Guided Discovery
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP
TENTANG PLANET BUMI
DENGAN MEDIA VISUAL
MELALUI GUIDED DISCOVERY
DALAM PEMBELAJARAN IPA
SISWA KELAS V SD NEGERI KERTEN 2
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Peduk Rintayati
Staf Progdi PGSD-FKIP UNS Surakarta
ABSTRACT
The purposes of this research is to increase the understanding concept of earth planet in study of scientific learning with visual media by Guided discovery. The dependent variable in this classroom action research is to increse the understanding concept to ward the earth planet matter. While, the action variable in this research is visual media.
The place of this research at SDN Kerten 2. The classroom action research axesuted by two cycles. This subjects are the fifth grade students. The source data in this research from result of interview, result of science learning, syllabus, and execution plan of study. The techniques of collecting data are observation data activities of students and teacher. The document of teaching learning process and result testing of learning. The data validity applies trianggulation data and trianggulation method. The technique analyzis use interactive analysis model.
Based on results of the two cycles in the classroom action research these are applying with the visual media by guided discovery in scientific learning process at the earth planet matter. It can be seen from percentage of evaluation in scientific teaching process among fifth grade student in SDN Kerten 2 from preaction, by first cycle and second cycle: In preaction cycle, students who were obtaining minimum grade of 65 were 5 students or 27,78% of 18 students; in first cycle, students with grade 65 were 9 students (50% of 18 students); and in second cycle, students with grade 65 increased to 14 students (83,33% of 18 students). By preaction cycle to first cycle, the students learning achievement experienced an increase of 22,22%, and from first cycle to second cycle, the learning achievement increase was 33,33%. Based on the whole can be recommended that scientific teaching learning process by visual media can be increase the understanding concept of earth planet in fifth grade students SDN 2 Sidomulyo in the second semester of 2010.
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia yang handal sebagai modal dasar untuk semua upaya pembangunan suatu negara, untuk itu manusia dituntut menjadi manusia yang berkualitas. Tuntutan manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia pendidikan. Upaya pemenuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang yang dimulai sejak anak belajar di Sekolah Dasar (SD). Salah satu unsur yang turut menentukan Sumber Daya Manusia yaitu penguasaan IPA.
Salah satu mata pelajaran yang ada di SD yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah IPA. SD merupakan tempat pertama kali siswa mengenal konsep-konsep dasar IPA, karena itu pengetahuan yang diterima siswa hendaknya menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tinggi. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kenyataan yang terjadi di SD Negeri 2 Sidomulyo khususnya kelas V, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk dipelajari. Akibatnya rata-rata hasil belajar siswa lebih rendah dibanding mata pelajaran lainnya. Dalam proses pembelajaran, peserta didik cenderung masih pasif, selain itu penyampaian informasi dan aktivitas belajar mengajar masih didominasi guru (teacher centered). Siswa belum merasakan, mencoba, mempraktekkan sendiri, sebagai seorang pencari kebenaran. Akibatnya, siswa merasa bosan belajar IPA. IPA menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang menarik. Bahkan untuk sejumlah siswa, IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang sukar dipelajari. Dalam proses pembelajaran siswa kurang bisa mengembangkan pemikirannya, dan ketika guru memberikan suatu permasalahan, 65% siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, hal ini disebabkan karena guru hanya memberikan konsep IPA melalui penjelasan lisan (ceramah) sehingga siswa sulit untuk memahami konsep yang telah diberikan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPA, ada sebagian siswa yang kadang kala tidak sesuai dengan harapan guru, seperti bergurau dengan teman saat diterangkan, tidak mengerjakan PR, tidak membuat catatan, tidak memperhatikan saat diterangkan dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan, dalam pembelajaran IPA belum menggunakan media yang menarik bagi siswa. Dalam proses pembelajaran, guru sering kali menggunakan media yang sudah tersedia, yaitu text book. Gejala tersebut sedikit banyak mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Kurangnya kreatifitas dan inovasi guru dalam mengembangkan dan menciptakan media pembelajaran, mem-buat proses pembelajaran di kelas membosankan bagi siswa. Penggunaan media yang kurang menarik, tidak bervariasi, dan monoton, mengakibatkan rendahnya kesempatan peserta didik untuk berinteraksi secara aktif dalam pembelajaran. Peran guru cenderung dominan sehingga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran rendah dan siswa cenderung kurang tertarik untuk mendengarkan penjelasan-penjelasan yang monoton. Sehingga pencapaian hasil belajar tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Rata-rata hasil belajar IPA khususnya kelas V SDN 2 Sidomulyo rendah, karena hingga kini proses pembelajaran masih menggunakan paradigma absolutisme yaitu proses dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran, mengajar, belajar, dan melakukan evaluasi yang mengalir secara linier. Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Siswa datang ke sekolah duduk, mendengarkan, mencatat, dan mengulang kem-bali di rumah serta menghafal untuk menghadapi ulangan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada pada rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, berdasarkan kenyataan di lapangan, khususnya jumlah jam mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Sidomulyo yaitu 6 jam pela-jaran/minggu dan harus menguasai serta memahami 6 kompe-tensi dasar yang terdiri dari 22 indikator di semester 2. Hal ini mengakibatkan penguasaan dan pemahaman konsep terhadap mata pelajaran IPA masih relatif rendah, terutama pada indikator lapisan bumi. Selama ini guru hanya menyajikan konsep lapisan bumi dalam bentuk abstrak, tanpa menggunakan media, sehingga siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomulyo hanya membayangkan konsep lapisan-lapisan bumi yang diceritakan oleh guru.
Terkait belum optimalnya pemahaman siswa terhadap konsep lapisan bumi, maka peneliti berupaya menerapkan penggunaan media pembelajaran yang menarik sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Selain itu konsep yang abstrak harus dikonkritkan dengan media yang tentunya menarik minat peserta didik mengikuti pelajaran sekaligus untuk mendalaminya. Media yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah media visual (gambar dan LCD Proyektor). Menurut Arief S. Sadiman (2006: 28) media visual adalah media yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol. Digunakannya media visual karena media visual memiliki banyak manfaat, antara lain (a) menimbulkan daya tarik bagi siswa, (b) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (c) mempermudah pengertian siswa dalam menjelaskan materi yang bersifat abstrak agar lebih mudah untuk dipahami (d) memperjelas bagian-bagian yang penting (e) konsep yang terlau luas dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep tentang lapisan bumi melalui penggunaan media visual dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomulyo tahun pelajaran 2009/2010.
Suke Silversius (1991: 43-44) menyatakan bahwa pema-haman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: 1) menerjemahan (translation), pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata ke dalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan,2) menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, 3) mengektrapolasi (extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Menurut Morgan konsep adalah konstruksi atau gambaran untuk susunan simbolik yang mewakili suatu kejadian atau hal yang umum dan sering terjadi. Kemampuan manusia dalam membentuk suatu konsep memudahkan manusia dalam mengkategorisasikan sesuatu. Konsep warna “merah” misalnya, kita dapat mengklasifikasikan objek-objek yang berwarna merah atau tidak. Contoh yang lain adalah “buah-buahan”, kita dapat mengklarifikasikan mana yang merupakan buah dan mana yang tidak. (episentrum.com/search/pengertian konsep/2009/03. Diak-ses 10 Februari 2010)
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).. Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsur kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.
Assocation for Educational Communications and Technology (AECT 1977) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Menurut Benny Agus & Yuni Katrin (2009: 1.2) media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau perlengkapan yang dapat menjadi perantara dalam proses komunikasi antara guru dengan siswa. Sedangkan definisi media pembelajaran dalam arti yang luas adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan demikian guru atau dosen, bahan ajar, lingkungan adalah media pembelajaran. (Sri Anitah, 2009: 2).
Menurut Arief S. Sadiman (2006: 28), media visual adalah media yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Menurut Asra, Deni Darmawan, dan Cepi Riana (2007: 5.8), media visual adalah media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok visual, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi seperti diorama dan mokeup.
Sri Anitah (2009: 7) mengatakan, media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihannya. Media visual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: media visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara penerapan media visual dan pemahaman konsep lapisan bumi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif.
