EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB

PADA MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

KELAS XII IPA 5 SMA NEGERI 1 TEMBILAHAN

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

 

Desriyanti Rahmi

SMA Negeri 1 Tembilahan

 

ABSTRAK

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 3 siklus. Pelaksanaan untuk setiap siklus dilakukan sesuai dengan model yang dikembangkan Kemmis dan Mc Tagart meliputi 4 langkah kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Keempat langkah tersebut membentuk suatu siklus dan dalam pelaksanaannya satu siklus yang direncanakan dapat menjadi lebih dari satu siklus. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan Metode Tanya Jawab pada siswa kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan dalam mata pelajaran PKn yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulkan: Penerapan Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn dan prestasi belajar siswa meningkat dengan Penerapan Metode Tanya Jawab.

Kata Kunci: kooperatif, prestasi belajar dan aktivitas siswa

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada era modern ini, guru mempunyai tantangan yang hebat. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.

Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.

Berdasarkan pengamatan peneliti selaku pengajar, kenyataan di lapangan pada pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Tembilahan, guru masih mendominasi prose pembelajaran sedangkan siswa masih Nampak pasif, sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siwa bahkan belum belajar sampai pada tingkat pemahaman.

Metode tanya jawab adalah metode penyampaian pesan yang cukup efektif. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan siswa. Bentuk komunikasi dapat dilakukan dengan cara guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban dan sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru merespon dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa.

Kelebihan dari metode tanya jawab yaitu guru bisa mengurangi dominasi dalam suatu proses pembelajaran. Kelebihan yang cukup mengesankan yiatu mengurangi jumlah siswa pasif di dalam kelas, sehingga sebagian besar siswa dengan mudah mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Metode tanya jawab mampu mengukup tingkat pemahaman pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas, dipandang perlu untuk diadakan penelitian efektifitas Metode Tanya Jawab Pada Materi Pancasila sebagai Ideologi Kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana penerapan Metode Tanya Jawab terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn khususnya dalam materi Ideologi Panasila pada siswa kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:

a.     Untuk mengetahui penerapan Metode Tanya Jawab dalam pembelajaran PKn.

b.     Untuk mengetahui efektivitas penerapan Metode Tanya Jawab dalam pembelajaran PKn terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:

a.     Sebagai bahan pertimbangan atau masukan penulis dalam penyusunan strategi (penerapan metode, model dan langkah-langkah) pembelajaran PKn selanjutnya.

b.     Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah, Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

c.     Semoga dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi para guru-guru PKn di lapangan.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Pembelajaran

Pembicaraan tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat dipahami sebagai berikut: pembelajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum, atau pembelajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya.

Munandir (2000:255) memberikan batasan mengenai pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran ialah hal membelajarkan, yang artinya mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut”. Selanjutnya Gagne dalam Munandir (2000:256) menjelaskan bahwa “Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri si belajar tadi. Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajran bisa berlangsung tanpa kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan seorang “penyampai bahan”, atau “penyaji materi”, melainkan sekedar media, guru adalah media, dan ia salah satu saja dari media pembelajaran. Selanjutnya Depdiknas (2002:9) memberikan definisi pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar suyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran ecara efektif dan efisien.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, langkah awal yang dilakukan guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara tertulis yang dituangkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus pada hakekatnya adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran. Silabus harus memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajran, kegiatan pembelajran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Dalam menyusun silabus guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. BSNP (2006:10-11) telah menetakan penyusunan silabus yakni: (a) ilmiah, (b) relevan, (c) sistematis, (d) konsisten, (e) memadai, (f) aktual dan kontektual, (g) fleksibel (h) menyeluruh. Selain membuat silabus guru wajib membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP pada hakikatnya adalah proyeksi tentang apa yang harus dilakukan guru pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak lain adalah perbuatan atau tingkah laku mengajar. Perbuatan mengajar dalam hal ini guru melaksanakan menentukan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi siswa secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah dalam penyusun RPP (BNSP:2006) yakni: (a) mencantumkan identitas; (b) mencantumkan tujuan pembelajaran; (c) mencantumkan materi pembelajaran; (d) mencantumkan metode pembelajaran; (e) mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (f) mencantumkan sumber belajar; (g) mencantumkan penilaian.

