PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MENGANALISIS BERBAGAI KASUS PELANGGARAN HAM

SECARA ARGUMENTATIF SESUAI DENGAN

NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS XII KI B SMK NEGERI 2 SUKOHARJO SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Asri Nur Prihatiningsih

SMK Negeri 2 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan:(1) Aktivitas dalam pembelajaran menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM secara argumentatif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui media cerita bergambar pada siswa kelas XII KI B semester 1 SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. (2) Hasil belajar menganalisis. (3) Perubahan perilaku siswa secara positif sebagai dampak hasil belajar menganalisis. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII KIB SMK Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 32 siswa. Sumber belajar berupa peristiwa pembelajaran, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan analisis data. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik deskripsi komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual berbasis media gambar dapat meningkatkan motivasi, kompetensi, dan kualitas karangan siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Hal tersebut bisa dilihat dari persentase sebagai berikut: (1) siswa yang termotivasi untuk menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM secara argumentatif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui media cerita bergambar pada siswa kelas XII KI B semester 1 SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 dengan sungguh-sungguh yaitu 72% pada siklus pertama, dan 94% pada siklus kedua; dan (2) siswa mampu menganlisis mencapai nilai 75 ke atas mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, yaitu 63% pada siklus pertama, dan 85% pada siklus kedua atau meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan dalam menganalisis, yaitu siklus 1 sebesar 63% atau 20 siswa, dan siklus 2 sebesar 85% atau 28 siswa; dan (2) siswa aktif yaitu 68% pada siklus pertama, dan 89% pada siklus kedua, (2) siswa berperilaku positif yaitu 68% pada siklus pertama, dan 89% pada siklus kedua. Simpulan penelitian ini adalah penerapan media cerita bergambar dapat meningkatkan motivasi, kompetensi, dan perubahan perilaku positif menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM secara argumentatif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui media cerita bergambar pada siswa kelas XII KI B semester 1 SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. Penerapan media cerita bergambar yang efektif adalah sebagai berikut: (1) gambar yang dipilih sederhana, (2) media yang digunakan mempunyai sifat kesatuan, (3) gambar yang disajikan menarik perhatian, dan (4) penampilan media memperlihatkan keadaan yang serasi.

Kata kunci: menganalisis,, media cerita bergambar, kasus pelanggaran HAM, dan argumentatif

 

 

 

PENDAHULUAN

Kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan di sekolah adalah bagaimana berapresiasi dengan menganalisis situasi sosial. Dengan kebudayaan, suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Sebagai warga negara Indonesia, diamanahkan untuk mempertahankan budaya. Pengajaran PPKn pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangannya secara terarah. Membicarakan pengajaran PPKn tidak akan lepas dari kegiatan menganalisis. Menganalisis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menganalisis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menganalisis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa agar dapat mengembangkan potensinya.

Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Seperti pada kegiatan menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM secara argumentatif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui media cerita bergambar pada siswa kelas XII KI B semester 1 SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 adalah mengungkapkan gagasannya kepada pembaca tentang sesuatu. Secara umum siswa mampu menganalisis, namun mereka kurang memiliki ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan belum mempunyai urutan logis antarpernyataan yang satu dengan yang lainnya. Akibatnya nilai kompetensi menganalisis bagi siswa di Kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo redah. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang mampu mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pembelajaran menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM sebesar 23,52%.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut dapatlah ditarik rumusan masalah; (1) Bagaimanakah proses pembelajaran kompetensi menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM secara argumentatif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui media cerita bergambar pada siswa kelas XII KI B semester 1 SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 (2) Seberapa persen peningkatan kompetensi menganalisisnya? (3) Bagaimanakah perubahan perilaku positif siswa yang menyertai peningkatan hasil belajar menganalisisnya?

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Menganalisis

Kompetensi menganalisis merupakan salah satu kompetensi komunikatif. Puspita (2007: 145) mengemukakan bahwa menganalisis siswa masih rendah. Rendahnya menganalisis siswa tersebut, menurut Tompkins dan Hoskisson (dalam Puspita, 2007: 145) bukan disebabkan keterbatasan siswa melainkan disebabkan oleh pendekatan yang dipergunakan guru tidak mengarahkan siswa belajar dengan baik.

