EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA JURUSAN KIMIA INDUSTRI MELALUI LKTE DI SMK NEGERI 2 SUKOHARJO

 

Siram Raheni

SMK Negeri 2 Sukoharjo

 

ABSTRAK

LKTE merupakan solusi dalam pembelajaran di jurusan Kimia Industri dengan alur aktivitas (1) Kuatkan Literasi, (2) Fokuskan Konsentrasi, (3) Implementasikan Teori, (4) Kembangkan Evaluasi. Alur aktivitas tersebut bertujuan untuk membangun mindset dengan pola pikir kritis dan kreatif mengingat pembelajaran di jurusan kimia industri itu materinya sangat rumit. Sejak wabah pandemi covid – 19, dunia pendidikan di Indonesia mengharuskan adanya pembelajaran jarak jauh untuk menekan penyebaran pandemi. Kemudian, dikeluarkannya edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kebijakan Belajar dari rumah yakni pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing- masing termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses belajar di rumah (Jusuf et al., 2020). Pada aktivitas Kuatkan Literasi, peserta didik belajar secara mandiri sesuai dengan kondisi dan kecepatan belajar masing-masing. Walapun belajar secara mandiri, peserta didik dapat bertanya melalui grup WA dan menghubungi WA pribadi guru ketika menemui kesulitan dalam memahami materi.Pada aktivitas Fokuskan Konsentrasi setelah peserta didik mempelajari materi di kelas maya, guru dan peserta didik melakukan diskusi maupun tanya jawab melalui grup WA. Biasanya guru melakukan aktivitas. Pada aktivitas Implementasikan Teori, peserta didik menerapkan apa yang telah dipelajari dengan mengerjakan tugas atau melakukan praktik sesuai dengan panduan jobsheet yang diunggah pada LMS. Pada alur terakhir yaitu Kembangkan Evaluasi, peserta didik mengerjakan asesmen dalam bentuk tes objektif seperti pilihan ganda dan menjodohkan. Evaluasi dibuat dengan tes online yang menarik sehingga peserta didik antusias mengerjakan dan serasa bermain game, yaitu dengan Quiss.

Kata kunci: Evaluasi; Konsentrasi; Teori; Evaluasi

 

Pendahuluan

Mengakses program dunia maya merupakan salah satu bentuk perjuangan masyarakat yang sedang belajar untuk mempeoleh ilmu pengetahuan. Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia telah bicara dengan objek dan subjek yang diperoleh melalui internet karena pandemi covid 19 merambah di negeri tercinta ini termasuk di SMK Negeri 2 Sukoharjo yang menjadi bagiannya. Status darurat pandemi covid-19 hingga saat ini masih berlanjut, bahkan kasus penyebarannya di berbagai daerah semakin banyak dan sulit dikendalikan. Itulah sebabnya pemerintah tidak berani secara gegabah membuka kembali sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Pemerintah membuat kebijakan dengan terus memperpanjang WFH (work from home) bagi pegawai negeri sipil khususnya guru. Piket harian dilaksanakan dengan jumlah pegawai yang hadir di kantor maupun lembaga pendidikan tidak lebih dari 50%. Sejak 16 Maret 2020 pemerintah telah memutuskan untuk meliburkan semua jenjang sekolah sebagai upaya mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan sekolah. Sebagai pengganti kegiatan belajar mengajar sekolah harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guru melaksanakan pembelajaran dari rumah masing-masing sesuai dengan anjuran pemerintah untuk work from home (WFH), dan wajid hadir di sekolah pada waktu ada jadwal piket saja. Para siswa harus mengikuti pembelajaran dari rumah dan tetap stay at home.

Pembelajaran jarak jauh sering diidentikkan dengan pembelajaran daring. Padahal keduanya tidak selalu sama. Pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan melalui 2 cara, yaitu luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring). Pembelajaran jarak jauh dengan model luring bisa dilakukan, misalnya mengikuti siaran pendidikan di televisi maupun radio yang dipandu oleh guru mapel masing-masing dari rumah. Televisi pemerintah telah menyiapkan program acara pendidikan untuk semua jenjang sekolah sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah melaksanakan pembelajaran jarak jauh terutama di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau sinyal telepon seluler. Pembelajaran jarak jauh dengan sistem dalam jaringan (daring) adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet. Ada banyak aplikasi yang bisa dipergunakan oleh guru dalam pembelajaran, misalnya: microsoft 365, zoom, google classroom, google meet, quipper, whatsapp, dan lain-lain. Pada prinsipnya guru dan siswa dapat berinteraksi dengan baik dalam pembelajaran tanpa harus bertatap muka.

Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Cina pada tanggal 31 Desember 2019. Banyak media secara terus-menerus memberitakan keberadaan virus ini, cara berkembangnya, penularannya dan bahaya yang mengancamnya. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah demam, batuk, pilek, letih, lesu, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Namun dalam perkembangannya banyak orang tanpa gejala pun terkena penyakit mematikan ini.

Penyakit ini melalui droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan. Ribuan nyawa manusia melayang di Wuhan dan membawa dampak pada berbagai lini kehidupan yang luar biasa. Pada pertengahan Bulan Maret 2020 virus ini mulai memakan korban di Indonesia. Pemerintah Indonesia segera tanggap dan mengambil tindakan sesuai aturan WHO guna meminimalisir jatuhnya korban. Kebijakan itu antara lain diberlakukan social distancing (pembatasan sosial) atau pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah.

Implementasi social distancing (pembatasan sosial) berupa imbauan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Hal itu berarti, pemerintah ingin warganya melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing setidaknya dalam durasi 14 hari. Penerapan pembatasan sosial ini kemudian diterapkan melalui physical distancing (pembatasan diri). Membatasi diri untuk tidak berkerumun, tidak bersalaman, menjaga jarak minimal satu meter, bekerja dari rumah (work from home), belajar dari rumah (school from home) dan wajib memakai masker serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Kebijakan social distancing dan physical distancing berimplikasi pada proses kegiatan belajar mengajar yaitu ditutupnya kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah. Kementerian Pendidikan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan sekolah memberikan kebijakan untuk pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada pertengahan Maret 2020. Pembelajaran jarak jauh ini dilaksanakan melalui dunia maya menggunakan gawai atau handphone dengan bantuan jaringan internet. Pembelajaran ini dilaksanakan dalam jaringan (daring) maupun pembelajaran luar jaringan (luring).

Pembelajaran jarak jauh adalah sebuah kondisi yang tidak dapat ditolak oleh siapa pun, termasuk oleh orang tua yang tidak memiliki handphone android sekalipun. Ini adalah keniscayaan yang harus diterima. Model pendidikan ini tentu merupakan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan yang selama ini sudah terbiasa dengan proses pembelajaran tatap muka. Tentu hal ini tidak mudah apalagi pemberlakuanya begitu mendadak. Namun pihak sekolah dan guru dengan segala keterbatasan yang ada segera menindaklanjuti kebijakan ini.

Lantas bagaimanakah pembelajaran ini dilaksanakan? Pembelajaran bisa dilakukan secara daring melalui google meet, zoom maupun webex. Namun, metode tersebut hanya bisa dilakukan oleh beberapa sekolah. Siswa mampu menyimak pembelajaran dari rumah masing-masing menggunakan fasilitas laptop maupun handphone dengan akses internet yang memadai. Akan tetapi tidak dengan sekolah di desa, dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah dan sinyal internet yang tidak stabil. Menurut survey yang dilakukan (news.detik.com), di Indonesia masih ada 8.552 sekolah belum memiliki jaringan listrik, dan ada 42.159 sekolah yang belum memiliki jaringan internet.

Untuk masyarakat pedesaan media sosial berupa whatsapp menjadi sarana komunikasi yang terjangkau dalam proses pembelajaran daring. Melalui grup whatsapp masing-masing kelas, wali kelas bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh jadwal pelajaran seperti sebelum Covid-19 melanda. Secara sederhana pembelajaran melalui perintah untuk membuka buku sesuai jadwal bisa dilaksanakan dengan baik. Peserta didik bersekolah dan menerima pelajaran, tugas dari guru semua dari dalam rumah. Berolahraga, salat dhuha, mengaji, berjemur, membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga merupakan contoh aktivitas peserta didik ketika belajar dari rumah. Sebagai bukti mereka mampu menerima dan mengerjakan tugas belajar jarak jauh ini adalah laporan.

