IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP MINAT

DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA

PADA SISWA KELAS IV SD

 

Henita Andriyani

M.Yusuf Setia Wardana

Mei Fita Asri Untari

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

ABSTRAK

Latar belakang dalam penelitian ini adalah masih rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, rendahnya hasil belajar siswa, dan siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Team Assisted Individualization efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Batang. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian one group pretest posttest desain. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVB SD Negeri Bakalan Batang. Sampel yang diambil 28 siswa kelas IVB dengan mengggunakan teknik Sampling Jenuh. Data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, tes, angket dan dokumentasi. Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukkan hasil minat belajar siswa meningkat hal ini dapat dilihat mengenai hasil jawaban siswa pada angket yang sudah diisi dan untuk hasil uji ketuntasan belajar menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model Team Assisted Individualization mencapai presentase klasikal sebesar 93%. Nilai rata-rata posttest 85 dan kriteria ketuntasan minimun(KKM) 75, diperoleh thitung 12,939 dengan n = 28, dan ttabel 1,703. Sehingga hasil perhitungan diketahui 12,939 ≥ 1,703. Berdasarkan kriteria pengujian apabila diperoleh thitung ≥ ttabel yaitu 12,939 ≥ 1,703. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya model pembelajaran Team Assisted Individualization efektif terhadap minat dan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Batang. Saran yang peneliti sampaikan yaitu agar model pembelajaran Team Assisted Individualization menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam proses pembelajaran agar pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.

Kata kunci: model Team Assisted Individualization, minat, hasil belajar.

ABSTRACT

The problem in this study is whether the Team Assisted Individualization learning model is effective against the interests and learning outcomes of fourth grade students at SD Bakalan Batang. The type of research used in this research research method is quantitative research with the type of research one group pretest posttest design. The population of this study was all fourth grade students of Bakalan Batang State Elementary School. The sample was taken by 28 students of class IVB using Saturated Sampling techniques. The data in this study were obtained from observations, interviews, tests, questionnaires and documentation. Based on the analysis of the results of the study showed that the results of student learning interest increased this can be seen from the results of student answers to questionnaires that have been filled and for the learning completeness test results showed that student learning outcomes using the Team Assisted Individualization model reached a classical percentage of 93%. The average value of posttest 85 and minimum completeness criteria (KKM) 75, obtained tcount 12.939 with n = 28, and ttable 1.703. So that the calculation results are known to be 12,939 ≥ 1,703. Based on the testing criteria if it is obtained tcount ≥ t table is 12,939 ≥ 1,703. So that H0 is rejected and Ha is accepted. In conclusion, the Team Assisted Individualization learning model is effective against the interests and learning outcomes of Mathematics in the fourth grade students of SD Negeri Bakalan Batang.

Keywords ; Team Assisted Individualization, Interest, Learning Outcomes

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia untuk melangsungkan kehidupan dimasyarakat. Dengan berbekal pendidikan kita bisa merubah kehidupan manusia menjadi lebih baik seperti pola pikir yang maju, pengetahuan akan berbagai ilmu pendidikan dan teknologi, serta bisa menerapkan sesuatu dari pengalaman yang telah diperolehnya.

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.” (UU No. 20 Tahun 2003)

Menurut James dan James dalam Tim MKPBM (2001: 18) Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep – konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut Susanto (2013: 183) matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan jenjang berikutnya. Karena belajar matematika seseorang bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan di SD Negeri Bakalan Batang hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika masih rendah, yaitu 60% siswa sudah mencapai nilai KKM 75 dan sisanya belum lulus KKM. Hal ini dikarenakan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika. Selain itu juga dikarenakan siswa merasa kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru pada saat pembelajaran dikelas, siswa juga pasif pada saat kegiatan pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada minat belajar siswa, cara penyajian materi pembelajaran, dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Banyak macam model pembelajaran yang digunakan guru dalam menyajikan suatu materi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization.

