KESALAHAN SISWA DALAM PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA MATERI KELILING DAN LUAS SEGITIGA SISWA KELAS IV SDN KEDUNGKARANG

 

Irna Nur Ma’sumah1)

Fajar Cahyadi2)

Husni Wakhyudin3)

1)Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui jenis kesalahan, kesulitan, dan faktor yang dialami siswa kelas IV SDN Kedungkarang. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kedungkarang yang berjumlah 22 siswa. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara guru dan siswa, tes kemampuan siswa, angket siswa, dan angket evaluasi tes siswa. Hasil analisis yang diperoleh yaitu 1) 37% siswa belum mampu memahami dan juga merumuskan masalah yang diminta dalam soal; 2) 45% siswa masih melakukan kesalahan dalam membuat rencana pemecahan masalah untuk menentukan strategi dalam memecahkan masalah matematika; 3) 46% siswa masih melakukan kesalahan dalam menentukan strategi pemecahan masalah matematika yang baik dan benar. 4) 53% siswa melakukan kesalahan dalam melihat kembali hasil pekerjaannya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika.

Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Soal Cerita Matematika, Keliling dan Luas Segitiga

 

LATAR BELAKANG

Dalam menempuh pendidikan akan terjadi yang disebut proses belajar dan mengajar. Guru sebagai pengajar dan siswa sebagai objek yang diberikan pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini, siswa akan berusaha untuk memahami tentang ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Menurut Rusmono dalam Wakhyudin, Husni (2014:67) menyimpulkan pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang memadai. Dengan pelaksanaan pembelajaran yang baik, maka tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikannya. Namun siswa juga akan mengalami kesulitan belajar dan kesalahan dalam belajar, salah satunya belajar berhitung dan memahami soal cerita dalam berhitung.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat universal. Matematika dapat berintegrasi dengan ilmu pengetahuan yang lainnya. Dengan mempelajari matematika siswa akan dapat mengembangkan pola pikir dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan nyata. Menurut Cahyadi (2017:120) Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengomunikasikan ide-ide atau gagasan.

Depdiknas dalam Hasratuddin, (2014: 32) menjelaskan bahwa salah satu tujuan Tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Pada hakekatnya matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu pengetahuan lainnya. Menurut Marlina (2019: 147) mengatakan “banyak anak berkesulitan belajar yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran berhitung. Pada anak usia dini, sering memiliki kesulitan mengenai konsep dasar berhitung. Sedangkan untuk anak yang lebih tua memiliki kesulitan dalam pemecahan masalah berhitung”. Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar matematika adalah menyelesaikan soal cerita..

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilapangan ditemukan masih adanya siswa kelas IV SD yang belum bisa menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berbentuk soal cerita. Pengambilan data pada studi pendahuluan menggunakan wawancara, penyebaran angket, dan hasil tes kepada siswa kelas IV.

Hasil dari wawancara diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa senang ketika guru memberikan soal cerita matematika, akan tetapi mereka merasa kesulitan dan kebingungan ketika harus mengerjakan soal cerita tersebut. Ini dikarenakan mereka masih kurang dan sulit memahami inti soal cerita dengan baik.

Berdasarkan hasil penyebaran angket, diperoleh hasil bahwa siswa pernah diberikan soal cerita oleh guru, mereka juga pernah mengerjakan soal cerita matematika, hanya saja mereka masih kurang dalam memahami inti soal cerita. Sedangkan studi pendahuluan dari hasil tes menyatakan bahwa, siswa rata-rata hanya mengerjakan 2 soal dari 3 soal cerita yang diberikan, 2 soal yang rata-rata dapat terjawab merupakan soal rutin, sedangkan 1 soal lainnya merupakan soal non rutin yang sebagian besar siswa tidak bisa menyelesaikannya. Setelah melakukan observasi, wawancara, penyebaran angket dan memberikan soal tes kepada siswa, selanjutnya yaitu melakukan wawancara secara khusus dengan guru kelas IV SDN Kedungkarang yaitu Bapak Sutarno Efendi, A.Ma dan diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:

“Anak-anak cenderung lebih semangat kalau bentuk soalnya simbol angka secara langsung dari pada soal cerita. Karena mereka susah memahami inti dan maksud dari soal cerita tersebut, kemampuan anak juga berbeda-beda, ada yang sangat muda memahami soal cerita dan mengubahnya ke bentu simbol angka, ada juga yang kemampuannya sedang, faham maksud dari soal cerita tersebut tapi penyelesaiannya kurang tepat, ada juga yang sama sekali malas untuk memahami soal cerita.”

