BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROUND ROBBIN TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS XI TKR

 

Yunita Wulandari

Arri Handayani

Gregorius Rohastono Ajie

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Semarang

ABSTRACT

The goal to be achieved in this study is to foster student interpersonal communication through group guidance services with round robbin techniques in class XI TKR students of SMK Negeri 1 Semarang.This type of research is quantitative. The population in the study were students of class XI TKR 1 Negeri SMK Semarang with 108 students. The method used was true experiment, the sample taken as many as 20 students were divided into two groups, namely the experimental group and the control group by using cluster random sampling technique. The data in this research were obtained through interpersonal communication scale research instrument. The research used was pretest-posttest control group design.The pretest results showed an average of the experimental group of 68. while the posttest results showed an average of the experimental group by 90.6. An increase in the average of the experimental group by 21.8 points. In the t-test calculations obtained the results of tcount (3,543) and ttable obtained at a 5% significance level of 2.101. Then it can be concluded that there is an influence of group guidance services with round robbin techniques on interpersonal communication in class XI students of SMK Negeri 1 Semarang.

Keywords: Group guidance service with round robbin techniques, interpersonal communication                   

ABSTRAK

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menumbuhkan komunikasi interpersonal siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin pada siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang dengan jumlah 108 siswa. Metode yang digunakan adalah true eksperiment, sampel yang diambil sebanyak 20 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Data dalam penelitian diperoleh melalui instrument penelitian skala komunikasi interpersonal. Penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Hasil pre-test menunjukkan rata-rata kelompok eksperimen sebesar 68,8, sedangkan hasil post-test menunjukkan rata-rata kelompok eksperimen sebesar 90,6. Terjadi peningkatan rata-rata kelompok eksperimen sebesar 21,8 poin. Pada perhitungan uji-t diperoleh hasil thitung (3,543) dan ttabel diperoleh pada taraf signifikan 5% sebesar 2,101. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas XI SMK Negeri 1 Semarang.

Kata kunci: Layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin, Komunikasi interpersonal

 

PENDAHULUAN

Sejak awal kehidupan manusia memerlukan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain. Dari manusia lahir sampai mati, cenderung membutuhkan orang lain baik itu keluarga, saudara, teman yang ada di sekitarnya. Kecenderungan ini dilihat dari kehidupan sehari-hari yang menunjukkan bahwa dalam kegiatan manusia selalu berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu mempunyai keinginan untuk berbicara, bertukar pendapat, mengirim dan menerima informasi, bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya. Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, setiap manusia memerlukan kemampuan komunikasi antar pribadi.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain melalui proses tertentu sehingga tercapai apa yang dimaksudkan atau di inginkan oleh kedua belah pihak. Namun tujuan dasar berkomunikasi adalah mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis antara kedua belah pihak untuk mengurangi gangguan atau ketidakjelasan, sehingga komunikasi yang terjadi akan berjalan secara efektif. (Harapan, 2014: 2)

Komunikasi interpersonal merupakan proses dimana orang menciptakan dan mengelola hubungan dengan baik, melaksanakan tanggung jawab secara timbal baik dalam menciptakan makna. Siswa sebagai anggota masyarakat hendaknya memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, terutama di lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan karena sebagian waktu siswa digunakan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekolahnya, baik itu dengan teman sebaya, guru atau warga sekolah lainnya.

Komunikasi interpersonal merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena manusia akan selalu berkomunikasi dengan orang lain baik itu secara verbal ataupun non verbal.

Menurut Khairani (2014: 14) komunikasi interpersonal yaitu proses komunikasi yang terjadi antara satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan (feedback) dari orang lain secara positif sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut Febriati (2014: 290) bahwa dalam komunikasi antarpribadi terdapat ciri utama, antara lain:

  • Keterbukaan
  • Adanya empati
  • Adanya dukungan dan partisipasi,
  • Rasa positif,

Berdasarkan hasil data di SMK Negeri 1 Semarang dari hasil (Daftar Cek Masalah) DCM yang diperoleh diketahui bahwa, item soal no 117 tentang “saya ingin mempunyai teman akrab”, yang memilih ada 61 siswa dan prosentasenya adalah 42,4% yang masuk kedalam kategori D dan Pada item no 118 tentang “saya merasa diri saya tidak sebaik orang lain”, yang memilih ada 38 siswa dan prosentasenya adalah 26,4% yang masuk kedalam kategori D. Hasil dari observasi menunjukkan bahwa terdapat juga siswa tidak peduli dengan apa yang sedang dialami oleh teman di sekitarnya, ada juga siswa yang tidak suka bila ada teman yang mendapat nilai lebih bagus daripada nilainya, serta ada siswa yang senang mengelompokkan diri, dan untuk saling menyapa masih terlihat malu-malu karena siswa merasa tidak percaya diri, merasa takut bila dianggap terlalu akrab.

