HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA GURU SMA SWASTA UMUM BINAAN DISDIKPORA KOTA SALATIGA
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA GURU SMA SWASTA UMUM
BINAAN DISDIKPORA KOTA SALATIGA
Dwi Setya Ariani
Fakultas Psikologi-Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan anara Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Pemberdayaan Psikologis. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja yng ditulis oleh Lane (2004) dan Skala Pemberdayaan Psikologis yag ditulis oleh Spreitzer (1995). Adapun partisipan penelitian adalah 60 orang guru SMA Swasta Umum Binaan Disdikpora Kota Salatiga, Indonesia. Analisa data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Metode statistik yang digunakan adalah korelasi pearson product moment. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Pemberdayaan Psikologis.
Kata Kunci: Dukungan Sosial Rekan Kerja, Pemberdayaan Psikologis, Guru SMA Swasta Umum Binaan Disdikpora Kota Salatiga-Indonesia.
LATAR BELAKANG
Mutu pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, pemerintah dari seluruh negara terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya melalui berbagai intervensi. Berbicara mengenai kualitas pendidikan pastilah melibatkan peran ‘pendidik’, baik guru maupun dosen. Akan tetapi, upaya memaksimalkan fungsi guru untuk meningkatan mutu pendidikan bukan hal yang mudah. Terdapat faktor ‘eksternal’ dan ‘internal’ yang harus diper-hatikan untuk meningkatkan mutu/kualitas guru yang pada akhirnya diharapkan mampu mendorong kemajuan kualitas penidikan bangsa (Farisi, 2011; Sukadi, 2007).
Faktor internal berasal dari dalam diri guru itu sendiri, yang dapat berupa minat terhadap profesi guru maupun karakteristik personal guru (usia, gender, status pernikahan, dan sebagainya). Pemberdayaan Psikologis termasuk salah satu faktor internal yang berpengaruh terhadap mutu/kualitas guru. Spreitzer (1995) mendefinisikan Psychological Empo–werment (Pemberdayaan Psikologis) seba–gai konstruk motivasional yang termani–festasi dalam empat bentuk kognisi, yaitu: meaning, competence, self-determination, dan impact.
”Psychological Empowerment is de–fined as a motivational construct manifest–ted in four cognitions: meaning, competen–ce, self-determination, and impact” (Spreitzer, 1995, h.1444).
Guru dengan tingkat Pemberda-yaan Psikologis yang tinggi mampu meredam rasa ketidakmampuan dan terhindar dari hilangnya kendali atas dirinya sendiri ketika melakukan pekerjaan sebagai guru (Spreitzer, 2007).
Mengapa Pemberdayaan Psikologis berperan penting dalam peningkatan mutu/kualitas guru? Bagaimana proses/me-kanismenya? Pada penelitian Bogler dan Somech (2004), hal tersebut terjadi melalui serangkaian proses. Melalui self-efficacy, guru yang memiliki harapan tinggi terhadap diri sendiri untuk sukses di sekolah akan mengeluarkan fungsi-fungsi ‘ekstra’ dari dalam dirinya. Pada akhirnya guru tersebut akan memberikan totalitas kerja sepanjang kariernya sebagai guru.
Demikian telah dijelaskan di atas pentingya faktor internal (Pemberdayaan Psikologis) dalam rangka peningkatan mutu/kualitas guru. Apakah faktor internal saja cukup? Tentunya tidak. Keseimbangan terjadi ketika ada harmoni antara faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal berasal dari luar diri guru, yaitu faktor lingkungan (dukungan keluarga,dukungan rekan kerja,fasilitas tempat kerja,dsb).
Sebagai salah satu faktor ekster-nal, Dukungan Sosial Rekan Kerja didefini-sikan sebagai indikasi bahwa individu menjalankan sebuah fungsi untuk mendukung seseorang. Lebih jelasnya, Cobb (1979) mendefinisikan Dukungan Sosial sebagai persepsi individual bahwa individu dicintai, dihargai, diakui sebagai aset dalam organisasi.