Pelaporan tentang pekerjaan rumah dengan menyetorkan tugas melalui kamera dan dikirim baik secara pribadi kepada guru yang bersangkutan maupun dikirim ke grup whatsapp kelas dan Pengumpulan tugas ke sekolah sesuai jadwal yang disepakati. Pada pembelajaran daring ini penilaian sikap peserta didik secara kasat mata oleh guru tidak bisa dilaksanakan dengan sempurna, penanaman pendidikan karakter melalui contoh dan kebiasaan di sekolah juga tidak bisa diterapkan secara maksimal.

Penerapan model pembelajaran daring ini dalam prakteknya terdapat masalah atau kendala bagi peserta didik, orang tua maupun guru. Bagi peserta didik pembelajaran jarak jauh menjadi momok, anak merasa jenuh bahkan stress dengan banyaknya tugas. Interaksi guru dan peserta didik kurang maksimal. Orang tua banyak yang mengeluh dan merasa keberatan membersamai belajar anak, karena beberapa faktor penyebab. Ada orang tua yang hanya memiliki satu handphone sedangkan anaknya berjumlah tiga dan semua harus daring belajarnya. Bahkan ada orang tua yang tidak memiliki handphone android yang support terhadap internet.

Ada lagi orang tua yang handphonenya dipakai untuk bekerja, dia baru bisa mendampingi anak ketika sudah pulang bekerja. Kondisi lelah fisik dan faktor pengaruh sosok guru membuat peran orang tua sedikit disepelekan oleh anak. Banyak orang tua menjadi kurang sabar dalam menghadapi proses belajar anak di rumah, mereka merasa berat dan ingin agar sekolah kembali dibuka, sehingga memungkinkan untuk tatap muka dengan gurunya di sekolah.

Setelah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan model daring muncul berbagai permasalahan di tingkat guru maupun siswa. Salah satu masalah yang sering dialami para guru maupun siswa adalah munculnya gejala stres. Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional, (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. (sumber:P2PTM Kemenkes RI). Tulisan ini dadasarkan pada pengalaman penulis sebagai pengajar di SMK Negeri 2 Sukoharjo yang didukung dengan teori-teori psikologi untuk menganalis permasalahan stres di tingkat guru dan siswa yang meliputi faktor-faktor penyebab dan cara mengantisipasi stres sebagai dampak pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah selama masa pandemi covid-19.

Pandemi Covid-19 atau wabah Coronavirus Disease yang terjadi secara serempak di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia telah membuat semua jenjang sekolah terpaksa ditutup sejak pertengahan bulan Maret yang lalu. Pemerintah mengambil kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah demi keselamatan dan kesehatan peserta didik yang rentan terhadap penularan virus. Pembelajaran yang semula menggunakan moda tatap muka, yaitu peserta didik dan guru bertemu dalam waktu dan ruang yang sama di sekolah, kini mereka harus belajar jarak jauh dari rumah secara daring atau secara luring. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, daring adalah akronim dari ‘dalam jaringan’, artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Aktivitas belajar daring dapat dilakukan melalui kelas maya dan web seminar (webinar). Sedangkan luring adalah akronim dari ‘luar jaringan’, artinya terputus dari jejaring komputer. Aktivitas yang termasuk luring adalah menonton siaran televisi, mendengarkan radio, membaca buku, dan mengerjakan tugas pada lembar kerja.

Kajian Pustaka

Untuk mengatur pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), Pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020. Surat Edaran tersebut di antaranya menjelaskan mengenai relaksasi kurikulum dan ketentuan proses belajar dari rumah, yaitu pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum, belajar difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19, aktivitas dan tugas dapat bervariasi sesuai minat dan kondisi masing-masing termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas, dan bukti aktivitas belajar diberi umpan balik yang bersifat kualitatif, tanpa harus memberi skor/nilai kuantitatif.

Bagi peserta didik, belajar jarak jauh dari rumah tanpa berinteraksi secara langsung dengan guru dan peserta didik yang lain adalah aktivitas yang tidak menyenangkan. Menurut survey yang dilakukan oleh Kemendikbud secara nasional pada orangtua dan anak, 62,5% menyatakan bahwa belajar dari rumah itu tidak menyenangkan, sedangkan sisanya yaitu 37,5% menyatakan senang. Ketidaksenangan peserta didik tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hambatan ketika belajar jarak jauh. Hambatan-hambatan tersebut adalah kurangnya bimbingan guru, kurangnya pendampingan orangtua, akses internet tidak lancar, tidak memiliki gawai yang memadai, tidak memiliki quota internet, dan tingginya godaan untuk bermain games.