Berdasarkan wawancara terhadap guru Bimbingan dan Konseling mengungkapkan bahwa sebagian dari siswa dalam pelajaran untuk mengemukakan pendapat masih harus dipancing terlebih dahulu agar mau mengungkapkan pendapat. Selain itu juga terdapat siswa yang merasa tidak nyaman dikelas karena suka di ejek oleh teman sekelasnya, saat berbicara dengan guru siswa terkadang tidak sopan, selain itu sebagian siswa saat berkomunikasi dengan temannya tidak memberikan respon terhadap apa yang dibicarakan oleh teman lawan bicaranya. Jika ada siswa yang memberikan tanggapan, respon siswa lain yang diberikan terkadang tidak sesuai dengan topik pembicaraan sehingga sering terjadi kesalahpahaman antar siswa.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2015: 4) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal siswa yang rendah dapat menyebabkan dampak negatif di lingkungan sekolah yang muncul adalah banyak siswa yang memiliki komunikasi interpersonal yang rendah dan menyebabkan perkelahian serta permusuhan antara siswa. Selain itu ketidakmampuan siswa dalam mengekspresikan perasaannya seperti berbicara dengan suara yang keras sehingga menganggu kenyamanan teman yang lain, membicarakan hal yang tidak pantas dibicarakan, saling mencela, dan saling melempar mata yang membuat orang lain emosi.

Dari data yang di dapati hasil DCM, observasi, wawancara, serta penelitian terdahulu oleh Ningrum (2015: 4) dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang malu, gugup, ragu, dan pasif saat menyampaikan pendapat, memiliki perilaku komunikasi yang kurang baik dengan siswa lain dan masih banyak lagi permasalahan yang muncul karena kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal.

Melihat fenomena tersebut menurut peneliti dapat diselesaikan dengan cara memberi Bimbingan Kelompok dengan teknik Round Robbin. Bimbingan Kelompok menurut Nurihsan (2014: 23) bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok, dalam penyampaian bimbingan kelompok ini dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. Dalam layanan bimbingan kelompok ini dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang).

Pada umumnya bimbingan kelompok menggunakan prinsip dan memanfaatkan dinamika kelompok untuk menghidupkan suasana, seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi dan lain-lain. Maka mengembangkan layanan bimbingan kelompok dapat digunakan teknik round robbin.

Menurut Widiastuti (2014: 111) teknik round robbin adalah kegiatan yang berstrategi untuk membuat siswa dapat terlibat dalam pembelajaran, strategi ini memberi kesempatan siswa untuk lebih berpikiran kreatif dan lebih cepat memperoleh jawaban dengan pemikiran kreatif para siswa tersebut. Sedangkan menurut Huda (2013: 141) teknik round robbin atau teknik keliling kelompok masing-masing dari anggota kelompok anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan cara memberikan kontribusi mereka dan dapat mendengarkan juga pendapat dari anggota yang lainnya dalam kelompok tersebut.

Permasalahan yang sering ditemui saat ini adalah masih ada siswa-siswa yang memiliki kesulitan dalam hal komunikasi interpersonal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengamatan peneliti lakukan menggambarkan banyak siswa yang malu, gugup, ragu, dan pasif saat menyampaikan pendapat, memiliki perilaku komunikasi yang kurang baik dengan siswa lain dan masih banyak lagi permasalahan yang muncul karena kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal. Adapun layanan Bimbingan Konseling yang memungkinkan dan tepat mempengaruhi komunikasi interpersonal siswa yaitu dengan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari bimbingan kelompok dengan teknik round robbin dapat berpengaruh terhadap komunikasi interpersonal siswa. Bimbingan Kelompok dengan teknik round robbin adalah layanan bimbingan kelompok membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dalam kelompok dan untuk mengubah pola diskusi didalam kelas yang akan mengaktifkan setiap anggota dalam mengemukakan pendapat dari masing-masing anggota.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Semarang. Peneliti memilih sekolah tersebut karena banyak terdapat siswa yang kurang memiliki keterampilan komunikasi interpersonal. Penelitian ini dengan judul Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Round Robbin terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2019.

Dalam pelaksanaan ini proses pengumpulan data dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan akhir. Berikut adalah beberapa langkah-langkah tersebut:

Persiapan

  1. Peneliti melaksanakan tryout skala komunikasi iterpersonal kepada kelas XI TKR 1 yang berjumlah 36 siswa.
  2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik cluster random sampling.
  3. Peneliti melaksanakan pre-test dengan menyebar skala komunikasi interpersonal kepada sejumlah 20 siswa.

Pelaksanaan

  1. Treatment yang diberikan yaitu layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin.
  2. Dari kedua kelompok yang sudah melaksanakan pre-test, kelompok eksperimen diberikan treatment sedangkan kelompok kontrol tidak.
  3. Pelaksanaan treatment sebanyak 5 kali.

