DIRECT READING DAN PEMBINAAN TEKNIK DISKUSI

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU

DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN

NUMBERED HEADS TOGETHER DI SD NEGERI 3 TAWANGHARJO KECAMATAN TAWANGHARJO PADA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Siti Mukaromah

Kepala Sekolah SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik melalui penilaian antar guru dan pembinaan kelompok bagi guru di SD Negeri 3 Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan sekolah. Subjek penelitian ini adalah semua guru kelas 1 hingga kelas 6 SD Negeri 3 Tawangharjo dengan jumlah 6 guru. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2017/2018, selama 6 (Enam) bulan dari mulai Januari 2018 sampai dengan Juni 2018. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan analisa deskriptif. Indikator keberhasilan apabila kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered Head Together telah mancapai rata-rata minimal sebesar 4,1 (kategori baik), dengan penguasaan indikator telah mencapai lebih dari 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembinaan teknik direct reading dan diskusi kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together di SD Negeri 3 Tawangharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 dari siklus ke siklus dapat meningkat. Peningkatan terjadi pada semua guru yang dijadikan subjek penelitian, ditinjau dari nilai yang dicapai oleh guru dan prosentase penguasaan guru yang tercermin pada prosentase ketercapaian indikator.

Kata kunci: Direct Reading, Diskusi, Numbered Head Together.               

 

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan scientific. Pembelajaran pada Scientific menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Langkah pembelajaran pada scientific approach meliputi 5 (lima) langkah kegiatan utama pembelajaran inti yaitu kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran pendekatan ilmiah tersebut akan mendorong siswa berpikir secara kritis, kreatif, analitik, hipotetik, memecahkan masalah, serta menerapkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan ilmiah, diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik sehingga mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif (Hosnan, 2014).

Langkah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan efektif apabila guru menerapkan model pembelajaran yang berbasis pada keaktifan siswa atau pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning), yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang memandang siswa sebagai pusat pembelajaran. Siswa bertanggung jawab untuk belajar bagi dirinya sendiri, sementara guru bertanggung jawab untuk memfasilitasi pembelajaran.

Agar guru dapat melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan baik, maka guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam menerapkan berbagai model pembelajaran. Sayangnya kemampuan guru dalam menerapkan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa masih terbatas pada model tertentu, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran terkadang model yang digunakan tidak disesuaikan dengan materi pembelajaran.

Semestinya apabila guru memiliki pengetahuan yang cukup terhadap model-model pembelajaran guru dapat menyesuaikan medel pembelajaran dengan materi pelajaran, selanjutnya dengan model pembelajaran guru mampu menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan siswa yang dapat meningkatkan kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. Dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa, maka siswa akan mampu mengkontruksi (membangun) sendiri pemahamannya sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

Salah satu model pembelajaran yang sebenarnya mudah untuk diterapkan namun masih belum banyak diterapkan oleh guru di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo adalah model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu suatu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. Model pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua kelas, asalkan guru memahami langkah-langkah yang benar.

Mengingat dewasa ini banyak kemudahan bagi guru untuk belajar, baik melalui buku cetak, maupun media internet, maka untuk menambah pengetahuan guru tentang pembelajaran Numbered Heads Together ini, maka guru ditugaskan untuk membaca langsung dari berbagai sumber, sesudahnya guru diminta untuk mencoba mempraktikan di kelas masing-masing. Selain membaca langsung untuk menyamakan persepsi guru, maka langkah berikutnya adalah dilakukan pembinaan dengan teknik diskusi.

Melalui cara-cara demikian diharapkan guru memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang model pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, sehingga pada waktu tertentu guru memiliki perbendaharaan berbagai model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Teknik pembinan ini sekaligus membiasakan guru untuk membaca dan menambah pengetahuannya secara mandiri.

Mengingat permasalahan yang timbul di SD Negeri 3 Tawangharjo secara garis besar adalah peningkatan kinerja guru, maka tindakan tepat adalah menerapkan penelitian tindakan sekolah (PTS), yang berorientasi pada perbaikan kinerja guru khususnya peningkatan kemampuan dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together, sekaligus sebagai bentuk kegiatan pengembangan profesionalisme dalam bentuk PTS dengan judul: DIRECT READING DAN PEMBINAAN TEKNIK DISKUSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DI SD NEGERI 3 TAWANGHARJO KECAMATAN TAWANGHARJO PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

 

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penilaian antar guru dan pembinaan kelompok dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together bagi guru di SD Negeri 3 Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan.

KAJIAN TEORI

Direct Reading

Menurut Harjasujana (1996: 5), membaca adalah kemampuan yang kompleks. Pembaca tidak hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata, melainkan berupaya memahami makna lambang-lambang tertulis tersebut. Rahim (2008: 2), membaca adalah aktivitas rumit yang melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Subyantoro (2011: 9), membaca merupakan keterampilan yang lambat laun akan menjadi perilaku keseharian seseorang. Pembaca memiliki sikap tertentu, pada awal sebelum keterampilan membaca ini terbentuk.

