Implementasi Ekstrakurikuler Menggambar di SD
IMPLEMENTASI EKSTRAKURIKULER MENGGAMBAR
DI SD MUHAMMADIYAH KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES
Asih Apriliyazi
Veryliana Purnamasari
Rofian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi ekstrakurikuler menggambar dan hasil karya siswa setelah selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menggambar di SD Muhammadiyah Ketanggungan Kabupaten Brebes. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk deskriptif kualitatif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menggambar di SD Muhamadiyah Ketanggungan tahun ajaran 2019/2020. Sampel yang diambil adalah hasil karya dari 8 siswa yang telah selesai mengikuti ekstrakurikuler menggambar terdiri dari kelas I, II, dan III. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil deskripsi dan analisis dari observasi, wawancara dan dokumentasi penelitian menunjukan bahwa implementasi ekstrakurikuler menggambar di SD Muhammadiyah Ketanggungan telah tercapai, dan hasil karya siswa setelah selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menggambar sudah cukup bagus, hal ini ditunjukan dengan gambar siswa yang cukup kreatif sesuai dengan imajinasi mereka dan meniru contoh dari guru pembina ekstrakurikuler menggambar.
Kata kunci: Implementasi, Ekstrakurikuler, Menggambar
PENDAHULUAN
Setiap anak pada hakikatnya dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda. Kristanto dan Haryanto (2014: 4) menyatakan bahwa pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak, pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan, tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak – anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Akan tetapi fenomena yang terjadi saat ini banyak orang tua peserta didik dan pengajar lebih menekankan anak tumbuh dan berkembang dengan prestasi akademik dan mengabaikan prestasi seni didalam peserta didik. Kecerdasan setiap anak pasti berbeda – beda. Ada yang cerdas dalam bidang akademik, ada yang cerdas dalam bidang seni. Untuk itu tugas orang tua beserta pengajar agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.
Pendidikan seni disekolah dasar berbeda dengan jenjang pendidikan lain berdasarkan karakteristik dan kebutuhannya (Kamaril,dkk, 2001: 1.41). Hal ini dikarenakan kemampuan peserta didik tiap jenjang umurnya selalu berbeda begitu pula karakteristik dan kebutuhan seni yang dimilikinya. Kegiatan menggambar merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang tidak dapat dilewatkan dalam perkembangan kehidupan anak, karena dengan menggambar dapat menumbuh kembangkan daya kreatif anak. Imajinasi anak pada usia sekolah dasar diperlukan adanya pembinaan, arahan dan bimbingan dari guru atau pengajar yang berkompeten dibidang seni rupa, yaitu melalui kegiatan yang kreatif dan positif. Salah satu contohnya sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler menggambar.
Implementasi seni di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler menggambar. Berdasarkan orientasi, melalui observasi awal di SD Muhammadiyah Ketanggungan Kabupaten Brebes sebagai lokasi penelitian, pada hari Sabtu tanggal 21 Maret 2020 dengan ibu Amelia Fitriyani selaku guru pembimbing ekstrakurikuler menggambar, diperoleh informasi bahwa SD tersebut merupakan salah satu sekolah yang peduli pentingnya pengembangan bakat dan minat siswa. Sarana dan prasarana yang memadai menunjang aktivitas siswa untuk berkembang lebih baik. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai penunjang kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler menggambar ini banyak diminati oleh siswa kelas rendah, mulai dari siswa kelas I sampai siswa kelas III. Kegiatan ekstrakurikuler menggambar dilakukan setiap hari sabtu jam 09.00 s/d 10.30 WIB diruang kelas Ib SD Muhammadiyah Ketanggungan. Oleh karena itu peneliti tertarik ingin melakukan penelitian kegiatan ekstrakurikuler menggambar di SD Muhammadiyah Ketanggungan Kabupaten Brebes. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler menggambar dan hasil karya siswa setelah selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menggambar di SD Muhammadiyah Ketanggungan Kabupaten Brebes.
KAJIAN PUSTAKA
Implementasi menurut KBBI V adalah pelaksanaan, penerapan atau pengembangan versi kerja sistem dari desain yang diberikan. Implementasi ekstrakurikuler berarti pelaksanaan ekstrakurikuler. Menurut Lestari, (2016: 137) kegiatan esktrakurikuler merupakan wahana dalam mengembangkan bakat dan minat siswa diluar jam pelajaran. Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Kegiatan ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi Kegiatan Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik.
