Ceramah, Demonstrasi dan Drill (Cededrill) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CERAMAH, DEMONSTRASI DAN DRILL (CEDEDRILL) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERMAIN PIANIKA
DENGAN DUA SUARA PADA MATERI LAGU MANCA NEGARA
BAGI PESERTA DIDIK KELAS IX.H SMPN 3 PANGKAH
SEMESTER I TAHUN 2018/ 2019
R. Agus Pamungkas
SMPN 3 Pangkah
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar pada materi lagu manca negara bagi peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/ 2019, (2) Untuk meningkatkan kemampuan bermain pianika dengan dua suara pada materi lagu manca negara bagi peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Hasil dari Penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 2 siklus penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kemampuan anak dalam belajar Seni Musik dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill). Pada pra siklus kemampuan anak sebesar 42%, meningkat pada siklus I sebesar 80%, sedangkan siklus II sebesar 92%. Dengan demikian penerapan pembelajaran Seni Musik melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill) sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan anak, (2) Prestasi belajar Seni Musik peserta didik juga mengalami peningkatan setelah diterapkannya pembelajaran melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill).
Kata Kunci: Model Pembelajaran Ceramah demonstrasi dan drill (cededrill), Kemampuan bermain musik, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual dan multidimensional, multilingual yaitu pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya, sedangkan multidimensional yaitu pengembangan beragam kopetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan kreasi.
Berdasarkan hasil survey awal di kelas IX.H, peneliti mengadakan diskusi dengan kolaborator dan diperoleh data tentang kemampuan bermain alat musik tiup perserta didik dan inovasi guru dalam pembelajaran. Refleksi dari kemampuan bermain alat musik tiup perserta didik dalam mengikuti pembelajaran menunjukan bahwa hanya ada 2 (dua) peserta didik atau 6% dari 34 peserta didik menunjukan aktivitas yang baik atau kategori baik (B) untuk memainkan alat musik pianika, membaca notasi dan menunjukan nada pada tuts; 8 peserta didik atau 24% atau kategori cukup (C) untuk memainkan alat musik pianika, menunjukan nada tapi tidak bisa membaca notasi; 17 peserta didik atau 50% bisa meniup dan masih bingung dalam menunjukan nada atau kategori kurang (D) dan 7 peserta didik atau 21% hanya bisa meniup dan tidak bisa menunjukan nada-nada dalam tuts pianika atau kategori sangat kurang (E). Dan guru dalam proses pembelajaran kurang menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas berkarya peserta didik.
Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill) dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar pada materi lagu manca negara bagi peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/ 2019? (2) Apakah melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill) dapat meningkatkan kemampuan bermain pianika dengan dua suara pada materi lagu manca negara bagi peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/ 2019?
Tujuan penelitian ini adalah: (1) ntuk meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar pada materi lagu manca negara bagi peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/ 2019. (2) Untuk meningkatkan kemampuan bermain pianika dengan dua suara pada materi lagu manca negara bagi peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
KAJIAN PUSTAKA
Konsep kemampuan bermain musik
Tri Widi Rahmanto, M.Pd (2016: 9) menegaskan beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan kecerdasan musikal antara lain adalah: (a) Mendengar dan merespon dengan ketertarikan terhadap berbagai bunyi; (b) Menikmati dan mencari kesempatan untuk mendengarkan musik atau suara-suara alam dalam suasana belajar; (c) Merespon terhadap musik secara kinestetik; (d) Mengenali dan mendiskusikan berbagai gaya musik, aliran dan variasi budaya; (e) Mengoleksi musik dan informasi mengenai musik dalam berbagai bentuk; (f) Mengembangkan kemampuan menyanyi atau memainkan instrumen secara sendiri; (g) Mengembangkan referensi kerangka berpikir pribadi untuk mendengarkan musik; (h) Mengembangkan improvisasi dan bermain dengan suara/bunyi.
Konsep Hasil Belajar
Hasil belajar materi Musik Manca Negara adalah pencapaian standar kompetensi yang dijabarkan dalam kompetensi dasar, kemudian ditentukan indikator dan tujuan belajar sesuai dengan kompetensi dasar tersebut sesuai dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan guru (peneliti). Kompetensi Dasar yang dimaksud adalah Mengidentifikasi lagu mancanegara di Asia, yaitu Menentukan asal musik yang diperdengarkan, Menjelaskan ciri-ciri dan unsur budaya khas musik mancanegara, Menyimpulkan fungsi sosial musik dalam budaya mancanegara dan memainkan lagu manca negara.
