suhendri (2016: 101) ketidakdisiplinan belajar merupakan suatu gambaran sikap, mental dan tingkah laku seseorang atau siswa yang menunjukkan ketidakpatuhan, acuh tak acuh terhadap jadwal belajar yang telah ditetapkannya. Kegiatan belajar yang dilakukannya selalu merasa terpaksa dan menjadi beban berat baginya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penelitian tentang analisis pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa kelas IV SD Bangetayu Wetan 02 Semarang terdapat kasus siswa kelas IV yang belum menerapkan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar diantaranya; (1) keterlambatan siswa pada saat masuk sekolah, (2) menyontek, (3) tidak menjaga kebersihan dan kerapian di lingkungan sekolah, (4) menggunakan atribut sekolah tidak lengkap, (5) keluar masuk kelas saat jam pelajaran berlangsung, dan (6) jajan di luwar lingkungan sekolah dan lain sebaginya. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mempunyai ide atau gagasan untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pendidikan Karakter Disiplin Belajar Siswa Kelas IV SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang”.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka rumusan dari penelitian ini adalah: Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa kelas IV SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang?. Tujuan daripenelitian ini adalah mendeskripsikan mengenai karakter disiplin belajar siswa selama ini di lingkungan sekolah.

LANDASAN TEORI

Pendidikan Karakter

Daryanto dan Darmiatun (2013: 42), Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).

Tujuan dan Fungsi

Wantah (2005: 176-177) upaya menanamkan disiplin kepada anak bertujuan untuk membentuk tingkah lakunya agar sesuai dengan keinginan masyarakat, dan menghindari tingkah laku yang tidak diinginkan. Tujuan disiplin ialah mengubah sikap dan perilaku anak agar menjadi benar dan dapat diterima masyarakat. Melalui pembentukan disiplin, perilaku anak akan semakin matang secara emosional. Selain itu, Wantah berpendapat bahwa tujuan dari disiplin adalah melindungi anak dari bahaya, membantu anak untuk belajar disiplin pada dirinya, mengembangkan kesadaran yang sehat, rasa bertanggung jawab, pengendalian diri, serta menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter disiplin. Pendidik harus menyadari bahwa mendisiplinkan anak bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya. Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah (a) pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik ini bagi peserta yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa; (b) perbaikan memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; (c) untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa bermartabat.

Aksan (2014: 29) menyatakan contoh sikap disiplin di sekolah adalah tidak terlambat masuk sekolah, melaksanakan jadwal piket, membuang sampah pada tempatnya, tidak membuat gaduh di dalam kelas dan duduk dengan rapi. Tindakan disiplin mencerminkan perilaku atau karakter peserta didik dalam disiplin belajar seperti memiliki catatan kehadiran, member penghargaan terhadap warga sekolah yang disiplin,memiliki tata tertib yang jelas, menegakkan aturan dengan sanksi tegas, membiasakan hadir tepat waktu dan membiasakan mematuhi tata tertib Aksan (2014: 31).

Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan menurut Munawi (2007: 22) adalah tingkah laku perbuatan dalam ketertiban di sekolah dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin yaitu: (a) disiplin waktu belajar, (b) disiplin tempat belajar, (c) disiplin peraturan dalam belajar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan berdasarkan pada obyek penelitian yaitu; Kepala sekolah,guru dan siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa observasi, wawancara, dan angket yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa kelas IV SD Bangetayu Wetan 02 Semarang. Data Kualitatif adalah data yang diwujudkan dalam kata keadaan atau kata sifat, contohnya sangat baik, dan lain-lain yang merupakan kelanjutan kualitasnya Arikunto (2010: 21). Lofland (dalam Moleong 2017: 157) mengemukakan sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dan Moleong (2017: 11) mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas dan setelah diteliti menjadi lebih jelas. Kesimpulan ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dibuat, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini dikarenakan masalah dan rumusan masalah dalam penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa kelas IV SD Bangetayu Wetan 02 Semarang sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari disiplin waktu belajar, hasil angket bahwa siswa sebanyak 65% selalu masuk dan pulang sekolah tepat waktu dan sisanya 5% siswa kadang masuk dan pulang sekolah tepat waktu. Disiplin waktu belajar juga terlihat dari hasil wawancara kepala sekolah mengatakan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin waktu belajar berdasarkan hasil penelitian saat ini iya sudah terbisa dan melakukan literasi sebelum atau sesudah proses pembelajaran yang dilakukan baik bapak atau ibu guru oleh siswa. Guna untuk mendisiplinkan belajar siswa dalam proses belajar mengajar secara berlangsung. Karakter disiplin belajar juga terlihat dari hasil wawancara wali kelas menyatakan iya dalam karate disiplin belajar siswa tepat waktu untuk datang dan pulang sekolah terdapat absensi kelas dan pohon absen di kelas. Jadi untuk datang yang awal barangkat sekolah biyasanya menyiapkan berdoa di kelas untuk yang datang terlambat menyiapkan berdoa diakhir pemebelajaran. Disiplin watu belajar bagi siswa di SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang dari beberapa siswa mengatakan bahwa datang dan pulang sekolah pukul 06.30-14.00 WIB. Bahkan terkadang ada beberapa siswa yang kadang datang ke sekolah pukul 7.00 WIB dan terkadang untuk pulang sekolahnya sendiri tidak menentu karena ada jadwal tambahan serta beberapa siswa ada yang mengikuti kegiatan madrasah di luar sekolah. Disiplin waktu belajar juga terlihat berdasrkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa beberapa diantara warga sekolah tidak tepat waktu datang ke sekolah. Guru terlambat 15 menit dan masuk barisan dalam kegitan PPK. Hasil angket mayoritas guru kelas, guru mapel kelas IV dan Pembina pramuka sebanyak 4% warga sekolah kadang disiplin belajar tepat waktu. Masuk kelas tepat waktu, mayoritas warga sekolah sebanyak 8% jarang tepat waktu disiplin belajar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung. Datang sekolah tepat waktu sebanyak 13% warga sekolah jarang disiplin waktu belajar tepat waktu. Mengikuti upacara bendera dan PPK tepat waktu, mayoritas siswa sebanyak 5% sering mengikuti upacara bendera dan PPK tepat waktu serta sisanya 5% siswa sering tidak mengikuti upacara bendera dan PPK tepat waktu. Kegitan warga sekolah juga terlihat pada saat mengikuti jalannya proses budaya di lingkungan sekolah dalam upacara bendera dan PPK pada pagi hari yang dilaksanakan pada hari senin-jumaat. Kegitan yang diterapkan warga sekolah tersebut iya tepat waktu karena sudah terbiasa dalam kegitan atau pelaksanaan pembiasaan pada pagi hari dalam disiplin belajar itu sendiri. Guru mapel mengatakan pada kegiatan PPK atau kegiatan rutin apel pagi serta upacara bendera, siswa sudah datang tepat waktu. Kedisiplin belajar siswa juga ditanamkan dalam pelaksanaan kegitan pada pagi hari yaitu upacara bendera dan PPK. Kegitan pada pagi hari ibu Padmi mengatakan bahwa siswa iya tepat waktu dalam mengikuti kegitan pada pagi hari. Berdasarkan hasil observasi siswa tidak tepat waktu dalam pelaksanaan kegitan PPK dan upacara.

Disiplin peraturan pengunaan atribut sekolah yang rapi dan sopan dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar di SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang iya sudah sesuai kan sudah terlihat adanya jadwal yang diterapkan oleh pihak sekolah mengenai pakaian dan atribut yang lengkap bagi bapak atau ibu guru serta siswa itu sendiri. Disiplin peraturan dilaksanakan oleh wali kelas IV mengenai peraturan atribut sekolah di SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang yang beliau ketahui siswa yang mengenakan atribut sekolah iya ada sebagian yang belum sesuai ada yang sudah sesuai. Tapi tetap dihimbau agar siswanya tahu dalam kedisiplinan memakai seragam sekolah yang baik dan benar. Kalau yang tidak menggunakan atribut biyasanya itu pindahan dari sekolah lain ke SD sini. Atribut sekolah,mayoritas siswa sebanyak 50% selalu menggunakan atribut sekolah dan sisanya 5% tidak pernah menggunakan atribut sekolah. Atribut mayoritas guru sebanyak 4% kadang menggunkan atribut yang tidak sesuai. SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang sudah menerapkan kebijakan atau peraturan mengenai disiplin belajar mencintai lingkungan, karena sekolah ini juga menerapkan budaya adiwiyata baik dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar. Untuk penerapan sebagain sudah,disetiap area kelas terdapat beberapa tanaman siswa yang siswa bawa untuk di rawat dan ditanaman di area lingkungan sekolah ini. Cinta lingkungan, mayoritas siswa sebanyak 50% selalu cinta lingkungan dan sisanya 5% jarang cinta lingkungan. Terlihat dari dokumentasi bahwa siswa tidak disiplin membuang sampah pada tempatnya. Kedisiplinan perilaku belajar di sekolah juga diterapkan oleh seluruh warga sekolah. Disiplin perilaku belajar sekolah juga terlihat atau terpantau dari pihak kepala sekolah dan guru dengan menjalin komunikasi antar warga sekolah. Pola tingkah laku warga sekolah juga terlihat ketika pada saat jam istirahat maupun pada saat akan melaksanakan ibadah sholat dhuhur. Pada saat jam istiraht aktivitas siswa baik bapak/ibu guru berada di dalam kelas untuk melihat aktivitas siswa pada saat jam istirahat berlangsung. Namun ada beberapa salah satu diantara guru yang tidak berada di dalam kelas melainkan di ruangan guru. Seketika itu guru juga mengatakan tidak boleh keluar di area lingkungan sekolah jikalau ada keperluan bilang terlebih dahulu atau izin bapak/ibu guru yang bersangkutan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Padmi beliau mengatakan iya, memantau siswa sebelum masuk dan keluar kelas. Pelaksanaan karakter disiplin terkait perilaku siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas pada saat jam pembelajaran sudah cukup baik. Guru mapel selalu memantau dan memberikan peringatan pada siswa agar siswa tidak keluar dari area lingkungan sekolah. Perilaku pendidikan karakter disiplin belajar siswa di SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang terlihat dari hasil wawancara bahwa beberapa siswa mengtakan iya dipantau,kadang dan bahkan tidak pernah. Prilaku,mayoritas siswa sebanyak 70% jarang memantau prilaku dan sisanya 5% selalu dan sering memantau prilkau. Mengelola kelas, mayoritas sebanyak 32% kadang mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Menerapkan disiplin belajar, mayoritas sebanyak 19% kadang menerapkan disiplin belajar di dalam kelas.

