MELAKSANAKAN BIMBINGAN BERKELANJUTAN

UNTUK PENERAPAN LITERASI SISWA

SEBELUM PROSES PEMBELAJARAN DI SDN. 173319 PEARUNG SILALI TP. 2019/2020

 

Rosmeika Simanungkalit

SDN. 173319 Pearung Silali Kabupaten Humbang Hasundutan

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan bimbingan berkelanjutan dari Kepala Sekolah akan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran didalam proses pembelajaran di dalam kelas. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan strategi literasi sebelum proses pembelajaran melalui bimbingan berkelanjutan. Subyek dalam PTS ini adalah guru kelas dan guru mata pelajaran SDN. 173319 Pearung Silali Kec.Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam Melaksanakan strategi literasi sebelum proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus berikutnya.Pada siklus I dari indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi sekolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. Pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi didalam kelas sebelum proses pembelajaran dimulai adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83. Dapat disimpulkan bahwa startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan Kepala Sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran di dalam Kelas di SDN. 173319 Pearung Silali Kabupaten Humbang Hasundutan pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Kata kunci: Literasi, Bimbingan Berkelanjutan

 

PENDAHULUAN

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai ‘keberaksaraan’ dan selanjutnya dimaknai’ melek’ atau ‘keterpahaman’. Pada langkah awal, “melek baca dan tulis” ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.

Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis saja. Agar mampu bertahan di abad XXI, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, matematika, sains, teknologi informasi dan komunikasi, keuangan, serta kebudayaan dan kewarganegaraan. Tiga literasi lainnya yang perlu dikuasai adalah literasi kesehatan, keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan kriminal (bagi seluruh siswa disebut “sekolah aman”) (Wiedarti, Mei 2016). Literasi gesture pun perlu dipelajari untuk mendukung keterpahaman makna teks dan konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks khusus para difabel. Semua ini merambah pada pemahaman multiliterasi.

Menurut Abidin (2015), multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia. Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks multimoda (multimodal text). Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi–menggunakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran dengan memadukan karakter dan keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi) diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.

Berdasarkan uraian tersebut, istilah literasi merupakan sesuatu yang terus berkembang atau terus berproses, yang pada intinya adalah pemahaman terhadap teks dan konteksnya sebab manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, masa kehidupan, hingga kematian, Keterpahaman terhadap beragam teks akan membantu keterpahaman kehidupan dan berbagai aspeknya karena teks itu representasi dari kehidupan individu dan masyarakat dalam budaya masing-masing.

Saat ini kenyataan yang terjadi di SDN. 173319 Pearung Silali Kec.Lintongnihuta masih belum optimal mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain. Kondisi ini harus segera di atasi supaya siswa dan guru mengalami perubahan dalam pengembangan pengetahuan dan informasi tentang pembelajaran, karena dengan membacalah kita memperoleh informasi dari berbagai sumber yang akan mempercepat pemahaman kita terhadap suatu masalah terutama dalam bidang pendidikan.

Data ini selaras dengan temuan UNESCO (2012) terkait kebiasaan membaca masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa hanya satu dari 1.000 orang Indonesia yang membaca. Sejalan dengan hal tersebut, hasil tes PIAAC atau Programme for the International Assessment of Adult Competencies untuk tingkat kecakapan orang dewasa juga menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Indonesia berada di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diperlukan orang dewasa untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota masyarakat. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap siswa. Bersasarkan hal diatas maka sebagai Kepala Sekolah pada satuan pendidikan ini, sangat tertarik ingin melaksanakan penelitian yang berjudul “UPAYA MELAKSANAKAN STRATEGI LITERASI SEBELUM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN KEPALA SEKOLAH DI SDN. 173319 PEARUNG SILALI SEMESTER GANJIL TP.2019/2020.”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran. PTS ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran (GLS). Yang menjadi subyek dalam PTS ini adalah guru SDN. 173319 Pearung Silali Kec.Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020.

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.”

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Dari hasil wawancara terhadap beberapa orang guru, peneliti memperoleh informasi bahwa semua guru (delapan orang) belum memahami strategi literasi Sebelum proses pembelajaran di dalam kelas, hanya sekolah yang memiliki dokumen standar proses (satu buah), hanya dua orang guru yang pernah mengikuti pelatihan mengenai literasi sekolah, umumnya guru belum melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran, kebanyakan guru tidak tahu dan tidak paham melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran secara lengkap, mereka setuju bahwa guru harus melaksanakan literasi dalam proses pembelajaran yang dapat dijadikan acuan/pedoman dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap aspek pelaksanaan literasi yang dibuat guru (khusus pada siklus I), diperoleh informasi/data bahwa secara umum guru di SDN. 173319 Pearung Silali Kec.Lintongnihuta belum memahami konsep literasi sekolah dan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran didalam kelas, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran literasi sekolah harus dilaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran dengan melaksanakan beberapa langkah-langkah untuk dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan

Siklus I (Pertama)

Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi seperti berikut ini.

