KEPEMIMPINAN GEREJA DAN KONFLIK

 

Rode Sri Rahayu

STT Sangkakala Salatiga

 

ABSTRACT

Kepemimpinan merupakan bagian yang penting dari suatu fungsi manajemen. Tanpa kepemimpinan yang baik, suatu organisasi tidak dapat berfungsi dengan baik untuk mencapai tujuanya. “Jikalau tidak ada pemimpin, jatuhlah bangsa” (Amsal 11:14). Dalam realitas kehidupan bergereja, salah satu tantangan utama bagi kepemimpinan Kristen adalah munculnya konflik dalam intern bergereja. Pemimpin yang dapat melakukan fungsi dan peranya dengan baik dapat mengelola serta mengatasi Konflik, berdampak pada efektifitas dan efesiensi pelayanan yang baik.

Kata kunci: kepemimpinan gereja, konflik

 

PENDAHULUAN

Gereja terpanggil untuk menyaksikantentang kasih Allah kepada dunia. Kesaksian gereja dapat terwujud apabila gereja sebagai tubuh Kristus dapat hidup dan bertumbuh. Dari sisi inilah, kepemimpinan memegang peranan penting yang membuat gereja dapat hidup dan bertumbuh.

Menurut G.E.Wright:

Tidak ada satu segi kehidupan yang tidak berkaitan dengan funfsi kepemimpinan. Mulai dari keluarga sebagai organisasi terkecil dalam masyarakat sampai pada negara dan dunia membutuhkan pemimpin dan kepemimpinan yang baik demi keteraturan dan harmonisasi kehidupan”.[1]

Menurut Hendrik J. Ruru:

Memimpin adalah kegiatan mempengaruhi, menggerakan dan mengarahkan orang lain untuk siap sedia melaksanakan seperangkat kegiatan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.[2]

 Secara mendetail John Stott menjelaskan tentang keanekaragaman bentuk kepemimpinan:

Para rohaniawan adalah pemimpin dalam jemaat dan gereja lokal. Para orang tua adalah pemimpin dalam rumah tangga dan keluarga mereka. Demikian juga para guru dan dosen dikampus, para eksekutif di bidang bisnis dan industri, para hakim, dokter, politisi, pekerja sosial semua mereka mengemban tanggung jawab kepemimpinan dalam lingkungan masing – masing.[3]

Dalam realitas kehidupan bergereja, tantangan utama bagi kepemimpinan kristen adalah munculnya konflik dalam gereja. Menurut George Barna:

Suatu masalah yang besar dalam gereja sekarang ini adalh bahwa kita memberikan definisi kepemimpinan jauh terlalu luas dan hampir selalu tidak menghargai peran konflik dalam pelaksanaan fungsi kepemimpinan. Di Indonesia orang – orang kristen telah memeluk pandangan yang salah mengenai konflik yang secara negatif mempengaruhi bagaimana kita memahami kepemimpinan. Pandangan yang pertama, melihat konflikdalam arti dosa. Yang kedua, melihat konfli dalam arti kekuatan.[4]

TEORI KEPEMIMPINAN

  1. Teori Genetis

“Leaders are born and not made” teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.

  1. Teori Sosial

“Leaders are made not born” teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi seorang pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan.

  1. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori genetis dan teori sosial, yaitu seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat – bakat kepemimpinan, yang kemudian – dikembangkan melalui pendidikanyang teratur dan pengalaman- pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat- bakat yang dimiliki.

DEFINISI DAN TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN

  1. Carles J.Keating: “Kepemimpinan ialah suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama”.
  2. Alan E. Nelson: “Kepemimpinan adalah proses sosial dimana orang – orang mempengaruhi individu – individu sehingga mereka dapat mengatur dan membantu orang – orang itu mencapai apa yang tidak dapat dicapai kalau tidak demikian.
  3. Hendrik Job Ruru: ‘Kepemimpinan yaitu keseluruhan tindakan, sikap dan tingkah laku seseorang pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakan dan mengarahkan orang – oran lain untuk melaksanakan seperangkat kegiatan secara efektif, demi mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Hendrik J. Ruru pemimpin dalam organisasi diklasifikasikan menjadi lima tipe:

  1. Otokratis:

Kepemimpinan yang mengedepankan keakuannya, kurang menghargai orang – orang yang dipimpinnya. Tidak mau menjalin kerjasama dengan orang- orang yang dibawahnya, lebih mengutakan pendapat pribadi dalam mengambil keputusan.