 

 

 

Tahap-tahap Penganalisisan

Menurut Akhadiah, dkk (1996:2-5) mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam kegiatan menganalisis di antaranya: (1) Tahap Prapenganalisisan. (2) Tahap penganalisan. (3) Tahap revisi

Jenis-jenis Analisis

Menurut Sumarlam (2003: 17-20) pada umumnya analisis dibedakan menjadi lima macam; (1) Deskriptif bertujuan melukiskan, menggambarkan, atau memberikan sesuatu menurut apa adanya. (2) Naratif yaitu paparan yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu. (3) Ekspositoris pernyataan yang tidak mementingkan waktu dan pelaku. (4) Argumentatif adalah pernyataan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan data-data sebagai bukti, dan bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran ide atau gagasannya. (5) Persuasif yaitu bertujuan untuk mempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat atau ajakan tersebut.

Hakikat Menganalisis kasus pelanggaran HAM

Menganalisis kasus pelanggaran HAM adalah paparan tentang persepsi yang ditangkap oleh pancaindera, Sujanto, 1988:11. Menganalisis kasus pelanggaran HAM adalah semacam bentuk pernyataan yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu (Keraf 1995:16). Menurut Mukayat (1985: 69) Menganalisis kasus pelanggaran HAM ialah menceritakan tentang sesuatu sampai bagian-bagiannya dengan maksud semata-mata memberi informasi, atau informasi dan impresi, sesuai yang diinginkan pembaca.

Parera (dalam Halim, 2010) untuk mendapatkan tulisan menganalisis kasus pelanggaran HAM yang baik ada tiga pendekatan yaitu: (1) pendekatan yang realistis. 2) pendekatan yang impresionistik. (3) pendekatan menurut sikap penulis. Menurut Chaedar (2007:114) Menganalisis kasus pelanggaran HAM adalah gambaran verbal ihwal manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian.

Pembelajaran menganalisis merupakan salah satu aspek pembelajaran tingkat tinggi. Salah satu teks yang dibelajarkan di SMK kelas XII semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 adalah tentang menganalisis, itu merupakan teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu atau terbentuknya sesuatu misalnya fenomena alam, sosial, atau budaya. Tujuan menganalisis untuk memperhitungkan mengapa sesuatu menjadi seperti itu.

Pendekatan untuk Menganalisis

Menurut Chaedar, 2007:67, Analisis melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Menurut Nurhadi dan Senduk, (2003:13)

Trianto (2008: 20) Pembelajaran dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajarannya, yakni: konstruktifisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya.

Media Pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2017:15-16) media adalah material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan erat dengan istilah software. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada audiens dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri seperti transparasi untuk perangkat overhead, film, filmtrip, film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak.

Jenis-jenis Media Pembelajaran

Anitah (2009: 7-54) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi jenis yaitu: (1) Media Visual, (2) Media Audio,(3) Media Audio-Visual, dan (4) Media Asli atau Orang.

Manfaat Media dalam Pembelajaran

Arsyad, (2017: 15) penggunaan media dalam pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Menurut Aryad, (2017: 21) meski telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran belajar amat lambat.

Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat.

Media Cerita Bergambar

Media menurut batasannya adalah perangkat lunak yang berisikan pesan (informasi) pendidikan yang lazimnya disajikan dengan menggunakan peralatan. Pendapat lain menyatakan bahwa media gambar yaitu segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, proyektor (Hamalik, 1994: 95).

Kerangka Berpikir

Menganalisis memberikan makna yang penting untuk berkomunikasi secara tidak langsung dalam kehidupan. Pembelajaran akan lebih optimal jika pendekatan atau metode yang digunakan tepat. Kondisi awal pembelajaran menganalisis di SMK Negeri 2 Sukoharjo. Pembelajaran dimulai dengan membaca dilanjutkan dengan berdiskusi kelompok, dan pembahasan teori dilanjutkan dengan pesan berantai. Sebagai catatan dari hasil pengamatan adalah siswa masih tampak egois, pesan yang dimiliki kurang terkomunikasikan, siswa asyik dengan dirinya sendiri dan kegiatan membaca dari materi bacaan yang masih terbatas, dan siswa cenderung menganalisis dengan mengembangkan materi umum.

