EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MENGHADAPI UJIAN AKHIR NASIONAL
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MENGHADAPI UJIAN AKHIR NASIONAL
PADA SISWA KELAS
IX G SMP NEGERI 4SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Endang Ekowati
SMP Negeri 4 Surakarta
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan ingin meningkatkan rasa percaya diri siswa menghadapi Ujian Akhir Nasional melalui layanan konseling individu pada siswa SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Surakarta, penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 23 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskrptif kualitatif, maka peneliti menjabarkan mengenai berbagai kelemahan dan kelebihan motode pembelajaran yang digunakan, apakah metode tersebut efektif atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan layanan konseling kelompok dapat meningkatkan rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket percaya diri siswa pada siklus I, siswa yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah berjumlah 1 siswa (4,35%), yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 9 siswa (39,13%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 13 siswa (56,52%). Pada siklus II, siswa yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah tidak ada, yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 4 siswa (17,39%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 19 siswa (82,61%).
Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Rasa Percaya Diri
LATAR BELAKANG MASALAH
Sekolah memiliki tanggung jawab dan kewajiban kelembagaan untuk men-desain dan melakukan kegiatan yang berorientasi pada upaya mengatasi kece-masan dan rasa takut yang menghinggapi para siswa dalam menghadapi UN. Sinergi dan kolaborasi yang positif dengan stakeholder pendidikan di lingkungannya dan pihak orang tua siswa harus dibangun secara efektif dan sungguh-sungguh agar hasil akhir yang dicapai dapat lebih optimal.
UN merupakan penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil UN digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk a) pemetaan mutu program dan atau satuan pendidikan; b) dasar seleksi masuk pada jenjang pendidikan berikutnya; dan c) penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; d) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan (Bahan sosialisasi penyelenggaraan UN, BSNP 2012). Dari empat aspek yang menjadi dasar pertimbangan, faktor yang terkait langsung dengan kecemasan dan rasa takut siswa adalah karena hasil UN dijadikan salah satu komponen penentuan kelulusan siswa dari program dan/satuan pendidikan.
Kecemasan merupakan salah satu fenomena yang terjadi ketika mendekati UN. Kecemasan adalah kondisi psikologis dan fisiologis siswa yang tidak menye-nangkan yang ditandai pikiran, perasaan, dan aktivitas fisik yang tidak terkendali dan memicu timbulnya rasa cemas. Teori Rawlin menyatakan, “Kecemasan merupa-kan suatu respons terhadap situasi yang penuh tekanan”. Maramis, 2005 menye-butkan, “Gejala umum akibat seseorang dihinggapi rasa cemas adalah rasa khawatir, gelisah, takut, dan waswas”.
Berdasarkan analisis dan pemetaan terhadap prmasalahan-permasalahan yang muncul setiap kali siswa menghadapi UN, secara garis besar dapat diidentifikasi pada tiga aspek: 1) penguasaan standar kompe-tensi lulusan per mata pelajaran yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator SKL mata pelajaran UN; 2) teknik pengisian, penggunaan alat dan sarana dalam menjawab soal dengan lembar jawab komputer secara benar; dan 3) kesiapan mental psikologis yang menyangkut aspek rasa percaya diri, ketenangan, kenyaman-an, dan keyakinan akan kemampuannya dalam mengikuti UN. Dalam bahasa sederhana tiga aspek tersebut adalah aspek penguasaan materi soal UN, teknik menjawab soal dan mengerjakan dengan LJK, dan rasa percaya diri dan ketenangan siswa saat melaksanakan UN. Jika ketiga aspek ini dikuasai secara baik oleh siswa maka secara berangsur rasa cemas dan takut akan berkurang dan berganti menjadi rasa percaya diri dan siap ujian.
