Evaluasi Pelaksanaan Full Day School
EVALUASI PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL
SDN KARANGANYAR GUNUNG 01
Ahmad Hidayat1)
Husnul Hadi2)
Mudzanatun3)
1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Kebijakan pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Kebijakan terbaru dalam dunia pendidikan Indonesia adalah penerapan lima hari sekolah (LHS) dengan sistem full day school (FDS). Lima hari sekolah merupakan kebijakan yang digulirkan oleh Menteri Pendidikan Nasional sebagai implementasi dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kebijakan tersebut mengurangi enam hari sekolah menjadi lima hari sekolah. Hari sekolah yang biasanya mulai hari Senin sampai hari Sabtu, kini menjadi hari Senin sampai Jumat saja. Adanya pengurangan hari sekolah tersebut berdampak pada bertambahnya durasi belajar dalam satu harinya. Regulasi mengenai hari sekolah tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa hari sekolah dilaksanakan delapan jam dalam satu hari atau empat puluh jam selama lima hari dalam satu minggu. Kebijakan tersebut berlaku untuk semua jenjang pendidikan, baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan menengah dengan durasi per jam yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDN Karanganyar Gunung 01 sudah berhasil menerapkan beberapa kegiatan yang inspiratif bisa menjadi percontohan sekolahan lain yang berupaya menerapkan pendidikan karakter, kegiatan yang diterapkan mengandung pesan moral yang bisa menjadi pondasi kokoh untuk siswa saat melangkah kejenjang yang lebih tinggi. Semua guru yang mengajar juga memiliki stategi yang berbeda menghadapi siswa di dalam kelas, menciptakan suasana menyenangkan agar siswa tidak cepat bosan apalagi waktu jam siang yang sering siswa lemas karena terlalu capek mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pihak sekolah menciptakan suasana yang harmonis antara nguru, siswa, dan orang tua seperti tidak ada penyekat semua berbaur tapi tidak meninggalkan norma-norma sebagai mahkluk sosial yaitu saling menghormati dan menghargai. Dengan adanya sistem full day school pihak sekolah mulai memperhatikan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aman, nyaman, dan menyenangkan. Faktor inilah yang menjadi faktor pendukung program ini bisa dilaksanakan dengan baik, dengan siswa yang nyaman dan merasa senang dengan lingkungan sekolah maka mereka bisa menerima pelajaran dengan kepala yang fresh dan hati yang ikhlas.
Kata kunci: Full Day School (FDS).
Pendahuluan
Kebijakan pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Kebijakan terbaru dalam dunia pendidikan Indonesia adalah penerapan lima hari sekolah (LHS) dengan sistem full day school (FDS). Lima hari sekolah merupakan kebijakan yang digulirkan oleh Menteri Pendidikan Nasional sebagai implementasi dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kebijakan tersebut mengurangi enam hari sekolah menjadi lima hari sekolah. Hari sekolah yang biasanya mulai hari Senin sampai hari Sabtu, kini menjadi hari Senin sampai Jumat saja.
Adanya pengurangan hari sekolah tersebut berdampak pada bertambahnya durasi belajar dalam satu harinya. Regulasi mengenai hari sekolah tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa Hari sekolah dilaksanakan delapan jam dalam satu hari atau empat puluh jam selama lima hari dalam satu minggu. Kebijakan tersebut berlaku untuk semua jenjang pendidikan, baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan menengah dengan durasi per jam yang berbeda.
Sejalan dengan itu, Sururi dalam Rudyani (2018:46) mengemukakan bahwa Full Day School merupakan sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan dalam waktu sehari penuh. Program ini menerapkan pembelajaran secara intensif yaitu dengan memberikan waktu khusus selama lima hari untuk pendalaman materi dan satu hari untuk pendalaman ekstrakulikuler.