Mengapa Dukungan Sosial Rekan Kerja? Bagaimana Dukungan Sosial Rekan Kerja mampu mendukung peningkatan mutu/kualtas guru? Melalui status, guru yang merasa diperlakukan secara profesional, diakui, dan dihargai kompetensinya oleh rekan kerja guru di sekolah, cenderung lebih berkontribusi aktif terhadap perkembangan sekolah. (Bogler & Somech, 2004). Melalui professional growth, guru yang merasa bekerja dalam lingkungan kondusif yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan profesi akan merasakan adanya komitmen terhadap profesinya (Bogler & Somech, 2004).
Dukungan Sosial Rekan Kerja juga terbukti sebagai salah satu faktor yang menjadi penyebab guru meninggalkan profesinya. Guru yang tidak mendapat dukungan dari sesama guru di sekolah memiliki kecenderungan tinggi untuk menyerah dan rentan meninggalkan profesinya (Coladarci, 1992). Selain itu, Greenglass et al. (1996) memberi penguatan bahwa dukungan dari rekan kerja merupakan dukungan yang lebih efektif karena pekerja memiliki komunikasi yang lebih intens dengan rekan kerja di tempat kerja.
Berdasarkan serangkaian penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pemberdayaan psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja merupakan faktor penting dalam peningkatan kualias/mutu guru yang pada akhirnya menentukan kualitas pendidikan. Baik Pemberdayaan Psikologis maupun Dukungan Sosial Rekan Kerja, masing-masing terbukti berpengaruh terhadap mutu/kualitas guru yang pada akhirnya menentukan kualitas pendidikan (Spreitzer, 2007; Bogler dan Somech, 2004; Singh dan Billingsley, 1998; Berry, 2012; Coladarci, 1992).
Hal tersebut di atas kemudian meimbulkan pertayaan dalam pikiran penulis: “jika Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja masing-masing mampu berkontribusi positif terhadap peningkatan mutu/kualitas guru, apakah hal itu berarti keduanya pasti memiliki hubungan/korelasi?. Dalam hal inilah penulis tergugah untuk membuktikan secara ilmiah bahwa Pembedayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja memiliki hubungan yang signifikan.
Argumen penulis mengenai hubungan antara Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja mengacu kepada pendapat London (1983) yang menekankan bahwa individual characteristics (Pemberdayaan Psikologis) bila membentuk interaksi yang kongruen dengan situational characteristics (Dukungan Sosial Rekan Kerja), maka interaksi keduanya akan berpengaruh secara efektif terhadap perilaku dan pengambilan keputusan individu di dalam kariernya.
Selain itu, penulis berpendapat bahwa guru yang memiliki Pemberdayaan Psikologis yang tinggi memang memiliki dorongan dari dalam (internal), tetapi dorongan tersebut pada akhirnya membutuhkan penguatan dari luar supaya menjadi perilaku nyata/overt. Dalam hal inilah guru dengan tingkat Pemberdayaan Psikologis yang tinggi membutuhkan Dukungan Sosial Rekan Kerja, supaya hasrat yang tinggi terhadap profesi mampu dikeluarkan dalam bentuk perilaku nyata yang selaras dengan nilai dan tuntutan profesi.
Dalam rangka menjawab pertanya-an dasar dari penelitian ini, maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja Pada Guru SMA Swasta Umum Binaan Disdikora Kota Salatiga.
H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja Pada Guru SMA Swasta Umum Binaan Disdikora Kota Salatiga.
METODE PENELITIAN
Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah 60 orang guru yang bekerja di 3 SMA swasta umum binaan Disdikpora kota Salatiga, yaitu: SMA Kristen 1, SMA Kristen 2, dan SMA Kristen Satya Wacana, yang diambil secara acak dari 5 SMA swasta umum binaan Disdikpora kota Salatiga.
Alat Ukur Penelitian
Alat ukur dalam penelitian ini terdiri dari 2 skala, yaitu: Skala Pemberdayaan Psikologis dan Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja.
Alat ukur Pemberdayaan Psikologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Pemberdayaan Psikologis hasil modifikasi dari Psychological Empowerment Scale yang ditulis oleh Spreitzer (1995). Skala Pemberdayaan Psikologis tersebut telah digunakan dalam penelitian Spreitzer (1995) dan memiliki koefisien realibilitas sebesar 0.72. Skala tersebut memiliki empat subskala sesuai dengan aspek Pemberdayaan Psikologis, yaitu subskala Meaning, Competence, Self Determination, dan Impact.
Sedangkan alat ukur Dukungan Sosial Rekan Kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja hasil modifikasi dari Coworker Support Scale yang ditulis oleh Lane (2004). Skala tersebut memiliki dua subskala sesuai dengan aspek Dukungan Sosial Rekan Kerja, yaitu subskala Dukungan Emosional (Emotional Coworker Support) dan Dukungan Instrumental (Instrumental Coworker Support). Coworker Support Scale telah digunakan oleh Lane (2004) pada penelitiannya dan memiliki koefisien reliabilitas subskala Emotional Coworker Support sebesar 0.92, serta koefisien reliabilitas subskala Instrumental Coworker Support sebesar 0.88.
Hasil Seleksi Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur
Seleksi aitem dan uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Seleksi aitem dilakukan dengan menyisihkan aitem dengan nilai corrected item total correlations < 0,25 (Azwar, 1999). Berikut adalah hasil seleksi aitem dan uji reliabilitas alat ukur dengan N=60; taraf signifikansi 5%:
1). Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja
Dari 25 aitem, ternyata seluruhnya dapat dikatakan layak dengan nilai corrected item total correlations > 0,25 dan memiliki koefisien cronbach alpha sebesar 0,92.
2). Skala Pemberdayaan Psikologis
Dari 25 aitem, terdapat 2 aitem yang tidak dapat dipertahankan. Terdapat 23 aitem yang dianggap layak dan memiliki koefisien cronbach alpha sebesar 0,90.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisa menggunakan metode statistik korelasi pearson product moment dengan bantuan program SPSS 16.
Hasil
Tabel 3.1
Berdasarkan tabel 3.1 di atas, terlihat nilai signifikansi atau nilai-p adalah 0.005 (lebih kecil dari 0.05) maka hasil penelitian ini menolak H0 dan menerima H1 yang berarti bahwa: ‘terdapat hubungan yang signifikan Antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Pemberdayaan Psikologis Pada Guru SMA Swasta Umum Binaan Disdikpora Kota Salatiga’.
Hubungan yang terjadi antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Pemberdayaan Psikologis tersebut bersifat positif, dengan koefisien pearson correlation sebesar 0,358. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi Dukungan Sosial Rekan Kerja maka semakin tinggi Pemberdayaan Psikologis. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah tingkat Dukungan Sosial Rekan Kerja maka semakin rendah Pemberdayaan Psikologis.
Pembahasan
Berdasarkan uji korelasi pada Tabel 3.1 di atas diperoleh nilai-p sebesar 0.005 (lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%). Dengan demikian hasil penelititan ini menerima H1 dan menolak H0, yang memiliki arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Pemberdayaan Psikologis.
Terdapat kemungkinan terjadinya keterkaitan/hubungan antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Pemberdayaan Psikologis guru, yaitu:
Guru yang merasa dirinya menguasai kompetensi dan skill dalam profesi guru (Pemberdayaan Psikologis) secara ‘simultan’ mendapat penguatan yang bersifat ‘kongruen’ berupa kondisi rekan kerja yang saling berbagi ide dan saling membantu dalam bekerja (Dukungan Sosial Rekan Kerja) sehingga guru tersebut cenderung mengambil keputusan untuk berperilaku selaras dengan makna dan tujuan profesi (menunjukkan totalitas kerja).
Argumen di atas berlandaskan pada teori career motivation London (1983) yang menjelaskan bahwa interaksi antara individual characteristics dan situational characteristics dapat berpengaruh terhadap career decision and behavior. Seperti yang terdapat di dalam teori career motivation London (1983) yang menjelaskan bahwa ‘Individual characteristics dan situational characteristics dapat berpengaruh langsung terhadap decisions and behaviors dengan syarat: individual characteristic bersifat stabil/terintegrasi dalam konsep diri (self consept) dan situasional characteristics memiliki kontrol yang kuat dan membatasi kemungkinan decisions and behaviors.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian mengenai Hubungan antara Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja Pada Guru SMA Swasta umum Binaan Disdikpora Kota Salatiga ini menghasilkan data yang mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja. Pemberdayaan Psikologis, dan Dukungan Sosial Rekan Kerja partisipan berada pada kategori rendah, sedang, dan tinggi.
Saran
1). Saran Bagi Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja guru. Temuan ini diharapkan menjadi pedoman bagi sekolah dalam menyusun kebijakan/peraturan sekolah yang mendorong Pemberdayaan Psikologis guru sekaligus mampu meningkatkan kohesifitas antar guru (Dukungan Sosial Rekan Kerja), seperti: memberikan kelonggaran kepada guru untuk menerapkan ilmu maupun strategi mengajar, mengusahakan para guru untuk melanjutkan pendidikan, membiasakan iklim demokratis atau terbuka terhadap usulan yang muncul dari para guru terkait sistem belajar mengajar, membiasakan kerjasama antar guru, serta menerapkan program gathering yang mampu merekatkan hubungan antar guru.
Dengan demikian, diharapkan para guru mampu berkembang mencapai potensi dan prestasi yang maksimal serta sadar akan peran rekan kerja dalam pencapaiannnya tersebut. Pada akhirnya mutu/kualitas guru diharapkan mengalami peningkatan sehingga kualitas pendidikan bangsa juga meningkat.
2). Saran Bidang Penelitian
Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan penelitian ini dengan memperhitungkan berbagai kelemahan dalam penelitian ini, penulis sangat menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian melibatkan partisipan guru dari SMA negeri untuk meningkatkan generalisasi hasil penelitian. Hal tersebut juga dimaksudkan supaya diperoleh perbandingan antara guru SMA swasta dan guru SMA negeri, sehingga diketahui karakteristik hasil penelitian pada kedua jenis SMA tersebut.
Selain itu penulis juga menyaran–kan bagi peneliti selanjutnya, jika dimung–kinkan, untuk melakukan pengambilan data penelitian serentak dengan mengumpulkan partisipan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir jumlah angket yang cacat (tidak sempurna) maupun mencegah angket yang tidak dikembalikan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berry, A. B. (2012). The relationship of perceived support to satisfaction and commitment for special education teachers in rural areas. Rural Special Education Quarterly, 31(1), 3-14.
Bogler, R., & Somech, A. (2004). Influence of teacher empowerment on teachers’ organizational commitment, professional commitment and organizational citizenship behavior in school. Teaching and Teacher Education, 20, 277-289.
Cobb, S. (1976). Social support as a moderator of life stress. Psychosomatic Medicine, 4, 300-314.
Coladarci, T. (1992). Teachers’ sense of efficacy and commitment to teaching. The Journal of Experimental Education, 60(4), 323-337.
Farisi, M. I. (2011). Fakta-fakta penelitian tentang profesi guru dan pengembangan profesi guru. Interaksi: Jurnal Kependidikan, 6(5), 1-8.
Greenglass, E., Fiksenbaum, L., & Burke, R. J. (1996). Components of social support, buffering effects and burnout: Implications for psychological functioning. Anxiety, Stress, and Coping, 9, 185-197.
Lane, R. S. (2004). The influence of work stress and work support on burnout in public hospital nurses. Doctoral Dissertation, Faculty of Education, Queensland University of Technology, Australia.
London, M. (1983). Toward a theory of career motivation. Academy of Management Review, 8(4), 620-630.
Singh, K., & Billingsley, B. S. (1998). Professional support and its effects on teachers’ commitment. The Journal of Educational Research, 91(4), 229-239.
Somech, A. & Bogler, R. (2002). Antecedents and consequences of teacher organizational and professional commitment. Educational Administration Quarterly, 38(4), 555-557.
Spreitzer, G. M. (1995). Psychological empowerment in the workplace: dimensions, measurement, and validation. Academy of Management Journal, 38(5), 1442-1465.
Spreitzer, G. M. (2007). Giving peace a chance: organizational leadership, empowerment, and peace, Journal of Organizational Behavior, 28, 1077-1095.
Sukadi. (2007). Guru yang profesional dan tunjangan profesi guru. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 523-539.