PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS IKLAN BARIS

MELALUI KARTU IDENTITAS

DENGAN METODE POINT-COUNTER-POINT PADA SISWA KELAS IX.2 SMP NEGERI 2 TEMBILAHAN HULU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Mariani

SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu

 

ABSTRAK

Keterampilan menulis iklan baris pada SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu, khususnya kelas IX.2 relatif rendah (58,96). Faktor rendahnya kompetensi menulis iklan baris ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi keterampilan menulis iklan baris di kelas. Faktor internal yang dimaksud berasal dari siswa, sedangkan faktor eksternalnya berasal dari metode pembelajaran yang kurang tepat yang digunakan oleh guru sehingga siswa menjadi bosan dan cenderung tidak aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pemilihan pembelajaran keterampilan menulis dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas merupakan salah satu upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis iklan baris pada siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu.Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana peningkatan keterampilan menulis iklan baris pada siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu setelah dilakukan pembelajaran dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas, dan (2) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu setelah dilakukan pembelajaran dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua tahap, yaitu siklus I dan Siklus II dengan subjek penelitiannya adalah keterampilan menulis iklan baris siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata kelas sebesar 58,96 dan belum mencapai nilai rata-rata ketuntasan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 70. Pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 5,5 atau 10,22% setelah mengikuti pembelajaran menulis iklan baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas. Hasil rata-rata klasikal yang didapat pada keterampilan menulis iklan baris siklus I diperoleh rata-rata sebesar 64,46 dengan kategori cukup. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 12,15 atau sebesar 15,34% bila dibanding siklus I. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II, yaitu sebesar 76,61 atau dalam kategori baik. Peningkatan yang terjadi dari kondisi awal ke siklus II sebesar 17,65 atau 23,98%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah keterampilan menulis iklan baris siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu mengalami peningkatan dan perubahan tingkah laku yang lebih positif setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis Iklan Baris, Metode Point-Counter-Point, Media Kartu Identitas

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling mempengaruhi. Keempat komponen tersebut adalah menyimak (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills) (Tarigan 1993:1). Seiring dengan perkembangan zaman keterampilan tersebut kini dikelompokkan dalam dua macam keterampilan berbahasa atau berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak) merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Dalam menulis diperlukan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosakata dan tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan, sehingga dapat menggambarkan atau dapat menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas.

Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan untuk dituliskannya. Meskipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung kepada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, khususnya dalam keterampilan menulis perlu ditingkatkan dan terdapat inovasi, baik dalam hal metode pengajaran, strategi dan media pembelajaran karena keterampilan menulis memegang peranan yang sangat penting.

Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru Bahasa Indonesia di kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu pembelajaran bahasa Indonesia terutama menulis iklan baris atau kecik yang dilaksanakan selama ini kurang efektif dan kurang dimengerti oleh siswa. Dari keseluruhan siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu yang berjumlah 28 hanya beberapa dari siswa yang sudah mampu menulis iklan baris/kecik dengan baik, baik dari segi ejaan, singkatan, maupun tanda baca yang sesuai dengan kaidah penulisan ejaan, singkatan, maupun tanda baca yang benar. Mayoritas dari siswa mendapatkan nilai yang belum dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 70. Guru lebih banyak memberikan pekerjaan rumah kepada siswa daripada praktik di dalam kelas, padahal dengan latihan yang banyak dan teratur keterampilan menulis siswa suatu saat akan berguna.

Kekurangmampuan menulis siswa dalam menulis iklan baris atau kecik pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain adalah belum bisa menganalisis tata bahasa dari segi ejaan, singkatan, maupun tanda baca yang digunakan. Selain itu, strategi pembelajaran di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu selama ini belum melakukan variasi dan inovasi menggunakan metode atau media, hanya mengandalkan buku teks pelajaran dan LKS yang biasa di pakai. Dalam pembelajaran menulis iklan baris, guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang ada sesuai dengan materi tersebut, bahkan jika perlu guru yang cakap dan kreatif dapat membuat inovasi media pembelajaran baru yang belum pernah digunakan dalam pembelajaran. Misalnya, dengan menggunakan media kartu identitas (Identity Card) dalam pembelajaran iklan baris dikelas.

