KINERJA DOSEN BERBASIS SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP)

STUDI KASUS DI UPBJJ-UT SURAKARTA

Tri Sumardjoko

Muh Dawam

Fadloli

Staf pengajar Fisip-UT Surakarta

ABSTRAK

Tingkat keberhasilan suatu perguruan tinggi dapat diukur dari kualitas out put (lulusan) yang dapat diakui oleh masyarakat umum maupun masyarakat ilmiah, tidak terkecuali dengan Universitas Terbuka. Sebagai salah satu perguruan tinggi yang besar di Indonesia dengan berbagai permasalahan yang dihadapi tentu saja untuk mencapai tujuan tersebut harus didukung oleh etos kerja/kinerja yang tinggi oleh seluruh dosen dan karyawannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan responden dosen-dosen UPBJJ-UT Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kinerja dosen UPBJJ-UT surakarta dalam hal melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dikategorikan sedang, hal ini disebabkan karena masing-masing dosen mempunyai load kerja diluar pekerjaan Tri Dharma Perguruan Tinggi sangat padat sehingga sulit untuk mengatur pekerjaan pekerjaan pokok dan pekerjaan pengelolaan jarak jauh.

Kata kunci: Kinerja dosen dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP)


PENDAHULUAN.

Menurut Prof. Dr. Muh Nuh, bahwa tugas terpenting perguruan tinggi adalah membangun mind set (pola pikir) terhadap mahasiswa dan civitas akademiknya, selanjutnya beliau mengatakan bahwa dalam rangka itu, ada lima pola pikir yang harus ditanamkan oleh perguruan tinggi dalam diri civitasnya, yaitu pola pikir berbasis disiplin ilmu tertentu, pola pikir mensintesiskan berbagai ilmu, pola pikir kreatif, pola pikir saling menghargai, dan pola pikir berbasis etika. (REPUBLIKA.CO.ID, 19 December 2010). Dalam rangka itu ada 3 kewajiban pokok yang harus diemban oleh perguruan tinggi, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi, yang meliputi Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang kemudian tugas tersebut menjadi tugas pokok seorang dosen.

Tingkat keberhasilan suatu perguruan tinggi dapat diukur dari kualitas out put (lulusan) yang dapat diakui oleh masyarakat umum maupun masyarakat ilmiah, selain itu dapat diukur juga dari tingkat kepuasan mahasiswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan tehnologi dari perguruan tinggi yang bersangkutan, senada dengan itu Wijaya, mengemukakan bahwa “kepuasan pelang-gan jasa pendidikan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan kompetisi pendidikan”. Banyaknya perguruan tinggi negeri maupun swasta sekarang ini menjadikan persaingan semakin ketat, dengan demikian tugas seorang dosenpun menjadi semakin berat juga.

Undang – Undang nomor 14 tahun 2005 bab 1 pasal 1, bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, me-ngembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai tenaga profesional maka tenaga dosen terus dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pelatihan-pelatihan sesuai dengan kompetensinya.

Universitas Terbuka sebagai perguruan tinggi negeri yang ke 45 tentu saja mempunyai kepentingan yang sama dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang lain yaitu menjadikan institusinya sebagai pilihan masyarakat yang ingin mengembangkan potensi dirinya dalam memperoleh kesarjanaannya. Upaya- upaya yang telah dilakukan adalah meningkatkan kualitas tenaga dosen dan selalu meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh mahasiswanya yang tersebar di seluruh Indonesia maupun di luar negeri. Upaya-upaya tersebut dibarengi dengan pengembangan tehnologi komunikasi melalui jaringan internet.

Sebagai perguruan tinggi yang mempunyai jumlah mahasiswa yang sangat besar dan sejumlah permasalahan yang cukup rumit karena persebaran mahasiswanya yang berada diseluruh pelosok tanah air, maka dalam rangka meningkatkan pelayanan yang lebih baik harus didukung oleh kinerja yang tinggi bagi para karyawan dan tenaga dosen.

Tenaga dosen di Universitas Terbuka selain mengerjakan pekerjaan seperti di perguruan tinggi pada umumnya yaitu Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi) juga dibebani tugas pengelolaan PTJJ yaitu pekerjaan dari proses rekruitment mahasiswa sampai kelulusan mahasiswa. Tugas tambahan tersebut setara dengan 12 SKS, dengan demikian beban pekerjaan seorang dosen di Universitas Terbuka adalah 24 SKS setiap semester, dengan beban kerja yang cukup besar tersebut tentu saja akan berpengaruh pada kinerja dosen.

