KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

MATERI BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MODEL RME

BERBANTU MEDIA RODA PINTAR KELAS IV SDN 2 KARANGANYAR

 

Ismaul Amalia 1)

Ervina Eka Subekti 2)

Moh Aniq KHB 3)

1) Mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

2) Dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

3) Dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

 

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan pada pelajaran matematika materi bangun datar. Tujuan penenlitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh Model Pembelajaran RME Berbantu Media Roda Pintar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Materi Bangun Datar Siswa Kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan. Metode penelitian ini menggunakan pre experimental design. Desain penelitian ini menggunakan pre experimental design one group pretest-posttest.Berdasarkan analisis dan pembahasan data disimpulkan bahwa model pembelajaran RME berbantu media roda pintar efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi bangun datar kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan.

Kata kunci: RME, Roda Pintar, Pemecahan Masalah

 

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran aktif yang sangat besar dalam merubah tingkah laku mnusia, karena tujuan pendidikan dasarnya adalah mengantarkan siswa menuju perubahan-perubahan tingkah laku agar siswa dapat menjadi utuh dan hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Pendidikan dapat mensejahterakan hidup seseorang sehingga dapat bersaing dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang akan menjadikannya memiliki suatu karakter dengan cirri khas kuat dan unik. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SDN 2 Karanganyar Todanan.Terdapat masalah yang timbul pada kelas IV. Guru mengatakan hanya sebagian siswa yang memperhatikan guru ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga hanya siswa tertentu yang memahami materi yang diajarkan. Pada pembelajaran matematika materi bangun datar, siswa menganggap matematika sulit, khususnya pada kemampuan pemecahan masalah matematika. Hal tersebut ditandai ketika mengerjakan soal matematika tetang kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kurang mampu memahami masalah yang menyebabkan siswa kesulitan menggubah soal cerita ke dalam kalimat matematika, siswa merasa kesulitan untuk merencanakan dan mengerjakan menggunakan rumus apa yang sesuai sehingga kemampuan pemecahan mereka masih rendah. Selain itu guru belum menggunakan model dan media pembelajaran karena guru masih menggunakan metode ceramah dan pembelajaran secara konvensional yang mengakibatkan pembelajaran menjadi monoton.Kondisi demikian mengakibatkan siswa bosan dan kurang aktif serta banyak siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 66. Terlihat dari hasil penilaian tengah semester (PTS) terdapat 21 siswa, hanya 8 siswa yang tuntas, sedangkan 13 siswa lainnya nilainya masih di bawah KKM.Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil keefektifan Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education (Rme) Berbantu Media Roda Pintar Terhadap Pemecahan Matematis Materi Bangun Datar Siswa Kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan.

Pengertian Pembelajaran

Menurut Nasution dalam Farthurrohman (2012:6) pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan Nata menyebutkan bahwa pembelajaran adalah usaha membimbing siswa dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar. Menurut Miarso (2008) dalam Rusman (2017:85) Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 20, “Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Berdasarkan paparan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan,teman sejawat, guru atau narasumber, dan sumber belajar serta lingkungan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.

Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joyce & Weil bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam Rusman (2017: 244).Menurut Isrok’atun, Rosmala (2018: 27) bahwa model pembelajaran merupakan pola desain pembelajaran, yang menggambarkan secara sistematis langkah demi langkah pembelajaran untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi informasi, ide, dan membangun pola pikir untuk mencapai tujuan pembelajaran.Realistic Mathematics Education (RME) telah lama dikembangkan di belanda.RME menekankan pada pendapat fruendenthal yang menyatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia.Ini artinya matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan situasi sehari-hari (Shoimin, 2014: 147).Menurut Oktaviani, Harman, Dewi (2018) Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) atau sering disebut pendekatan matematika realistic Indonesia adalah suatu pendekatan pembelajaran dalam matematika yang realistic berupa masalah yang ada di dunia nyata (real-world problem) dan bisa dikemukakan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk terjadinya proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan (Hamdani, 2011: 244).Media permainan roda pintar ini merupakan pengembangan dari permainan roulette salah satu permainan papan yang paling terkenal didunia khususnya dalam dunia judi yang biasa disebut permainan “roda kecil”. Dalam papan roda pintar ini terdiri jarum penunjuk arah dan petak-petak nomor yang urut, isi dari roda pintar ini disesuaikan dengan masalah yang akan dibahas pada setia nomor. Sehingga roda pintar adalah suatu alat yang berbentuk bundar yang bisa bergerak dan dapat berputar-putar atau berkeliling yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran (Wulansari dan Durinta, 2017: 2)