Perencanaan (Planning)

  1. Membuat lembar wawancara
  2. Membuat format/instrumen penilaian RPP yang berisi strategi literasi Sebelum proses pembelajaran
  3. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran
  4. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran dari siklus ke siklus

 

Pelaksanaan (Acting)

Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian hasil dari setiap komponen strategi literasi Sebelum proses pembelajaran belum sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya komponen literasi sekolah Sebelum proses pembelajaran yang belum dilaksanakan sekolah dan guru. Sebelas komponen pelaksanaan literasi sekolah yakni:1). Pemahaman tentang literasi 75%. 2). Pembentukan tim literasi sekolah85%. 3). Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85%. 4). Sosialisasi pada Siswa 75%. 5.) Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa 75%. 6). Persiapan Sarana Prasarana 75%.7). Perpustakaan sekolah 75%. 8). Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75%. 9).Akses internet di lingkungan sekolah70%. 10). Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70%. 11). Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SD (Permendikbud No 23 tahun 2013) 75%. (soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban). Hasil observasi pada siklus kesatu dapat dideskripsikan berikut ini:

Tabel 1.1. Siklus I Kesiapan Guru Melaksanakan Startegi Literasi Pembelajaran

No Indikator Pencapaian Siklus I Ket
Pelaksanaan Guru
Sudah Belum %
1 Pemahaman tentang literasi 75%. 15 4 78.95 21.05 Tercapai
2 PembentukanTim Literasi Sekolah 85%. 17 5 89.47 26.32 Tercapai
3 Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85%. 15 4 78.95 21.05 Blm Tercapai
4 Sosialisasi pada Siswa 75%. 16 5 84.21 26.32 Tercapai
5 Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa75%. 16 3 84.21 15.79 Tercapai
6 Persiapan Sarana Prasarana 75%. 14 5 73.68 26.32 Blm Tercapai
7 Perpustakaan sekolah 75%. 15 4 78.95 21.05 Tercapai
8 Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75%. 13 3 68.42 15.79 Blm Tercapai
9 Akses internet di lingkungan sekolah70%. 13 6 68.42 31.58 Tercapai
10 Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70%. 14 5 73.68 26.32 Tercapai
11 Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP (Permendikbud No 23 tahun 2013)75%. 14 6 73.68 31.58 Blm Tercapai
% rata-rata 77.51 23.92

 

Observasi dilaksanakan Selasa, 03 September 2019, terhadap beberapa orang guru di SDN. 173319 Pearung Silali. Keseluruhan guru sudah melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran, tapi masih ada guru yang belum dapat melaksanakan secara baik sesuai dengan komponen maupun sub-sub komponen yang sudah ditentukan. Ada Satu orang tidak mampu melengkapi administrasi dalam melaksanakan strategi pelaksanaan literasi di sekolah komponen indikator pencapaian kompetensi tidak terpenuhi. Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut.

  • Pemahaman tentang literasi 75% menjadi 95% hasil tercapai
  • Pembentukan tim literasi sekolah 85% menjadi 95% hasil tercapai
  • Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85% menjadi 95% hasil belum tercapai
  • Sosialisasi pada Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
  • Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
  • Persiapan Sarana Prasarana 75% menjadi 68% hasil belum tercapai
  • Perpustakaan sekolah 75% menjadi 95% hasil tercapai.
  • Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75% menjadi 42% hasil belum tercapai.
  • Akses internet di lingkungan sekolah 70% menjadi 42% hasil tercapai.
  • Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70% menjadi 68% hasil tercapai.
  • Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SD (Permendikbud No 23 tahun 2013) 75% menjadi 68% hasil belum tercapai.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus I di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan literasi sebelum proses pembelajaran adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus I masih belum berhasil secara baik walaupun sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dari kondisi awal sebelum dilakukan tindakan. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 4 nilai perolehan indikator belum tercapai, maka diperlukan pelaksanaan Sikus II untuk dapat mencapai perolehan hasil sebagaimana yang diharapkan.