Bagi guru, mengajar jarak jauh di masa pandemi ini adalah sebuah tantangan baru. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi semuanya dilaksanakan dengan cara yang berbeda dari cara mengajar tatap muka sebelumnya. Guru harus menyusun strategi pembelajaran berbasis aktivitas yang kontekstual dan konkrit, memanfaatkan kekuatan jejaring, serta fokus pada empati dan esensi. Dalam pembelajaran jarak jauh, dua hal yang harus dikemas secara harmonis oleh guru adalah aktivitas dan media. Aktivitas adalah the King dan media adalah The Queen (Chaeruman, 2019). Guru harus menyiapkan materi digital yang relevan dan menarik, serta memfasilitasi aktivitas pembelajaran yang komunikatif, apresiatif, akrab, dan menyenangkan.

Alur belajar menurut Dr. Uwes Chaeruman dibagi menjadi empat siklus, yaitu Pelajari- Dalami-Terapkan-Evaluasi, yang disingkat menjadi PEDATI. Pada siklus Pelajari, peserta didik dapat mempelajari materi digital berupa slide presentasi, video pembelajaran, media interaktif, simulasi, atau games. Guru dapat menempatkan materi digital tersebut pada Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom, Microsoft Teams, Edmodo, Schoology, atau sistem e-learning yang telah dibuat sendiri oleh sekolah. Peserta didik memperdalam apa yang telah dipelajari dengan berpartisipasi aktif dalam forum diskusi melalui Grup WhatsApp, Teams, Slido, Zoom, Google Meet, atau forum diskusi yang lain. Forum diskusi merupakan salah satu bentuk asesmen dalam pembelajaran asinkron, karena partisipasi maupun kualitas respon peserta didik dalam diskusi tersebut dijadikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penilaian hasil belajar secara keseluruhan.

Pembahasan

Selama pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran Kimia Industri di mana mayoritas siswanya tingkat aktivitasnya 75% baik, tetapi kendala yang dihadapi adalah (1) Tidak memiliki alat komunikasi/ HP yang memadahi; (2) Sulitnya memperoleh jaringan internet; (3) Kurangnya kuota data untuk melakukan pembelajaran; (4) Kurang adanya dukungan dari orang tua; (5) Tingginya pengaruh baik dari teman maupun lingkungan sekitar untuk tidak belajar atau belajar pada jam belajar; (6) Kurangnya komitmen diri terkait dengan masa depan mereka yang harusnya diekuni dan dipelajari mulai dari sekarang, dst. Selama masa adaptasi SMK Negeri 2 Sukoharjo perlu dibangun dengan kebiasaan baru yang penuh kesungguhan dan totalitas. Pembelajaran jarak jauh mata pelajaran di jurusan Kimia Industri dilaksanakan secara sinkron dan asinkron secara persuasive dan kolaboratif. Sinkron artinya pembelajaran dilakukan pada waktu yang bersamaan melalui chatting atau video conference. Sedangkan asinkron artinya pembelajaran yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, meliputi belajar mandiri dan belajar kolaboratif. Belajar mandiri dilakukan sesuai kondisi dan kecepatan belajar masing- masing, sedangkan belajar kolaboratif dilakukan bersama narasumber lain yaitu guru, peserta didik lain, orang tua, praktisi, atau tokoh masyarakat.