Mengacu pada faktor utama penyebab rasa cemas dan takut tersebut, strategi khusus yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan siswa dalam menghadapi UN dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: 1) program penguatan, 2) program bimbingan; dan 3) program pe-mantapan. Program penguatan merupakan tugas guru Bimbingan Konseling dalam menumbuhkan rasa percaya diri siswa, melalui pemberian layanan konseling individual. Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dengan seorang konseli (siswa). Dalam proses ini terdapat hubungan yang dinamis dan khusus, karena dalam proses tersebut konseli me-rasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Tujuan konseling Individual adalah untuk membantu konseli mengadakan inter-pretasi fakta-fakta, mendalami arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Kon-seling memberikan bantuan kepada konseli untuk mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap dan tingkah laku. Konseling individu menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupan tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan. Banyak teknik yang digunakan dalam konseling individual, yaitu: meng-hampiri klien, empati, refleksi, eksplorasi, menangkap pesan utama, bertanya untuk membuka percakapan, bertanya tertutup, dorongan minimal, interpretasi, mengarah-kan, menyimpulkan sementara, memimpin, memfokus, konforntasi, menjernihkan, me-mudahkan, diam, mengambil inisiatif, memberi nasehat, memberi informasi, merencanakan dan, menyimpulkan.
Di SMP Negeri 4 Surakarta ebelum pelaksanaan ujian nasional, lazimnya sebuah sekolah mengadakan try out. Try out ini juga dimaksud dalam rangkan persiapan materi menjelang ujiaan nasional. Di SMP Negeri 4 Pekanbaru pelaksanaan try out dilakukan sebanyak 3 kali yaitu: 1). Try out yang soalnya dari K3S, 2). Try out dari Dinas Kota dan 3) Try out dari Dinas Privinsi. Bagi siswa yang tidak lulus try out mereka dipanggil ke ruang bimbingan konseling dan diberikan konseling individu dengan memberikan semangat dan motivasi agar lebih siap lagi dalam mengikuti try outberikutnya Dalam memotivasi ini guru bimbingan konseling berupaya membangun komunikasi dan interaksi internal dengan sesama guru agar bersama-sama memperhatikan siswa dalam prose pembelajaran
Perumusan Masalah
Masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini ialah: ”Apakah layanan konseling kelompok dapat meningkatkan rasa percaya diri menghadapi Ujian Akhir Nasional pada siswa SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013?”
KAJIAN TEORI
Tinjauan Tentang Konseling Kelom-pok
Menurut Prayitno (2004: 174) berpendapat konseling kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya semua orang dalam konseling saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberikan saran dan lain sebagainya yang bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri maupun peserta lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa suasana dalam konseling kelompok adalah suasana yang demokratis, yang didasari adanya rasa penerimaan, kepercayaan dan rasa aman serta memberikan kesempatan klien untuk memberikan umpan balik dan latihan berperilaku baru yang positif. Suasana tersebut memungkinkan klien untuk belajar menghadapi, mengekspresikan dan me–nguasai perasaan atau pemikiran klien.
Percaya Diri Menghadapi Ujian Nasio-nal
Rasa percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan-kemampuan sendiri, keyakinan pada adanya suatu maksud di dalam kehidupan, dan kepercayaan bahwa dengan akal budi mereka akan mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan, rencanakan dan harapkan (Davies, 2004).
Rasa percaya diri merupakan keberanian menghadapi tantangan karena memberi suatu kesadaran bahwa belajar dari pengalaman jauh lebih penting daripada keberhasilan atau kegagalan. Rasa percaya diri penting untuk berpar-tisipasi dalam kehidupan publik, seperti halnya ketika bergabung dengan suatu masyarakat yang didalamnya terlibat di dalam suatu aktivitas atau kegiatan, rasa percaya diri meningkatkan keefektifan dalam aktivitas atau kegiatan (Hakim, 2005).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan pada kemampuan-kemampuan sendiri, keberanian untuk menghadapi tan-tangan karena memberi suatu kesadaran bahwa belajar dari pengalaman jauh lebih penting daripada keberhasilan atau kega-galan, suatu layanan terhadap diri sendiri sehingga individu mampu menangani segala situasi dengan tenang, dan keper-cayaan bahwa dengan akal budi akan mampu melaksanakan apa yang diingin-kan, rencanakan dan harapkan.
