Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Talking Chips Terhadap Minat Belajar Siswa
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
DENGAN TEKNIK TALKING CHIPS TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 SEMARANG
Novea Kusmiyatul Faizah
Arri Handayani
Gregorius Rohastono Ajie
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of group guidance services with talking chips techniques on interest in learning class X students of SMK Negeri 1 Semarang. The type of this research is quantitative with true experimental research method using with a pre-test and post-test control group design. The samples are 20 students, 10 students for the experimental group and 10 students for the control group using cluster random sampling. In this study the data were obtained through research instruments in the form of interest in learning psychology scales. Treatment was carried out six times in the experimental group with an average of 70,2 to 97,8, an increase of 27,6. Hypothesis test results obtained tcount = 3,444 consulted with a significance level of 5%, namely 2.101. This shows that tcount = 3,444 > ttable = 2,101. It was concluded that there was an influence of group guidance services with talking chips technique on interest in learning of class X students at SMK Negeri 1 Semarang.
Keywords: Group Guidance, Talking Chips Technique, Interest in learning
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips terhadap minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian True Experimental menggunakan model Pretest-Postest Control Group Design. Sampel yang diambil sebanyak 20 siswa, 10 siswa untuk kelompok eksperimen dan 10 siswa untuk kelompok kontrol dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui instrumen penelitian berupa skala psikologi minat belajar. Treatment dilaksanakan sebanyak enam kali pada kelompok eksperimen dengan rata-rata 70,2 menjadi 97,8 meningkat sebanyak 27,6. Hasil uji hipotesis diperoleh hasil thitung = 3,444 dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5% yaitu 2,101. Hal tersebut menunjukan bahwa thitung = 3,444 > ttabel = 2,101. Disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips terhadap minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang.
Kata kunci: Bimbingan Kelompok, Teknik Talking Chips, Minat Belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari individu untuk dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Dalam pendidikan terdapat kegiatan belajar, keberhasilan kegiatan belajar dapat menciptakan tercapainya tujuan pendidikan.
Usman (2011: 27) menyatakan kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Disampaikan pula bahwa minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat, seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Berdasarkan penjelasan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat sangat penting dalam belajar. Belajar dengan dilandasi oleh minat akan memberikan dorongan bagi peserta didik untuk lebih giat belajar sehingga menumbuhkan minat belajar pada diri peserta didik sangat penting.
Fenomena yang telah diuraikan di atas tidak semua individu mempunyai minat belajar yang baik, begitu pula yang terjadi di SMK Negeri 1 Semarang.
Berdasarkan hasil penyebaran Daftar Cek Masalah (DCM) di Kelas X SMK Negeri 1 Semarang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki masalah dalam kebiasaan belajar. Prosentase masalah yang paling banyak siswa belajar tidak teratur waktunya sebanyak 37,5% termasuk pada kategori D, siswa belajar hanya waktu malam hari sebanyak 37,5% termasuk pada kategori D, siswa belajar kalau ada ulangan sebanyak 22,2% termasuk kategori C, siswa sering merasa malas belajar sebanyak 17,4% termasuk pada kategori C.
Hasil wawancara dengan Guru BK di SMK Negeri 1 Semarang. Hasilnya dapat dideskripsikan bahwa banyak siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang yang mengalami masalah rendahnya minat belajar. Hal ini disebabkan sebagian besar masalah rendahnya minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang mendaftar di SMK Negeri 1 Semarang menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) merupakan siswa dari keluarga yang tidak mampu dan bertempat tinggal di lingkungan yang kurang kondusif. Latar belakang orang tua yang bekerja sebagai buruh cuci, pemulung, kuli bangunan, merupakan faktor sebagian besar menggunakan SKTM untuk masuk ke SMK Negeri 1. Dari kondisi itulah kelas X SMK Negeri 1 Semarang hampir semuannya adalah siswa SKTM yang memiliki kemampuan rendah, mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam belajar, bentuk rendahnya minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang adalah tidak semangat saat kegiatan belajar dan terlihat lesu saat pelajaran di kelas, siswa sering membolos jam mata pelajaran, siswa saat ulangan tidak bersemangat dalam mengerjakan dan mencontek, siswa sering tidak mengerjakan tugas, siswa sering terlambat masuk kelas setelah istirahat. Kurangnya pengawasan dan perhatian dalam belajar, tidak adanya faktor-faktor pendukung dari luar terhadap kegiatan belajar, sehingga minat belajarnya sangat rendah.
Dari hasil yang didapati hasil DCM dan wawancara dapat disimpulkan siswa SMK Negeri 1 Semarang memiliki tingkat minat belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang mengalami gejala-gejala seperti: memiliki masalah dalam kebiasaan belajar, ketika di sekolah dan di rumah siswa belajar tidak teratur waktunya, siswa belajar hanya waktu malam hari, ketika ada ulangan saja siswa belajar, siswa sering merasa malas belajar di kelas, tidak semangat saat kegiatan belajar dan terlihat lesu saat pelajaran di kelas, siswa sering membolos saat jam mata pelajaran, siswa saat ulangan tidak bersemangat dalam mengerjakan dan mencontek, siswa sering tidak mengerjakan tugas, siswa sering terlambat masuk kelas setelah istirahat.