Menurut Hamdani (2011: 84) pemecahan masalah merupakan suatu metode cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Menurut Winarni (2012: 116) pemecahan masalah merupakan suatu proses penerimaan tantangan dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut. Shoimin (2014: 136) menyatakan bahwa untuk dapat memecahkan masalah seseorang memerlukan pengetahuan-pengetahuan dan kemampuan-kemampuan yang ada kaitannya dengan masalah tersebut. Pemecahan masalah adalah cara yang digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah pengetahuan dan kemampuan yang berkaiatan dengan masalah tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.Metode penelitian ini menggunakan pre experimental design.Desain penelitian ini menggunkan pre experimental design one group pretest-posttest design dengan subyek penelitian hanya menggunakan satu kelas. Hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa menggunakan kelas control. Peneliti akan membandingkan nilai pretest dan posttest siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran realistic mathematics education (RME) berbantu media roda pintar. Berikut desain penelitian yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Rounded Rectangle: O1 	X	O2

 

 

 


Keterangan:

O1: Tes awal sebelum adanya perlakuan.

O2: Tes akhir sesudah adanya perlakuan.

X: Perlakuan dengan realistic mathematics education (RME) berbantu media roda pintar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini diawali dengan melaksanakan studi pendahuluan di sekolah untuk menemukan permasalahan yang ada, menentukan populasi, sampel dan teknik sampling. Berdasarkan permasalahan yang ada di kelas, peneliti tertarik menggunakan model pembelajaran RME berbantu media roda pintar untuk meningkatkan pemahaman pemecahan masalah matematika siswa kelas IV di SDN 2 Karanganyar Todanan. Kemudian peneliti membuat instrumen soal dari mata pelajaranMatematika materi bangun datar.

Penelitian ini menggunakan teknik sampling Non probability sampling yaitu menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh.Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV di SDN 2 Karanganyar Todanan. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) model pembelajaran RME berbantu media roda pintar dan variabel (Y) yaitu pemecahan masalah matematika materi bangun datar pada kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan.

Dalam penelitian ini desain yang digunakan yaitu Pre- Eksperimental Design dengan menggunakan rancangan One-Grup Pretest- Posttest Design.Data dari penelitian ini terdiri dari data pretest dan data posttest pada hasil soal matematika materi bangun datar.

Penelitian pada kelas IV dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Januari 2019 dengan materi yang diajarkan adalah matematika materi bangun datar. Pada tanggal 11 Januari 2019 dilakukan pretestsebelum masuk pada pembelajaran dengan materi bangun datar.pada tanggal 11 dan 12 Januari 2019 dilaksanakan pembelajaran di kelas dengan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran RME berbantu roda pintar. Alokasi waktu pada pembelajaran pada setiap pertemuan di kelas yaitu 3×35 menit.Pada tanggal 12 Januari 2019 setelah pembelajaran selesai kemudian dilakukan posttestuntuk mengetahui nilai akhir dari kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi bangun datar.

Tabel 4. 1 Data Nilai prettest dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematika

Sumber Variasi

Pretest

Posttest

Nilai Tertinggi

50

100

Nilai Terendah

16

68

Rata-rata

35

83

 

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa selisih nilai pretest tertinggi dan terendah berbeda. Nilai tertinggi yaitu 50, sedangkan nilai terendahnya 16. Nilai rata rata kelas 35 dan belum ada yang tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pada pretest masih rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu sama dengan 66.