Selain itu, peneliti juga mencoba untuk menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX.2, yaitu dengan menggunakan metode Point-Counter-Point. Metode ini digunakan untuk mendorong peserta didik berpikir dalam berbagai perspektif. Dengan metode ini, siswa dituntut untuk berargumen atau beropini tentang suatu identitas yang dituliskan dalam media kartu identitas yang selanjutnya siswa disuruh untuk membuat sebuah iklan baris atau kecik sesuai dengan identitas yang tertulis pada media kartu identitas tersebut.

Rumusan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian menjadi terarah dan tidak terlalu luas, maka dirumuskan permasalahan:

a.     Bagaimana peningkatan keterampilan menulis iklan baris atau kecik pada siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu setelah diberi pembelajaran menulis iklan baris dengan metode Point-Counter-Point melalui media kartu identitas?

b.     Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu setelah diberi pembelajaran menulis iklan baris melalui media kartu identitas?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas tujuan penelitian ini adalah:

a.     Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis iklan baris atau kecik pada siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu setelah diberi pembelajaran menulis iklan baris atau kecik melalui media kartu identitas.

b.     Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu setelah diberi pembelajaran menulis iklan baris atau kecik melalui media kartu identitas.

Manfaat

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan acuan serta kajian penelitian selanjutnya yaitu sebagai alternatif dalam usaha perbaikan mutu pendidikan dan meningkatkan interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis iklan baris atau kecik dengan memperhatikan ejaan, singkatan, maupun tanda baca yang digunakan. Selain itu, dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis iklan baris atau kecik melalui media pembelajaran kartu identitas.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan bagi peneliti.

a.     Bagi guru, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan informasi tambahan bagi guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dan efektif serta efisien dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat memotivasi guru untuk berpikir kritis dan kreatif serta dapat meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.

b.     Manfaat bagi siswa, adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis iklan baris atau kecik. Selain itu, manfaat lainnya dapat mengembangkan siswa untuk aktif, berpikir kritis dan kreatif.

c.     Manfaat bagi sekolah, yaitu melakukan perbaikan kondisi panduan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan pertimbangan lain dalam membuat teknik keputusan pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan masa yang akan datang serta memperbaiki dan memperluas sarana prasarana atau fasilitas yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran.

d.     Manfaat bagi peneliti adalah penelitian ini memperkaya wawasan mengenai penggunaan media pembelajaran kartu identitas dan mengenalkan kepada pembaca mengenai metode pembelajaran Point-Counter-Point sebagai salah satu pilihan bagi para guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

KAJIAN PUSTAKA

Keterampilan Menulis

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (Listening Skill), keterampilan berbicara (Speaking Skills), keterampilan membaca (Reading Skills), keterampilan menulis (Writing Skills) (Nida, 1959:19; Harris, 1977:9; Tarigan, 1981:1). Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Keterampilan menulis tidak dimiliki dengan sendirinya dan memerlukan waktu yang lama untuk memperolehnya. Dengan menulis sekarang dapat mengekspresikan ide-ide dan gagasan melalui bahasa tulis. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang itu dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut (Tarigan 1983:21). Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di sekolah. Seperti kita ketahui dari GBPP Bidang Studi Bahasa Indonesia, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama maupun untuk Sekolah Lanjutan Atas ditujukan untuk mencapai keterampilan-keterampilan: berbicara, membaca, menyimak, dan menulis.

Ada lima tahap latihan menulis yaitu: (a) mencontoh; (b) reproduksi; (c) rekombinasi; (d) menulis terpimpin; (e) menulis. Aspek penguasaan bahasa meliputi: (1) penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut, (2) penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif, (3) kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan, dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang (Keraf, 1995: 35). Menulis arti pertamanya semula ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti yang sama seperti mengarang (The Liang Gie, 2002: 15).