PERMASALAHAN

Dari uraian pada latar belakang di atas, maka penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Seberapa banyak beban kerja yang harus diselesaikan oleh setiap dosen setiap semester di UPBJJ-UT Sura-karta?

2. Bagaimana kinerja dosen UPBJJ-UT Surakarta dengan beban kerja terse-but?

TUJUAN PENELITIAN.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui;

1. Volume kerja yang harus dilakukan oleh tenaga dosen di UPBJJ-UT Su-rakarta.

2. Capaian kinerja tiap-tiap dosen atas beban kerja yang diembannya.

MANFAAT PENELITIAN

Bagi UPBJJ-UT Surakarta:

1. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan evaluasi atas beban kerja yang diemban oleh dosen dan capaian kinerja dosen.

2. Sebagai sumber informasi untuk membuat kebijakan bagi pejabat dilingkungan UPBJJ-UT Surakarta.

3. Sebagai referensi tambahan dalam menentukan beban kerja dosen.

Bagi Peneliti:

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sumber daya manusia.

2. Untuk mengetahui beban kerja dan capaian kinerja di lingkungan UPBJJ-UT Surakarta.

Bagi Pembaca:

1. Untuk menambah referensi tentang sumber daya manusia;

2. Sebagai pijakan untuk mengadakan penelitian lanjutan;

LANDASAN TEORI

Pada dasarnya seorang bekerja pada suatu organisasi atau lembaga diharapkan mempunyai kinerja yang baik, sebab dengan kinerja yang baik dari seluruh karyawan akan memberi kontribusi yang baik juga terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kinerja atau performance berarti: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja.

Menurut Mangunegoro (2004) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan” disebutkan bahwa kinerja atau performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Senada dengan difinisi di atas Prawirosentono dalam Sinambela.Dkk (2006:137), Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Nurlaila,(2010) Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.

Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:).

Dari beberapa difinisi di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja atau performance adalah capaian hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh seorang karyawan atau pegawai dalam organisasi, seberapa besar capaian hasil tersebut tergantung dari target yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja dikatakan baik/tinggi apabila sesuai atau melebihi target yang telah ditentukan, demikian juga sebaliknya.

Seseorang dapat dikatakan memiliki kinerja tinggi mempunyai karakteristik sebagai berikut (Mangkunegara, 2002):

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah deprogramkan.

Untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

Sasaran Kerja Pegawai

Sasaran kerja pegawai atau SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS. Dasar hukum penyusunan SKP diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor (BKN) 1 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011, Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Implementasi penyusunan SKP dimulai tahun 2014, dimana penilaian prestasi kerja dilakukan oleh Pejabat Penilai sekali dalam satu tahun. Penilaian dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Tujuannya adalah untuk menjamin objektifitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja,

Penyusunan SKP pejabat fungsional tertentu, kegiatan tugas jabatannya disesuaikan dengan butir-butir kegiatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan fungsional tertentu. Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan ditetapkan dengan jumlah angka kredit yang akan dicapai. Oleh sebab itu pejabat fungsional tertentu harus menetapkan target angka kredit yang akan dicapai dalam 1 (satu) tahun.

Pengisian SKP untuk dosen biasa di UPBJJ pada umumnya meliputi tugas pokok dosen yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi; Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat besaran SKS nya adalah 12 SKS, selain tugas pokok tersebut ada tugas tambahan yaitu Pengelolaan PTJJ dimana besarannya adalah sama dengan tugas pokok dosen yaitu 12 SKS, dengan demikian jumlah SKS yang menjadi tanggung jawab dosen adalah 24 SKS dalam satu semester.

METODE PENELITIAN.

Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menitikberatkan diri pada pendekatan emik, akan tetapi walaupun sudah jelas batas-batas dan caranya, masih saja terdapat pekerjaan yang berada di antara emik dan etik (Moleong,1991:59). Pendekatan emik oleh Moleong (1991:54) adalah struktural yang berarti peneliti berasumsi bahwa perilaku manusia terpola dalam sistem pola itu sendiri.