Metode yang digunakan melalui Pembelajaran Media Cerita Bergambar. Guru membimbing siswa dalam kegiatan menganalisis, guru menggunakan pendekatan berbasis media gambar, Kegiatan pembelajaran berlangsung menyenangkan dan kegiatan menganalisis lebih terarah dengan hasil yang utuh dan berkesinambungan

Hipotesis Tindakan

Penerapan media cerita bergambar diduga: Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran (2) Dapat meningkatkan hasil belajar, dan (3) Dapat memberikan gambaran perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menganalisis Menganalisis kasus pelanggaran HAM siswa Kelas XII semester 1 KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Sukoharjo pada kelas XII KI B. Tahap persiapan sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni antara bulan Juli sampai dengan Desember 2018.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019. Seperti siswa Kelas lain, masing-masing siswa kelas ini mendapat pinjaman buku pelajaran PPKn Adapun jumlah siswa Kelas XII KI B adalah 32 siswa yang merupakan kelas besar.      

Bentuk dan Strategi Penelitian

Suwandi (2017:12) menyatakan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat relatif. Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Tindakan tersebut dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tahapan, diantaranya yaitu: (1) tahap perencanaan, pada tahap ini guru dan peneliti menyusun rencana untuk melaksanakan tindakan. (2) tahap pelaksanaan, pada tahap pelaksanaaan ini guru yang berperan penuh dalam pembelajaran (3) observasi, observasi ini dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa. (4) refleksi, pada tahap refleksi ini guru berdiskusi tentang kekurangan dan kelemahan selama pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menganalisis Menganalisis kasus pelanggaran HAM dengan penerapan pembelajaran metode Cerita bergambar. Strategi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yaitu bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan semuan kenyataan yang ada.

Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan antara lain:

1.     Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian yaitu kegiatan pembelajaran menganalisis Menganalisis kasus pelanggaran HAM yang berlangsung di dalam kelas dengan penerapan Pendekatan cerita bergambar.

2.     Dokumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil belajar siswa berupa tulisan siswa, catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dan analisis data, a.l.: (1) Observasi,.(2) Wawancara. (3) Tes, (4) Analisis data.

Uji Validitas Data

Data diuji validitasnya dengan menggunakan beberapa taknik yaitu dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data, misalnya data tentang kesulitan-kesulitan guru dalam mengajarkan materi tentang menganalisis kasus pelanggaran HAM. Selain diperoleh melalui observasi langsung (pengamatan) terhadap sikapnya selama pembelajaran juga diperoleh dari hasil wawancara, dan analisis dokumen yang berupa pekerjaan siswa atau hasil tulisan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dan teknik analisis deskriptif komparatif. Analisis kritis berkaitan dengan data yang bersifat kualitatif. Data analisis kritis berupa hasil observasi dan wawancara.

Data yang berupa deskriptif komparatif yaitu teknik yang digunakan untuk data kuantitatif yakni membandingkan antarsiklus. Data ini berupa hasil tes yang sudah dikerjakan oleh siswa. Guru sebagai peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil di setiap siklusnya.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini melalui tahap-tahap sebagai berikut.

Tahap Awal, Penyusunan Proposal dan Penerbitan Surat Izin Penelitian

Tahap Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam siklus-siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup 4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi (dalam Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 104).

Rancangan siklus I; (1) Perencanaan

Pengajuan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan pendekatan. Penyusunan skenario pembelajaran yang menerapkan media cerita bergambar. Penyiapan perangkat yang diperlukan selama pembelajaran dan perangkat yang diperlukan untuk observasi seperti lembar observasi dan dokumentasi. (2) Pelaksanaan;Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Pada siklus pertama, ada dua kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing 2x45 menit. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan. (3) Observasi dan Interpretasi; Observasi dilakukan saat pembelajaran diskusi berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Kolaborator mengamati keaktifan siswa selama apersepsi dan pembelajaran menganalisis. Selain itu, mengamati aktivitas guru selama pembelajaran.(4) Analisis dan refleksi ; Analisis data yang telah terkumpul dari hasil observasi kemudian disajikan. Dari hasil analisis berupa kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran, untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Dari tahapan inilah diketahui berhasil tidaknya tindakan yang telah diberikan.