Kerangka Berpikir
Pemberian layanan konseling ke-lompok mampu menolong individu mengu-rangi pengaruh yang merugikan dan dapat mempertahankan diri dari pengaruh negatif stressor. Individu yang memperoleh layanan konseling kelompok memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta pandangan hidup yang lebih positif dibandingkan dengan individu yang tidak memperoleh layanan konseling kelompok. Siswa dengan harga diri yang tinggi cenderung memiliki rasa kepercayaan diri serta keyakinan diri bahwa mereka mampu menguasai situasi dan memberikan hasil yang positif, dalam hal ini adalah keyakinan diri dalam menghadapi UN. Keadaan ini akan membantu siswa rasa percaya diri siswa saat menghadapi UN.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang penulis kemukakan dalam hal ini adalah: ”Bahawa layanan konseling kelompok dapat meningkatkan meningkatkan rasa percaya diri menghadapi Ujian Akhir Nasional pada siswa SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Surakarta. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013.
Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 23 siswa.
Jenis dan Sumber Data
Data merupakan sesuatu yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah: 1) Rasa percaya diri siswa sebelum dan setelah dilaksanakan layanan konseling kelompok. 2) Proses kegiatan layanan konseling kelompok.
Sumber data adalah sesuatu yang menunjukkan dari mana data itu diperoleh. Sumber data dapat diperoleh dari siswa, guru, interaksi antara siswa dengan guru, tempat dan peristiwa di mana aktivitas layanan konseling kelompok berlangsung.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data percaya diri siswa menghadapi ujian nasional kondisi awal dikum-pulkan menggunakan teknik angket.
2. Data percaya diri siswa menghadapi ujian nasional dengan melakukan siklus 1 dikumpulkan menggunakan teknik angket.
3. Data percaya diri siswa menghadapi ujian nasional siklus 2 dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian, analisa data dilakukan menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif atau membandingkan, dilanjutkan melakukan refleksi. Diskriptif komparatif yaitu membandingkan data percaya diri siswa dari kondisi awal dibandingkan data percaya diri siswa siklus I, membandingkan data percaya diri siswa siklus I dengan data percaya diri siswa siklus II.
Prosedur Penelitian
Adapun rancangan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari:
1. Perencanaan Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Observasi dan evaluasi
4. Refleksi
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam pene-litian tindakan kelas ini adalah:
a. Siswa memiliki keyakinan pada diri sendiri
b. Tidak bergantung pada orang lain
c. Merasa dirinya berharga
d. Tidak menyombongkan diri
e. Memiliki keberanian untuk bertindak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Kondisi Awal
Sebelum dilaksanakan layanan bimbingan kelompok pada siswa Kelas IX G SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa siswa Kelas IX G memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 83,44 dengan nilai terendah sebesar 74 dan nilai tertinggi sebesar 91. Berikut ini adalah kategorisasi data angket rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sebelum dilakukan tindakan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.
Tabel I Distribusi Frekuensi Rasa percaya diri menghadapi ujian nasional Sebelum Tindakan
Kategori |
Interval Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
Rendah |
74 – 87 |
14 |
60,87% |
Sedang |
88 – 101 |
9 |
39,13% |
Tinggi |
102 – 115 |
– |
– |
Jumlah |
23 |
100% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 23 siswa Kelas IX G SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah berjumlah 14 siswa (60,87%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 9 siswa (39,13%).
Guna mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan layanan konseling kelompok dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa sehingga rasa percaya diri menghadapi ujian nasional mengalami peningkatan.
DESKRIPSI TINDAKAN SIKLUS
Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan layanan konseling kelompok. Adapun langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap perencanaan yaitu:
1) Mengamati dan menentukan per-masalahan yang akan diteliti. Permasalahan yang akan diperbaiki dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa.
2) Mempersiapkan peralatan yang di-butuhkan dalam bimbingan kelom-pok secara klasikal, diantaranya adalah angket rasa percaya diri menghadapi ujian nasional, daftar wawancara dengan guru kelas, dengan guru mata pelajaran, lembar catatan pelanggaran untuk guru kelas dan wali kelas, dan bahan untuk diskusi yaitu mengenai pentingnya rasa percaya diri menghadapi ujian nasional.
3) Menentukan jadwal penelitian, jad-wal pengumpulan data dan ren-cana pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam lima pertemuan. Ma-sing-masing pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dilaksanakan dalam waktu 2 x 40 menit. Pelaksanaan bimbingan kelompok dilaku-kan pada jam setelah proses pembelajaran usai, yaitu pada jam tambahan. Satu minggu dilakukan dua pertemuan. Setelah empat pertemuan, pada pertemuan kelima siswa diminta untuk mengisi angket tentang rasa percaya diri menghadapi ujian nasional.
c. Pengamatan
Hasil pegamatan selama pelaksa-naan layanan bimbingan belajar dengan teknik diskusi adalah sebagai berikut:
1) Siswa sudah menyadari tentang tugas seorang siswa dan sikap mereka salama ini yang kurang percaya diri dapat teratasi.
2) Hasil wawancara dengan guru kelas menunjukkan bahwa setelah dilakukan beberapa pertemuan dalam siklus I, sikap siswa selama proses pembelajaran di kelas sudah berubah menjadi lebih baik. Jumlah keterlambatan siswa masuk kelas sudah menurun. Siswa juga semakin menghormati guru, misalnya mendengarkan penjelas-an guru, mencatat, dan perilaku lain selama proses pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran. Beberapa siswa yang sebelumnya jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mulai merubah sikapnya dan sudah mau mengerjakan tugas.
Selanjutnya dapat peneliti sampai-kan kategorisasi data angket rasa percaya diri menghadapi ujian nasional pada siklus I setelah diberikan layanan konseling kelompok.
Tabel II Distribusi Frekuensi Rasa percaya diri menghadapi ujian nasional Siklus I
Kategori |
Interval Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
Rendah |
74 – 87 |
1 |
4,35% |
Sedang |
88 – 101 |
9 |
39,13% |
Tinggi |
102 – 115 |
13 |
56,52% |
Jumlah |
23 |
100% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 23 siswa Kelas IX G SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah berjumlah 1 siswa (4,35%), yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 9 siswa (39,13%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 13 siswa (56,52%).
d. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperoleh kelebihan dan keku-rangan pelaksanaan layanan konseling kelompok sebagai berikut:
1) Kelebihannya pada siklus I yaitu siswa sudah cukup menyadari dan memahami pentingnya rasa perca-ya diri, yaitu harus belajar dengan giat sehingga akan membantu siswa dalam meraih cita-cita yang diinginkannya.
2) Adapun kekurangan pada siklus I yaitu pada waktu pelaksanaan kegiatan diskusi masih didominasi oleh siswa yang pandai saja, sedangkan sebagian besar siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Penyebabnya adalah siswa masih merasa malu mengungkap-kan pendapatnya yang bertentang-an dengan perilaku yang pernah dialaminya. Untuk itu guru pada siklus II berusaha menumbuhkan motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan diskusi.
Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksana-kan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan layanan konseling kelompok. Adapun langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap perencanaan yaitu:
1) Mengamati dan menentukan permasalahan yang akan diteli-ti. Permasalahan yang akan diperbaiki dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa.
2) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam bimbingan kelompok secara klasikal, diantaranya adalah angket rasa percaya diri menghadapi ujian nasional, daftar wawancara dengan guru kelas, dengan guru mata pelajaran, lembar catatan pelanggaran untuk guru kelas dan wali kelas, dan bahan untuk diskusi yaitu mengenai pentingnya rasa percaya diri menghadapi ujian nasional.
3) Menentukan jadwal penelitian, jadwal pengumpulan data dan rencana pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam lima pertemuan. Masing-masing pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dilak-sanakan dalam waktu 2 x 40 menit. Pelaksanaan bimbingan kelompok dila-kukan pada jam setelah proses pembelajaran usai, yaitu pada jam tambahan. Satu minggu dilakukan dua pertemuan. Setelah empat pertemuan, pada pertemuan kelima siswa diminta untuk mengisi angket tentang rasa percaya diri menghadapi ujian nasio-nal.
c. Pengamatan
Hasil pegamatan selama pe-laksanaan layanan bimbingan belajar dengan teknik diskusi adalah sebagai berikut:
1) Pemahaman siswa mengenai pentingnya percaya diri meng-alami peningkatan. Hal terse-but nampak dari kegiatan diskusi pada waktu meng-ajukan alasan seperti mengapa siswa harus percaya diri dalam menghadapi ujian.
2) Rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa meningkat dengan baik. Hasil pengisian angket pada akhir siklus II menunjukkan bahwa dari 23 siswa menunjukkan sebanyak 19 siswa memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional yang tinggi.
Selanjutnya dapat peneliti sampaikan kategorisasi data angket rasa percaya diri menghadapi ujian nasional pada siklus II setelah diberikan layanan konseling kelompok.
Tabel III Distribusi Frekuensi Rasa percaya diri menghadapi ujian nasional Siklus II
Kategori |
Interval Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
Rendah |
74 – 87 |
– |
– |
Sedang |
88 – 101 |
4 |
17,39% |
Tinggi |
102 – 115 |
19 |
82,61% |
Jumlah |
23 |
100% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 23 siswa Kelas IX G SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah tidak ada, yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 4 siswa (17,39%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 19 siswa (82,61%).
d. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi pe-laksanaan layanan konseling kelompok pada siklus II adalah sebagai berikut:
Rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa sudah menjadi lebih baik, siswa semakin menyadari mengenai kelebihan dan kekurangan-nya sendiri, siswa menyadari tujuannya dalam belajar, memahami arti penting belajar bagi keberhasilannya di masa depan. Hal ini dapat menimbulkan kesadaran untuk lebih giat belajar.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi terhadap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok melalui teknik diskusi guna meningkatkan rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Setelah dilaksanakan layanan konseling kelompok, rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel IV Perbandingan Rasa percaya diri menghadapi ujian nasional Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Kategori |
Interval Nilai |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
|
|
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
% |
Rendah |
74 – 87 |
14 |
60,87% |
1 |
4,35% |
– |
– |
Sedang |
88 – 101 |
9 |
39,13% |
9 |
39,13% |
4 |
17,39% |
Tinggi |
102 – 115 |
– |
– |
13 |
56,52% |
19 |
82,61% |
Jumlah |
23 |
100% |
23 |
100% |
23 |
100% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa Kelas IX G SMP Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 pada kondisi awal siswa yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah berjumlah 14 siswa (60,87%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 9 siswa (39,13%). Pada siklus I, siswa yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah berjumlah 1 siswa (4,35%), yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 9 siswa (39,13%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 13 siswa (56,52%). Pada siklus II, siswa yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah tidak ada, yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 4 siswa (17,39%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 19 siswa (82,61%).
PENUTUP
Kesimpulan
Pelaksanaan layanan konseling kelompok dapat meningkatkan rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket percaya diri siswa pada siklus I, siswa yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah berjumlah 1 siswa (4,35%), yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 9 siswa (39,13%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 13 siswa (56,52%). Pada siklus II, siswa yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional rendah tidak ada, yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional sedang sebanyak 4 siswa (17,39%) dan yang memiliki rasa percaya diri menghadapi ujian nasional tinggi sebanyak 19 siswa (82,61%).
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Hendaknya guru BP dapat menerapkan layanan bimbingan kelompok secara berkala sehingga rasa percaya diri menghadapi ujian nasional siswa dapat ditingkatkan.
2. Hendaknya siswa aktif dan selalu berkoordinasi dengan guru BP, sedapat mungkin memanfaatkan layanan BK khususnya layanan bimbingan pribadi maupun layanan bimbingan kelompok, sehingga dengan adanya layanan bimbingan tersebut dapat membantu siswa mengatasi masalah yang berkaitan dengan pribadi siswa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Juntika Nurihsan, 2005, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bimo Walgito, 2002, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset.
Dewa Ketut Sukardi, 2004, Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah, Jakarta: Balai Pustaka.
Griffin, Ricky, W., 2004. Manajemen, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Penerjemah: Gina Gania, Penerbit Erlangga, Jakarta
Hibana S. Rahman, 2003, Bimbingan dan Konseling Pola 17, Yogyakarta: UCY Press
Husein Umar, 2008, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, Seri Desain Penelitian Bisnis No 1, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Marsudi, 2003, Layanan Bimbingan Konseling, Surakarta: Muhammadiyah University Pers.
Ruslan A.Gani, 2006, Bimbingan Karier, Bandung: Angkasa.
Salahudin, 2010, Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia.
Soekamto, 2002, Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel dan Hastuti, 2004, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.