 

 

  1. Paternalistik

Pemimpin yang lebih bersifat mengayomi dan mengedepankan kebersamaan. suka memberi penghargaan dan penghormatan yang tinggi kepada orang – orang yang dipimpin. Diterapkan di desa oleh tokoh adat, ulam dan guru.

  1. Eksekutif

Seorang pemimpin yang mampu memberi motivasi serta menjadi contoh, tekun dan memiliki pandangan dan wawasan yang cukup luas.

  1. Kompromis

Seorang pemimpin yang memiliki sifat dan karakter labil dan mudah berubah pendirian serta lemah dalam mengambil keputusan. Menghalalkan cara dalam mencapai tujuan.

  1. Disertir

Pemimpin yang memiliki moral rendah dan tidak loyal (kurang rasa memiliki, kurang terlibat serta kurang pengabdian).

KEPEMIMPINAN MENURUT ALKITAB

Konsep kepemimpinan dalam Alkitab adalah suatu mandat yang diberikan Allah kepada orang – orang pilihanNya untuk menggenapi janji-Nya.

  1. Kepemimpinan Dalam Perjanjian Lama:
  • Yusuf: potensi dan kemampuan diri yang ada padanya menunjukan kewibawaanya menandakan ia dipenuhi Roh Allah (Kej 41:39), penuh tanggungjawab,rajin (kej 39:), berakal budi, bijaksana, dapat menguasai diri, serta memiliki moral yang sangat tinggi (kej 39).
  • Musa: bisa melaksanakan tugas atau mandat yang berat dengan penuh tanggungjawab, lemah lembut,tegas, handal dalam perencanaan serta mampu bekersama dengan orang lain.
  • Yosua: menjalankan tugas sesuai mandat dan petunjuk Allah, merespon panggilan kepemimpinan secara konkret dan proaktif, mengembangkan karakter mental baja, berani dan tetap setia.
  • Salomo: memiliki hikmat dan mampu bekerjasama dengan orang lain.
  • Nehemia: berkomitmen, bisa mendelegasikan kebawahan dan memiliki hati mengasihi Tuhan.
  • Para Imam dan orang Lewi: memimpinibadah dan menaikan doa mewakili suara rakyat.
  1. Kepemimpinan dalam Perjanjian Baru
  • Yesus: menunjukan suatu teladan kepemimpinan-hamba, melatih murid- muridnya untuk bisa memimpin dan melayani.
  • Para Tua – tua dan Penatua: memimpin umat dan memberi tladan sebagaiorang yang sudah lebih dewasa rohani.
  • Penilik Jemaat: dari kata “Episkopoi” menunjuk kepada penatua yang ditugasi mengawasi kegiatan gereja.
  • Diaken: dari kata “Diakonos” berarti pelayan atau pembantu yaitu membantu keduabelas rasul dalam segala aspek pelayanan.

KONFLIK DALAM KEPEMIMPINAN

  1. Pengertian Konflik

Menurut Edgar Walz:

Perbedaan dapat mengambil berbagai bentuk, dapat berupa perbedaan filosifi, perbedaan dalam kepentingan ataupun nilai – nilai ataupun perbedaan ekonomis. Perbedaan tersebut timbul karena waktu mengubah segala sesuatu. Perbedaan bisa menimbulkan konflik yang bisa berpotensi baik atau buruk.

Menurut Hendrik J.Ruru:

Konflik berarti adanya beberapa pilihan yang saling bersaing atau tidak selaras.

Menurut Morton Deutsch:

Konflik adalah pergumulan kekuasaan atas berbagai perbedaan informasi atau keyakinan yang berbeda; kepentingan, keinginan atau nilai – nilai yang berbeda; kemampuan – kemapuan yang berbeda dalam memperoleh sumber – sumber yang dibutuhkan.