Pandemi memang tidak bisa diprediksi kapan berakhir artinya pembelajaran tatap muka belum bisa dilakukan, sehingga pembelajaran daring dan luring tetap menjadi pilihan. Adalah penting bagi kita untuk bisa mengoptimalkan model pembelajaran jaraj jauh ini agar kualitas pendidikan maksimal. Untuk itu dari fenomena tersebut perlu dilakukan antara lain:(1). Komunikasi orang tua dan guru harus efektif, komunikatif terbuka dua arah.Komunikasi ini akan membantu keberhasilan pambelajaran jarak jauh.(2) Penyamaan persepsi antara orang tua dan guru dalam menyikapi pembelajaran jarak jauh, bahwa peserta didik tidak sedang berlibur, tetapi belajar dari rumah.(3). Memberikan motivasi kepada anak untuk tetap mematuhi pembelajaran, meskipun tidak boleh dipaksakan. Pemberian motivasi ini apabila perlu melibatkan komite sekolah untuk ikut serta.(4). Memanfaatkan media online yang dikuasai guru dan mampu ditangkap oleh handphone atau laptop orang tua di rumah. (5). Guru memberikan tugas secara nyaman, tidak boleh memberatkan anak, diharapkan anak akan tetap bahagia meskipun beljar dari rumah. Peran orang tua untuk selalu membimbing secara maksimal, bukan menekan dan menuntut di luar kemampuan anak.(6). Memanfaatkan media televisi pendidikan yang dicanangkan pemerintah, apabila memungkinkan seluruh stasiun televisi memiliki jadwal siaran pembelajaran serentak secara nasional. Semua pihak, dinas pendidikan, sekolah, guru, orang tua dan peserta didik menginginkan sekolah dibuka kembali. Pembelajaran tatap muka berjalan dengan menaati aturan ketat dalam tatanan kehidupan baru (new normal), penerapan protokol kesehatan harus benar-benar diperhatikan. Apa pun model pembelajaran yang nanti dilakukan, komunikasi orang tua dan guru menjadi kunci mutlak kesuksesan. Karena tanggung jawab pendidikan bukan hanya pada guru semata, melainkan sinergi serasi, seiring sejalan antara guru, komite, dan orang tua peserta didik.

Dimulai dari aktivitas pembelajaran oleh guru memberikan bahan ajar yang ditempatkan pada kelas maya LMS Schoology. Bahan ajar disajikan dalam bentuk slide presentasi, video pembelajaran, media interaktif, atau modul teks yang dapat diunduh oleh peserta didik dan dapat dipelajari kapan saja dan d mana saja. Aktivitas pada LMS dilakukan setelah guru membuka pembelajaran melalui grup WA sesuai jadwal mata pelajaran, dilanjutkan dengan menyapa dan memotivasi peserta didik, serta menyampaikan tujuan dan aktivitas pembelajaran. Pada aktivitas Kuatkan Literasi, peserta didik belajar secara mandiri sesuai dengan kondisi dan kecepatan belajar masing-masing. Walapun belajar secara mandiri, peserta didik dapat bertanya melalui grup WA dan menghubungi WA pribadi guru ketika menemui kesulitan dalam memahami materi. Respon dan bimbingan guru selama peserta didik belajar secara mandiri ini menjadi salah satu penentu keberhasilan peserta didik dalam menguasai materi dan menuntaskan aktivitasnya. Bagi peserta didik, asuhan guru dalam pembelajaran asinkron ini membawa perasaan tenang, merasa dihargai dan diperhatikan sehingga membuat mereka selalu bersemangat untuk belajar.

Pada aktivitas Fokuskan Konsentrasi setelah peserta didik mempelajari materi di kelas maya, guru dan peserta didik melakukan diskusi maupun tanya jawab melalui grup WA. Biasanya guru melakukan aktivitas Dalami ini di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengecek proses belajar peserta didik. Adapun kegiatan tatap maya melalui aplikasi Google Meet hanya sekali dilakukan, karena beberapa peserta didik terkendala dalam masalah quota dan jaringan internet yang lemah.

Pada aktivitas Implementasikan Teori, peserta didik menerapkan apa yang telah dipelajari dengan mengerjakan tugas atau melakukan praktik sesuai dengan panduan jobsheet yang diunggah pada LMS. Kimia Industri merupakan mata pelajaran produktif sehingga selain memahami konsep secara kognitif, peserta didik harus dapat mempraktikkan keterampilan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah disusun. Guru memberikan tugas yang bervariasi seperti membuat resume, membangun konsep, mencoba untuk praktik dengan mengikuti video pembelajaran yang ada di you tube, menonton karya- karya kesuksesan dari mitra belajarnya.

Tugas akhir pembelajaran dengan membuat peta konsep dengan tema tema pola hidup sehat di masa Pandemi. Guru memberikan kelonggaran pada peserta didik untuk memilih untuk membuat dalam bentuk video atau power point. Yang menarik dari aktivitas Implementasikan ini adalah hasil tugas dan praktik peserta didik, selain dikumpulkan pada kelas maya, juga di unggah ke media sosial masing-masing seperti instagram atau facebook. Dengan demikian, peserta didik banyak mengunggah konten positif dan bermanfaat, serta dapat mengedukasi dan menginspirasi orang lain untuk lebih mengetahui tentang animasi.