Pianika
Pianika adalah alat musik tiup kecil sejenis harmonika, tetapi memakai bilah–bilah keyboard yang luasnya sekitar tiga oktaf. Pianika dimainkan dengan tiupan langsung, atau memakai pipa lentur yang dihubungkan ke mulut. Umumnya pianika dimainkan sebagai alat pendidikan di sekolah.
Musik/ Lagu Manca Negara
Musik mancanegara merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut musik/ lagu yang berasal dari luar negeri dan tidak berasal dari Indonesia atau Nusantarara, begitulah dalam khasanah musik Indonesia. Musik – musik seperti rock, jazz, dan R & B merupakan musik yang berasal dari negara Eropa dan Amerika Serikat, Reggae berasal dari Jamaika, dan musik mancanegara lainya seperti musik Cina dan India.
Metode Ceramah
E. Mulyasa (2000:114) berpendapat dalam metode ceramah biasanya peserta didik mendengarkan secara pasif dan guru menerangkan materi pelajaran sebagian besar melalui bahasa lisan.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya.
Metode Demonstrasi
E. Mulyana (2000:107) berpendapat, metode demonstrasi konsep/ pengertian tidak hanya diterangkan dengan kata-kata saja tapi dicontohkan dalam bentuk perbuatan yang dapat dilihat/ didengar peserta didik dengan jelas.
Metode demonstrasi dapat diartikan suatu metode mengajar yang dilakukan guru atau lainnya dengan memperhatikan kepada peserta didik tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Guru menjanjikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objeknya atau prosesnya. Dalam metode ini peranan guru sangat menentukan karena kejelasan dari sesuatu yang dipertunjukan dan dijelaskan tergantung dari cara guru tersebut memperlihatkan.
Metode Drill
Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan.
Macam-Macam Metode Drill: Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut: (a) Teknik Inquiry (kerja kelompok), (b) Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan, (c) Teknik Discovery (penemuan) dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, (d) Teknik Micro Teaching. digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru, (e) Teknik Modul Belajar, digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi), (f) Teknik Belajar Mandiri, dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Hipotesa Tindakan
1. Melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill diharap dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar materi lagu manca negara pada peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Semester I Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
2. Melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill diharap dapat meningkatkan kemampuan bermain pianika dengan dua suara materi lagu manca negara pada peserta didik kelas IX.H Semester I SMP Negeri 3 Pangkah Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 3 Pangkah, yang beralamat di Jalan Salak No. 50 Desa Grobogkulon Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah Semester I tahun pelajaran 2018/ 2019, yang berjumlah 34 (tiga puluh empat) peserta didik yang terdiri dari 6 (enam) peserta didik putra dan 28 (dua puluh delapan) peserta didik putri. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, yaitu mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2018.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah bagaimana cara mengumpulkan data sebagai dasar dalam menetapkan alternatif tindakan dan melakukan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) Tes Praktek, (2) Observasi, (3) Dokumentasi.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah semester I tahun pelajaran 2018/ 2019 sebagai subjek penelitian. Data yang dikumpulkan dari peserta didik meliputi data hasil tes praktek. Tes praktek dilaksanakan setiap akhir siklus yang terdiri atas materi musik manca negara.
Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila setelah diberlakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill). Hasil belajar (unjuk kerja) psikomotorik personal dinyatakan meningkat jika skor postes siklus I meningkat dari postes siklus II, dengan standar ketuntasan belajar (unjuk kerja) ≥ 75 sebagaimana ditentukan dalam KKM (kriteria ketuntasan belajar (unjuk kerja) mata pelajaran seni budaya SMP Negeri 3 Pangkah.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan, sebagai jawaban atas permasalahan yang diungkap dan dicarikan jalan keluar dalam penelitian yang benar-benar ada dan dialami oleh peneliti.
Adapun dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa refleksi dari aktivitas peserta didik dala mengikuti pembelajaran menunjukan bahwa hanya ada 2 (dua) peserta didik atau 5,88% dari 34 peserta didik menunjukan aktivitas yang baik atau kategori baik (B) untuk memainkan alat musik pianika, membaca notasi dan menunjukan nada pada tuts; 8 peserta didik atau 23,52% atau kategori cukup (C) untuk memainkan alat musik pianika, menunjukan nada tapi tidak bisa membaca notasi; 17 peserta didik atau 50% bisa meniup dan masih bingung dalam menunjukan nada atau kategori kurang (D) dan 7 peserta didik atau 20,58% hanya bisa meniup dan tidak bisa menunjukan nada-nada dalam tuts pianika atau kategori sangat kurang (E).