  1. Jenis Konflik

Menurut Hendrik J. Ruru:

  • Konflik Diri, konflik seseorang dengan dirinya sendiri, dimana terdapat dua kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dalam waktu bersamaan.
  • Konflik Antar Individu, yakni pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan keinginan atau kepentingan, karena perbedaan status, jabatan, bidang kerja dan lainnya.
  1. Faktor munculnya Konflik
  • Karakter individual
  • Nilai sikap dan Kepercayaan (Values, Attitude, and Baliefs) atau Perasaan
  • Kebutuhan dan Kepribadian (Needs and Personality)
  • Perbedaan Persepsi (Perseptual Differences)
  • Kepemimpinan yang kurang efektif
  • Faktor Situasi
  • Kesempatan dan kebutuhan Berinteraksi (Opportunity and Need to Interact)
  • Ketergantungan Satu Pihak kepada pihak Lain (Dependency of One Party to Another)
  • Perbedaan Status (Status Differences)
  1. Identifikasi Tahap Konflik
  • Konflik Tahap Pertama – Persoalan dan Perselisihan Kecil
  • Konflik Tahap Kedua – Tantangan yang lebih besar
  • Konflik Tahap ketiga – Pertarungan terbuka
  • Negoisasi
  • Mediasi
  • Arbitrasi

KONFLIK MENURUT ALKITAB

Konflik dalam bahasa Yunani “agony” artinya bertentangan atau berlawanan, (Gal 5:17) “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging- karena keduanya bertentangan- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kami kehendaki”.Konflik merupakan bagian pokok rencana penebusan Tuhan. Melalui konflik manusia jadi tahu kebutuhannya, mengaku dosa, mengenal kebenaran, dan menguji iman.

KESIMPULAN

Allah adalah Allah yang sangat concern dengan masalah kepemimpinan. Karena Allah adalah Pemimpin Tertinggi dari segala sistem kehidupan di seluruh jagad raya, disurga maupun dibumi.

Dalam situasi apapun pemimpin tetaplah seorang pemimpin. Seorang pemimpin Kristen dituntut untuk menangani konflik secara konstruktif yang dapat memberi energi kepada orang – orang yang dipimpin untuk melakukan tindakan – tindakan yang bermanfaat, dapat menghadapi dan menangani konflik dengan kasih dan memberikan toleransi, pengertian dan penerimaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2000

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini I, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1982

Ananto Widi, Menjadi Gereja yang Misioner, Yogyakarta; Kanisius,1997

Bennis Warens dan Burn Nanus, Kepemimpinan strategi dalam mengemban tanggung jawab,

Jakarta: Erlangga, 2001

Kartono Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta CV.Rajawalu Pers, 2000

Holvers Tadt, Hugh F, Mengelola Konflik Gereja, Jakarta: BPK, Gunung Mulia, 2002

Marks Dorothy, Konflik: Api penyucian, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003

Peter G.W, Teologi Pertumbuhan Gereja, Malang: Gandum Mas,1998

Hendrik J.Ruru, Materi SeminaR LKPA, Jakarta: Lembaga Pelayanan Pemuda Indonesia, 2004

Sanders J.Oswald, Kepemimpinan Rohani, Bandung: Yaysan Kalam Hidup, 1999

Sanders J. Oswald, Jerat – jerat Utama Kepemimpinan Kristen, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1998

John Stott, Isu – isu Global Menentang Kepemimpinan Kristiani, (Jakarta:YKBK/OMF,2005

G.E. Wright, Mengelola Konflik dalam Gereja, Jakarta:BPK Gunung Mulia,2004

George Barna, Leader and Leadership, Malang: Gandum Mas, 1997

 

 

 

 

 

 

[1]     G.E. Wright, Mengelola K0nflik dalam Gereja, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2004)

[2]     Hendrik J.Ruru, Materi Seminar LPPI, (Jakarta: Lembaga Pelayanan Pemuda Indonesia,2004) 20

[3]     John Stott, Isu –isu Global Menentang Kepemimpinan Kristiani, (Jakarta:YKBK/OMF,2005) 460

[4]     George Barna, Leaders and Leadership, Malan: Gandum Mas, 1997, 305