Rancangan siklus II

Dalam siklus II ini tahap yang dijalankan sama seperti yang dilakukan pada siklus I. Akan tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan yang sudah terjadi tidak terjadi pada siklus II.Setelah itu dikembangkan berdasarkan hasil Refleksi di siklus 1.

Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, Guru menyusun laporan berdasarkan hasil penelitian. Sebagai acuan penelitian ini adalah jadwal penelitian yang telah dirumuskan di Bab ini yaitu mulai dari penyusunan proposal sampai dengan seminar hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada bulan Juli sampai Desember 2018 di semester 1 tahun pelajaran 2018/ 2019.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Survai Awal

Kegiatan survai awal ini dilaksanakan guru dengan kolaborator melalui diskusi tentang rancangan dalam proses penelitian. Sebagai hasil kesepakatan adalah pelaksanaan tindakan dua jam pelajaran.

Menganalisis kasus pelanggaran HAM yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dalam mengikuti pelajaran sebanyak 7 siswa atau sebanyak 23,52% sedangkan 25 siswa atau sebesar 76,47% lainnya kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa yang mampu menganalisis Menganalisis kasus pelanggaran HAM dengan cukup baik atau mencapai 75 ke atas sebanyak 6 siswa sedangkan yang 26 siswa masih perlu adanya perbaikan lagi. Hal ini disebabkan siswa belum paham tentang menganalisis kasus pelanggaran HAM.

Dari kegiatan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh kolaborator melalui wawancara dengan guru di kelas sebagai berikut:

(1)      Siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran menganalisis. (2) Guru mengalami kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa. (3) Guru kesulitan menemukan metode yang tepat dalam pembelajaran materi menganalisis.

(2)      Persentase siswa dalam pembelajaran menganalisis kasus pelanggaran HAM tahap prasiklus.

 

No.

Kinerja Siswa

Persentase

1.

Motivasi siswa dalam menganalisis

29,41%

2.

Prestasi siswa dalam pembelajaran menganalisis

29,41%

3.

Perubahan perilaku siswa sebagai dampak peningkatan hasil belajar menganalisis

 

23,54%

 

MENGANALISIS KASUS PELANGGARAN HAM DAN HASIL PENELITIAN

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

Siklus I Pertemuan Pertama

Perencanaan

Dilaksanakan pada hari Kamis,9 Agustus 2018 di kelas XII KI B mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I pada hari Kamis, 9 Agustus 2018 (dua jam pelajaran).

Tindakan

Guru menerapkan skenario dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menganalisis Menganalisis kasus pelanggaran HAM dengan menggunakan metode pendekatan kontekstual berbasis media gambar.

Langkah-langkah yang dilakukan

 Sesuai dengan perencanaan, tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, Agustus 2018 selama dua jam pelajaran (2 X 45 menit) di ruang Kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo.

Pada saat proses pembelajaran menganalisis, guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan menganalisis, langkah-langkah yang harus dilakukan siswa yaitu sebagai berikut: (1) siswa dipersiapkan sudah melihat ataupun mengalami kejadian yang akan dianalisis, (2) siswa menentukan judul, (3) siswa membuat kerangka analisis, (4) siswa mengembangkan kerangka analisis menjadi pernyataan yang utuh.