Akhir eskperimen

  1. Sesudah mendapatkan perlakuan pada kelompok eksperimen, maka ke dua kelompok diberikan post-test.
  2. Peneliti melakukan analisis menggunakan uji-t untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan dari data deskripsi pre-test dan post-test untuk mencari rentang interval pada kelompok eksperimen menggunakan rumus rentang interval.

Setelah diperoleh hasil rentang interval adalah 19, maka dapat diperoleh kategori interval pada kelompok eksperimen. Untuk kategori Sangat Tinggi rentang skor 82-100, kategori Tinggi rentang skor 63-81, kategori Rendah rentang skor 44-62, dan untuk kategori sangat rendah rentang skor 25-43.

Berikut ini adalah perbandingan hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang.

Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test

No Pre-test Post-test
Skor Kategori Skor Kategori
1 59 R 84 ST
2 58 R 90 ST
3 75 T 90 ST
4 72 T 87 ST
5 75 T 91 ST
6 76 T 89 ST
7 56 R 95 ST
8 73 T 93 ST
9 66 T 91 ST
10 78 T 96 ST
Jumlah 688 906
Rata-rata 68,8 90,6

 

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen yang berjumlah 10 responden diketahui bahwa ada pengaruh seteklah diberikan treatmen dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin.

Dengan dbN (20)-2= 18 dengan taraf signifikan 5% untuk ttabel (18 = 2,101) = 3,543 maka thitung > ttabel 3,543 > 2,101. Berdasarkan hasil perhitungan analisis t test yang diperoleh thitung sebesar 3,543 sementara ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,101, karena thitung > ttabel, 3,543 > 2,101 maka dapat disimpulkan bahwa “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang.”

PEMBAHASAN

Analisis hasil pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Rata-rata komunikasi interpersonal siswa kelompok eksperimen sebesar 68,8 dan untuk kelompok kontrol sebesar 69,3. Selisih antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol adalah 0,5 yang dapat dikatakan tidak ada perbedaan yang signifikan.

Setelah diberikan treatment bimbingan kelompok dengan teknik round robbin pada kelompok eksperimen mengalami pengaruh dari 68,8 menjadi 90,6, terjadi pengaruh sebesar 21,8. Sedangkan kelompok kontrol dari 69,3 menjadi 83,3 terjadi peningkatan sebesar 14. Selisih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 7,8. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok eksperimen yang diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan (treatment).

Analisis hasil data rata-rata per indikator dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Hasil yang diperoleh kelompok eksperimen per indikator adalah “sangat tinggi” dengan skor rata-rata 18,12., sedangkan untuk kelompok kontrol adalah “tinggi” dengan skor rata-rata 16,66. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dengan jumlah selisih keduanya sebesar 1,96.

Komunikasi interpersonal memiliki lima indikator, dari kelima indikator tersebut yang masuk dalam skor perubahan tertinggi adalah kelompok indikator ke I (keterbukaan) dengan hasil pret-test 15,5 mengalami perubahan pada post-test 21,8.

Sedangkan indikator yang skor perubahannya terendah adalah pada indikator ke IV (rasa positif) dengan hasil pre-test 11,3 mengalami perubahan pada post-test 14,1.

Dalam pelaksanaan treatment yang dilakukan oleh peneliti selama lima kali pertemuan sudah menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada siswa. Contohnya dalam hal siswa menjadi lebih terbuka dengan teman yang lainnya, siswa sudah tidak malu saat diminta mengungkapkan pendapatnya, terjadinya persaingan yang sehat dilihat saat diberikan layanan siswa dalam memecahkan permasalahnya dapat menerima saran dan kritik dari temannya.

Menurut Hartinah (2017: 104) layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama, melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan atau untuk perkembangan dirinya, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan atau tindakan pelajar.

Dari penelitian oleh Wahyuni (2018: 103) mengemukakan teknik round robbin merupakan teknik dimana siswa memunculkan gagasan dan berbicara secara berurutan dari siswa yang satu kepada siswa berikutnya. Setelah dilakukan teknik round robbin diharapkan terdapat perubahan pada hasil belajar siswa. Hasil penelitian penerapan teknik round robbin untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa dari segi keterampilan maupun kognitif dengan menggunakan teknik round robbin dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin dilaksanakan treatment sebanyak lima kali yang dilakukan setiap treatmentnya kurang lebih 1 x 30 menit pada setiap pertemuan. Pertemuan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam treatment anggota kelompok menggunakan teknik round robbin dengan peralatan yang sudah disediakan oleh peneliti sesuai dengan topik yang dibahas, kemudian sesi tanya jawab dan setelahnya para anggota menyimpulkan hasil yang di dapat dari topik yang telah dibahas dengan teknik round robbin. Dari hasil pre-test diketahui presentase kelompok eksperimen dengan skor rata-rata 68,8 dengan total skor 688 yang ditunjukkan dengan adanya siswa dalam pelajaran untuk mengemukakan pendapat masih harus dipancing terlebih dahulu agar mau mengungkapkan pendapat. Selain itu juga terdapat siswa yang merasa tidak nyaman dikelas karena suka di ejek oleh teman sekelasnya, saat berbicara dengan guru siswa terkadang tidak sopan, selain itu sebagian siswa saat berkomunikasi dengan temannya tidak memberikan respon terhadap apa yang dibicarakan oleh teman lawan bicaranya.