Menurut Karamil,dkk. (2001: 1.41) pendidikan kesenian adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik untuk mengembangkan cita rasa keindahan dan mengolah kemampuan menghargai seni dari peserta didik. Sedangkan menurut Rofian (2019: 89) Pendidikan seni di sekolah dasar merupakan bagian integral dari mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang meliputi seni rupa, seni musik, seni drama dan seni tari. Salah satu pendidikan seni di sekolah dasar adalah ekstrakurikuler seni lukis yang didalamnya memuat melukis dan menggambar. Menurut Rengganis (2017:50) menggambar adalah aktivitas kreatif untuk menyalurkan dan menggambarkan ekspresi seseorang yang membuatnya. Sedangkan Aaolihin (2013: 1) dalam Pratiwi (2014) mengemukakan bahwa menggambar adalah kegiatan membuat bentuk-bentuk sesuai imajinasi anak, baik yang dilihat langsung atau berasal dari hayalannya. Jadi, meggambar adalah kegiatan untuk menyalurkan ekspresi seseorang melalui sebuah karya gambar.
Penelitian yang relevan berkaitan dengan implementasi kegiataan ekstrakurikuler ini adalah penelitian yang dilakukan oleh (Mega rensi wijayanti, 2017) dengan judul “Implementasi ekstrakurikuler seni membatik pada siswa kelas V SDN 01 Desa Kebondalem Kabupaten Pemalang” tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi ekstrakurikuler seni membatik dan hasil karya siswa pada saat membuat batik jumputan dalam mengikuti ekstrakurikuler seni membatik pada siswa kelas V SDN 01 Kebondalem Kabupaten Pemalang. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Hasil dari perolehan angket menunjukkan bahwa siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti ekstrakurikuler membatik jumputan setelah terlebih dahulu dikenalkan beberapa motif dan corak batik jumputan yang sudah jadi, karena hal itu dapat untuk menambah pengetahuan siswa selama dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membatik tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena peneliti ingin menggali data berupa deskripsi implementasi ekstrakurikuler menggambar di SD Muhammadiyah Ketanggungan Kabupaten Brebes dan hasil karya siswa setelah selesai mengikuti ekstrakurikuler mengambar. Seperti yang dikemukakan Emzir (2010: 3) penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil pendekatan penelitian kualitatif tersebut kemudian dilaporkan dalam bentuk naratif bukan dalam bentuk angka, dengan kata lain peneletian ini bersifat deskriptif. Sumartono (2017: 44) menerangkan bahwa analisis naratif adalah pendekatan dalam penelitian di mana peneliti mengumpulkan deskripsi peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian dan kemudian menyusun semuanya menjadi sebuah cerita menggunakan plot atau garis cerita. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sumartono (2017: 31) menyatakan ada dua jenis data yang bisa digunakan bersama untuk menyusun sebuah argumen penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara di lapangan. Data sekunder dalam penelitian ini terdapat pada rekam kegiaatan ekstrakurikuler menggambar tahun ajaran 2019/2020 dan hasil karya siswa setelah selesai mengikuti ekstrakurikuler menggambar. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. Menurut Emzir (2010: 129-134) analisis data kualitatif model Miles dan Huberman terdapat tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif yaitu: 1) reduksi data, 2) model data (data display),3) penarikan/ verifikasi kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil temuan dari observasi, wawancara dan dokumentasi pada ekstrakurikuler menggambar di SD Muhammadiyah Ketanggungan Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut:
SD Muhammadiyah Ketanggungan beralamat di Jln. Ahmad yani no.104 Desa Dukuhturi Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 09 September 2020, kondisi fisik SD Muhammadiyah cukup baik untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar. Untuk ruang ekstrakurikuler sendiri mengikuti guru pendamping ekstrakurikuler masing- masing. Kegiatan ekstrakurikuler menggambar dilaksanakan di ruang kelas Ib.
Pelaksanaan kegiataan ekstrakurikuler menggambar di sekolah meliputi:
- Penjadwalan ektrakurikuler menggambar, berdasarkan sumber data berupa dokumen sekolah pelaksanaan ekstrakurikuler menggambar tahun ajaran 2019/2020 dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 09.00 – 10.30 WIB di kelas Ib. Guru yang mengajar ekstrakurikuler menggambar adalah ibu Amelia fitriyani.
- Materi yang diberikan guru yaitu materi tentang pengertian menggambar, pengenalan teknik, media menggambar, dan jenis-jenis menggambar.
- Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler menggambar tahun ajaran 2019/2020 berjumlah 31 orang, yang terdiri diri kelas I sebanyak 10 anak, kelas II sebanyak 8 anak, kelas III sebanyak 13 anak. Usia siswa antara 7-9 tahun.
- Rekam kegiatan ekstrakurikuler menggambar di Sd Muhammadiyah ketanggungan tahun ajaran 2019/2020 yaitu:
- Menyiapkan alat dan bahan untuk menggambar
- Guru pembina memberikan contoh gambar kepada siswa dipapan tulis
- Siswa mencontoh guru
- Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler menggambar, sesuai kreteria penilaian yang berdasarkan guru ekstrakurikuler menggambar meliputi: kesesuain tema, gagasan, pewarnaan, proses pengerjaan, keindahan, kebersihan, keseimbangan dan ketepatan waktu.
Pembahasan hasil karya siswa setelah selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menggambar adalah sebagai berikut:
Siswa kelas I
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini hasil karya gambar siswa kelas I berusia 7 tahun. Pada usia ini anak berada pada periode pra bagan (Pre schematic stage). Menurut Viktor Lowenfeld dalam kristanto dan haryanto (2014: 44) periode pra bagan (Pre schematic stage) periode ini berlaku bagi anak berusia 4-7 tahun. Gambar yang dibuat oleh anak mulai menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitar mereka.
Garis-garis yang muncul seperti garis melingkar, garis bergelombang, garis melengkung, garis lurus vertikal dan horizontal menjadi perwakilan dari objek yang diimajinasikan anak. Garis melingkar dimaksud sebagai objek kepala, karena secara sederhana anak melihat kepala seperti lingkaran. Dapat dilihat pada gambar mahira, naima dan zahrani pada saat mereka menggambar manusia. Tema gambar yang diberikan guru yaitu sesuai dengan imajinasi mereka, guru membebaskan mereka untuk berkreasi pada karya gambarnya masing-masing. Dari ke tiga karya gambar siswa kelas I diatas dapat disimpulkan bahwa anak sudah mulai menggambar objek dalam suatu hubungan yang logis dengan gambar lainya atau menggambar bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitar mereka. Pada gambar a.1 mahira menggambar perahu beserta manusia didalamnya. Gambar a.2 naima menggambar tenda beserta manusia dan tanaman disekitarnya. Gambar a.3 zahrani menggambar laut beserta manusia dengan papan selancarnya. Dengan demikian mereka bertiga sudah mampu menggambar objek dalam suatu hubungan yang logis dengan gambar lainya atau menggambar bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitar mereka.
Siswa kelas II
Usia anak sekitar 8 tahun, pada usia ini anak berada pada periode bagan (schematic stage). Menurut Viktor Lowenfeld dalam kristanto dan haryanto (2014: 45) periode bagan (schematic stage) periode ini berlaku bagi anak berusia 7 sampai 9 tahun. Itu artinya pada usia 8 tahun periode anak dalam periode menggambar anak ada pada periode bagan. Ciri utama gambar anak pada fase ini adalah adanya garis dasar yang merupakan tempat objek atau benda-benda berdiri, merupakan suatu perkembangan yang wajar. Ciri lainnya, adanya gambar yang disebut “sinar X” (X-ray), yakni gambar berisi benda atau objek lain dalam suatu ruang yang sebenarnya tidak kelihatan.
Warna mulai objektif artinya anak menyadari adanya hubungan antara warna dengan objek. Dapat dilihat dari gambar karya citra dan amira pada saat mereka menggambar rumah dan memberikan warna pada gambar rumahnya. Tema gambar yang diberikan guru yaitu desaku. Dari ke dua karya gambar siswa kelas II diatas dapat disimpulkan bahwa anak sudah mulai menggambar gambar yang berisi benda atau objek lain dalam satu ruang yang sebenarnya tidak kelihatan. Pada gambar b.1 citra menggambar rumah dengan jendela bagian dalam berwarna coklat dan hijau. Gambar b.2 amira menggambar rumah dengan jendela yang tidak berwarna dan ada yang berwarna hijau. Dengan demikian mereka sudah mampu menggambar gambar yang berisi benda atau objek lain dalam suatu ruang yang sebenarnya tidak kelihatan.