Menurut Moleong (1991:5), dalam penelitian kualitatif digunakan metoda kualitatif dengan pertimbangan, (1) me-nyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, (2) metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, dan (3) metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah UPBJJ-UT Surakarta sedangkan obyek yang diteliti adalah tenaga dosen. Alasan penulis menggunakan obyek penelitian dosen adalah bahwa tenaga dosen mempunyai volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu semester lebih besar apabila dibandingkan dengan tenaga administrasi. Sementara itu usia dosen yang rata2 berusia diatas 50 tahun, oleh karena itu sangat menarik untuk diteliti tentang kinerjanya.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Oleh karena itu jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Jika yang diperlukan data kuantitatif dibutuhkan maka proses selanjutnya adalah mengualitatifkan data tersebut. Sumber data yang dipergunakan ada dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu terdiri atas dosen dosen yang berada di UPBJJ-UT Surakarta. Sedangkan data sekundair diperoleh dari dokumen-dokumen dan informasi-informasi yang diperoleh dari perpustakaan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

1. Observasi

Observasi penulis lakukan yang dilakukan berkali-kali dan tidak terjadwal sejak penyusunan proposal diharapkan dapat melihat keadaan objektif di lokasi penelitian guna membuka dan memperkaya wawasan sehingga data yang diperoleh dapat dikaji

2. Wawancara

Wawancara penulis lakukan dengan para informan kunci yang berkaitan langsung dengan thema penelitian ini. Agar wewancara tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang dikaji penulis terlebih dahulu membuat pedoman daftar perta-nyaan ( interview guide ).

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakan penulis lakukan sejak penyusunan proposal sampai dengan penyusunan hasil penelitian. Studi kepustakaan ini sifatnya untuk melengkapi, atau mendukung data data yang diperoleh dari data observasi maupun data dari interview, dengan demikian akan diperoleh hasil penelitian yang lebih komprehensif dan mendalam.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis model interaktif (interactive analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009) yang terdiri dari 3 (tiga) langkah, yaitu:

1. Reduksi data (data reduction), yakni data yang diperoleh dilokasi penelitian (data lapangan) dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan dari lapangan akan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya.

2. Penyajian Data (data display), yakni memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Data yang disajikan adalah ringkasan data primer (hasil wawancara) dan data sekunder (dokumen-dokumen) dalam bentuk tabel gambar maupun deskripsi.

3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification), yakni sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisa data yang dikumpulkan.

Hasil dan Pembahasan.

1. Diskripsi Obyek Penelitian

Obyek yang diteliti adalah staf edukatif ( dosen) yang berada di UPBJJ-UT Surakarta, dimana jumlah keseluruhan dari tenaga tersebut adalah 16 orang, yang terdiri dari 12 orang dosen kependidikan serta 4 orang dosen non kependidikan. Ke 16 orang dosen tersebut terdiri dari 7 wanita dan 9 laki-laki, dengan usia yang variatif, yaitu dari usia 30 tahun sampai 64 tahun.Obyek tersebut memiliki kesamaan dalam hal beban kerja (homogen). Oleh karena itu dengan pengambilan sample 4 responden yang diambil secara random diharapkan dapat mewakili keseluruhan dari seluruh obyek tersebut.

2. Kinerja Pendidikan dan Pengajaran

Salah satu kuajiban pokok seorang dosen adalah melaksanakan tugas transformasi ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada mahasiswa melalui proses belajar mengajar. Di Universitas Terbuka proses transformasi tersebut melalui tutorial.

Berdasarkan hasil penelitian jumlah matakuliah yang diampu oleh dosen berbeda-beda, bagi dosen kependidikan jumlah matakuliah yang diampu antara 1 sampai 2 matakuliah, sedangkan bagi dosen non kependidikan antara 3 sampai 7 matakuliah. Perbedaan jumlah ampuan matakuliah tersebut disebabkan karena program studi kependidikan yaitu PGSD dan PAUD adalah program paket dimana banyak matakuliah yang ditutorialkan diselenggarakan oleh tenaga-tenaga profesional sebagai tutor diluar dosen Universitas Terbuka, dengan demikian sisa matakuliah yang harus diampu oleh dosen UT sangat terbatas. Hal ini berbeda dengan dosen-dosen non kependidikan, dimana program studi non kependidikan mahasiswa diberi kebebasan untuk mengambil matakuliah paket ( Program Studi Perpustakaan) atau mahasiswa bebas merencanakan sendiri pengambilan matakuliah. Dampak dari perbedaan jumlah ampuan matakuliah tersebut adalah bahwa dosen kependidikan harus menambah kegiatan yang sesuai dengan bidang tugas pokok pengajaran. Untuk dosen UPBJJ-UT Surakarta harus menambah tugas merancang dan membuat Bahan Ajar Non Cetak, seperti naskah Audio atau Video.