Pelaksanaan pembelajaran pada umum terbagi atas tiga komponen, yakni kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti atau pokok dan kegiatna akhir atau penutup. Kegiatan yang dilakukan paDa awal kegiatan belajar mengajar adalah mengkondisikan belajar siswa, perkenalan dengan siswa, dan melakukan apersepsi. Dalam kegiatan inti guru akan merapkan model-model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Kegiatan akhir merupakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, sebagai akhir pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran adalah memberikan tindak lanjut belajar siswa.

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dapat diketahui melalui penilaian pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran merupakan umpan balik hasil kegiatan pembelajaran dalam rangka perbaikan setiap komponen program pembelajaran. Penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Melalui penilaian dapat ditetapkan apakah proses tersebut berhasil atau tidak. Kalau berhasil, guru dapat melanjutkan bahan pengajaran pada minggu atau pertemuan berikutnya, tetapi kalau belum berhasil bahan yang telah diberikan perlu pengulangan atau pemahaman kembali sampai siswa dapat menguasainya. Selanjutnya, Hidayat (1995:13) menjelaskan, bahwa “siswa dikatakan telah berhasil dalam penilaian jika mencapai taraf penguasaan minimal 75% dari tujuan yang ingin dicapai”.

Hakekat Metode Tanya Jawab

Adapun yang dimaksud metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, siswa kepada guru, atau dari siwa kepada siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa “Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru”. Metode tanya jawab merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan mengedepankan pertanyaan-pertanyaan baik yang dibuat oleh siswa sendiri maupun oleh guru yang bertujuan mengarahkan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun manfaat penerapan metode tanya jawab dalam sebuah pembelajaran yang produktif menurut buku Panduan CTL Direktorat PLP adalah untuk:

a.     Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis

b.     Mengecek pemahaman siswa

c.     Membangkitkan respon kepada siswa

d.     Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa

e.     Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

f.      Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru

g.     Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Beberapa model penerapan metode tanya jawab yang akan dikembangkan dalam PTK ini adalah:

a.     Model “Pertanyaan Siswa” (Modifikasi model dari Siberman, 2002)

Langkah-langkah (syntak) dalam pengembangan model ini adalah:

1.     Bagikan potongan kertas atau semacam kartu kepada siswa

2.     Minta kepada siwa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas.

3.     Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di sampingnya (biasanya teman sebangku).

4.     Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta memberikan tanda cek () apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (X) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas.

5.     Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek () diminta untuk dibacakan secara keras.

6.     Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan).

7.     Buat rangkuman.

b.     Model membuat pertanyaan (modifikasi dari model Siberman, 2002)

Langkah-langkah dalam pengembangan model ini adalah:

1.     Bagi siswa dalam beberapa 6 kelompok

2.     Cek kesiapan siswa, setiap kelompok harus memiliki buku teks pegangan, apabila tidak guru dapat mempersiapkannya dengan memberikan hasil foto copy atau rangkuman yang dibuat guru sendiri.

3.     Perintahkan kepada setiap kelompok untuk membuat 5 pertanyaan dan sekaligus jawaban sesuai dengan materi atau pokok bahasan yang sedang dibahas. (Materi bahasan atau tugas setiap kelompok berbeda).

4.     Adakan kegiatan kuis yang bertindak sebagai juri adalah kelompok tertentu yang pertanyaan akan dibacakan, sedangkan kelompok lain sebagai peserta atau yang menjawab pertanyaan. Setiap kelompok yang dapat menjawab pertanyaan diberi nilai 100.

5.     Lakukan secara bergiliran sampai setiap kelompok mendapat giliran sebagai juri.

6.     Buatlah kesimpulan hasil diskusi.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “penerapan metode tanya jawab efektif digunakan pada materi pancasila sebagai ideologi kelas XII IPAa 5 SMA Negeri 1 tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir”.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tembilahan yang beralamat di Jalan Pendidikan Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Waktu penelitian ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Juli s/d September 2017.

Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu peserta didik kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 34 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 19 perempuan.

 

Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena PTK dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan teori dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Gay, 2009). Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

a.     An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari permasalahan praktis yang dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-harinya sebagai pengelola pembelajaran di dalam kelas).

b.     Self reflective inquiry (penelitian melalui refleksi diri artinya lebih menekankan pada proses pemikiran kembali terhadap proses dan hasil penelitian secara berkelanjutan untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, dan kekurangaefektifan dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat digunakan memperbaiki proses tindakan pada siklus-siklus selanjutnya)

c.     Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

d.     Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran (Wardani, 2003).

Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 3 siklus. Pelaksanaan untuk setiap siklus dilakukan sesuai dengan model yang dikembangkan Kemmis dan Mc. Tagart meliputi 4 langkah kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection).