Berdasarkan data, diketahui bahwa peserta didik kelas IX.H yang memiliki nilai di atas kriteria ketuntasan minimal 75 sebanyak 2 peserta didik atau 6%. Dengan demikian jumlah peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi dasar memainkan lagu manca negara dengan dua suara 32 peserta didik atau 94%.
Deskripsi Hasil Siklus I
Berdasarkan hasil analisis yang digunakan, diketahui bahwa refleksi dari aktivitas peserta didik dala mengikuti pembelajaran menunjukan bahwa hanya ada 8 (enam belas) peserta didik atau 23,53% dari 34 peserta didik menunjukan kemampuan bermain pianika atau aktivitasnya sangat baik (A) untuk memainkan alat musik pianika dengan dua suara, 13 (empat belas) peserta didik atau 38,24% kategori baik (B) dalam memainkan alat musik pianika dengan dua suara, 10 (enam) peserta didik atau 29,41% kategori cukup baik (C), 3 (tiga) peserta didik atau 8,82% kategori kurang (D) dan kategori sangat kurang (E) sudah tidak ada.
Dari hasil siklus I sebagian besar peserta didik sudah mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang belum mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada siklus I dapat diketahui rikut:
Berdasarkan hasil pengamatan, prosentase ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I secara klasikal sebesar 62%. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari data awal (6%). Atau meningkat sebesar 56%. Jumlah peserta didik yang harus mengalami remidi atau penugasan sebanyak 13 peserta didik, karena mereka belum mencapai ketuntasan belajar secara individual. Sedangkan peserta didik sebanyak 21 peserta didik atau 62% telah mengalami ketuntasan belajar, karena telah mencapai nilai 75 atau lebih. Kepadanya diberikan kesempatan untuk melanjutkan pada pokok bahasan berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata kemampuan bermain pianika peserta didik selama pembelajaran pada siklus I adalah 80% mengalami peningkatan yang signifikan dari data awal 42%. Atau meningkat sebesar 38%. Hasil observasi kemampuan bermain pianika peserta didik yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan bermain pianika sebelum dan setelah penerapan pembelajaran melalui memainkan dengan dua suara lagu manca negara dalam meningkatkan kemampuan bermain pianika peserta didik.
Hasil Penelitian Siklus 2
Berdasarkan hasil analisis yang digunakan, diketahui bahwa refleksi dari aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menunjukan bahwa hanya ada 16 (enam belas) peserta didik atau 47% dari 34 peserta didik menunjukan kemampuan bermain pianika atau aktivitasnya sangat baik (A) untuk memainkan alat musik pianika dengan dua suara, 14 (empat belas) peserta didik atau 41,2% kategori baik (B) dalam memainkan alat musik pianika dengan dua suara, 4 (enam) peserta didik atau 11,8% kategori cukup baik (C), kategori kurang (D) sudah tidak ada.
Berdasarkan pengamatan, prosentase ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II secara klasikal sebesar 88,2%. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari siklus I (61,8%). Atau meningkat sebesar 26,4%. Jumlah peserta didik yang harus mengalami remidi atau penugasan sebanyak 4 peserta didik atau 11,8%, karena mereka belum mencapai ketuntasan belajar secara individual. Sedangkan peserta didik sebanyak 30 peserta didik atau 88,2% telah mengalami ketuntasan belajar, karena telah mencapai nilai 75 atau lebih. Kepadanya diberikan kesempatan untuk melanjutkan pada pokok bahasan berikutnya.
Selama proses pembelajaran observer berhasil melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran siklus II. Pengamatan yang didapat antara lain data tentang kemampuan bermain pianika belajar peserta didik. Kemampuan bermain pianika peserta didik selama proses pembelajaran siklus II yang tercatat melalui lembar pengamatan adalah sebagaimana terangkum dalam laporan berikut.
Berdasarkan laporan observasi, rata-rata kemampuan bermain pianika peserta didik selama pembelajaran pada siklus II adalah 92% mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I 80%. Atau meningkat sebesar 12%. Peserta didik sudah memahami dan menjalankan proses pembelajaran melalui memainkan dengan dua suara lagu manca negara dengan baik. Sebagian besar peserta didik sudah bisa membuat memainkan dengan dua suara lagu manca negara dengan mandiri tanpa bantuan dan bimbingan peneliti lagi.