Dengan adanya program full day school kemungkinan besar akan menyingkirkan keberadaan Madrasah Diniyah dan waktu bermain bagi anak. Hal ini menjadi polemik sendiri untuk wacana dari mendikbud tersebut. Maka dari itu, program yang digagas oleh kemendikbud ini masih menuai pro dan kontra dari berbagai pihak dan perlu adanya pengkajian kebijakan yang lebih matang dari pemerintah.
Salah satu sekolah yang mengimplementasikan program full day school adalah SDN Karanganyar Gunung 01. Sekolah ini telah menerapkan program full day school selama setahun, yaitu dimulai pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018. Waktu kegiatan full day school yang ada di sekolah tersebut dimulai pukul 07:00 sampai pukul 15:00. Kegiatan yang dilaksanakan pada program tersebut dengan menjalankan sistem belajar mengajar menggunakan Kurikulum 2013 secara konsisten dan menguatan pendidikan karakter yang menjadi tujuan dilaksanakannya full day school di dalam kelas berupa media atau pembelajaran yang interaktif sehingga mampu memancing siswa utuk berani bertanya serta berdiskusi dengan teman sekelas, tidak hanya itu sekolah juga mewajibkan siswa terjun langsung dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan secara bergantian hari sesuai dengan ekstra yang dipilih siswa khususnya pramuka yang mewajibkan kelas atas mengikuti ekstra di hari jumat dengan mendatangkan pelatih yang berkompeten dalam bidangnya untuk menciptakan karakter siswa. Sekolah tersebut masih cukup baru dalam mengimplementasikan program full day school masih menuai pro dan kontra karena masih ada kendala untuk menerapkan sistem tersebut misalnya dari gedung yang masih dibangun mengakibatkan kelas I dan II bergantian untuk masuk kelas dengan mengatur waktu masuk kelas I jam 07.00-10.00 dan kelas II jam 11.00-15.00. Siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar sehabis sholat dzuhur tidak dapat konsentrasi menerima pelajaran karena kecapekan dan butuh waktu istrirahat lebih dari sekedar makan dan minum, bukan hanya murid saja yang kelelahan tapi juga guru harus lebih ekstra lagi dalam kelas untuk menarik perhatian siswa agar tetap fokus pada pelajaran, belum lagi menyiapkan RPP untuk setiap harinya dan media yang menarik. Bagi kalangan wali murid dengan adanya sistem ini ada yang keberatan karena siswa lebih menghabiskan waktu di sekolah daripada di rumah dan bergaul di lingkungan, biaya uang saku juga tambah atau bisa diakali dengan cara memberi bekal makan siang tapi tetap saja menyita waktu orang tua. Bagi yang orang tuanya bekerja seharian malah beruntung dengan adanya sistem ini karena lebih aman ketika anak seharian di sekolah tidak khawatir bermain tanpa sepengetahuan mereka. Oleh karena itu diperlukan evaluasi untuk melihat berhasil atau tidaknya program full day school di sekolah tersebut.
Siti Mujayanah dalam skripsinya yang berjudul sistem Full day School dalam pembentukan karakter peserta didik Kelas IV SD Muh Pakel Yogyakarta. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini dengan pemilihan data kemudian penyajian data dan selanjutnya penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Persamaannya adalah sama-sama meneliti mengenai full day school, perbedaannya pada penelitian ini menggunakan sistem full day school dalam pembentukan karakter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, pembentukan karakter peserta didik dilakukan dengan program sekolah yang meliputi kegiatan rutinitas yang terdiri dari kegiatan keagamaan yang meliputi shalat berjamaah. Kedua, keberhasilan pembentukan karakter melalui sistem full day school ditumjukkan dengan tercapainya beberapa tujuan pendidikan yang telah dirancang oleh sekolah. Ketiga, faktor yang mendukung ialah failitas yang memadai, peran guru dan wali kelas serta orang tua.