Dibidang pengajaran, dosen non kependidikan rata-rata telah selesai melaksanakan tugasnya 100%, sedangkan dosen kependidikan untuk tugas tutorial pada umumnya sudah diselesaikan 100% sedangkan untuk penyelesaian pembuatan Bahan Ajar Non Cetak hampir belum diselesaikan, apabila dirata-rata baru mengerjakan 50%, bahkan ada yang belum membuat sama sekali. Berdasarkan hasil wewancara permasalahan utama yang dihadapi para dosen adalah,

kekurangan waktu yang disebabkan oleh sebagian besar waktu sehari-hari banyak digunakan untuk pekerjaan pengelolaan administrasi kemahasiswaan.

Tidak memiliki bahan ajar sebagai acuan untuk membuat BANC,

Sebagian dosen ada yang belum terampil dalam menulis BANC, meskipun untuk jenis Audio/Radio.

3. Kinerja Penelitian.

Tugas seorang dosen tidaklah ringan, dalam pengertian tidak hanya mengajar dan memberikan pembimbingan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi yang relevan dengan keahliannya, akan tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilakukan secara terus menerus. Tanggung jawab tersebut sebagai konsekuensi logis dari salah satu poin dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian dan pengembangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen UPBJJ-UT Surakarta rata-rata hanya membuat 1 buah penelitian pada semester pertama tahun akademik 2015, namun dari penelitian tersebut rata-rata juga baru sampai pada tahapan pembuatan proposal, sedangkan pengumpulan data dan pengolahan data belum dilakukan. Masalah utama yang dihadapi para dosen adalah,

Proposal tidak diterima oleh LPPM;

bagi yang melakukan penelitian mandiri rata-rata mengalami hambatan pada “waktu”, yaitu banyak waktu yang tersita karena pekerjaan kantor sehari-hari dalam pengelolaan administrasi kemahasiswaan,

selain itu banyak questioner yang disebarkan belum ada yang masuk.

Hambatan tersebut tentu akan mempunyai pengaruh pada perencanaan yang tertulis dalam Sasaran Kerja Pegawai ( SKP ).

4.   Kinerja Pengabdian Kepada Masyarakat.

Program pengabdian masyarakat merupakan salah satu rangkaian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh seorang dosen, kegiatan ini merupakan aplikasi dari produk ilmu pengetahuan dan tehnologi yang harus disumbangkan kepada masyarakat dalam rangka transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi demi kesejahteraan orang banyak.

Program pengabdian masyarakat harus didasarkan pada kebutuhan dan perkembangan masyarakat sasaran, persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat yang segera membutuhkan solusi (penyelesaian) ataupun potensi-potensi yang dimiliki yang bisa dikembangkan. Oleh karena itu penelitian atau pengenalan awal agar program-program pengabdian masyarakat harus dilakukan terlebih dahulu.

Berdasarkan wewancara dengan responden bahwa pembuatan program pengabdian masyarakat terlebih dahulu melalui tahapan observasi lapangan, kemudian diinventarisir kebutuhan-kebutuhan masyarakat atau persoalan-persoalan yang dihadapi. setelah setelah itu baru ditentukan persoalan yang mendesak dan harus segera dipecahkan atau diselesaikan. Tahapan ini tentu saja melibatkan orang-orang kunci yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan. Informasi yang berhasil peneliti kumpulkan menyebutkan bahwa pada dasarnya seluruh dosen membuat rancangan program pengabdian masyarakat, meskipun kegiatan tersebut dalam bentuk tim, akan tetapi sampai akhir semester I (pertama) 2015.1 belum ada satupun kegiatan tersebut selesai dilakukan. Berdasarkan hasil wewancara masalah utama terhambatnya pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah karena sering terjadinya tumbang tindih pelaksanaan dilapangan dengan kegiatan pengelolaan pendidikan jarak jauh seperti monitoring tutorial, pendaftaran mahasiswa baru, persiapan pelaksanaan ujian dan lain sebagainya yang tentunya banyak menyita waktu.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat, seperti halnya kegiatan penelitian dan pengajaran, harus terus dipacu produktivitas, kualitas, dan relevansinya, sehingga memiliki daya saing yang tinggi, sekaligus tetap berpijak kuat pada upaya peningkatan martabat manusia.