Variabel penelitian ini adalah pemahaman konsep lapisan bumi siswa kelas V SDN 2 Sidomulyo dan media visual.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, dan tes.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
HASIL PENELITIAN
Jumlah siswa yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah 18 orang, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan. Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilaksanakan terhadap siswa kelas V SDN 2 Sidomulyo tahun pelajaran 2009/2010, pemahaman konsep lapisan bumi siswa masih sangat rendah.
Dari data nilai dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas V SDN 2 Sidomulyo sebanyak 18 siswa hanya 5 siswa yang memperoleh nilai di atas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 13 siswa atau 72,22% memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 65. Hasil tes awal dapat dilihat pada tabel berikut:
Frekuensi Data Nilai Tes Awal Siswa Kelas V
SDN 2 Sidomulyo
No |
Rentang Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
25 – 35 |
1 |
5,56% |
2 |
36 – 46 |
2 |
11,11% |
3 |
47 – 57 |
6 |
33,33% |
4 |
58– 68 |
6 |
33,33% |
5 |
69 – 79 |
3 |
16,67% |
Jumlah |
18 |
100% |
Pada siklus I media visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar dua dimensi, untuk meningkatkan pemahaman konsep lapisan bumi pada pembelajaran IPA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel nilai siklus I sebagai berikut:
Nilai Pembelajaran IPA pada Materi Lapisan Bumi Siklus I
Nomor |
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
45-51 |
2 |
11,11% |
2 |
52-58 |
4 |
22,22% |
3 |
59-65 |
5 |
27,78% |
4 |
66-72 |
4 |
22,22% |
5 |
73-79 |
3 |
16,67% |
|
Jumlah |
18 |
100% |
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus 1, siswa yang memperoleh nilai 45 dan 47 sebanyak 2 siswa atau 11,11%, siswa mendapat nilai 53, 55, dan 57 sebanyak 4 siswa atau 22,22%, siswa mendapat nilai 60, 62, 63, 65 dan 64 sebanyak 5 siswa atau 27,78%, siswa mendapat nilai 70 dan 72 sebanyak 4 siswa atau 22,22%, dan siswa mendapat nilai 73 dan 76 sebanyak 3 siswa atau 16,67%.
Dari hasil analisis data pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa presentase hasil tes siswa yang tuntas yaitu 50% dengan nilai batas tuntas 65, sedangkan siswa yang belum tuntas yaitu 50%, sehingga dalam pelaksanaan siklus I, indikator kinerja yang telah ditetapkan belum dapat tercapai.
Siklus I telah dilaksanakan, tetapi masih tedapat kelemahan yaitu pada belum pahamnya siswa terhadap konsep lapisan bumi, hal ini dapat dibuktikan dengan belum tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan. Kelemahan tersebut diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II.
Pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi lapisan bumi siklus II dengan menerapkan penggunaan media visual berupa LCD Proyektor. Selain itu, dalam pelaksanaan siklus II ini guru lebih banyak memberikan motivasi pada siswa untuk lebih bertanya secara langsung pada guru mengenai hal-hal yang belum mereka pahami khususnya pada pembelajaran IPA.
Hasil pembelajaran IPA pada materi lapisan bumi siswa kelas V pada siklus II diperoleh nilai pada Tabel sebagai berikut:
Nilai Pembelajaran IPA pada Materi Lapisan Bumi
Siklus II
Nomor |
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
55-63 |
3 |
16,67% |
2 |
64-72 |
2 |
11,11% |
3 |
73-81 |
6 |
33,33% |
4 |
82-90 |
5 |
27,78% |
5 |
91-99 |
2 |
11,11% |
|
Jumlah |
18 |
100% |
Dari data frekuensi data nilai siklus II pada tabel dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 55, 61, dan 63 sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa mendapat nilai 64 dan 65 sebanyak 2 siswa atau 11,11 %, siswa yang memperoleh nilai 73, 75, 77, 80 sebanyak 6 siswa atau 33,33%, siswa yang memperoleh nilai 83, 87, dan 90 sebanyak 5 siswa atau 27,78% dan siswa yang mendapat nilai 93 dan 97 sebanyak 2 siswa atau 11,11%.