Kegiatan pada setiap siklus digambarkan sebagai berikut:

a.     Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi, menyiapkan lembar angket, menyiapkan perangkat tes akhir siklus.

b.     Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

c.     Observasi

Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran. Obyek yang diamati adalah aktivitas siswa selama pembelajaran berlansung menggunakan lembar obsevasi aktivitas siswa.

d.     Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat proses pembelajaran dan hasil tes. Pada tahap ini, data yang diperoleh yaitu hasil tes, hasil observasi dan hasil angket.

Instrumen Penelitian

Penilaian belajar yang diupayakan dapat mengukur pemahaman siswa selama pembelajaran. Instrument penelitian dibutuhkan sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan data. Instrument penelitian dibuat oleh peneliti, kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Instrument penelitian yang di maksud adalah:

a.     Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan siwa pada tiap kegiatan pembelajaran. Aktivitas tersebut harus mendukung terciptanya peran aktif siswa dalam proses belajar yang disajikan. Lembar observasi yang dibuat mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat.

b.     Format Angket

Tujuan dari angket yaitu untuk mengetahui pendapat siswa atau pun kesulitan dan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran diberikan kepada siswa.

c.     Instrument Tes

Tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran pada setiap iklu, untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Instrument tes yang dirancang agar memberi informasi mengenai pemahaman selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

Analisis Data

Moleong (2006:190) menyatakan bahwa proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang bersedia dari berbagai sumber yaitu hasil tes, hasil observasi dan hasil wawancara. Data tentang hasil tes siswa berupa tes tertulis pada akhir seluruh siklus. Setelah hasil tes siswa di dapat sesuai dengan pedoman penskoran, kemudian dianalisis menggunakan rumus:

TB =  x 100%

Keterangan:

TB = Persentase siswa yang tuntas belajar

T = Banyak siswa yang mendapat skor minimal 70

n = Banyak siswa yang mengikuti tes

Kemudian hasil pengamatan dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

Persentase nilai rata-rata (NR) =  x 100%

Kriteria persentase nilai rata-rata hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

81% £ NR £ 100%         :     Sangat Baik

61% £ NR £ 80%          :     Baik

41% £ NR £ 60%          :     Cukup

0% £ NR £ 40%            :     Kurang

(Sahertian, 2000)

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Pada siklus ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Pengertian Ideologi, Fungsi Ideologi, Dimensi Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Berdasarkan hasil pelaksanaan observasi bahwa sebagian besar siswa terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran karena guru melakukan KBM yang dapat memberdayakan kemampuan siswa sendiri, keaktifan sebagian siswa itu dalam kegiatan pembelajaran, terlihat dari kegiatan tanya jawab terhadap media pembelajaran yang disajikan, serta dalam kegiatna membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan temannya. Sekalipun keaktifan pada sebagian siswa sudah tampak, namun kualitas jawaban sebagian siswa masih kurang baik, dan media pembelajaran yang dibuat cukup variatif dan mudah dipahami anak (familier) sehingga merangsang keaktifan siswa.

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan pada siklus I bahwa dari jumlah siswa 34 orang, dengan kriteria ketuntasn belajar nilai 70, 23 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai diatas atau sama dengan 70), sedangkan sisanya masing memiliki nilai dibahawa batas kelulusan. Dari 23 siswa yang lulus tersebut bahkan 4 orang diantaranya telah mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90). Dari hasil analisis data dari kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah bahwa dilihat dari sisi proses dan hasil pembelajran telah menunjukkan aktivitas peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa, namun kualitas pembelajaran masih perlu ditingkatkan, melalui penyajian pertanyaan sebaiknya menggunakan bahasa yang lebih ringan, dalam artian mudah dipahami siwa, perlunya pemberian reward atau penguatan guna peningkatan motivasi belajar siswa, dan siswa sebaiknya diberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas seminggu sebelumnya atau pada pertemuan sebelumnya.

