KEEFEKTIFAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MEDIA FLASH CARD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR

KELAS IV SD N BUGANGAN 03 SEMARANG

 

Iasha Syafebi Dwikusuma1)

Rasiman2)

Mei Fita Asri Untari3)

1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) Dosen Universitas PGRI Semarang

3 )Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flash card efektif terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar siswa kelas IV SD N Bugangan 03 Semarang serta apakah siswa mampu memahami konsep luas dan keliling bangun datar. Metode yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan metode kuantitatif True Experimental Design dengan bentuk penelitian Prestest-Posttest Control Group Design. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberi perlakuan. Dalam desain ini dilakukan dua kali tes yaitu tes diawal (pretest) dan tes diakhir (posttest). Tes awal dilakukan sebelum perlakuan (treatment) sedangkan tes akhir dilakukan setelah perlakuan (treatment). Penelitian ini dilakukan di kelas IVA sebagai kelas kontrol dan IVB sebagai kelas eksperimen di SD Negeri Bugangan 03 Semarang. Model yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang menekankan pada pembelajaran berkelompok sehingga memudahkan siswa untuk pembahasan materi luas dan keliling bangun datar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard efektif terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar kelas IV SD Negeri Bugangan 03 Semarang. Terdapat peningkatan terhadap rata-rata nilai kelas eksperimen dari sebelum perlakuan sebesar 44,87 kemudian meningkat menjadi 76,45 setelah diberi perlakuan dengan ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 89,47%.

Kata kunci: hasil belajar matematika, model Team Assisted Individualization (TAI)

 

LATAR BELAKANG

Pendidikan dalam era globalisasi sangatlah penting, karena seiring perkembangan zaman IPTEK di dunia juga mengalami perkembangan. Pendidikan bertugas untuk menyiapkan sumber daya manusia baru yang memiliki potensi untuk ikut serta mengembangkan kebudayaan nasional.

Hakikat pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Usaha sadar yang dimaksud yaitu sebuah proses yang dilakukan secara sengaja dan telah dipikirkan dengan matang.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan akan membawa mutu yang sangat besar bagi pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Terkait dengan tujuan pendidikan di atas khususnya pada jenjang sekolah dasar, belum sepenuhnya mencapai target yang diharapkan. Masih banyak sekolah yang menggunakan metode dan model-model pembelajaran yang cenderung monoton dan masih kuno. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan guru terhadap model-model pembelajaran terbaru dan anggapan bahwa penerapan model tersebut akan dianggap sulit bagi peserta didik untuk memahami materi dalam mata pelajaran matematika.

Matematika diartikan oleh Johnson dan Rising (Erman Suherman, 2003: 19) sebagai pola berpikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan padat. Matematika menurut Erman Suherman (2003:253) adalah disiplin ilmu tentang tata cara berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Matematika merupakan ilmu kongkrit yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya, masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami matematika.

Berdasarkan wawancara yang telah Saya lakukan di SD Bugangan 03 Semarang, belum diterapkannya inovasi model pembelajaran di kelas. Hasil belajar peserta didik juga belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu hanya 15 siswa yang tuntas.

Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (Isjoni, 2012:15), pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe salah satunya yaitu tipe Team Assisted Individualization (TAI). Tipe TAI ini dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif.

Menurut Slavin (2016: 14) tipe Team Assisterd Individualization (TAI) sama dengan STAD dan TGT menggunakan penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik. Namun, metode STAD dan TGT menggunakan pola pengajaran tunggal untuk satu kelas, sedangkan tipe TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang individual.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Endang Haryanti, dkk (2013) yang berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran TAI dan PBL pada Prestasi Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Multiple Intelligences Siswa SMP Kabupaten Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013” mengemukakakan bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan tipe TAI memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran yang lainnya. Penelitian ini menggunakan media flash card sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika dikelas. Dengan menggunakan media ini, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik mampu mencapai KKM yang telah ditentukan. Media Flash Card merupakan media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar berukuran 25 x 30 cm yang dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. (Nurseto, 2011: 26)

Maka dari itu, dengan penerapan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flash card diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik sehingga peserta didik mampu mendapatkan nilai melampaui KKM pada mata pelajaran matematika serta dapat lebih mudah memahami materi matematika dengan bantuan media flash card. Penggunaan model dan media ini juga dilakukan sebagai upaya untuk melakukan inovasi terhadap proses pembelajaran di dalam kelas sehingga peserta didik aktif dan terus termotivasi dalam belajar matematika yang menjadi ketakutan tersendiri untuk sebagian anak di sekolah dasar.