Jika ada siswa yang memberikan tanggapan, respon siswa lain yang diberikan terkadang tidak sesuai dengan topik pembicaraan sehingga sering terjadi kesalahpahaman antar siswa, dan hasil post-test kelompok eksperimen dengan rata-rata sebesar 90,6 dengan skor 906 yang menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam komunikasi interpersonal siswa pada kelompok eksperimen sebesar 21,8 setelah diberikan treatment layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin yang dapat dilihat perubahannya siswa menjadi lebih terbuka dengan teman yang lainnya, siswa sudah tidak malu saat diminta mengungkapkan pendapatnya, terjadinya persaingan yang sehat dilihat saat diberikan layanan siswa dalam memecahkan permasalahnya dapat menerima saran dan kritik dari temannya.

Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam komunikasi interpersonal siswa dengan orang lain sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin.

Dari apa yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin berpengaruh untuk komunikasi interpersonal siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil perhitungan pre-test menunjukan adanya presentase kelompok eksperimen skor rata-rata 68,8 dan kelompok kontrol skor rata-rata 69,3. Sedangkan hasil post-test menunjukkan rata-rata kelompok eksperimen 90,6 dan skor rata-rata kelompok kontrol 83,3. Sehingga terjadi pengaruh pada kelompok eksperimen sebesar 21,8. Pada perhitungan hipotesis menggunakan uji-t diperoleh thitung = 3,543. Selanjutnya dikonsultasikan dengan dbN (20) – 2= 18 pada taraf signifikasi 5% (0,5) sebesar ttabel = 2,101, maka thitung > ttabel 3,543 > 2,101. Demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan uji hipotesis, maka thitung > ttabel , maka  ditolak dan  diterima. Dengan demikian hipotesis dinyatakan diterima yang berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik round robbin terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Semarang”. Bahwa terdapat perbedaan antara tingkat komunikasi interpersonal pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Berdasarkan simpulan di atas saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut:

Bagi Sekolah

Memanfaatkan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin dalam menghadapi suatu masalah pribadi, belajar, karir, dan sosial pada lingkungan disekeliling siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan tujuan dengan kemampuan yang dimilikinya, serta memberikan ruangan khusus untuk kegiatan bimbingan kelompok agar siswa dapat rutin melaksanakan bimbingan kelompok disekolah.

 

Bagi Guru BK

Bagi guru BK agar dapat mengefektifkan pelaksanaan layanan BK walaupun di luar jam pelajaran, khususnya layanan bimbingan kelompok dengan teknik round robbin untuk membantu permasalahan yang dihadapi siswa.

Bagi Peneliti Lain

Perlunya memberikan layanan bimbingan kelompok maupun layanan lainnya untuk membantu siswa mengentaskan masalahnya sesuai kebutuhan siswa. Serta dapat memperdalam pengetahuan dan mengembangkan pelaksanaan layanan BK yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Febriati, Anggi. 2014. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Guru Dan Siswa Dalam Mencegah Kenakalan Siswa Di SMA Negeri 1 Kota Bontang. eJournal ilmu Komunikasi, 2014, 2 (4): 287-296. http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/12/Jurnal%20Anggi%20(12-21-14-04-15-26).pdf Diunduh pada tanggal 19 Maret 2019

Harapan, Edi. 2014. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Hartinah, Sitti. 2017. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Khairani, Makmun. 2015. Psikologi Komunikasi Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Ningrum, Raras Pandu. 2015. “Upaya Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Melalui Teknik Konseling Kelompok Pada Kelas VII B SMP Negeri 1 Pakem’. (online)(http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/13484/90/1335 Diakses Pada 12 September 2019

Nurihsan, Achmad Juntika, 2014. Bimbingan dan Konseling Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama

Wahyuni, Retno Endah. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Robbin Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI APK Mata Pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan di SMK Negeri 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran Volume 6 No. 1: 103-106. (online) (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/JPAPUNESA/article/view/25336. Diakses Pada 12 September 2019

Widiastuti, Hartati. 2014. 95 Strategi Pengajaran. Jakarta: PT. Indeks