Dari hasil analisis data pada tes siklus II tabel dapat disimpulkan bahwa presentase hasil tes siswa yang tuntas atau di atas KKM yaitu dengan nilai batas tuntas 65, sedangkan siswa yang belum tuntas yaitu 83,88%, sehingga dalam pelaksanaan siklus II, indikator kinerja yang telah ditetapkan telah tercapai.
Pemahaman konsep lapisan bumi pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomulyo tahun pelajaran 2009/2010 dapat meningkat dengan diterapkannya media visual pada pembelajaran. Peningkatan tersebut bukan hanya pada nilai akhir evaluasi, tetapi juga pada proses pembelajaran IPA. Keaktifan siswa dalm mengikuti pembelajaran meningkat dari siklus I sampai siklus II. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain keaktifan, terlihat pula terjadi peningkatan pada aspek keberanian, kreativitas dan inisiatif siswa.
Peningkatan pemahaman konsep lapisan bumi dapat dilihat pada Tabel berikut:
Nilai Pembelajaran IPA pada Materi Lapisan Bumi
No |
Nilai
|
Frekuensi |
|||||
Pratindakan |
Siklus I |
Siklus II |
|||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
||
1 |
27-37 |
1 |
5,56% |
– |
– |
– |
– |
2 |
38-48 |
2 |
11,11% |
2 |
11,11 |
– |
– |
3 |
49-59 |
6 |
33,33% |
4 |
22,22% |
1 |
5,56% |
4 |
60-70 |
6 |
33,33% |
8 |
44,44% |
4 |
22,22% |
5 |
71-81 |
3 |
16,67% |
4 |
22,22% |
6 |
33,33% |
6 |
82-92 |
– |
– |
– |
– |
5 |
27,78% |
7 |
93-103 |
– |
– |
– |
– |
2 |
11,11% |
|
Jumlah |
18 |
100% |
18 |
100% |
18 |
100% |
Peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA pada materi lapisan bumi dari pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Perbandingan Hasil Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II
Siswa Kelas V SDN 2 Sidomulyo
Keterangan |
Pratindakan |
Siklus I |
Siklus II |
Nilai terendah |
27 |
45 |
55 |
Nilai tertinggi |
76 |
76 |
97 |
Rata-rata nilai |
57,61 |
62,78 |
77,33 |
Siswa belajar tuntas |
27,78% |
50% |
97% 83,33 % |
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa pemahaman konsep lapisan bumi meningkat setelah diterapkannya media visual dalam pembelajaran IPA.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uraian dan penjelasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: media visual yang diterapkan dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi lapisan bumi. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 57,61 pada siklus I nilai rata-rata meningkat mencapai 62,78 dan lebih dari 50 % siswa sudah memenuhi nilai KKM.. Pada tes siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 77,33 dan 83,33% siswa sudah memenuhi nilai KKM.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan media visual pada kelas V SDN 2 Sidomulyo tahun pelajaran 2009/2010, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi peserta didik SDN 2Sidomulyo pada khususnya sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
Membantu penggunaan media visual dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2. Bagi guru
a. Untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa diha-rapkan menggunakan media visual.
b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas siswa dan keefektifan pembelajaran diharapkan menerapkan media visual.
c. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan media visual pada materi lapisan bumi.
3. Bagi siswa
a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan idea atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berja-lan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya keda-lam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1996. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas V Sekolah Dasar.Jakarta: Depdikbud
Arief S. Sadiman. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Aristo Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktor Tenaga Kependidikan.
Asra, Deni Darmawan, dan Cepi Riana. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Azhar Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cetakan ke-4
Bloom Benyamin S. 1975. Taxonomy of Educational Objectives The Classification of Educational Goals, Hand Book I. New York: David McKay Company. Inc
Depdiknas.2003.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati dan Mujiyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta
Djamarah, SB dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
I G A K Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Leo Sutrisno dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Dikti.
Lexy J.Moelong.1995.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Milles dan Huberman.2000.Model-model Analisis Penelitian Tindakan Kelas
Moh Surya. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Ilmu