Perbandingan antara nilai pretest yang dilakukan sebelum pembelajaran dengan nilai posttest yang diperoleh pada akhir pembelajaran dan setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran RME berbantu roda pintar mengalami kenaikan. Seperti yang terlihat pada tabel 4.1 nilai posttest tertinggi yaitu 100 dan terendah 68, dengan nilai rata-rata 84, dan seluruh siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari nilai pretest yang sebelum diberikan perlakuan dengan nilai posttest yang sudah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran RME berbantu media roda pintar.Kenaikan hasil belajar siswa materi bangun datar siswa tersebut ditandai dengan nilai rata-rata posttest lebih besar dari pretest yaitu 83>35.

 

 

Dalam penelitian ini uji hipotesis, peneliti menggunakan uji t yang dilakukan untuk membandingkan hasil data pretest dan post-test serta menentukan ada atau tidaknya perbedaan dari perlakuan X yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran RME berbantu media roda pintar maka dianalisis dengan menggunakan uji t. Setelah dilakukan perhitungan maka hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji t-test pretest dan posttest

Uji t-test

Pretest

Posttest

Jumlah

718

1668

Rata-rata

35,9

83,4

Md

47.5

Σd

950

Σx²d

46420.25

N

20

N(N-1)

380

thitung

4.297

ttabel

2.086

Keterangan

H0 ditolak dan H1 diterima

 

Kriteria pengujian H1 diterima apabila thitung > ttabel dengan db = n-1 dengan taraf signifikan 5% dan untuk harga thitung < ttabel maka H0 ditolak. Setelah dilakukan analisis data nilai hasil belajar pada aspek pengetahuan diperoleh rata-rata untuk pretest sebesar 35% dan posttest sebesar 83% dengan N= 20 jadi db= N-1 = 20-1=19 yang diperoleh thitung = 4,297 dengan taraf signifikan 5% didapat nilai ttabel = 2,086. Karena thitung>ttabel, 4,297> 2,086 maka H1 diterima sehingga rata-rata nilai posttest lebih dari rata-rata nilai pretest.

Dengan demikian tujuan peneliti telah tercapai yaitu peneliti telah membuktikan bahwa model pembelajaran RME berbantu media roda pintar efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi bangun datar kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan data disimpulkan bahwa model pembelajaran RME berbantu media roda pintar efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi bangun datar kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan.Dapat dilihat pada analisis uji-t diperoleh thitung> ttabel yaitu 4,297 > 2,086 maka H0 ditolak sehingga menunjukkan bahwa model pembelajaran RME berbantu media roda pintar efektif terhadap pemecahan masalah matematika materi bangun datar kelas IV SDN 2 Karanganyar Todanan. Ada beberapa saran yang bisa disampaikan yaitu:

1.     Model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbantu media roda pintar dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika materi bangun datar pada siswa kelas IV SD.

2.     Penggunaan model pembelajaran model Realistic Mathematics Education (RME) berbantu media roda pintar diharapkan guru atau peneliti lain mampu menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar serta guru mampu mengarahkan, membimbing dan mengontrol siswa saat pembelajaran berlangsung agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal.

3.     Penggunaan model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbantu media roda pintar diperlukan banyak waktu, jadi butuh keterampilan untuk membagi waktu agar tidak kehabisan waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Fathurrohman, Muhammad.,& Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran: Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Isrok’atun., Amelia Rosmala. 2018. Model-Model Pembelajaran Matematika. Jakarta: Bumi Aksara

Oktaviani, Rismaya., Harman., Sri Dewi. 2018. Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kota Jambi. Jurnal Pendidikan Matematika 2 (1). http://phi.unbari.ac.id/index.php/phi/article/view/25