Tujuan menulis yaitu memberi arahan, menjelaskan sesuatu yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu, meringkas atau membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat. Tujuan penulisan merupakan penentu yang pokok dari alur suatu penulisan. Pendapat lain juga di kemukakan oleh Marhiyanto, Bambang (2004:79) tujuan menulis adalah: 1) menyampaikan pokok pikiran atau gagasan kepada pembaca, 2) memberi informasi tentang suatu masalah kepada pembaca, 3) memberi hiburan kepada pembaca, 4) mempengaruhi pembaca atas argumentasi atau pendapat yang di ungkapkannya melalui tulisan. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan tujuan dari menulis adalah ingin menyampaikan maksud atau sesuatu kepada pembaca atau orang lain melalui pemberitahuan tertulis serta memberikan informasi dan mempersuasi atau mempengaruhi pembaca atas argumentasi atau pendapat yang di ungkapkannya melalui tulisan. Oleh karena itu, kegiatan menulis menghasilkan berbagai jenis tulisan sesuai dengan maksud dan tujuan penulisan.

Manfaat menulis bagi setiap individu atau personal dapat membantu dan melatih untuk mengkomunikasikan gagasan, ide, dan pikirannya secara runtut dan sistematis, sehingga akan membiasakan diri dalam berfikir dan berbahasa tertib, serta penulisannya dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, dengan menulis kita akan menjadi semakin aktif, pikiran dan perasaan mudah bergerak, serta tanggap dan mampu memberikan reaksi positif terhadap pengembangan di lingkunggan sekitar yang selalu dinamis. Secara umum menulis berfungsi sebagai alat komunikasi yang dapat membawa kita untuk menjelaskan pikiran-pikiran atau gagasan secara teratur dan terorganisasi.

Iklan

Iklan merupakan salah satu jenis wacana persuatif, karena wacana secara dominan terdapat unsur yang mempengaruhi orang lain. Berdasarkan pengertian iklan yang disebutkan di atas, bahwa iklan adalah pemakaian bahasa baik lisan maupun tulis yang dibentuk oleh unsur verbal maupun non verbal yang berfungsi untuk menyampaikan pesan-pesan penawaran produk barang atau jasa yang disampaikan produsen melalui media tertentu dalam informasi yang persuasif. Secara teoretis iklan terdiri atas dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat (Liliveri 1992:31-32). Berdasarkan media yang digunakan, iklan dibedakan menjadi:

a.     Iklan yang menggunakan media cetak. Media cetak menggunakan ruang untuk penyaluran pesan produk,

b.     Iklan luar (out-door advertaising). Iklan out-door adalah iklan yang di luar rumah atau ditempat terbuka.

c.     Iklan yang menggunakan media elektronik. Asas penggunaan media elektronik adalah penyewaan “waktu”sebagai sarana untuk menyalurkan pesan produk.

Hasnun (2005:140) menyatakan bahwa iklan adalah pemberitahuan kepada masyarakat tentang barang atau jasa yang dijual. Iklan dapat dipasang di televisi, majalah ataupun koran. Apabila kita cermati, antara iklan dan poster memiliki perbedaan. Perbedaan itu adalah iklan mementingkan kata, sedangkan poster mementingkan gambar.

Metode Point-Counter-Point

Agus (2009:99-100) menyatakan bahwa metode pembelajaran point-counter-point dipergunakan untuk mendorong peserta didik berpikir dalam berbagai perspektif. Jika metode pembelajaran ini dikembangkan, maka yang harus diperhatikan adalah materi pembelajaran. Langkah pertama metode pembelajaran point-counter-point adalah membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Usai tiap-tiap kelompok berdiskusi secara internal, maka mulailah mereka berdebat. Setelah seorang peserta didik dari suatu kelompok menyampaikan argumentasi sesuai pandangan yang dikembangkan kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama. Lanjutkan proses ini waktu yang memungkinkan. Di penghujung waktu pelajaran buatlah evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan.

Media Pembelajaran

Menurut Suparman, Atwi (dalam Sutikno 2009:106) mendefinisikan, media sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa. Menurut Marshall McLuhan, sebagaimana dalam penelitiannya “Syarat-syarat agar Guru Mengetahui dan Terampil menggunakan Media Pembelajaran” mengenai media pembelajaran, yang akhirnya dapat disimpulkan bahwa ada tiga kelompok guru sehubungan dengan media. Pertama, guru yang hanya tahu akan nama-nama media; Kedua, guru yang tahu nama-nama media dan tahu juga untuk apa dan mengapa media tersebut digunakan; dan Ketiga, adalah guru yang bukan hanya tahu nama dan tahu untuk apa serta mengapa digunakan, tetapi sampai pada tingkat bagaimana menggunakan media tersebut.