Siswa kelas III
Usia anak sekitar 9 tahun, pada usia ini anak berada pada periode awal realisme (early realism stage). Menurut Viktor Lowenfeld dalam kristanto dan haryanto (2014: 47) periode awal realisme (early realism stage) periode ini berlaku bagi anak berusia 9 sampai 12 tahun. Itu artinya pada usia 9 tahun periode anak dalam periode menggambar anak ada pada periode awal realisme (early realism stage). Masa ini ditandai oleh besarnya perhatian anak terhadap objek gambar yang dibuatnya. Bentuk –bentuk gambar mulai mengarah ke bentuk realistis, tetapi nampak lebih kaku. Anak mulai mengekspresikan objek gambar dengan karakter tertentu, lelaki atau wanita secara jelas.
Dapat dilihat dari gambar karya kanti, aqila dan talita pada saat menggambar gapura beserta nama desa mereka. Anak mulai mengekspresikan objek gambar dengan karakter tertentu, lelaki atau wanita secara jelas. Dapat dilihat dari gambar karya kanti, aqila dan talita pada saat menggambar manusia. Tema gambar yang diberikan guru yaitu desaku. Dari ketiga karya gambar siswa kelas III diatas dapat disimpulkan bahwa anak sudah menggambar bentuk-bentuk gambar mulai mengarah ke bentuk realistis, tetapi nampak lebih kaku dan anak mulai mengekspresikan objek gambar dengan karakter tertentu, lelaki atau wanita secara jelas. Pada gambar c.1 kanti menggambar gapura dengan bentuk melengkung kebawah dan menggambar manusia yang terdiri dari laki-laki dan wanita secara jelas. Gambar c.2 aqila menggambar gapura dengan bentuk melengkung kebawah dan menggambar seorang wanita. Gambar c.3 talita menggambar gapura dengan bentuk segitiga dan menggambar seorang wanita.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Ketanggungan dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler menggambar yang ada di SD Muhammadiyah Ketanggungan dilaksanakan di sekolah pada hari sabtu pukul 09.00 WIB diruang kelas Ib. Dalam kegiatan ekstrakurikuler menggambar di SD Muhammadiyah Ketanggungan diikuti oleh 31 orang yang terdiri dari siswa kelas I sebanyak 10 siswa, kelas II sebanyak 7 siswa dan kelas III sebanyak 14 siswa. Dalam pelaksanaanya guru memberikan contoh gambar kepada siswa atau siswa diminta untuk menggambar sesuai dengan keinginanya pada saat itu sudah berhasil dilaksanakan dengan baik. Hasil karya siswa setelah selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dinilai guru dan hasilnya sudah bagus hanya saja siswa kurang waktu untuk mewarnai gambarnya.
Saran
Saran yang bisa disampaikan adalah tentang pendidikan seni di sekolah dasar yang merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Hendaknya dalam pengembangan kreativitas anak, anak tidak hanya mendapatkan pelajaran seni di matapelajaran Sbdp saja, akan tetapi meraka dapat mengembangkan bakat dan minat mereka melalui kegiatan ekstrakurikuler menggambar yang dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Kamaril, Cut. Dkk.2001. Pendidikan seni rupa/ kerajinan tangan. Jakarta: Universitas terbuka.
Kristanto, M. dan Eko Haryanto.2014.Pendidikan seni rupa anak. Semarang: Universitas PGRI Semarang Press.
Lestari Ria Yuni.2016. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Mengembangkan Watak Kewarganegaraan Peserta Didik.UCEJ (Untirta Civic Education Journal).http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UCEJ/article/viewFile/1887/1456
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pratiwi, Agus. (2014). Penerapan Ekstrakurikuler Menggambar dalam Meningkatkan Seni dan Kreativitas pada Pendidikan Anak Usia Dini Taman Pena Kuala 2 Kabupaten Kubu Raya. http://repository.unmuhpnk.ac.id/137/
Purnamasari, V., & Ardiyanto, A. (2017). Pengembangan Model “YUDI” Dalam Pembelajaran Karakter SD. EDUKASI Jurnal penelitian & Artikel Pendidikan. http://journal.ummgl.ac.id/index.php/edukasi/article/view/885
Rengganis, Ira. (2017). Analisis gambar karya anak sekolah dasar (Karakteristik gambar anak usia 7-9 tahun).https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/view/6562/4446
Rofian. (2019). Ekspresi Estetis Sanggar Klub Merby Kelas Lukis Pada Siswa Sekolah Dasar Di Semarang.MALIH PEDDAS (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar).http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas/article/view/3927/pdf
Sumartono. 2017. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF SENI RUPA & DESAIN. Jakarta: Pusat Studi Reka Rancang Visual dan Lingkungan.