Berdasarkan uraian di atas, akan dilakukan penelitian mendalam mengenai pokok-pokok bahasan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa di dalam mengerjakan soal cerita matematika, khususnya pada soal cerita yang berkaitan dengan materi keliling dan luas segitiga. Agar tercapainya tujuan peningkatan prestasi pembelajaran matematika di tingkat SD. Oleh karena itu peneliti akan menyampaikan judul dari penelitian ini yaitu “Analisis Kesalahan dalam Pemecahan Masalah MatematikaPokok Bahasan Luas dan Keliling Segitiga pada Siswa Kelas IV SDN Kedungkarang”

METODE

Sugiyono (2017:9) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat pospotivisme digunakan untuk mneliti pada kondisi objek yang almiah, dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, teknik, pengumpulan data yang dilakukan secara trianggulasi (gabungan dari obeservasi, wawancara, dokumentasi), data yang digunakan adalah data kualitatif. Analisis data bersifat indukif dan hasil penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan, mengkontribusi fenomena dan menemukan hipotesis.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesalahan, kesulitan, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika. Pada penelitian ini akan mendeskripsikan kesalahan, kesulitan, dan kemampuan siswa dalam memecahkan soal cerita matematika pokok bahasan luas dan keliling bangun datar segitiga yang dialami oleh siswa kelas IV SDN Kedungkarang. Oleh karena itu jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kedungkarang, subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 34 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu pada tanggan 16 – 17 November 2020. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika, wawancara guru dan siswa, pembagian angket kepada siswa. pemilihan subjek penelitian dilakukan secara acak untuk mengumpulkan data yang diinginkan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kedungkarang.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik keabsahan data yakni teknik triangulasi. Menurut Kurniawan, Asep (2018, hal. 234) teknik triangulasi adalah mengecek kembali kebenaran data melalui cara membandingkan dengan data dari sumber lain. Analisis data akan dilakukan secara bertahap, yakni (1) melakukan wawancara dengan guru kelas IV SDN Kedungkarang secara langsung, (2) memberikan soal tes kemampuan kepada siswa materi luas dan keliling segitiga secara langsung, (3) melakukan wawancara secara langsung kepada siswa, (4) memberikan angket pertama kepada siswa yang berisi faktor-faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal cerita matematika, (5) memberikan angket kedua yaitu angket yang berisi kesulitan siswa ketika mengerjakan soal tes yang telah diberikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesalahan Siswa Kelas IV SDN Kedungkarang dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Luas dan Keliling Segitiga

Berdasarkan hasil tes soal dari pekerjaan siswa masih terdapat banyak kesalahan yang dialami siswa dalam memecahkan masalah matematika operasi hitung pecahan siswa kelas IV. Hal ini dapat dilihat pada diagram persentase kesalahan siswa dalam memecahkan masalah matematika di bawah ini

 

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa persentase kesalahan siswa dalam memecahkan masalah matematika materi luas dan keliling segitiga pada siswa kelas IV SDN Kedungkarng diperoleh hasil yaitu dalam menggunakan aspek langkah-langkah pemecahan masalah. Sebanyak 37% siswa belum mampu memahami masalah dalam menentukan hubungan fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan dan juga merumuskan masalah yang diminta dalam soal cerita tersebut.

Hasil persentase tersebut hampir seimbang dengan aspek membuat rencana strategi pemecahan masalah, persentasenya menunjukkan bahwa sebanyak 45% siswa masih melakukan kesalahan dalam membuat rencana pemecahan masalah untuk menentukan strategi dalam memecahkan masalah.