Refleksi 2
Berdasarkan analisis hasil aktivitas belajar Seni Budaya, hasil belajar dan kinerja peneliti dengan teman sejawat diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut:
Kelebihan
a. Peserta didik sudah memahami dan menjalankan proses pembelajaran melalui memainkan dengan dua suara lagu manca negara dengan baik. Sebagian besar peserta didik sudah bisa membuat memainkan dengan dua suara lagu manca negara dengan mandiri tanpa bantuan dan bimbingan peneliti lagi.
b. peserta didik selama pembelajaran berlangsung meningkat dari 80% kriteria aktif menjadi 92% kriteria sangat aktif.
c. meningkatnya motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran menunjukkan adanya ketertarikan dan semangat dalam diri peserta didik dan adanya peningkatan hasil belajar rata-rata dari 75 menjadi 81.
d. Rata-rata hasil tes hasil belajar sudah memenuhi indikator penelitian 85% dari jumlah peserta didik, karena ketuntasan belajar klasikal meningkat dari 61,8% menjadi 88,2%.
Kekurangan
Upaya guru untuk meningkatkan kemampuan bermain pianika seni rupa materi apresiasi karya seni rupa nusantara dengan menggunakan teknik kolase telah tampak adanya peningkatan kemampuan bermain pianika peserta didik dan hasil belajarnya, namun masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya:
a. Semangat mengikuti pembelajaran Seni Budaya belum optimal karena masih dijumpai 8% peserta didik kurang kreatif dalam proses pembelajaran.
b. Beberapa peserta didik masih belum bisa menyelesaikan memainkan dengan dua suara lagu manca negara tanpa bantuan guru.
c. Rata-rata hasil tes hasil belajar sudah ada peningkatan, namun masih ada 4 (empat) peserta didik atau 11,8% yang belum tuntas.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran Seni Budaya mengekspresikan diri melalui musik manca negara melalui gambar kolase pada kelas IX.H SMP Negeri 3 Pangkah, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya pada materi Materi Lagu Manca Negara melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill) berjalan dengan baik.
2. Kemampuan anak dalam belajar Seni Musik dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill). Pada pra siklus kemampuan anak sebesar 42%, meningkat pada siklus I sebesar 80%, sedangkan siklus II sebesar 92%. Dengan demikian penerapan pembelajaran Seni Musik melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill) sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan anak.
3. Prestasi belajar Seni Musik peserta didik juga mengalami peningkatan setelah diterapkannya pembelajaran melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill). Hal ini terlihat dari prosentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu dari data awal sebesar 6% meningkat pada siklus I sebesar 38%, dan pada siklus II sebesar 88%. Dengan demikian penerapan pembelajaran melalui model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill) pada pelajaran Seni Musik sangat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Saran
Beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini adalah:
1. Pada pembelajaran seni musik materi apresiasi musik manca negara sebaiknya peneliti menggunakan berbagai variasi teknik atau media agar peserta didik dapat mengekplorasi kemampuan bermain musiknya.
2. Model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill) dapat menjadi rujukan dalam pengajaran seni musik pada peserta didik kelas IX materi apresiasi musik manca negara.
3. Dengan pengalaman pembelajaran menggunakan model pembelajaran ceramah, demonstrasi dan drill (cededrill), pembelajaran kelompok banyak pengaruhnya dalam peningkatan kemampuan dan prestasi belajar. Oleh karena itu, tingkatkan praktek dan cara-cara keterampilan aktif dalam pembelajaran selanjutnya.
4. Bagi peneliti berikutnya, atau pihak lain yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan peneliti ini, sedapat mungkin terlebih dahulu dianalisis kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk teknik pembelajaran, dan karakteristik peserta didik yang ada pada madrasah atau sekolah tempat perangkat ini akan diterapkan
DAFTAR PUSTAKA
Gafur A, 1984, Disain Instruksional (Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar), Solo, Tiga Serangkai.
Jamalus, 1981, Musik 4 untuk SPG Kelas II, Jakarta, CV. Titi Terang dan CV. Sinar Pengetahuan
Mulyasa E, 2006, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Sunarjati Muhajir, 1994, Strategi Belajar Mengajar PMP Berdasarkan Prinsip-prinsip CBSA, Jakarta, Proyek Pengembangan LPTK
Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta
Toha, M. 2003. Peningkatan Kemampuan Menggambar Ekspresi Siswa Kelas I SLTP N 1 Tlogowungu Kabupaten Pati melalui Kegiatan Apresiasi Karya Seni Lukis sebagai Strategi Pembelajaran Seni Rupa. Skripsi. Semarang: UNNES.
Tri Widi Rahmanto, M.Pd., 2015, Modul Diklat Pkb Guru Seni Musik SMP, Kemen-terian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan