APLIKASI PENGAJARAN SPEAKING MENGGUNAKAN MEDIA EASY COMIC DAN LOQUENDO TTS7 DIRECTOR
APLIKASI PENGAJARAN SPEAKING MENGGUNAKAN
MEDIA EASY COMIC DAN LOQUENDO TTS7 DIRECTOR
PADA SISWA KELAS VII SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Ratih Wijayava
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
ABSTRAK
Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya fakta bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMPIT Nur Hidayah Surakarta mengalami kesulitan dalam mengembangkan kompetensi berbicara (speaking). Untuk mengatasi masalah ini para guru bahasa Inggris di sekolah tersebut menerapkan pembelajaran speaking menggunakan media komik beraudio yang dibuat memakai aplikasi Easy Comic dan Loquendo TTS7 Director yang digabungkan dalam program Microsoft Powerpoint. Media ini selaras dengan pengembangan pembelajaran berbasis ICT (Information Communication and Technology). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaplikasian pengajaran speaking menggunakan media Easy Comic dan Loquendo TTS7 Director pada pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII SMPIT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2015/ 201. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Target penelitian adalah dikembangkannya prototipe media pembelajaran berbasis ICT untuk skill speaking khususnya dan untuk mata pelajaran bahasa Inggris pada umumnya.
Kata kunci: speaking, easy comic, Loquendo TTS7 Director, ICT
PENDAHULUAN
Speaking adalah salah satu skill penting yang harus dikuasai dalam belajar Bahasa Inggris. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris akan sangat membantu siswa meningkatkan kemampuan berbicaranya. Namun demikian, bukanlah hal yang mudah untuk mengajarkan atau meningkatkan kemampuan speaking siswa di suatu kelas. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya diantaranya terkait dengan penyajian materi pelajaran selama ini lebih banyak terfokus pada pendekatan struktur (structural approach) yakni berkutat pada teori dan tata bahasa, seperti penguasaan struktur bahasa, part of speech dan sebagainya. Akibatnya banyak siswa yang bagus dalam pemahaman teori dan mendapatkan nilai yang baik dalam evaluasi tertulis tetapi tidak memiliki kecakapan komunikasi (speaking) yang baik.
Faktor yang lain yang mempengaruhi kemampuan speaking siswa lebih mengarah pada intern, misalnya kebanyakan siswa tertutup dan malu bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti. Hal itu mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kesulitan dalam memahami materi menyebabkan rendahnya kompetensi berbicara siswa. Di samping itu juga terdapat faktor lain yakni lemahnya respon dan motivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan metode yang digunakan kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung. Pembelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan masih didominasi oleh guru sehingga kurang menghasilkan aktifitas siswa yang baik. Kebosanan anak didik dalam belajar Bahasa Inggris sebagian besar disebabkan oleh faktor didaktik, termasuk pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).
Melalui proses observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru Bahasa Inggris di SMPIT Nur Hidayah Surakarta diketahui bahwa sebagian besar siswa, khususnya kelas VII mengalami kesulitan dalam mengembangkan kompetensi berbicara (speaking). Berpijak dari fakta ini maka para guru bahasa Inggris di sekolah tersebut mencari solusi untuk mengajarkan speaking dengan metode yang menarik sehingga siswa menjadi lebih aktif.
Dari hasil sharing ideas sesama guru Bahasa Inggris diperoleh satu kesimpulan bahwa perlu dilakukan pemilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi berbicara (speaking) siswa. Model yang akan diterapkan adalah pembelajaran menggunakan media komik beraudio. Komik menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif dan bisa menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami. Gambar yang sederhana dipadukan dengan ungkapan dalam bahasa sehari-hari membuat komik bisa dibaca oleh semua orang. Penambahan audio dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar yang baik. Media pembelajaran dalam bentuk file komik beraudio ini dibuat memakai aplikasi EasyComic dan Loquendo TTS7 director dan digabungkan dalam program Microsoft Powerpoint.
Menurut Sajidan (2010) metode ini selaras dengan situasi di era modern di mana dikembangkan pembelajaran berbasis ICT (information communication and technology).Pemilihan model ini akan menjadi model (contoh) dan membantu siswa untuk lebih bersemangat dalam berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, praktik dan saling berbagi informasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan speaking siswa. With the help of internet and other technologies, distance education has become a viable and valuable option for individuals who are unable to enroll either full time or part time in traditional learning institutions(Reeves, Jodi: 26). Teknologi akan mempermudah dalam pembelajaran.
Â
Pembelajaran speaking berbasis ICT yang digagas para guru bahasa inggris di SMPIT Nur Hidayah Surakarta merupakan hal yang menarik dalam pembelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian deskritif kualitatif terkait Pengajaran Speaking MenggunakanMedia EasyComic dan Loquendo TTS7 director pada Siswa Kelas VII SMPIT Nur Hidayah Tahun Pelajaran 2015/ 2016.
METODE PENELITIAN
Diagram Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPIT Nur Hidayah Surakarta yang berlokasi di Jl. Kahuripan Utara Sumber, banjarsari, Surakarta.Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan (Maret- Mei 2016). Observasi ataupun proses pengambilan data yang lain dilaksanakan bulan April- mei 2016. Sedangkan pengolahan data dan pelaporan hasil disampaikan bulan Mei – Juni 2016. Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mempergunakan tiga sumber data, yaitu kegiatan, informan dan dokumen.Kegiatan ataupun ‘event’ yang menjadi sumber data di sini adalah proses KBM di kelas VII SMPIT Nur Hidayah Surakarta yang menerapkan pembelajaraan speaking berbasis ICT. Sumber data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan guru (learning log), catatan lapangan (field note) dan dokumentasi. Sedangkan data dokumentasi diperoleh dari foto-foto penelitian. Sumber data informan dalam penelitian ini adalah guru bahasa Inggris dan siswa kelas VII SMPIT Nur Hidayah Surakarta tahun ajaran 2015/ 2016.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau menurut Goetz & Le Compte (dalam Sutopo, 2002) disebut juga sebagai cuplikan dengan criterion-based selection. Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang paling tahu, sehingga ada kemungkinan pilihan informan tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton dalam Sutopo, 2002).
Untuk memperoleh data yang valid dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pengamatan, wawancara mendalam dan analisis dokumen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan. Hal ini diawali dengan pengamatan secara langsung dari kegiatan belajar mengajar di kelas speaking yang diajar menggunakan media easy comic dan loquendo TTS7 director. Peneliti akan melihat dan mendengarkan serta mencatat secara langsung data dari kegiatan tersebut dalam catatan lapangan hasil pengamatan.Untuk menunjang pengambilan data ini penulis akan membuat dokumentasi dalam bentuk gambar maupun rekaman. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode.
Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Reduksi data adalah langkah pertama untuk menganalisis data. Rumusan-rumusan yang berupa temuan-temuan pokok atau inti pemahaman dari peristiwa yang dikaji ini disebut reduksi data. Dengan kata lain proses ini meliputi seleksi, penyederhanaan dan penyalinan data ke dalam catatan lapangan. Aktifitas ini juga menuntut adanya sintesa dari informasi dan sumber data ke dalam deskripsi yang koheren (saling berkaitan).
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data dari catatan lapangan hasil pengamatan dan catatan lapangan hasil wawancara.Selain itu juga dari dari catatan hasil analisis dokumen. Sajian data bisa dilengkapi dengan diagram atau tabel. Hal ini dilakukan agar penyajian menjadi lebih bisa dipahami. Dari sajian data ini peneliti mulai menganalisis berdasarkan pemahamannya.
Setelah pengumpulan data selesai, peneliti melakukan usaha untuk menarik simpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan ini akan dikaji bersama dengan teori-teori yang relevan (justifikasi teoritis). Bila simpulan dirasa kurang mantap maka peneliti bisa terjun kembali ke lapangan untuk mencari data yang lebih akurat sampai ditemukan informasi yang benar-benar lengkap mengenai masalah yang dikaji.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengaplikasian pengajaran speaking menggunakan media EasyComic dan Loquendo TTS7 director pada pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII SMPIT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2015/ 2016.