Adapun layanan BK yang memungkinkan tepat untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu dengan pemberian layanan bimbingan kelompok.
Hallen (2005: 80) menjelaskan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber (Guru Bimbingan Konseling) dan atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya.
Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna dalam pemberian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa ini dilakukan dengan menggunakan teknik talking chips.
Lie (2008: 63) menyatakan teknik talking chips merupakan model pembelajaran kancing gemerincing yang dikembangkan oleh Spender Kagan. Dalam pelaksanaan talking chips setiap anggota kelompok diberi sejumlah kartu atau “chips”. Setiap kali salah seorang anggota kelompok menyampaikan pendapat dalam diskusi, kemudian anggota kelompok harus meletakan kartu ditengah kelompok. Setiap anggota diperkenankan menambah pendapatnya sampai semua kartu yang dimilikinya habis.
Penjelasan di atas menjadi acuan peneliti untuk menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips dalam meningkatkan minat belajar siswa, karena tujuan penggunaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips adalah agar siswa memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Talking chips juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, kemampuan berpikir kritis, meningkatkan minat dan motivasi belajar, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips untuk meningkatkan minat belajar siswa. Bimbingan kelompok dengan teknik talking chips adalah layanan bantuan yang diberikan kepada siswa yang berguna untuk pengembangan aspek belajar dalam bentuk kelompok dengan cara diskusi menggunakan media chips atau kartu sehingga siswa dalam kelompok memiliki kesempatan sama rata untuk mengutarakan ide, gagasan, saran, dan menjawab pertanyaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian dengan judul pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips terhadap minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil lokasi di SMK Negeri 1 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Waktu penelitian ini dilakukan pada Mei – Juli 2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan true eksperimental design (eksperimen yang betul-betul) dengan pretest-posttest control group design, tujuan pretest dan posttest untuk mengetahui keadaan awal dan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Sugiyono (2016: 112) ciri utama dari metode ini adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Alasan penggunaan metode ini adalah untuk menguji pengaruh perlakuan tertentu terhadap kelompok eksperimen yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Populasi penelitian ini berjumlah 108 siswa, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 20 siswa, 10 untuk dijadikan kelompok eksperimen dan 10 untuk dijadikan kelompok kontrol. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu dengan cluster random sampling. Teknik sampling pada daerah ini digunakan melalui dua langkah, yaitu langkah pertama menentukan sampel daerah, dan langkah kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Dari ketiga kelas yang dijadikan sebagai populasi yaitu X TAV 1, X TAV 2, X TAB selanjutnya pada langkah pertama diambil secara random dengan cara dikocok dan diambil satu yang akan dijadikan sampel daerah dan terambil X TAV 2. Kemudian langkah kedua baru dipilih secara random sampel individu dipilih 10 siswa untuk kelompok eksperimen dan 10 siswa untuk kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang berjumlah 10 responden diketahui bahwa ada peningkatan setelah diberikannya treatment dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips.
Tabel 3 Uji Hipotesis t-test
NO | X1 | X2 | X1² | X2² |
1 | 96 | 75 | 9216 | 5625 |
2 | 108 | 82 | 11664 | 6724 |
3 | 102 | 109 | 10404 | 11881 |
4 | 98 | 75 | 9604 | 5625 |
5 | 100 | 77 | 10000 | 5929 |
6 | 102 | 93 | 10404 | 8649 |
7 | 92 | 81 | 8464 | 6561 |
8 | 86 | 76 | 7396 | 5776 |
9 | 100 | 72 | 10000 | 5184 |
10 | 94 | 94 | 8836 | 8836 |
JUMLAH | 978 | 834 | 95988 | 70790 |
KODE | ƩX1 | ƩX2 | ƩX1² | ƩX2² |
Berdasarkan perhitungan uji-t dari data hasil post-test diperoleh hasil thitung sebesar 3,444 sementara ttabel dengan db (n1+n2) – 2 = (10+10) – 2 = 18 dengan taraf signifikansi 5% (0.05) sebesar 2,101 Karena jumlah thitung > ttabel atau Thitung = 3,444 > Ttabel = 2,101 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga hipotesisnya (Ha) berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips terhadap minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang.
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Analisis hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata minat belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 70,2 dan untuk kelompok kontrol sebesar 77,7. Selisih antara kelompok eksperimen dan kontrol adalah 7,5 yang dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan.
Setelah diberikan treatment bimbingan kelompok dengan teknik talking chips pada kelompok eksperimen minat belajar siswa meningkat dari 70,2 dan menjadi 97,8, terjadi peningkatan sebesar 27,6. Sedangkan pada kelompok kontrol dari 77,7 menjadi 83,4, terjadi peningkatan sebesar 5,7. Selisih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 14,4. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok eksperimen yang diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan (treatment).