Lebih lanjut McLuhan mengatakan bahwa untuk dapat sampai ketingkat ketiga, yakni mengetahui dan terampil bagaimana menggunakan media pembelajaran, dituntut dari guru adanya tiga syarat, yaitu: pertama, guru harus tahu spesifikasi media yang akan digunakan mengenai: nama, bagian-bagian, kelengkapan komponen, fungsi, alternatif kemanfaatan, dan bagaimana menggunakannya; kedua, guru harus bersikap modern (tidak tradisional). Ketiga, guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai siswa yang belajar.

Sudjana, Nana (2009: 7) menyatakan bahwa melalui penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat digolongkan menjadi media grafis, media fotografis, media tiga dimensi, media proyeksi, media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran.

Media Kartu Identitas

Menurut Soeparno (1987:1), media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) kepada penerimanya (receiver). Media kartu identitas (identity card) hampir sama dengan media flash card. Namun, terdapat beberapa perbedaan yang membedakan antara keduanya. Persamaan media kartu identitas dengan flash card adalah keduanya sama-sama media kartu yang terbuat dari kertas manila. Sedangkan perbedaannya, media kartu identitas berukuran 8 x 7,5 cm sebanyak 33 buah. Setiap kartu identitas diisi dengan beberapa poin penting kata atau identitas-identitas yang mewakili ciri-ciri sesuatu yang akan diiklankan.

Adapun cara penggunaan media kartu identitas tersebut adalah guru terlebih dahulu mengenalkan media kartu identitas kepada siswa. Guru mempertunjukkan kartu identitas kepada siswa. Guru membagikan kartu identitas pada setiap kelompok yang telah terbentuk sebelumnya. Guru memberikan memberikan instruksi dan arahan kepada siswa untuk membuat iklan baris berdasarkan identitas-identitas yang ada pada media kartu identitas tersebut. Perlu dicatat bahwa identitas-identitas yang tertulis pada media kartu identitas merupakan ciri-ciri sesuatu yang akan diiklankan.

Media ini bertujuan untuk melatih kemampuan menulis iklan baris siswa secara spontan berdasarkan ide-ide, dan identitas (ciri-ciri) sesuatu yang akan diiklankan yang tertulis pada kertu identitas. Siswa juga dituntut untuk berpikir kreatif dalam menyusun dan mengemas bahasa iklan yang mereka buat supaya dapat menarik minat para pembaca untuk membaca iklan baris yang akan mereka buat. Selain itu, siswa juga harus lebih teliti dalam menuliskan bahasa iklan supaya tidak menyinggung pihak-pihak tertentu dalam proses periklanannya.

Kerangka Berpikir

Menulis iklan baris merupakan salah satu subkompetensi yang ada dalam kurikulum SMP/MTs. untuk keterampilan menulis pada siswa kelas IX. Kriteria pencapaian hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran menulis iklan baris adalah mampu mendaftar butir-butir yang akan dituliskan dalam iklan baris yang dimuat di media cetak, dalam hal ini surat kabar dengan bahasa yang efektif, hemat dan padat. Realita yang terjadi di lapangan ternyata kemampuan keterampilan menulis iklan baris pada siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu belum memuaskan.

Dari observasi tersebut, kemampuan menulis iklan baris rata-rata masih banyak kesalahan. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor yang berpengaruh yaitu dalam pemilihan strategi pembelajaran di kelas. Selama ini belum melakukan variasi dan inovasi menggunakan metode atau media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti ini terbagi atas dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus satu diawali dengan tahap perencanaan, rencana-rencana kegiatan disusun untuk menemukan solusi pemecahan masalah. Selanjutnya, melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada saat proses pembelajaran saat menulis iklan baris berlangsung. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode point-counter-point dan kartu identitas sebagai media kemudian dilanjutkan dengan tahap observasi.

Tahap akhir refleksi, pada tahap ini dilakukan refleksi hasil-hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Kelebihan atau kemajuan yang diperoleh pada siklus satu dipertahankan, sedangkan kelemahan dan kekurangan yang ada dicarikan solusi pemecahannya pada siklus yang kedua. Diharapkan pada siklus yang dua ini, hasil yang didapat dapat meningkat, kelemahan dan kekurangan yang ada dapat teratasi.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah terjadi peningkatan pada keterampilan menulis iklan baris dan perubahan perilaku siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu kearah yang positif setelah dilakukan pembelajaran menulis iklan baris melalui metode point-counter-point dan penggunaan kartu identitas sebagai media pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu yang beralamat di Jalan Pelajar Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2017.

Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah peserta didik kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu yang berjumlah 28 orang terdiri dari 14 laki-laki dan 14 perempuan.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas atau PTK yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus, terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan pada kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan tindakan kelas yang mencakup beberapa siklus. Jika tindakan pada siklus I nilai rata-ratanya belum mencapai target yang ditentukan, maka akan dilakukan siklus II.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,tindakan, observasi, dan refleksi.

Variabel Penelitian

a.     Variabel Keterampilan Menulis Iklan Baris

Variabel keterampilan menulis iklan baris dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis iklan baris yang akan dicapai siswa.

b.     Variabel Media Kartu Identitas

Kartu identitas merupakan salah satu media yang cocok digunakan dalam pembelajaran menulis bahasa terutama menulis iklan baris. Dalam kartu identitas terdapat beberapa kriteria atau identitas tentang sesuatu yang akan diiklankan.

c.     Variabel Metode Poin-Counter-Point

Metode poin-counter-point adalah cara khusus yang dipilih guru untuk mengeksplorasi gagasan dan argumen yang dimiliki oleh siswa agar siswa menjadi terlatih menuangkan gagasannya dan berargumen.

Instrumen Penelitian

a.     Instrumen Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis iklan baris melalui media kartu identitas. Siswa diminta oleh guru untuk menulis iklan baris berdasarkan kriteria/identitas yang ada pada kartu identitas dengan mempertimbangkan aspek-aspek menulis iklan baris. Siswa menulis iklan baris Penjualan Sebuah HP (Hand Phone) pada siklus I, dan Penjualan Sebuah Mobil pada siklus II.

 

b.     Instrumen Nontes

Instrumen nontes digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa, kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran dan potret kegiatan belajar mengajar. Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini adalah 1) lembar observasi, 2) catatan harian guru, 3) catatan harian siswa, 4) pedoman wawancara, dan 5) dokumentasi foto.

Teknik Pengumpulan Data

a.     Teknik Tes

Teknik tes dilakukan melalui media kartu identitas dengan metode poin-counter-point dalam menulis iklan baris. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Teknik tes ini digunakan guna mengetahui data keterampilan siswa dalam menulis iklan baris melalui metode poin-counter-point dengan media kartu identitas.

b.     Teknik Nontes

Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto pada siklus I dan silkus II. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Hasil tes awal diperoleh dari siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu dengan jumlah 28 siswa yaitu rata-rata skor yang dicapai siswa pada tes awal atau pratindakan sebesar 58,96. Pada kategori sangat baik, ada 1 orang siswa yang mencapainya. Sebanyak 2 siswa atau sebesar 7,1% memperoleh nilai baik. Sebanyak 11 siswa atau sebesar 39,3% memperoleh nilai dengan kategori cukup. Sedangkan untuk kategori kurang dicapai oleh 14 siswa atau sebesar 50%. Hasil tes tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal karena hanya terdapat tiga siswa yang telah mencapai nilai KKM 70.

Siklus I

Hasil tes pada siklus I merupakan tindakan awal dengan menggunakan metode point-counter-point melalui media kartu identitas. Tindakan siklus I dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menulis iklan baris melalui media kartu identitas. Penelitian siklus I ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran menulis iklan baris pada siklus I terdiri atas data tes dan nontes.

Berdasarkan hasil nilai tes keterampilan menulis iklan baris siswa pada siklus I yaitu pada kategori cukup, dengan nilai rata-rata 64,46. Pada kategori sangat baik , terdapat 2 siswa atau 7,1% yang berhasil mendapatkan nilai antara 85-100. Sebanyak 4 siswa atau 14,3% mendapat nilai antara 70-84 dalam kategori baik. Sebanyak 16 siswa atau 57,1% mendapat nilai antara 60-69 dalam kategori cukup. Terdapat 6 siswa atau 21,4% mendapat nilai antara 0-59 dalam kategori kurang.

Dari 28 siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu masih ada 6 siswa yang mendapat nilai dalam kategori kurang. Hal tersebut mungkin terjadi karena metode dan media yang diterapkan oleh peneliti masih terbilang baru, yang menyebabkan siswa harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan metode dan media yang diterapkan peneliti sebagai proses awal bagi siswa untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya di siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian, keterampilan menulis iklan baris siswa aspek kelengkapan isi iklan baris untuk kategori sangat baik dengan skor 16 dicapai oleh 5 siswa atau 17,9%. Kategori baik dengan skor 12 dicapai sebanyak 11 siswa atau sebasar 39,3%. Kategori cukup dengan skor 8 dicapai oleh 10 siswa atau 35,7%. Sedangkan kategori kurang pada tahap siklus I untuk aspek kelengkapan isi iklan baris dengan skor 4 dicapai 2 siswa atau 7,1%. Jadi, rata-rata nilai siswa pada tahap siklus I aspek kelengkapan isi iklan baris adalah 66,96 dan termasuk kategori cukup. Hasil penilaian tes siklus I dalam aspek keterampilan menulis iklan baris siswa aspek bahasa iklan baris untuk kategori sangat baik dengan skor 20 dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 10,7%. Keterampilan menulis iklan baris siswa aspek persuasif untuk kategori sangat baik dengan skor 24 hanya ada 5 siswa yang mencapainya atau sebesar 17,9%. Kategori baik dengan skor 18 dicapai sebanyak 9 siswa atau sebasar 32,1%. Kategori cukup dengan skor 12 dicapai oleh 11 siswa atau 39,3%. Sedangkan kategori kurang pada tahap siklus I untuk aspek penggunaan kalimat dengan skor 6 dicapai oleh 3 siswa atau 10,7%. Jadi, rata-rata nilai siswa pada tahap siklus I aspek penggunaan kalimat adalah 64,29 dan termasuk kategori cukup.

Berdasarkan hasil observasi siklus I menunjukkan terdapat beberapa siswa yang melakukan sikap positif maupun sikap negatif saat pembelajaran menulis iklan baris dengan media kartu identitas. Hal ini dapat dipahami karena proses pembelajaran yang dilakukan peneliti merupakan sesuatu yang baru bagi mereka sehingga diperlukan proses untuk penyesuaian. Berdasarkan hasil tes keterampilan menulis iklan baris pada siklus I dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus I yang dilakukan oleh peneliti berjalan dengan baik tetapi hasilnya belum maksimal. Hal-hal negatif yang terjadi dalam pembelajaran menulis iklan baris pada siklus I ini, yaitu identitas yang ada pada kartu identitas terlalu banyak sehingga membingungkan siswa dalam menulis iklan baris, dan ukuran kartu identitas yang terlalu besar.

Siklus II

Pada pembelajaran menulis iklan baris siklus II ini, peneliti menggunakan media kartu identitas yang berbeda dengan siklus I. Pada siklus II ini, peneliti melakukan perbaikan media kartu identitas siklus I tersebut, yaitu dengan mengurangi identitas yang dirasa tidak perlu untuk diiklankan pada kartu identitas agar siswa tidak bingung dan memudahkan siswa dalam menulis iklan baris, serta memperkecil ukuran kartu identitas yang terlalu besar.