Siklus II

Pada siklus II ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Pancasila sebagai Ideologi Negara, Pancasila sebagai Dasar Negara, Kedudukan Pancasila bagi Bangsa Indonesia selain sebagai Ideologi dan Dasar negara. Hasil dari pelaksanaan observai yaitu

a.     Sebagian bensar siswa terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal in ikarena guru melakukan KBM yang dapat memberdayakan melalui kegiatan yang menarik perhatiannya (yakni kegiatan memperhatikan gambar bagnunan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk membuatnya di buku pelajaran mereka).

b.     Kegiatan tanya jawab terhadap media pembelajaran yang disajikan dikatakan dengan materi pembelajaran yang disajikan dikaitkan dengan materi pembelajaran memperlihatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

c.     Pemilihan media menggambar selain sangat disenangi siswa juga memperlihatkan usaha guru untuk mencoba melibatkan siswa yang memiliki latar belakang prestasi yang kurang baik dalam pembelajaran. Dengan mengkaitkan materi dengan sesuatu yang konkrit tampaknya siswa dari kelompok slow learner pun tampak terlibat aktif dan dapat memahaminya.

d.     Reward atau penguatan tampak sudah diberikan oleh guru guna peningkatan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan pada siklus II bahwa dari jumlah siswa 34 orang, dengan kriteria ketuntasan belajar nilai 70, 30 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai diatas atau sama dengan 70), sedangkan sisanya masing memiliki nilai dibahaw batas kelulusan. Dari 30 siswa yang lulus tersebut bahkan 9 orang diantaranya telah mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90).

Berdasarkan hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, guna kegiatan pembelajarna hang lebih optimal hasil refleksi juga mencatat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan guru, yaitu penjelasan adanya penilaian proses perlu disampaikan kepada siswa, peningkatan motivasi belajar siswa perlu terus diupayakan, agar diupayakan waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan yang direncanakan, dan 1.    Media dalam bentuk cerita dapat dibuat dengan cara tertulis (analisis kasus) yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.

Siklus III

Pada siklus III ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat. RPP yang digunakan pada siklus ini merupakan RPP memperhatikan masukan-masukan yang diperoleh pada siklus sebelumnya. Hasil pelaksanaan observai diperolah yaitu umumnya siswa tampak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, motivasi siswa mengikuti pelajaran tampak pada keseriusan siwa dalam mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru ketika diadakan pembahasan hasil pekerjaannya dengan model tanya jawab (questioning). Ketepatan jawaban jiwa dalam kegiatan tanya jawab, baik antara guru dengan siwa dan siswa dengan guru mencerminkan adanya peningkatan pemahaman siswa akan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Reward atau penguatan tampak sudah terbiasa diberikan oleh guru sehingga memiliki pegnaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, dan adanya penjelasan mengenai kegiatan penilaian proses juga sangat jelas memberikan kontribusi terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil tes pada siklus III bahwa dari jumlah siswa 34 orang, dengan kriteria ketuntasan belajar nilai 70, 34 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai diatas atau sama dengan 70), dan sebanyak 34 mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90). Berdasarkan hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode tanya jawab yang telah dipraktekkan dalam kegiatna penelitian ini ternyata telah memberikan dampak yang efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan Metode Tanya Jawab pada siswa kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir dalam mata pelajaran PKn yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulan:

a.     Penerapan Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn.

b.     Prestasi belajar siswa meningkat dengan Penerapan Metode Tanya Jawab.

Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

a.     Pelaksanaan Metode Tanya Jawab, sebagai salah satu bagian dari pilar CTL dalam pembelajaran PKn khusus dan mata pelajaran lainnya perlu terus ditingkatkan mengingat cukup signifikan dampak positif penerapannya terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

b.     Guru-guru harus dapat menganali dan menggunakan berbagai metode, strategi dan/atau model pembelajaran, sehingga mempunyai banyak pilihan untuk diterapkan sesuai dengan materi dan/atau kompetensi dasar, karakteristik siswa serta ketersediaan sarana dan prasarana.

c.     Selain keterampilan memilih model pembelajaran, guru yang profesional juga hendaknya dapat memilih media yang tepa untuk menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu, guru juga dituntut memiliki kreativitas dan kerampilan memilih media pembelajaran yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Arend, R. I. 1998. Classroom Isntrucional and Management. New York: Mc Grow Hill.

Arikunto, S. 1996. Proedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneka Cipta.

Badudu. 1996. Kamus Umum Bahasa Indoensia. Jakarta: Pusat Sinar Harapan.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta.

Mahendra, Y. I. 1996. Dinamika Tata Negara Indonesia. Gema Isani Press.

Moleong, L. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandir. 2001. Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM Press.

Silberman, M. L. 2002. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran. Yappendis. Yogyakarta.

Sudirman, dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabet.

Wardani, I. G. A. K. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PPS UPI dan Remaja Rosdakarya: Bandung.

Turiman. 2000. Menengakkan Supremasi Hukum dan Demokrasi di Kalimantan Barat.