Observasi dan Interpretasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran menganalisis kasus pelanggaran HAM dengan menggunakan pendekatan media cerita bergambar yang berlangsung pada hari Kamis, 6 September 2018 pukul 07.30-09.00 WIB di ruang kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo, a.l.(1) Siswa yang memiliki motivasi tinggi atau termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menganalisis sebanyak 23 siswa atau sebesar 70,58%, sedangkan 19 siswa atau 29,41%. (2) Siswa yang terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran menganalisis sebanyak 24 siswa atau sebesar 73,52% sedangkan 8 siswa atau sebesar 26,47% siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut lebih memilih berdiam diri. (3) Siswa membuat pernyataan terkait materi dengan organisasi isi didapat 21 siswa atau sebesar 64,70% sudah mampu menganalisis dengan cukup baik atau mencapai nilai 75 ke atas. Sedangkan 11 siswa atau sebesar 35,29% masih butuh perbaikan.

Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tindakan pada siklus 1, guru dan peneliti melakukan analisis dan refleksi pada tanggal 13 September 2018: (1) Ketika guru memberikan apersepsi siswa banyak yang tidak memperhatikan. (2) Pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat tulisan. Dilihat dari segi hasilnya 22 siswa yang sudah memenuhi kiriteria menganalisis.(3) Guru bersama siswa selalu melakukan analisis dan evaluasi bersama.

Siklus II

Perencanaan

Pada hari Kamis, 4 Oktober 2018, guru PPKn Kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo mengadakan diskusi untuk membahas tentang rencana kegiatan siklus II yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2018. Pada kesempatan ini guru menyampaikan analisis hasil observasi terhadap siswa kelas XII KI B yang sudah dilaksanakan pada siklus I.

Tindakan

Tindakan II yaitu pada hari Kamis, 18 Oktober 2018 di ruang kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo. Pada pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 2x45 menit. Dalam tindakan II ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan kolaborator untuk mengatasi kekurangan pada siklus I.

Observasi dan Interpretasi

Pada pelaksanaan tindakan II ini, Kamis, 18 Oktober 2018 kolaborator mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menjadi partisipan pasif dan duduk dibangku paling belakang. Tindakan II ini dilaksanakan satu kali pertemuan yang berlangsung selama 2 x 45 menit. Siswa yang termotivasi dalam mengikuti pelajaran sebanyak 30 siswa atau sebesar 94,11% sedangkan 2 siswa atau sebesar 05,88% masih terlihat ramai.

Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan siklus II secara umun semua kekurangan dapat dikuasai dengan baik. Guru telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengukuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Dari tugas menganalisis siswa dapat disimpulkan bahwa metode kualitatif berbasis media cerita bergambar dapat meningkatkan hasil belajar menganalisis kasus pelanggaran HAM siswa. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antara hasil pekerjaan siswa pada saat observasi,prasiklus, siklis I, dan siklus II.

Pembahasan

Pembahasan hasil ini meliputi: penerapan media cerita bergambarl dapat meningkatkan hasil belajar menganalisis kasus pelanggaran HAM yang sesuai nilai-nilai Pancasila di kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo, penerapan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan empat tahap. Yaitu (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, (4) refleksi.

Lave and Wenger (2001) berpendapat bahwa dalam pembelajaran menganalisis masih tergolong rendah, karena sebagian dari kebiasaan di sekolah saat ini adalah kegiatan menganalisis diabaikan oleh guru. Kegiatan menganalisis hanya dilakukan ketika berhadapan di kelas yang mengambil nilai dari kegiatan menganalisis.

Dari wawancara dengan guru, guru belum menemukan media pembelajaran yang tepat dalam menganalisis kasus pelanggaran HAM. Siswa langsung disuruh menganalisis karangan dengan tema bebas sehingga siswa kurang memuaskan.

Siklus I merupakan tindakan awal memperbaiki pembelajaran menganalisis berbasis cerita bergambar.

Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Pada siklus ini guru berupaya memperkecil kelemahan yang terjadi selama pembelajaran menganalisis. Pada siklus II siswa yang mampu menganalisis Menganalisis kasus pelanggaran HAM dengan baik sebanyak 28 siswa atau sekitar 88,23% dari jumlah keseluruhan siswa (32).

Perilaku

Persentase

Siklus I

Siklus II

Ø  Motivasi siswa selama pembelajaran berlangsung

Ø  Keaktifan siswa selama pembelajaran

Ø  Keterampilan siswa

 

70,58%

 

91,11%

 

No.