Berdasarkan data yang di peroleh bahwa tes keterampilan menulis iklan baris siklus II pada aspek kelengkapan isi untuk skor 16, diperoleh 10 siswa atau sekitar 35,7%. Skor 12 dicapai oleh 11 siswa atau 39.3%. Skor 8 hanya diperoleh 7 siswa atau 25,0%. Sedangkan untuk skor 4, tidak ada siswa yang mencapai skor tersebut. Pada aspek bahasa iklan baris pada siklus II, siswa yang memperoleh skor 20 dengan kategori sangat baik sebanyak 12 siswa atau 42,9%. Siswa yang memperoleh skor 15 dengan kategori baik terdapat 14 siswa atau 50,0%. Siswa yang memperoleh skor 10 dengan kategori cukup berjumlah 2 siswa atau 7,1%. Sedangkan skor 5 dengan kategori kurang, tidak ada siswa yang memperolehnya. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah mampu membuat bahasa iklan baris iklan baris dengan baik, sehingga hasil tes siswa aspek bahasa iklan baris pada siklus II ini meningkat dibandingkan siklus I. Nilai rata-rata pada aspek persuasif sudah baik jika dibandingkan dengan siklus I. Nilai rata-rata aspek ini berada pada kategori baik yaitu 80,29. Siswa yang mendapat skor 24 terdapat 9 siswa atau 32,1%. Skor 18 diperoleh 16 siswa atau 57,1%. Skor 12 dicapai oleh 3 siswa atau sekitar 10,7%. Sedangkan skor 6 atau kategori kurang, tidak ada siswa yang mencapai skor tersebut.

Hasil tes keterampilan menulis iklan baris siswa pada siklus II aspek keteraturan isi iklan baris untuk skor 24, terdapat 6 siswa yang mencapai nilai tersebut atau 21,4%. Skor 18 diperoleh 14 siswa atau sekitar 50,0%. Skor 12 berhasil dicapai oleh 8 siswa atau 28,6%. Sedangkan skor 6 tidak ada siswa yang mencapai nilai tersebut. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh untuk aspek ini adalah 73,21 atau termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata kelas pada aspek kerapian tulisan berada pada kategori sangat baik atau 86,61.

Berdasarkan hasil observasi yang didapat menunjukkan adanya peningkatan respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pembelajaran menulis iklan baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas pada siklus II ini berjalan dengan baik dan hasilnya pun maksimal. Hal ini dibuktikan dari data tes menulis iklan baris melalui media kartu identitas pada siklus II, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes menulis iklan baris siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu mengalami peningkatan dibanding siklus I.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian tentang keterampilan menulis iklan baris dengan metode Point-Counter-Point melalui media kartu identitas pada siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu yaitu keterampilan menulis iklan baris siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu mengalami peningkatan sebesar 76,61 setelah diterapkan pembelajaran menulis iklan baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas. 2.   Perilaku siswa kelas IX.2 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu setelah mengikuti pembelajaran menulis iklan baris dengan metode point-counter-point melalui media kartu identitas mengalami perubahan ke arah positif. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan perilaku siswa yang lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis iklan baris di kelas.

Saran

Atas dasar simpulan dari penelitian di atas, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.

a.     Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya menggunakan metode point-counter-point sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

b.     Bagi siswa, peneliti menyarankan siswa lebih konsentrasi dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan guru agar siswa mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Menulis 1. Jakarta: Erlangga.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arifin, Zaenal. 1992. Iklan Layanan Masyarakat Kajian Pragmatis dan Segi-segi Penyampaiannya. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Erna, Dian. 2009. PR Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs. Klaten: Intan Pariwara.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Hakim, Arief. 2005. Kiat Menulis Artikel di Media dari Pemula Sampai Mahir. Bandung: Nuansa Cendekia.

Hartono, Bambang. 2003. Kajian Wacana Indonesia. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Hasnun, Anwar. 2005. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA. Yogyakarta: Andi.

Ibrahim, R. dkk. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Karsana, Ano. 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika.

Marhiyanto, Bambang. 2004. Pintar Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas 1, 2, 3. Surabaya: Gita Media Press.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Rustamaji, dkk. 1991. Modul Belajar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Cahaya Pendidikan Primajama.

Soeparno, Agus. 1987. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara.

Soewarso. 2001. Peranan Metode Inquiry terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. Lembaran ilmu Kependidikan. No. 2-Tahun XXX-2001. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Subyakto dan Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT. Grasindo Pustaka Utama.

Suharma, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas IX Jilid 3. Bogor: Yudhistira.

Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Matakuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jayapura: FKIP-UNCEN Jayapura.

Suparno. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Suriamiharja, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: PT. Depdikbud.

Sutikno, Sobry. 2009. Belajar-Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.