Ragella Septiana dalam skripsinya yang berjudul Pengelolaan Pembelajaran Program Full day school di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Persamaannya adalah sama-sama menelitian mengenai sistem Full day school, perbedaannya yaitu Pada penelitian ini hanya meneliti mengenai pengelolaan pembelajaran program Full day school. Hasil penelitian: (1) Perencanaan pembelajaran program full day school di SD Dua Yogyakarta dilakukan melalui rapat kerja setiap semester yang mencakup perencanaan pembelajaran di dalam kelas dan pembelajaran di luar kelas, (2) Pelaksanaan pembelajaran program full day school di SD Budi Mulia Dua yang dilakukan oleh guru di dalam kelas termasuk kategori cukup baik. Usha Naidoo, Karunanidhi Reddy dan Nirmala Dorasamy (2014) dengan judul jurnal Reading Literacy in Primary Schools in South Africa: Educator Perspective on Factors Affecting Reading Literacy and Strategies for Improvement. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidik harus mengembangkan siswa untuk berpikir kritis, memanfaatkan waktu untuk membaca, melakukan pertemuan informal mingguan untuk membahas kesulitan umum dengan menggunakan alat bantu visual yaitu DVD dan CD.
Peneliti tertarik untuk menyempurnakan penelitian terdahulu dengan melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi pelaksanaan Full day School SDN Karanganyar Gunung 01”.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang berupa deskripsi atau uraian. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka (Sugiyono, 2014:1).
Moleong (2016:324-330), menjelaskan kriteria keabsahan data dapat diperoleh dari:(1) kepercayaan (credibility), (2) keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan (dependability), (4) kepastian (confirmability). Dalam pengecekan data peneliti menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2016: 330). Peneliti menggunakan teknik ini untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, peneliti dapat memeriksa kembali temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.
Langkah yang digunakan dalam teknik triangulasi data ini adalah dengan menggunakan sumber dan metode. Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2016:330-331) mengatakan bahwa triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dengan menggunakan teknik ini peneliti dapat membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berada, orang pemerintahan, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Sedangkan menurut Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2016:331) triangulasi dengan metode terdapat dua sttategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Patton dalam Moleong (2016: 280), teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor dalam Moleong (2016: 280), analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang di saranakan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut, jika dikaji definisi pertama lebih menitik beratkan pada pengorganisasian data sedangkan definisi yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2016: 330). Peneliti menggunakan teknik ini untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, peneliti dapat memeriksa kembali temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2016:330-331) mengatakan bahwa triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
Dengan menggunakan teknik ini peneliti dapat membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berada, orang pemerintahan, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yangberkaitan.
Sedangkan menurut Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2016:331) triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Hasil dan Pembahasan
Sistem full day school di SD Negeri Karanganyar Gunung 01 bahwasanya seorang guru harus memiliki metode atau strategi mengajar yang bervariasi agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan di dalam kelas saat menerima materi. Dengan ini strategi yang dilakukan akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa merasa nyaman berada di sekolah karena ia masih harus mengikuti kegiatan belajar mengajar mulai pagi sampai sore hari. Strategi mengajar yang dipakai guru harus dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif serta menyenangkan sehingga tidak berfokus pada ceramah dan tanya jawab saja tetapi seorang guru juga harus menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda untuk merasang siswa untuk berpikir dan merespon pelajaran yang disampaikan.
Strategi pembelajaran merupakan sebuah upaya seorang guru dalam penyampaian materi pelajaran agar materi tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka suasana belajar harus diatur sedemikian rupa supaya mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa, menghindarkan mereka dari kejenuhan dan menjadikan kebahagiaan siswa sebagai landasan dari seluruh program. Strategi pembelajaran tersebut terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa SD Negeri Karanganyar Gunung 01 sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas output lembaga tersebut.
Strategi pembelajaran yang ada di SD Negeri Karanganyar Gunung 01 sudah inovatif, sudah menggunakan berbagai metode yang bervariasi serta menyenangkan, dan juga untuk pembelajarannya juga tidak terfokus di kelas saja tetapi juga di luar kelas dan di SD Negeri Karanganyar Gunung 01 juga bervariasi dalam pengelolaan kelas, di mana kelas di konsep senyaman mungkin serta penataan ruang kelas yang bervariasi dapat lebih mempermudah dalam menyampaikan materi serta pengawasan terhadap siswa, dan juga dapat menghemat tenaga guru ketika mengajar.