Kinerja Siswa

Persentase

Siklus I

Siklus II

1.

Siswa semangat untuk menganalisis dengan sungguh-sungguh

70,58%

94,11%

2.

Siswa mampu mengembangkan analisis argumentatif secara utuh

73,52%

88,23%

3.

Siswa mengalami perubahan tingkah laku yang positif.

64,70%

88,23%

 

 Berdasarkan tindakan tersebut, guru telah berhasil melaksanakan pembelajaran menganalisis dengan menggunakan media cerita bergambar yang membantu siswa dalam menyusun ide gagasannya dan mengembangkannya menjadi satu analsisi argumentatif kasus pelanggaran HAM yang utuh dengan optimal.

Hal itu terlihat adanya peningkatan dalam setiap siklusnya, pada siklus ke II motivasi siswa mencapai 94,11% meningkat dari pertemuan sebelumnya yang hanya mencapai 70,58%.

Peningkatan Nilai Rata-rata dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II.

Persentase

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

64,70%

73,52%

78,60%

 

SIMPULAN

 Simpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapatnya peningkatan kualitas dalam pembelajaran Menganalisis secara argumentatif kasus pelanggaran HAM pada siswa Kelas XII KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya dalam peningkatan kualitas menganalisis dengan menggunakan media cerita bergambar.

1.     Proses pembelajaran kompetensi menganalisis melalui media cerita bergambar siswa Kelas XII semester 1 KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 berjalan nyaman. Ketika pembelajaran berlangsung siswa aktif dalam mengikuti kergiatan pembelajaran. Nilai tambah bagi siswa yang aktif. Peningkatan tersebut tampak dari siklus ke siklus, yaitu 67,64% pada siklus I, dan 88,23% pada siklus II.

2.     Kompetensi menganalisis mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang sudah mampu menganalisis kasus pelanggaran HAM mencapai nilai 75 ke atas mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, yaitu 64,70% pada siklus I, dan 85,29% pada siklus II, serta nilai rata-rata yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mencapai 73,52, dan pada siklus II, nilai rata-rata siswa mencapai 79,41.

3.     Perubahan perilaku siswa yang menyertai peningkatan dalam pembelajaran menganalisis melalui media cerita bergambar siswa Kelas XII semester 1 KI B SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 ditandai dengan jumlah siswa yang senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, yaitu pada siklus I adalah 73,52%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 94,11%.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Sukoharjo: LPP UNS dan UNS Press.

Arsyad, A. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Akhadiah, S. Arsjad, M.G, & Ridwan, S. H. 1996. Pembinaan Kemampuan menganalisis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. 2017. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Yrama Widya.

Halim, Abdul. 2010. Pembagian Wacana Menganalisis kasus pelanggaran HAM. Dalam http://halim9082.wordpress.com/2010/06/26/. Diunduh pada 2 Januari 2018.

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teacing & Learning. California: Corwin Press.

Keraf, G. 2003. Argumentasi dan narasi. Jakarta: gramedia Pustaka Utama.

Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Menganalisis kasus pelanggaran HAM. Jakarta: Nusa Indah.

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas.

Nurgiantoro, B. 2009. Penilaian Dalam Mengajar Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Puspita, L. 2007. Peningkatan Pembelajaran Menganalisis Melalui Strategi Directed Writing Activity Bagi Siswa Sd N 51 Palembang. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya.

Pardo, Laura S. 2006. ”The Role Of Context In Learning To Teach Writing”. Jurnal Of Teacher Education. Vol 57. No 4. PP. 378-394.

Sumantri, M. & Permana, Jr. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.

Suwandi, S. 2005. Pendidikan (Suatu Pengantar). Sukoharjo: LPP dan UNS press.

_________. 2017. Model-Model Asesmen dalam Pembelajaran. Sukoharjo: Yuma Pustaka.

_________.2017. Penelitian Tindak Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah.Sukoharjo: Yuma Pustaka.

Sumarlam. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Sukoharjo: Pustaka Cakra.

Trianto. 2008. Media Pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching And Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.