Pembinaan Teknik Diskusi

Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina. Pembinaan adalah proses, pembuatan, cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Metode diskusi dalam proses pembelajaran menuru (Suryosubroto. 2002: 179) adalah suatu cara penyajian bahan pelajarn dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. (Taniredja. 2013: 23).

Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang biasa disebut pengajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik.

Menurut Suparman (2005: 157) pendekatan pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan pembelajaran sebagai suatu pendekatan dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai isi pelajaran atau tujuan yang diharapkan.

 

Model Pembelajaran Numbered Heads Together

Hanafiah & Suhana (2010: 41) menegaskan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka menyiasati perubahan perilaku siswa secara adaptif maupun generatif. Sejalan dengan hal itu, Isjoni (2011: 5) mengemukakan perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Menurut Arends (Trianto, 2010: 53) terdapat enam macam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan dalam mengajar, antara lain presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas.

Komalasari (2010: 62) menjelaskan bahwa NHT merupakan model pembelajaran di mana setiap siswa di beri nomor dan di buat kelompok yang kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasan akademik.

Kerangka Berpikir

Pendekatan scientific dapat berjalan dengan efektif apabila guru menerapkan model pembelajaran yang berbasis pada keaktifan siswa atau pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning), salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang mudah diterapkan di kelas adalah pembelajaran Numbered Heads Together. Namun guru di SD Negeri 3 Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo belum memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik terhadap model pembelajaran tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya langkah nyata sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru tersebut melalui pembinaan teknik direct reading dan diskusi. Melalui direct reading guru akan memperoleh pengetahuan yang banyak tentang model pembelajaran Numbered Heads Together, melalui diskusi guru dapat menyamakan persepsi dan memperdalam pemahaman yang diperoleh dari direct reading, memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together.

Hipotesis Tindakan

Melalui direct reading dan pembinaan teknik diskusi sebagai upaya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan sekolah (PTS). Penelitian Tindakan Sekolah (school action research) merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh pengawas atau kepala sekolah pada saat melaksanakan tugasnya. Subjek penelitian ini adalah semua guru kelas 1 hingga kelas 6 SD Negeri 3 Tawangharjo dengan jumlah 6 guru. Dengan objek penelitian peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together.

Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 3 Tawangharjo dengan alamat Jl. Raya Blora km.13 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan dengan kode pos 58191. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2017/2018, selama 6 (Enam) bulan dari mulai Januari 2018 sampai dengan Juni 2018.

Untuk memperoleh data hasil penelitian, digunakan teknik observasi dan dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung untuk menilai aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada lembar penilaian atau lembar observasi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu suatu teknik analisis dengan cara membandingkan nilai unjuk kerja guru dalam melaksanakan model pembelajaran Numbered Heads Together antar siklus dan membandingkan dengan indikator kinerja keberhasilan yang telah ditetapkan. Perbandingan nilai dipaparkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dianggap berhasil apabila telah terjadi peningkatan kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together dari siklus 1 ke siklus berikutnya, dan tindakan dikatakan berhasil apabila semua guru di SD Negeri 3 Tawangharjo telah memiliki kemampuan yang baik dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata minimal sebesar 4,1 (kategori baik), dengan penguasaan indikator telah mencapai lebih dari 85%.

HASIL PENELITIAN

Prasiklus

Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti menginstruksikan kepada guru untuk membaca secara langsung (Direct Reading) tentang model pembelajaran Numbered Heads Together dengan menyampaikan beberapa sumber bacaan baik berupa buku maupun yang bersumber dari internet. Pelaksanaan kegiatan Direct Reading mulai tanggal 14 sampai dengan 20 Januari 2017, guru diminta untuk memanfaatkan waktu tersebut sebaik-baiknya, dan guru diminta untuk mempraktekan sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama mulai tanggal 23 sampai dengan tanggal 27 Januari 2017.

Setelah dilakukan observasi dan dengan menilai kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together, selanjutnya berdasarkan hasil penilaian tersebut peneliti melakukan rekapitulasi, dihitung skor rata-rata dan dibuat kategori. Ringkasan hasil rekapitulasi, menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together adalah 2,50 (kategori cukup), dengan perincian: 3 (tiga) guru tergolong kurang, dan 3 (tiga) guru tergolong cukup.

Berdasarkan prosentase ketercapaian di atas menunjukan bahwa rata-rata prosentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 41,67%. Artinya guru belum mampu melaksanakan langkah model pembelajaran Numbered Heads Together dengan baik. Sehingga perlu dilakukan tindakan dengan menerapkan pembinaan dengan teknik Direct Reading dan diskusi. Kegiatan peneliti saat melakukan pengamatan prasiklus seperti terlihat pada gambar terlampir (foto 2, dan foto 3).