Siklus II (Kedua)

Siklus kedua juga terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua dapat dideskripsikan berikut ini:

Observasi dilaksanakan Selasa, 21 September 2019 , terhadap beberapa orang guru di SDN. 173319 Pearung Silali Kec.Lintongnihuta. Semuanya melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran, tapi masih ada guru yang keliru dalam menentukan kegiatan siswa dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran strategi literasi Sebelum proses pembelajaran, serta tidak melaksanakan berbagai tahapan dalam pelaksanaan literasi sekolah.

Pembahasan

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SDN. 173319 Pearung Silali Kec.Lintongnihuta yang merupakan sekolah tempat bekerja peneliti, untuk guru mata pelajaran dan guru kelas penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dari hasil observasi yang dilakukan semua guru tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran didalam kelas sesuai petunjuk yang ada. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan bimbingan serta supervisi yang dilakukan oleh peneliti ke dalam kelas saat proses pembelajaran.

Selanjutnya dilihat dari kompetensi guru dalam Melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran, terjadi peningkatan dari siklus ke siklus. Pada Siklus II secara umu sudah mencapai keberhasilan 85.17%, maka secara umum penelitian tindakan sekolah ini dapat dikategorikan berhasil.

Tabel 1.3 Perbandingan Siklus I degan Siklus II

No Indikator Pencapaian Siklus I Siklus II % Peningkatan
Tercapai blm Tercapai blm
Tercapai Tercapai
1 Pemahaman tentang literasi 75%. 84.21 15.79 84.21 15.79 0.00
2 PembentukanTim Literasi Sekolah 85%. 94.74 5.26 94.74 5.26 0.00
3 Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85%. 78.95 21.05 89.47 10.53 10.53
4 Sosialisasi pada Siswa 75%. 84.21 15.79 84.21 15.79 0.00
5 Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa75%. 84.21 15.79 89.47 10.53 5.26
6 Persiapan Sarana Prasarana 75%. 89.47 10.53 89.47 10.53 0.00
7 Perpustakaan sekolah 75%. 78.95 21.05 84.21 15.79 5.26
8 Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75%. 68.42 31.58 84.21 15.79 15.79
9 Akses internet di lingkungan sekolah70%. 68.42 31.58 84.21 15.79 15.79
10 Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70%. 78.95 21.05 78.95 21.05 0.00
11 Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP (Permendikbud No 23 tahun 2013)75%. 73.68 26.32 73.68 26.32 0.00

 

Dari tabel diatas dapat dlihat bahwa dari 11 indikator keberhasilan capaian masih ada 1 indikator yakni Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi (Permendikbud No 23 tahun 2013)75%. Belum melampaui batas ketuntasan yang diharapkan namun secara umu sudah berhasil dengan nilai rata-rata capaian

Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi sekolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. Pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan literasi Sebelum proses pembelajaran adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil secara baik terdapat Peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 10 nilai perolehan indikator yang tercapai, maka dapat dikatakan bahwa startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan Kepala Sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran di dalam kelas di SDN. 173319 Pearung Silali Kec. Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil PTS dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata tercapai 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. Pada siklus II di ketahui persentase pencapaian 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83.

Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan SDN. 173319 Pearung Silali Kec. Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan pada semester ganjil, berhasil secara baik terdapat peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Maka dapat dikatakan bahwa startegi literasi melalui bimbingan Kepala Sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi Sebelum proses pembelajaran di dalam kelas di melalui bimbingan Kepala Sekolah di SDN. 173319 Pearung Silali Kec. Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Saran

Telah terbukti bahwa dengan bimbingan Kepala Sekolah dapat meningkatkan strategi literasi sebelum proses pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

  1. Kepala sekolah, harus secara konsisten melakukam monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan literasi dalam kelas dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam proses pembelajaran
  2. Hendaknya guru tetap belajar meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menyenangkan dapat terwujud. Dalam setiap proses pembelajaran siswa dijadikan subjek pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran interaktif
  3. Sekolah hendaknya selalu mendorong para guru yang berusaha mengguanakan meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran dengan memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.

Dewi, Kurniawati Eni. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdiknas.

  1. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
  2. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.
  3. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.
  4. Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta.

Fatihah, RM. 2008. Pengertian konseling (Http://eko13.wordpress.com, diakses 19 Maret 2009).

Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.

Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.

  1. Supervisi Akademik. Jakarta.

Kumaidi. 2008. Sistem Sertifikasi (http://massofa.wordpress.com diakses 10 Agustus 2009).

Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.