Pada alur terakhir yaitu Kembangkan Evaluasi, peserta didik mengerjakan asesmen dalam bentuk tes objektif seperti pilihan ganda dan menjodohkan. Evaluasi dibuat dengan tes online yang menarik sehingga peserta didik antusias mengerjakan dan serasa bermain game, yaitu dengan Quiss.

Untuk memberikan penghargaan pada peserta didik atas usaha sungguh-sungguh mereka mengikuti pembelajaran jarak jauh, guru memberikan apresiasi lencana yang diunggah ke media sosial sesuai dengan prestasi pencapaian, yaitu Perfect Attendance, Participation, dan The Soonest. Perfect Attendance diberikan pada peserta didik yang selalu hadir dan tidak pernah terlambat dalam kelas maya. Participation diberikan pada peserta didik yang paling aktif dan partisipatif dalam pembelajaran.

Simpulan

Dengan model alur LKTE yang di dalamnya terdapat interaksi antara aktivitas dan media, maka pembelajaran jarak jauh mata pelajaran Jurusan Kimia Industri berjalan dengan efektif dan menyenangkan. Alur tersebut memudahkan guru untuk membimbing peserta didik menguasai konsep dan terampil dalam praktik. Peserta didik pun dapat memahami materi yang disampaikan guru, dibuktikan dengan tuntasnya penugasan dan praktik di masing-masing kompetensi dasar, serta kesan yang dituliskan pada bagian refleksi.

Faktor kepemilikan gawai bagi mayoritas peserta didik di sekolah kejuruan merupakan kekuatan dari penerapan alur LKTE ini. Sebagai bukti dari aktivitas kerja berkelanjutan/ estafet tersebut ditunjukkan dengan data bahwa 95% dari peserta didik jurusan Kimia Industri di SMK Negeri 2 Sukoharjo telah memiliki gawai sendiri. Selain itu semangat belajar dapat terpantau walaupun hasil belajar pada setiap meteri belum bisa mencapai KKM. Hambatan yang kadang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran adalah minim atau tidak adanya quota internet dan lemahnya jaringan di area tempat tinggal peserta didik.

Rekomendasi

Sebagai pendidik, guru hendaknya memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan ilmu, memfasilitasi, memotivasi, dan menginspirasi peserta didiknya. Guru harus memberikan aktivitas belajar yang bermakna dan bervariasi agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang mengesankan. Guru juga harus memberikan bimbingan, motivasi, dan apresiasi agar peserta didik selalu semangat dalam belajar, terlebih dalam situasi sulit seperti di masa pandemi sekarang ini. Selain itu, dari sekolah, agar memfasisitasi kebutuhan guru dan siswa serta selalu membangu hubungan baik dengan orang tua peserta didik dalam belajar dan selalu menjaga kesehatan di mana pun berada.

DAFTAR PUSTAKA

Herliandry, L. D., Nurhasanah, Suban, M. E., & Heru, K. (2020). Pandemic earning during the Covid-19. Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65–70. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp

Jusuf, H., Sobari, A., & Fathoni, M. (2020). Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Siswa SMA Di Era Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1), 15–24. https://doi.org/10.31599/jki.v1i1.212

Prajana, A., Ilmiah, P., Fauzi, A. A. R., Studi, P., Komunikasi, I., Komunikasi, F., Informatika, D. A. N., Surakarta, U. M., Buchenscheit, A., Könings, B., Neubert, A., Schaub, F., Schneider, M., Kargl, F., Putri, N. E., Iskandar, D., Anwar, N., Riadi, I., Junaida, D. S., … Zuliarso, E. (2018). Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp dalam Media Pembelajaran di UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 2(2), 3.

Sudana, P. A. P., Utama, I. D. G. B., & Paramarta, I. M. S. (2017). Pengembangan Media Audio Visual untuk Pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)Tingkat Dasar. Seminar Nasional Riset Inovatif, 375–383.

Yustika, G. P., Subagyo, A., & Iswati, S. (2019). Masalah Yang Dihadapi Dunia Pendidikan Dengan Tutorial Online: Sebuah Short Review. Tadbir : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 3(2), 187. https://doi.org/10.29240/jsmp.v3i2.1178