Siklus I

Hasil penilaian kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together dicatat pada lembar observasi. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata, dan menghitung prosentase ketercapaian. Untuk menjaga kerahasiaan hasil penilaian, maka peneliti membuat kode subjek penelitian, dengan menggunakan kode A, B, C, D, E, dan F. Hasil penilaian kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together siklus I dapat diketahui bahwa skor rata-rata kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together sebesar 3,67 (cukup), dengan nilai tertinggi 4 dan nilai terendah 3. Kemampuan guru dalam menguasai langkah pembelajaran tercermin pada prosentase ketercapaian indikator pada siklus I diketahui skor rata-rata prosentase ketercapaian indikator sebesar 61,11%, dengan skor tertinggi sebesar 83,33%, sedangkan skor terendah sebesar 50%.

Berdasarkan hasil penilian, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 3,67 (kategori cukup), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 61,11%. Dibandingkan dengan skor yang dicapai oleh guru prasiklus, dan prosentase ketercapaian indikator prasiklus, menunjukkan adanya peningkatan. Namun jika dibandingkan dengan indikator kinerja yang ditetapkan masih kurang, sehingga perlu adanya tindakan untuk memaksimalkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together.

Siklus II

Observasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal, yaitu mulai tanggal 20 sampai dengan 24 Maret 2018. Pelaksanaannya dilakukan setelah jam istirahat, yaitu jam 09:30 sampai jam 10:40 (selama 2 jam pelajaran) kecuali kelas I, dilaksanakan mulai jam 1 (07:30 sampai jam 08:40). Hasil penilaian siklus II seperti terlampir (lampiran 9). Rekapitulasi hasil siklus II seperti terlihat pada lampiran (lampiran 10). Rekapitulasi nilai kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together pada siklus II dapat diketahui bahwa dari enam guru yang dijadikan subjek penelitian, skor rata-rata sebesar 5,67 (kategori baik). Berdasarkan kategori penilaian yang telah ditentukan dari enam guru, semua tergolong baik. Kegiatan peneliti saat melakukan observasi seperti terlihat pada dokumentasi terlampir (foto 8). Prosentase ketercapaian indikator pada siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together telah meningkat dibanding tindakan pada siklus I. Guru sudah memahami dan dapat menerapkan langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together dengan baik. Dengan pencapaian nilai rata-rata sebesar 5,67, dengan prosentasi penguasaan indikator mencapai 94,44%.

Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 5,67 (kategori baik), dengan prosentasi ketercapaian indikator rata-rata sebesar 94,44%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai keterampilan guru rata-rata telah mencapai kategori baik (5,67), dan sudah berada di atas nilai ketercapaian yaitu >85%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tindakan tidak perlu ditingkatkan lagi.

 


PEMBAHASAN

Perbandingan nilai kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 1,17. Peningkatan terjadi pada semua guru. Perbandingan nilai kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 2,00. Peningkatan terjadi pada semua guru. Perbandingan nilai kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 3,7. Peningkatan terjadi pada semua guru.

Perbandingan prosentase ketercapaian indikator kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa prosentase ketercapaian indikator kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 19,44%. Perbandingan prosentase ketercapaian indikator kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33%. Peningkatan terjadi pada sebagian indikator.

Perbandingan prosentase ketercapaian indikator kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together prasiklus dengan siklus II menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 52,78%. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan berupa pembinaan teknik direct reading dan diskusi mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap komponen/aspek-aspek penilaian kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui pembinaan teknik direct reading dan diskusi kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together di SD Negeri 3 Tawangharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 dari siklus ke siklus dapat meningkat. Peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 2,50 menjadi 3,67 (peningkatan sebesar 1,17). Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 3,67 menjadi 5,67 (peningkatan sebesar 2,00). Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II meningkat secara keseluruhan dari 2,50 menjadi 5,67 (peningkatan sebesar 3,17).

Peningkatan prosentase ketercapaian indikator dari kegiatan prasiklus hingga siklus II mengalami peningkatan sebesar 52,78%. Kegiatan prasiklus prosentase ketercapaian indikator sebesar 41,67% meningkat menjadi 61,11% pada siklus I (meningkat sebesar 19,44%). Kegiatan siklus I prosentase ketercapaian indikator sebesar 61,11% meningkat menjadi 94,44% pada siklus II (meningkat sebesar 33,33%). Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan pembinaan direct reading dan diskusi mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran numbered heads together di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo dengan sangat maksimal.

Penelitian ini menyarankan kepada UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo, sebaiknya dilakukan up date buku perpustakaan, khususnya terkait dengan pengembangan profesi guru, selain itu perlu adanya gerakan kebiasaan membaca bagi kalangan guru. Saran untuk kepala sekolah dasar lain, teknik pembinaan semacam ini perlu dilakukan di SD lain, guna meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pokok, dengan topik bacaan yang spesifik, misalnya ketrampilan menerapkan model pembelajaran tertentu, atau media pembelajaran tertentu. Saran untuk Guru, sebaiknya dibudayakan kebiasaan membaca, agar dapat diteladani oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Nanang. dan Cucu, Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Harjasujana, Akhmad Slamet dan Yeti Mulyati. 1996. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud

Isjoni, 2011. Pembelajaran Kooperatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi. Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Subyantoro. 2011. Pengembangan keterampilan membaca cepat. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Suparman, Atwi, 2005, Desain Instruksional, Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

Trianto, 2010, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi. Pustaka.