5. Kinerja Pengelolaan Pendidikan Jarak Jauh.

Pengelolaan pendidikan jarak jauh merupakan pekerjaan diluar tugas yang diberikan oleh dosen diluar tugas Tri Dharma perguruan tinggi. Beban tugas tersebut setara dengan 12 SKS dalam satu semester, karena rincian tugas pengelolaan tersebut memiliki bobot angka kredit yang kecil rata-rata antara 0,2 SKS – 0,5 SKS maka beban kerja sebesar 12 SKS setiap dosen dalam 1 (satu) semester harus menyelesaikan tugas pengelolaan sebesar kurang lebih 30 jenis pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian tugas-tugas pengelolaan yang menjadi tanggung jawab dosen dapat diselesaikan dengan baik, karena apabila tidak terselesaikan akan membawa dampak yang sangat luas, Misalnya proses registrasi, apabila registrasi mahasiswa tidak diselesaikan akan akan berakibat pada penyelenggaraan tutorial dan apabila tutorial tidak selesai pada waktunya akan berakibat pada ujian dan seterusnya, atau dapat dikatakan bahwa tugas pengelolaan PJJ saling terkait antara pekerjaan satu dengan yang lainnya, oleh karena itu tidak dapat diabaikan satu dengan lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.

Dari aspek kualitas kinerja dapat disimpulkan bahwa untuk tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dikatakan kurang memuaskan karena tugas-tugas yang dikerjakan saling tumpang tindih dengan pekerjaan pengelolaan, akan tetapi untuk tugas pengelolaan dikerjakan dengan baik.

Dari aspek Kuantitas, untuk tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dikatakan kurang produktif, karena waktu untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut sangat terbatas, sedangkan untuk pekerjaan pengelolaan rata-rata terselesaikan dengan baik meskipun jenis pekerjaannya cukup banyak.

Dari aspek ketepatan waktu, untuk tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dikatakan tidak tepat waktu karena sampai saat ini banyak tugas yang belum terselesaikan, sedangkan tugas pengelolaan dapat dikatakan tepat waktu, karena setiap pekerjaan ada target penyelesaian.

Dari aspek efektifitas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi komputer (internet) digunakan semaksi-malkan mungkin dalam menunjang kelan-caran pekerjaan, meskipun ada sebagian dosen yang kurang menguasainya.

Dari aspek kemandirian dapat dikatakan bahwa tenaga dosen memiliki komitmen dan tanggung jawab yang tinggi terhadap institusi, terutama untuk pekerjaan yang sifatnya pengelolaan.

Saran

Tugas yang menjadi tanggung jawab tenaga dosen dan administrasi mempunyai perbedaan yang sangat significan, dalam arti load pekerjaan dosen hampir 2 kali lipat bila dibandingkan de-ngan load kerja tenaga administrasi. Perbedaan ini membawa konsekuensi pada penyelesaian tugas-tugas dosen terganggu, oleh karena itu peneliti merekomendasikan bahwa penanggung jawab wilayah hendak-nya dipegang oleh karyawan administrasi.

Tugas-tugas Tri dharma Perguruan Tinggi akan lebih mempunyai kualitas dan produktif apabila sering diadakan diskusi, oleh karena itu minimal sekali dalam seminggu secara rutin diadakan academic days.

DAFTAR PUSTAKA

A.Anwar Prabu Mangku Negara (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Remaja, Bandung, Rosdakarya.

Lexy, J.Moleong,(1991) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya.

Luthans, F. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw-hill.

Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Penerbit LepKhair.

Robbins, Stephen P., 1996. Perilaku Organisasi Jilid II, Alih Bahasa HadayanaPujaatmaka, Jakarta, Prenhalindo.

Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2006. Pelayanan Publik, Teori,Kebijakan dan Implementasi.Bumi Aksara: Jakarta

Sugiyono, 1992,Methode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.