Selanjutnya dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah atau pelaksanaan strategi, sebanyak 46% siswa masih melakukan kesalahan dalam menentukan strategi pemecahan masalah yang baik dan benar. Sebagian besar siswa masih keliru dan kurang kurang tepat dalam menyelesaikan strategi dan juga ada beberapa siswa yang strateginya kurang tepat tapi pelaksanaan strateginya benat dan tepat.

Sedangkan sebesar 53% siswa melakukan kesalahan dalam aspek melihat kembali penyelesaian masalaah matematika atau pengecekan kembali jawaban. Sebagian besar siswa tidak terbiasa dan juga lupa tidak menuliskan satuan yang diminta dan juga tidak menuliskan kesimpulan sesuai permasalahan yang ditanyakan di dalam soal cerita.

Dari hasil persentase kesalahan siswa dalam memecahkan masalah matematika menunjukkan bahwa persentase kesalahan tertinggi terdapat dalam melihat kembali jawabannya. Sedangkan untuk persentase terendah yaitu terdapat dalam memahami masalah dalam soal cerita.

Kesulitan Belajar dan Faktor Kesalahan Siswa Kelas IV SDN Kedungkarang dalam Memecahkan Soal Cerita Matematika Pokok Bahasan Luas dan Keliling Segitiga

Berdasarkan data angket diperoleh berbagai macam jawaban, maka diperoleh hasil bentuk-bentuk kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal cerita pada materi luas dan keliling segtia. Serta faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika dan peniliti menggunakan angket

Hasil analisis lembar angket terdapat jumlah siswa yang memilih angket sesuai dengan kemampuannya. Pada aspek kegiatan belajar mengajar dikelas terdapat banyak siswa yang kurang suka dengan cara guru mengajar, susah memahami pembelajaran dan kurangnya konsentrasi siswa saat dijelaskan oleh guru. Pada aspek soal cerita matematika masih terdapat banyak siswa yang mengalami kesulitan dan kurang menyukai matematika terutama soal cerita karena dipengaruhi beberapa faktor yang menghambat proses belajar siswa. Kemudian pada aspek masalah kesehatan juga terdapat beberapa siswa yang mengalami gangguan kesehatan, baik kurangnya konsentrasi maupun kondisi tubuh yang terganggu. Adapun aspek yang terakhir yaitu gangguan yang dialami siswa bahwa siswa masih banyak yang kesulitan dalam memahami soal cerita, kurang merasa percaya diri, gangguan dalam menulis, berhitung, maupun membaca. Akan tetapi hampir semua siswa memahami cara guru menyampaikan pembelajran dengan menggunakan bahasa kedua atau bahasa sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutarno Efendi, A.Ma. yang merupakan guru kelas IV SDN Kedungkarang, menyatakan bahwa secara nampak apabila siswa mengerjakan soal cerita, mereka kesulitan dalam menentukan dan menterjemahkan soal cerita kedalam symbol angka dan menempatkan sesuai bagian dalam rumus materi luas dan keliling segitiga, akan tetapi kadang sebagian siswa sangat kurang antusias karena siswa merasa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit.

Setiap siswa memiliki karakteristik masing-masing, ada yang sekali baca langsung dapat mengerjakan, ada juga yang perlu membaca berulang kali baru bisa memahami masalah tersebut. Menurut keterangan yang diberikan oleh guru, terdapat juga siswa yang tidak bisa, tetapi merasa bisa serta ada yang tidak bisa sama sekali sampai materi selesai. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang, guru mengaku bahwa jarang sekali mengenalkan atau memberi latihan soal-soal non-rutin atau soal cerita kepada siswa. Kesulitan yang sering membuat mereka tidak paham adalah kurangnya konsentrasi.

Langkah kedua penyelesaian soal pemecahan masalah matematika adalah merumuskan rencana. Kegiatan siswa dalam merumuskan masalah biasanya dengan membaca kalimat terakhir pada suatu soal pemecahan masalah matematika. Dengan kegiatan ini biasanya dapat dijadikan patokan untuk membedakan antar soal dan mengetahui cara mana yang harus dipilih dalam menyelesaikan soal. Sedangkan kemampuan siswa dalam merumuskan masalah bagi sebagian besar siswa kelas IV masih sangat kurang.