Sebelum metode berbasis ICT ini diaplikasikan, terlebih dahulu dilaksanakan pra tindakan yang meliputi pengamatan di kelas putra dan kelas putri, wawancara dengan para murid dan guru serta analisis dokumen (hasil test speaking) dengan hasil sebagai berikut: pertama belum terdapat media yang menyenangkan dalam pembelajaran, khususnya speaking, kedua Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, ketiga Siswa kurang inisiatif, masih malu-malu dan takut untuk berbahasa Inggris. Adapun yang keempat adalah perlunya media yang menarik, sesuai dengan kondisi anak dan yang kelima rendahnya prestasi siswa, sebagaimana yang terlihat dalam hasil test speaking yang didokumentasi oleh guru (banyak nilai di bawah KKM)
Maka dari itu masih diperlukan satu tindakan untuk meningkatkan prestasi berbicara (speaking) siswa. Upaya tersebut adalah pembelajaran melalui media EasyComic dan Loquendo TTS7 Director. Pengaplikasian kedua media ini dalam pengajaran speaking melalui beberapa tahapan, yaitu:
Perencanaan
Dalam perencanaan ini, guru menyusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk aspek speaking yang mencakup standar kompetensi, indikator, langkah-langkah pembelajaran dan rubrik untuk penilaian. Standar kompetensinya adalah Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat. Dalam tahap awal ini pula guru mensosialisasikan kepada siswa terkait media pembelajaran berbasis ICT. Selanjutnya para siswa diminta untuk membawa laptop pada pembelajaran bahasa Inggris untuk materi mendatang.
Berdasarkan hasil pengamatan dikelas putra dan kelas putri, secara garis besar, pada pertemuan awal guru melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Menjelaskan materi asking and offering help
b. Memberikan contoh dialog tentang asking and offering help
c. Membantu menginstal program EasyComic dan Loquendo TTS7 Director
d. Memberikan contoh pembuatan media pembelajaran melalui EasyComic dan Loquendo TTS7 Director,
e. Membimbing siswa bersama kelompok untuk membuat dialog dan menerapkannya ke dalam program,
f. Memfasilitasi siswa dalam pembuatan media
g. Memfasilitasi siswa untuk mempraktikan dialog secara berpasangan.
Selanjutnya pada pertemuan lanjutan para siswa secara berpasangan akan melakukan praktek percakapan mandiri bersama pasangannya di depan kelas berdasarkan komik yang telah dibuat.
Pada pertemuan berikutnya guru membantu siswa untuk kembali mengkopi dan menginstalkan program bagi anak yang kesulitan. Selain itu guru memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berkreasi membuat naskah/ skrip yang masing-masing bersama kelompok serta diperbolehkan menambahkan dengan fitur lain sesuai kreatifitas masing-masing.
Pada tahap ini siswa berlatih untuk melakukan dialog tentang materi terkait bersama dengan pasangannya. Siswa membuat dan mengembangkan sendiri transkrip dialog yang ada dan mempraktikkannya di depan kelas. Dengan tema percakapan yang mereka buat sendiri siswa terlihat lebih menguasai teks dan materi percakapan Siswa juga diperbolehkan melakukan improvisasi atas percakapan yang telah mereka buat di luar transkrip yang telah mereka buat.
Kegiatan lanjutan terasa lebih alami dibandingkan pembelajaran pada tindakan awal. Guru juga menayangkan beberapa contoh media komik yang sudah jadi sehingga membantu para siswa dalam menyusun transkrip, berlatih berpasangan dan menampilkannya di depan kelas. Dalam tahap ini semakin banyak interaksi yang terjadi antara siswa dan guru, bertanya ataupun meminta arahan. Siswa lebih asyik belajar dengan partnernya dan apabila mendapati kesulitan mereka bertanya dengan gurunya. Guru memberikan scoring dari praktek speaking ini.
Prototipe media pembelajaran materi speaking berbasis ICT
Simpulan dan Saran
Hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media EasyComic dan Lequendo TTS7 Director berhasil diaplikasikan dalam pengajaran speaking di kelas VII SMPIT Nur Hidayah Surakarta.
Sehubungan dengan penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
a. Â Bagi guru Bahasa Inggris yang lain penggunaan media EasyComic dan Loquendo TTS7 Director ini bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan speaking dan minat serta motivasi siswa dalam pembelajaran.
b. Â Dalam praktiknya metode ini bisa dikembangkan dengan cara dan strategi lain serta untuk kemampuan skill bahasa Inggris yang lain.
c. Â Â Pembelajaran dengan metode ini harus benar-benar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, karena keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh persiapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Reeves, Jodi. Et all. Improving Laboratory Effectiveness in Online and Onsite Engineering Courses at National University. Journal of Research in Innovative Teaching. Volume 5, Issue 1 March 2012.
Sajidan. 2010. ICT based learning.(makalah). Dipresentasikan dalam MGMP Â Â Â Â Â Â Â Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Solo. 2012.
Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.