Analisis hasil data rata-rata per indikator dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan. Hasil yang diperoleh kelompok eksperimen perindikator adalah “sangat tinggi” dengan skor rata-rata 16,2, sedangkan untuk kelompok kontrol adalah “rendah” dengan skor rata-rata 13,9. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan jumlah selisih keduannya sebesar 2,3.
Minat belajar memiliki enam indikator, dari keenam indikator tersebut yang masuk dalam skor perubahan tertinggi adalah indikator keenam yaitu senang memecahkan soal-soal dengan skor 8,1 pada kategori “rendah” menjadi 13,5 pada kategori “sangat tinggi”.
Dalam pelaksanaan treatment yang dilakukan oleh peneliti selama enam kali pertemuan sudah menunjukkan adanya perubahan minat belajar yang terjadi pada siswa. Contohnya dalam hal mengutarakan pendapat dan menjawab pertanyaan dalam diskusi siswa merasa percaya diri. Pada saat pertemuan pertama siswa masih merasa malu untuk menyampaikan pendapat dan masih harus terus dibimbing oleh peneliti, namun saat pertemuan kedua hingga keenam siswa sudah mulai tumbuh rasa keberaniannya untuk menyampaikan pendapat dan mampu mengikuti seluruh kegiatan bimbingan kelompok dengan baik.
Berdasarkan perhitungan uji-t dari data hasil post-test diperoleh hasil thitung sebesar 3,444 sementara ttabel dengan db (n1+n2) – 2 = (10+10) – 2 = 18 dengan taraf signifikansi 5% (0.05) sebesar 2,101 Karena jumlah thitung > ttabel atau Thitung = 3,444 > Ttabel = 2,101 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga hipotesisnya (Ha) berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips terhadap minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang.
Fakta di atas membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Nurihsan (2014: 23) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok adalah bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karir, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan diri. Berdasarkan definisi tersebut, menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok bisa digunakan untuk mencegah masalah, termasuk didalamnya mengembangkan rasa ketertarikan siwa dalam kegiatan belajar sehingga menumbuhkan minat belajar.
Selanjutnya Fathurrohman (2017: 93) mengemukakan bawa dalam teknik talking chips anggota mendapatkan chips yang harus digunakan setiap kali mereka ingin berbicara menyatakan keraguan, menjawab pertanyaan, bertanya mengenai sesuatu, mengungkapkan ide, mengklarifikasi pernyataan, mengklarifikasi ide, merespon ide, merangkum, mendorong partisipasi anggota lainnya, dan memberikan penghargaan untuk ide yang dikemukakan anggota kelompok.
Penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Husna (2018: 38) menunjukkan bahwa minat belajar sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori rendah yaitu dengan rata-rata persentase 43%, sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok minat belajar siswa berada pada kategori tinggi yaitu dengan rata-rata persentase 83%, minat belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok karena mengalami perubahan sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok. Dari hasil penelitian Wahab (2013: 72) tentang penggunaan model pembelajaran talking chips untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran talking chips dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencapai target minimal pencapaian 75%.
Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kebiasaan minat belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips. Dari apa yang telah diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan kesimpulan sebagai berikut: dalam hasil uji hipotesis perhitungan Uji-t diperoleh hasil thitung= 3,444 dan t tabel diperoleh db = (n1 + n2) – 2 = (10 + 10) – 2 = 18 sebesar 2,101 pada taraf signifikan 5%. berarti t hitung (3,444) > t tabel (2,101), maka Ha diterima Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis dinyatakan diterima yang berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips terhadap minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Semarang” Bahwa terdapat perbedaan antara minat belajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Melihat hasil penelitian, saran-saran yang diajukan oleh peneliti adalah:
Bagi Siswa
Agar peserta didik mendukung layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips yang diberikan oleh guru bimbingan & konseling untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Bagi Guru Pembimbing
Guru pembimbing diharapkan dapat memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chips, untuk membantu permasalahan yang dihadapi siswa khususnya minat belajar.
Bagi Kepala Sekolah
Pelaksanaan BK disekolah tidak hanya berperan untuk mengajar siswa didalam kelas saja. Pemberian layanan BK juga dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran, seperti halnya layanan bimbingan kelompok.
Bagi Peneliti
Disarankan untuk peneliti perlunya memberikan layanan bimbingan kelompok maupun layanan bimbingan & konseling lainnya untuk membantu siswa mengentaskan masalahnya dan mengembangkan potensi siswa. Dan teknik talking chips merupakan teknik yang tepat apabila dipadukan dengan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Fathurrohman, Muhammad. 2017. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.
Husna, Lailatul. 2018. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IX Di MTS Nurul Falah Juai Kabupaten Balangan. Banjarmasin. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur. Vol. 4, No. 1.
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2014. Bimbingan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Usman, Moh Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Wahab. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran Talking Chips Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat Tubuh Makhluk Hidup Dan Fungsinya. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.