Tahap yang ketiga dalam langkah penyeselesaian masalah adalah dengan melaksanakan strategi. Dalam kegiatan ini, biasanya guru dan siswa melakukan kegiatan tanya jawab dalam menjawab perhitungan. Guru menjelaskan bahwa beliau akan memilih siswa yang ramai atau yang kurang paham untuk diberikan pertanyaan saat melaksanakan rencana. Tetapi jika sudah masuk pada langkah melaksanakan rencana siswa sudah banyak yang paham dan tidak banyak yang merasa kesulitan. Beberapa siswa mungkin kesulitan pada kegiatan menetukan luas dan keliling segitiga dalam pemahaman konsep. Beberapa juga kesulitan untuk menghitung sesuai rumus.

Langkah terakhir dalam kegiatan penyelesaian soal pemecahan masalah matematika adalah dengan memeriksa kembali. Setelah semua selesai, biasanya guru baru menyimpulkan hasil dengan menuliskan kalimat kesimpulan (“Jadi…”). Beberapa siswa dalam menuliskan kalimat kesimpulan siswa juga masih banyak yang kurang tepat.

Berdasarkan hasil informasi baik dari pengisian angket yang didukung dengan wawancara kepada siswa memberikan hasil bahwa kesulitan belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi pecahan padakelas IV SDN Kedungkarang yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

  1. Faktor penyebab kesulitan belajar secara internal. Faktor-faktor internal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan memecahkan masalah matematika meliputi: (1) sikap dalam belajar, (2) motivasi belajar, (3) kesehatan tubuh, dan (4) kemampuan penginderaan.
  2. Faktor-faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika yaitu meliputi: (1) Variasi guru dalam mengajar di kelas, (2) penggunaan media pembelajaran oleh guru, (3) sarana prasarana sekolah, dan (4) lingkungan Keluarga

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian analisis kesalahan dalam pemecahan masalah matematika pokok bahasan luas dan keliling segitiga pada siswa kelas IV SDN Kedungkarang disimpulkan bahwa kesulitan belajar matematika sangat sering dialami oleh siswa, tidak hanya pemecahan masalah saja akan tetapi siswa juga mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep. Dalam menyelesaikan soal cerita matematika siswa yang mengalami kesulitan yakni meliputi: (1) kesulitan dalam pemahaman masalah sebanyak 37% siswa. (2) kesulitan dalam perencanaan strategi sebanyak 45% siswa. (3) kesulitan dalam pelaksaan strategi sebanyak 46% siswa. (4) kesulitan dalam pengecekan kembali jawaban ada sebanyak 53% siswa.

Dan faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal cerita matematika berasal dari diri siswa meliputi sikap siswa dalam belajar matematika, motivasi belajar siswa yang masih sangat rendah. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa diantaranya adalah kurangnya variasi dalam pembelajaran bersama guru, penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal, sarana dan prasarana sekolah yang belum cukup memadahi, serta lingkungan keluarga yang kurang kondusif bagi siswa dalam belajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Hasratuddin. 2014. Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang Berbasis Karakter. Jurnal Didaktik Matematika. 1 (2), 32, September 2014. http://jurnal.unsyiah.ac.id/DM/article/view/2075/2029. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2020.

Cahyadi, Fajar. 2017. Pengembangan Media Utama (Ular Tangga Matematika) dalam Pemecahan Masalah Matematika Materi Luas Keliling Bangun Datar Kelas II SD/MI. 4(1), 120, Juni 2017. http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/ibtida/article/view/1476. Diakses pada tanggal 26 Juni 2020.

Kurniawan, A. (2018). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marlina. 2019. Asesmen Kesulitan Belajar. Jakarta Timur: Prenamedia Group.

Sugiyono. (2017). METODE PENELITIAN KUALITATIF. Bandung: Alfebeta.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenamedia Group.

Wakhyudin, Husni. 2014. Model Number Head Together Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IV. 4(2), 67, Desember 2014. http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas/article/view/541. Diakses pada tanggal 26 September 2020.