Berdasarkan hasil dokumentasi disiplin perilaku. Pelaksanaan peraturan tatatertib adanya sosialisasi antara warga sekolah dan wali murid dalam peraturan tata tertib. Guna untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah dalam pelanggaran kedisiplinan belajar siswa. pelanggaran tersebut ada yang ringan dan memberatkan,untuk yang ringan paling ya menyiram tanaman, mengambil daun kering dan jika yang memberatkan itu memanggil wali murid siswa. Peraturan tata tertib juga diterapkan di dalam kelas guna untuk mendisiplinkan belajar siswa di dalam kelas. Disiplin belajar siswa sudah adanya aturan dan kesepakatan yang diterpkan oleh siswa dan wali kelas. Aturan dan kesepakan tersebut dilakukan secra lisan maupun tertulis tergantung dari wali kelas masing-masing yang penting siswa itu bagaimana bisa disiplin belajar di dalam kelas. Pemberian hukuman yang ibu Padmi berikan biasanya jelas tidak memberatkan siswa yang ringan saja hukumannya, karena siswa itu sudah capek dan jenuh akan pelajaran ditambah dengan kegiatan ekstrakurikuler di SD sini. Hukuman yang pernah dirasa beberapa siswa dalam wawancara yaitu menyirami tanaman, berdiri jongkong di kelas, dimarahi, mengambil daun kering dan menyanyikan lagi wajib sama menyirami tanaman, soal matematika. Hukuman, mayoritas siswa sebanyak 25% selalu memberikan hukum dan sisanya 5% siswa jarang dan tidak pernah memberikan hukuman.

KESIMPULAN DAN SARAN

83

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar di SD Bangetayu Wetan 02 Semarang merupakn sekolah ramah anak. Kesungguhan siswa belajar sudah baik, demikian pula kesesuaian jadwal belajar. Pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa kelas IV SD Bangetayu Wetan 02 Semarang secara umum belum terlaksana dengan baik. Siswa masih ada yang datang terlambat ke sekolah pada saat pelaksanaan kegitan upacara bendera dan PPK serta semangat belajar menipis ketika akan masuk jam pelajaran pada siang hari. Kendala dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin yaitu perbedaan karakter siswa. Perbedaan karakter siswa membuat guru harus mampu menerapkan atau menggunakan metode pendekatan yang berbeda pada siswa agar siswa menjadi lebih disiplin dan dapat belajar dengan baik.Selain itu, terdapat siswa yang sulit diatur dan siswa tidak paham mengenai peraturan yang sudah ada. Adapun hukuman yang diberlakukan atas pelanggaran yang dilakukan siswa dintaranya menyiram tanaman, berdiri jongkok, mengambil sampah, menyanyikan lagu nasional, diberi soal matematika atau hanya diberikan peringatan saja. Usaha-usaha dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa dengan diberlakukannya hukuman,faselitas dan peraturan di dalam kelas. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu melakukan perenting terkait kedisiplinan belajar belajar siswa dan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah:

  1. Bagi sekolah diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan lagi program-program yang berhubungan dengan pendidikan karakter disiplin belajar bagi siswa.
  2. Bagi guru diharapkan selalu dapat memberikan contoh-contoh pendidikan karakter disiplin pada siswa.
  3. Bagi siswa diharapkan agar lebih memperhatikan peraturan yang berlaku di sekolah dan dapat menerapkan kedisiplinan di sekolah.
  4. Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang sama dengan peneliti disarankan untuk lebih detail dalam melakukan penelitian, serta agar dapat menambah fokus penelitian bukan hanya karakter disiplin.

DAFTAR PUSTAKA

Aksan,Hermawan.2014. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Disiplin,Kerja Keras,Kreatif dan Mandiri. Bandung: Nuansa Cendikia.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

A.Y.Soegeng.2015. Etika Pancasila: Nilai-Nilai Pembentukan Karakter. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

Daryanto dan Darmiatun, Suryatri. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Moleong J Lexy.A.M., 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munawi. 2007. Disiplin dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Tiga Serangkai.

Suhendri. 2016. Faktor-faktor Penyebab Ketidakdisiplinan Belajar Siswa di Sekolah dan Upaya Pemecahannya (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 5 Kendari). Jurnal. Vol.3, No.2 Oktober 2016. ISSN: 2406-8691.