Shoimin (2017: 200) Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa. Model ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran (TAI), siswa ditempatkan dalam kelompok- kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikutkan dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Menurut Robert Salvin dalam Huda (2013:200) Team Assisted Individualization (TAI) merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik. Pengembangan TAI dapat mendukung praktik-praktik ruang kelas seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan didalam kelas, pengajaran terprogram, dan pengajaran berbasis komputer. Tujuan TAI adalah untuk meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif, selain itu juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa dengan belajar kelompok.

Dasar yang digunakan peneliti dalam penggunaan model pembelajaran adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Ujiati Cahyaningsih dari Universitas Majalengka dalam jurnal Cakrawala Pendas. Penelitian ini berjudul Penerapan model pembelajaran Koperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar pada mata pelajaran matematika.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilakukan pada semester genap kelas IV B SD Negeri Bakalan Batang Tahun Pelajaran 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVB SD Negeri Bakalan Batang yang berjumlah 28 siswa Tahun pelajaran 2018/2019.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji normalitas awal(pretest), uji normalitas akhir(posttest), uji t, dan uji ketuntasan belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bakalan Batang”. Penelitian ini didasari oleh munculnya masalah pada kelas tersebut saat peneliti melakukan observasi, masalah yang muncul saat dilakukan observasi yaitu kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, siswa mengalami kesulitan pada saat memahami materi, dan siswa pasif ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan minat dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk itu diperlukan sebuah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Solusi yang dipilih oleh peneliti yaitu menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Desain penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest Posttest Design, dengan subjek yang digunakan berupa 1 kelas yaitu kelas IV B. Dalam pelaksanaannya untuk mengukur minat siswa setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization peneliti memberikan sebuah lembar angket yang isinya sudah disesuaikan dengan indikator minat belajar serta model pembelajaran Team Assisted Individualization. Dalam angket tersebut berisi 10 point yang harus diisi oleh siswa dengan jawaban “YA” atau “TIDAK” sesuai dengan apa yang dialami oleh siswa tersebut. Siswa pun antusias dalam mengisi angket tersebut. Dan beragam juga jawaban yang telah diisinya. Angket minat belajar tersebut diberikan setelah siswa selesai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization sehingga dapat mengetahui seberapa besar minat siswa setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualiation.

Seperti halnya pada pernyataan angket pada nomor 1 “Saya suka belajar matematika jika belajar dengan diajari teman”. 15 siswa menjawab dengan jawaban “ Ya” dan 13 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak” Kebanyakan siswa menjawab “YA”. Hal ini membuktikan siswa menyukai pelajaran matematika apabila belajar dengan diajari dengan teman. Dan pernyataan tersebut juga mengandung indikator tentang minat belajar karena adanya rasa senang atau ketertarikan terhadap bidang atau mata pelajaran tertentu.

Pernyataan nomor 2 “ Saya suka belajar matematika karena menyenangkan”. 27 siswa menjawab dengan jawaban “Ya” dan 1 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak”. Pernyataan tersebut termasuk kedalam point indikator minat belajar yaitu adanya perasaan senang atau menyukai suatu bidang atau mata pelajaran tertentu. Dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas siswa sangat antusias terhadap mata pelajaran matematika yang diajarkan oleh peneliti pada saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization. Selain itu juga siswa bersemangat mengikuti pembelajaran sampai dengan selesai. Dan hal tersebut pun membuat siswa aktif ketika sedang pembelajaran berlangsung.

Pernyataan nomor 3 “ Saya tidak suka belajar matematika karena materinya banyak”. Pernyataan ini masuk kedalam point indikator minat belajar yaitu tentang perasaan senang atau ketertarikan terhadap bidang atau mata pelajaran tertentu. Dalam jawaban angket tersebut 4 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak” dan 24 siswa menjawab dengan jawaban “ Ya”. Hal ini membuktikan bahwa siswa menyukai pelajaran matematika dan siswa tidak mengganggap bahwa materi dari pelajaran matematika tidak banyak.

Pernyataan nomor 4 “ Saya belajar matematika hanya pada saat ada PR atau saat ada Ulangan”. Dalam pernyataan ini 10 siswa menjawab dengan jawaban “Ya” dan 18 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak”. Sehingga dapat diartikan bahwa siswa belajar matematika tidak hanya pada saat ada PR atau saat ada ulangan matematika saja, tetapi mereka belajar mata pelajaran matematika tidak hanya pada saat ada PR maupun ada ulangan saja.

Pernyataan nomor 5 “ Saya suka belajar matematika karena saya suka tantangan dalam mengerjakan soal”. Pada pernyataan ini 24 siswa menjawab dengan jawaban “ Ya” dan 4 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak”. Karena pada kenyataannya siswa sangat menyukai tantangan apalagi pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat banyak tantangannya ketika mengerjakan soal, selain itu juga matematika merupakan ilmu yang pasti. Dan dalam mengerjakan soal matematika diperlukan sebuah ketelitian yang sangat besar ketika menghitung jawaban agar tidak salah ataupun keliru. Tantangan tersebutlah yang membuat siswa menjadi menyukai pelajaran matematika karena diperlukan sebuah ketelitian dan berfikir yang kritis untuk memecahkan permasalahan pada mata pelajaran matematika.

Pernyataan nomor 6 “ Saya belajar matematika karena matematika itu penting”. Pada pernyataan ini 28 siswa menjawab dengan jawaban “Ya”. Pernyataan tersebut masuk kedalam point indikator minat belajar yaitu manfaat dan fungsi mata pelajaran. Karena pada dasarnya matematika itu sangat penting apalagi dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan adanya ilmu matematika sangat membantu manusia untuk melakukan jual beli dan transaksi dengan mudah sehingga membutuhan ilmu matematika dalam urusan perhitunga. Selain itu juga matematika sangat penting bagi dunia pendidikan karena dengan adanya ilmu matematika memudahkan guru dalam menghitung nilai, administrasi dll. Dan masih banyak lagi manfaat yang kita peroleh dari mata pelajaran matematika.

Pernyataan nomor 7 “ Saya selalu belajar matematika dengan bersemangat”. Dalam pernyataan angket tersebut 27 siswa menjawab dengan jawaban “Ya” dan 1 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak”. Artinya ketika siswa belajar matematika siswa selalu dalam keadaan bersemangat. Dan dapat dilihat pada saat pembelajaran berlangsung siswa sangat antusias dalam pembelajaran, siswa pun sangat aktif menjawab ketika guru memberikan sebuah pertanyaan. Apalagi ketika guru memberikan sebuah pernyataan dan siswa yang bisa menjawab dapat maju dan mengerjakan soal tersebut didepan kelas siswa berebut mengangkat tangannya keatas agar dapat maju mengerjakan soal didepan kelas. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa memiliki semangat yang besar ketika belajar didalam kelas.

Pertanyataan nomor 8 “ Saya suka belajar matematika secara berkelompok”. 15 Siswa menjawab pernyataan tersebut dengan jawaban “Ya” dan 13 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak” Hal ini menandakan bahwa siswa menyukai pelajaran matematika apalagi jika belajar secara berkelompok. Karena belajar berkelompok dengan temannya memberikan manfaat yang begitu besar. Dengan adanya belajar berkelompok siswa dilatih untuk saling bekerja sama dengan temannya untuk memecahkan sebuah masalah dan menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Selain itu juga dapat melatih siswa agar dapat saling membantu temannya, dengan kerja kelompok juga siswa dapat dilatih untuk menjadi siswa yang bertanggung jawab dengan teman satu kelompoknya sehingga tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga harus menghargai pendapat yang ada didalam kelompoknya.

Pernyataan nomor 9 “ Saya suka bertanya kepada guru jika saya kurang paham terhadap pelajaran matematika”. Dalam pernyataan ini 26 siswa menjawab dengan jawaban “ Ya” dan 2 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak”. Jawaban tersebut sesuai dengan apa yang dialami oleh siswa karena pada saat proses pembelajaran berlangsung ketika peneliti mengajar dikelas, siswa yang kurang paham dengan materi tersebut bertanya untuk dijelaskan kembali materi sehingga siswa dapat paham mengenai materi yang sedang diajarkan.

Pernyataan nomor 10 “ Saya suka berdiskusi dengan teman ketika sulit mengerjakan soal matematika”. 18 Siswa menjawab penyataan nomor 10 ini dengan jawaban “Ya” dan 10 siswa menjawab dengan jawaban “Tidak”. Jawaban tersebut sesuai dengan apa yang peneliti lihat didalam kelas karena pada saat siswa kesulitan mengerjakan soal matematika siswa bertanya kepada temannya bagaimana cara untuk mengerjakan soal tersebut. Sehingga siswa tersebut berdiskusi dengan temannya untuk menyelesaikan soal matematika tersebut.

Dalam Kompri (2017:137) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ingin tahu pada suatu hal atau aktifitas, tanpa adanya yang menyuruhnya. Selain itu juga minat belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor Seperti halnya yang dikemukakan oleh Kompri (2017:146-147) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar sebagai berikut: Belajar, bahan pelajaran dan sikap guru, keluarga, teman pergaulan, lingkungan, cita-cita, bakat, hobi, media massa, fasilitas.

Untuk mengukur hasil belajar siswa pelaksanaannya terlebih dahulu diberikan soal pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan, setelah diberikan perlakuan kemudian siswa diuji dengan menggunakan soal postest dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Instrument yang digunakan pada penelitian ini berupa soal pilihan ganda sejumlah 20 butir soal.

Hasil Pretest dan Posttest

Keterangan Nilai Rata- rata Tuntas Tidak Tuntas
Pretest 66 7 21
Posttest 85 26 2

 

Hasil penelitian yang didapatkan selama penelitian yaitu: berupa hasil belajar pretest yang diperoleh rata-rata sebasar 66, sedangkan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization maka hasil belajar posttest diperoleh nilai rata-rata sebesar 85. Jumlah siswa yang yang tuntas diatas KKM 75 pada hasil pretest 7 siswa dan 21 sisiwa tidak tuntas. Sedangkan pada hasil belajar posttest sejumlah 26 siswa tuntas dan 2 siswa tidak tuntas. Peneningkatan hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh perlakuan yang diberikan kepada siswa, siswa lebih aktif, tertarik pada materi pembelajaran dan lebih bersemangat dalam pembelajaran. Data hasil belajar pretest dan posttest kemudian diujikan normalkan dengan menggunakan uji normalitas, dan uji t.

Hasil Uji Normalitas

Hasil belajar Ltabel LHitung Keterangan
Pretest 0,161 0,159 Normal
Posttest 0,161 0,154 Normal

 

Pada hasil uji normalitas awal yaitu pada hasil belajar pretest diperoleh Lhitung sebesar 0,159 dan Ltabel sebesar 0,161 karena Lhitung ≤ Ltabel maka Ho diterima maka sampel tersebut berdistribusi normal. Sedangkan pada uji normalitas akhir yaitu pada hasil posttest diperoleh Lhitung sebesar 0,154 dan Ltabel sebesar 0,161 karena Lhitung ≤ Ltabel maka Ho diterima maka sampel tersebut berdistribusi normal.

Hasil uji t test sebesar 12,939 dengan taraf signifikan a=5% dan ttabel= 1,701. Karena thitung ≥ ttabel yaitu 12,939 ≥1,701, maka hipotesis dapat diterima, dengan demikian dapat disimpulkan hasil pretest dan posttest terdapat perubahan yang signifikan anatara hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Team Assisted Individualization efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Batang.

Berdasarkan bukti-bukti, terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan perbedaan yang signifikan antara sebelum diberi perlakuan dengan setelah diberi perlakuan dan juga tingkat ketuntasanmya tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena pada saat proses pembelajaran yang berlangsung dikelas dikelas siswa diminta untuk mengetahui cara menentukan keliling dan luas dari bangun persegi, persegi panjang dan segitiga. Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Jadi, jika terdapat siswa yang belum paham atau belum mengerti tentang penjelasan dari guru dapat dibantu dan dijelaskan kembali dengan temannya satu kelompoknya. Dengan seperti itu juga dilatih untuk saling membantu memecahkan masalah dan mendorong satu sama lain untuk berprestasi.

Pembelajaran dengan menggunakan model Team Assisted Individualization menyebabkan perubahan tingkah laku siswa atau dapat dikatakan ada peningkatan hasil belajar daripada pembelajaran tanpa model Team Assisted Individualization. Model Team Assisted Individualization merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam model pembelajaran Team Assisted Individualization dapat memberikan banyak waktu untuk siswa berpikir, merespon, dan saling membantu.

Pembelajaran dengan mengunakan model Team Assisted Individualization menunjukkan hasil yang baik sekali. Saat penelitian berlangsung tampak siswa antusias mengikuti pembelajaran. Terlihat rata-rata siswa menjawab secara langsung pertanyaan yang diberikan oleh guru. Banyak siswa yang mengangkat tangan tanda siswa ingin maju kedepan kelas untuk mengungkapkan pendapat. Siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh. Diskusi menumbuhkan sikap kerjasama dengan teman satu kelompoknya. Perilaku siswa sopan terhadap guru bahkan ketika pembelajaran hampir usai siswa menanyakan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

Keunggulan dari model pembelajaran Team Assisted Individualization yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok agar dapat menyelesaikan sebuah permasalahan dan dapat terselesaikan dengan berdiskusi dengan teman satu kelompoknnya. Dan dalam ini siswa yang memiliki kemampuan lemah dapat terbantu dengan temannya, mereka bisa saling membantu. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan lemah dapat diberikan bantuan penjelasan dari teman satu kelompoknya yang memiliki kemampuan lebih. Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Selain itu juga dapat menumbuhkan motivasi siswa agar belajar yang giat supaya mendapat nilai yang bagus serta berprestasi dikelas maupun dikelasnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya keefektifan model pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap minat dan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV B SD Negeri Bakalan Batang. Hal ini dibuktikan bahwa minat dan hasil belajar anak meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization terbukti dengan angkaet minat belajar yang sudah diisi oleh siswa sesuai dengan kenyataan yang dialami oleh siswa. Untuk hasil belajar dibuktikan dengan hasil uji t test sebesar 12,939 dengan taraf siginifikan a = 5% dan ttabel = 1,703. Berdasarkan kriteria pengujian apabila diperoleh nilai thitung ≥ ttabel Ha diterima atau 12,939 ≥ 1,703. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dan hasil uji ketuntasan secara klasikal mencapai 93%.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan pembelajaran pada siswa IV SD Negeri Bakalan Batang sebagai berikut: Model pembelajaran Team Assisted Individualization efektif ntuk meningkatkan minat belajar siswa, Model Team Assisted Individualization efektif terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa sehingga guru dapat menerapkannnya sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, Model pembelajaran Team Assisted Individualization memberikan pengaruh yang positif pada siswa sehingga guru dapat menerapkan sebagai salah satu cara dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningsih, Ujiati. 2018. “ Penerapan model pembelajaran koperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol 4 No. 1 Edisi Januari 2018, hlm 1-14.

Hermawan, Heri. “ Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Asssisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Bajugan pada operasi hitung campuran”. Jurnal Kreatif Tadulako Online. Vol 4 No. 9.

Huda, Miftahul. 2013. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indriani, Ratnaningsih. 2016. “ Pengaruh Model Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar IPS kelas V SD Negeri JuruGentong Bantul”. Jurnal Kurikulum dan Pendidikan. Edisi Mei 2016.

Kompri. 2017. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta: Media Akademik.

Parwati, Nyoman dkk. 2018. Belajar dan pembelajaran. Depok: Kharisma Putra Utama Offset.

Shoimin, Aris. 2017. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2001. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2016. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.