Penerapan system full day school dilaksanakan dengan tujuan membina pembentukan pola pikir siswa menjadi generasi yang unggul dalam akademis serta mempunyai karakter yang berbudi luhur.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan penelitian analisis evaluasi penerapan full day school di SD Negeri Karanganyar Gunung 01 dengan melakukan 7 wawancara kepada guru dan menyebarkan angket kepada siswa, dapat disimpulkan bahwa full day school efektif digunakan oleh pihak sekolah.
Pihak sekolah sudah berhasil menerapkan beberapa kegiatan yang inspiratif bisa menjadi percontohan sekolahan lain yang berupaya menerapkan pendidikan karakter, kegiatan yang diterapkan mengandung pesan moral yang bisa menjadi pondasi kokoh untuk siswa saat melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Semua guru yang mengajar juga memiliki stategi yang berbeda menghadapi siswa di dalam kelas, menciptakan suasana menyenangkan agar siswa tidak cepat bosan apalagi waktu jam siang yang sering siswa lemas karena terlalu capek mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pihak sekolah menciptakan suasana yang harmonis antara guru, siswa, dan orang tua seperti tidak ada penyekat semua berbaur tapi tidak meninggalkan norma-norma sebagai mahkluk sosial yaitu saling menghormati dan menghargai.
Dengan adanya system full day school pihak sekolah mulai memperhatikan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aman, nyaman, dan menyenangkan. Faktor inilah yang menjadi faktor pendukung program ini bisa dilaksanakan dengan baik, dengan siswa yang nyaman dan merasa senang dengan lingkungan sekolah maka mereka bias menerima pelajaran dengan kepala yang fresh dan hati yang ikhlas.
Daftar Pustaka
Baharudin. 2010. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Divayana. 2017. Evaluasi Pelaksanaan Blended Learning di SMK TI Udayana Menggunakan Model CSE-UCLA. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 7. No. 1. Hal. 66.
Hasan, N. 2006. Full Day School (Model alternatif pembelajaran bahasa asing).Vol. 1, No. 1.
http://nasional.kompas.com/read/2016/08/09/12462061/kpai.anggap.full.day.school.akan.ganggu.kehidupan.sosial.anak?page=all
Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munthe, Ashiong P. 2015. Pentingnya Evaluasi Program d Institusi Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 5. No 2, Hal. 7.
Muryadi, Agusanico Dwi. 2017. Model evaluasi program dalam penelitian evaluasi. Jurnal ilmiah PENJAS. Vol. 3. No. 1, hal 3.
Nurdin, S. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Ciputat: Quantum Teachinng.
Oktamiati, H., dan Putri Y. S. E. 2013. Tingkat Stres Akademik Anak Usia Sekolah Terhadap Full Day School. FIK UI. Vol. 1, 1-15
Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 pasal 2 ayat 1.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Royse, Dvid. Et al., 2006. Program Evaluation, An Introduction. Toronto: Thomson Books.
Rudyani, Meita Althofaroh.,dkk. 2018. Perbedaan antara program full day school dan reguler terhadap perkembangan psikologi sosial. Semarang: Unissula Press.
Setiyarini, I. N., Sutarno, dan Sunardi. 2014. Penerapan Sistem Pembelajaran “Fun & Full Day School” Untuk Meningkatkan Religius Peserta Didik Di SDIT Al Islam Kudus. Vol. 2, 231-244.
Sihabudin, Rizal Mohamad. 2018. Evaluasi Layanan Dewasa pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Jawa Barat mengunakan Lipqual. Edulipinfo. Vol.4. No. 2, Hal. 5.
Soapatty, L., dan Suyanto, T. 2014. Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati AgungSidoarjo. Vol. 2, 719-733.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Widodo Jiko. 2009. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Banyumedia Publishing.