Agar pembahasan tidak terlalu meluas, peneliti memfokuskan permasalahan pada hasil belajar kognitif materi luas dan keliling bangun datar peserta didik kelas IV SD Tahun Ajaran 2018/2019. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan yaitu “Apakah Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flash card, efektif terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar kelas IV SD?”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flash card terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar kelas IV SD.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif True Experimental Design dengan desain penelitian Prestest-Posttest Control Group Design yaitu kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberi perlakuan. Dalam desain ini dilakukan dua kali tes yaitu tes diawal (pretest) dan tes diakhir (posttest). Tes awal dilakukan sebelum perlakuan (treatment) sedangkan tes akhir dilakukan setelah perlakuan (treatment).

Kelompok

pre-test

treatment

post-test

Eksperimen

O1

X

O2

Kontrol

O3

 

O4

Gambar 3.1 Prestest-Posttest Control Group Design

Keterangan:

O1 = tes awal (pre-test) kelas eksperimen

O3 = tes awal (pre-test) kelas kontrol

X = perlakuan (treatmen) berupa penggunaan model pembelajaran

 team assisted individualization

O2 = tes akhir (post-test) kelas eksperimen

O4 = tes akhir (post-test) kelas control (Sugiyono, 2016: 112)

Penelitian ini dilakukan di SD N Bugangan 03 Semarang pada tanggal 4-9 Februari 2019 tahun ajaran 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IVA dan IVB SD Negeri Bugangan 03 Semarang tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa kelas IVA yang berjumlah 38 siswa dan kelas IVB yang berjumlah 38 siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan tes. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik. Metode dokumentasi yang digunakan yaitu daftar nilai, daftar nama peserta didik dan dokumen pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama penelitian. Metode tes dalam penelitian ini terdapat 2 metode tes yaitu: (1) Pre-test, yang merupakan langkah awal untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum materi disampaikan dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol; (2) Post Test, yang merupakan langkah akhir untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah materi disampaikan dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol. Pengembangan instrumen tes terdiri atas beberapa tahapan diantaranya: (1) menyusun silabus mata pelajaran matematika kelas IV SD; (2) menyusun kisi-kisi tes; (3) menulis dan menelaah butir soal; (4) melakuakn uji coba soal; (5) menganalisis butir soal yang diuji coba.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis (uji-t). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data penelitian tersebut didapatkan dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan (homogen) dari kedua varians. Uji homogenitas menggunakan uji F, dengan kriteria uji yaitu jika Fhitung ≥ F1/2 α (v1,v2) maka H0 ditolak, dengan F1/2 α (v1,v2) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 1/2 α, derajat kebebasan v1 yaitu sebagai pembilang n1 – 1 dan v2 sebagai penyebut yaitu n2 – 1 pada taraf signifikan 5%. Data yang telah diolah dengan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya diuji dengan uji hipotesis dengan menggunakan rumus:

t’ =

Keterangan:

             = rata-rata dari kelas eksperimen

             = rata-rata dari kelas kontrol

S12             = simpangan baku kelas eksperimen       

S22             = simpangan baku kelas kontrol

n1              = banyaknya data kelas eksperimen

n2              = banyaknya data kelas kontrol

H0 diterima jika thitung < ttabel

                      (Sudjana, 2005: 238)

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Kedua kelas diberikan perlakuan dengan melakukan pre-test dan post test. Data yang telah diolah dengan uji normalitas menunjukkan bahwa kelas kontrol maupun kelas eksperimen merupakan data yang berdistribusi normal dengan perolehan Lhitung < Ltabel yaitu 0,0801 < 0,1437 pada post test kelas kontrol, sedangkan pada kelas eksperimen Lhitung < Ltabel yaitu 0,1315 < 0,1437. Untuk mengetahui kedua kelompok homogen atau sama, hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel yaitu 1,1655 < 1,69, maka kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama atau homogen. Selanjutnya untuk mengetahui apakah model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flash card, efektif terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar kelas IV SD N Bugangan 03 Semarang, maka dilakukan uji-t. Hasil analisis data akhir untuk pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 5,20704 > 1,645, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya model Team Assisted Individualization (TAI) dengan bantuan media flashcard efektif terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar siswa kelas IV SD Negeri Bugangan 03 Semarang.

Dengan penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) terlihat perbedaan nilai akhir pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Rata-rata nilai yang diperoleh kelas kontrol sebesar 58,03 sedangkan rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 76,45 dapat dilihat dari selisih keduanya yaitu sebesar 18,42.

Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa kekurangan yaitu masih terdapat beberapa peserta didik yang tidak dapat diatur dan masih sering mengganggu proses pembelajaran. Selain itu, model Team Assisted Individualization (TAI) ini membutuhkan waktu yang lama dalam pembentukan kelompok dan penggunaan media flashcard juga terkendala karena masih banyak peserta didik yang belum mengerti cara penggunaan media tersebut. Setelah dipandu di setiap kelompok, masing-masing peserta didik mampu menggunakan media flashcard sebagai alat bantu dalam menyelesaikan permasalahan matematika dalam kelompok. Meskipun demikian, hasil belajar masing-masing peserta didik ditunjang oleh beberapa faktor salah satunya karena kerjasama dan interaksi yang terjadi dalam kelompok sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami soal yang diberikan sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard efektif terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar kelas IV SD Negeri Bugangan 03 Semarang. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang mengalami peningkatan lebih banyak dibandingkan dengan kelas kontrol, dan dibuktikan dengan hasil penghitungan rata-rata kelas eksperimen sebelum perlakuan sebesar 44,87 kemudian meningkat menjadi 76,45 setelah diberi perlakuan, sedangkan rata-rata kelas kontrol sebelum perlakuan sebesar 39,47 kemudian meningkat menjadi 58,03. Jika dilihat dari nilai ketuntasan klasikalnya, pada kelas kontrol masih belum mencapai minimal 85% yaitu sebesar 39,47%, sedangkan pada kelas eksperimen sudah memenuhi kriteria minimal ketuntasan klasikalnya sebesar 89,47%. Maka dapat dikatakan bahwa model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard efektif terhadap hasil belajar matematika materi luas dan keliling bangun datar kelas IV SD Negeri Bugangan 03 Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diajukan yaitu: (1) model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, oleh karena itu guru perlu sesekali menerapkan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard agar anak lebih bersemangat dan antusisas dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran matematika khususnya; (2) sebaiknya guru dapat menerapkan model pembelajaran yang menarik, tidak membosankan dan dapat meningkatkan minat serta hasil belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai; (3) dalam menggunakan model Team Assisted Individualization (TAI) ini hendaknya guru memiliki cara-cara penguasaan kelas untuk mengatur peserta didik dalam pemilihan kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Cahyani, Ayu Dwika. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Berbantu CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik Kelas IV SD 4 Bae Kudus. SKRIPSI. Fakultas Ilmu pendidikan Universitas PGRI Semarang.

            http://library.upgris.ac.id/filedoc/fulltext/zqkcw14454AYU%20DWIKA%20CAHYANI.pdf (diakses pada tanggal 1 November 2018).

Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Haryati, Endang, dkk. 2013. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dan Problem Based Learning (PBL) pada Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Multiple Intelligences Peserta didik SMP Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal pascasarjana UNS (Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika )volume 1, nomor 7, hal 721-731, desember 2013. https://jurnal.uns.ac.id/jpm/article/view/10348/9234 (diakses tanggal 20 November 2018).

Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif “Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maghfiroh, Lailatul. 2013. Penggunaan Media Flashcard untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar Unesa. http://jurnalmahapeserta didik.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/3031/1778 (diakses pada tanggal 20 November 2018).

Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran “Sebuah Pendekatan Baru”. Jakarta: REFERENSI (GP Press Group).

Nurseto, Tejo. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Vol 8 Nomor 1. https://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/706/570 (diakses pada tanggal 20 November 2018).

Rahman, Budi, Haryanto. 2014. Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Flashcard pada Peserta didik Kelas I SDN Bajayau Tengah 2. Jurnal Prima Edukasia Universitas Negeri Yogyakarta Vol 2 Nomor 2. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2650 (diakses pada tanggal 14 November 2018).

Rahmatikasari, Ulfi. 2015. Penerapan Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Bilangan Pecahan Peserta didik Kelas V SD. Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Vol 3 Nomor 2.

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/1763 (diakses pada tanggal 14 November 2018).

Runtukahu, J. Tombokan, Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sani, Ridwan Abdullah. 2016. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Saroh, Imah. 2016. Pengembangan Media Flash Card Fun Thinkers Tematik Sebagai Pendukung Pembelajaran Saintifik pada Peserta didik Kelas II SD N Karang Tempel. SKRIPSI. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang.http://library.upgris.ac.id/filedoc/fulltext/-at-a80979IMAH%20SAROH.pdf (diakses pada tanggal 1 November 2018).

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2016. Cooperatif Learning “Teori, Riset, dan Praktik”. Bandung: Nusa Media.

Soegeng. 2006. Dasar-dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI PRESS.

_______. 2018. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito Bandung.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wijaya, Andi. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Sawah Besar 02 Semarang. SKRIPSI. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang. http://library.upgris.ac.id/filedoc/fulltext/bfdfi57009ANDI%20WIJAYA.pdf (diakses pada tanggal 1 November 2018).