Upaya Peningkatan Hasil Belajar siswa

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

di kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta

semester Gasal tahun ajaran 2014/2015

Harini

SMP Negeri 17 Surakarta

Abstraksi

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini diperlakukan kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta Semester Gasal Tahun 2014/2015 dengan fokus permasalahan peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015. Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam selama dua siklus, melalui pendekatan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT membuktikan peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn. Peningkatan terjadi pada nilai terendah, maupun nilai tertinggi. Pada awal sebelum tindakan nilai terendah 50, setelah siklus I meningkat menjadi 60 dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 77. Sedangkan nilai tertinggi sebelum tindakan 86, kemudian setelah siklus I nilai tertinggi meningkat menjadi 92 dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 95. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas pada tes awal sebesar 75,8 siklus pertama meningkat menjadi 79,2 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 81,8. Untuk siswa tuntas belajar nilai ketuntasan (KKM ≥ 77) pada tes awal 75%, dan pada tes siklus pertama meningkat menjadi 84,4% dan pada tes siklus kedua meningkat lagi menjadi 100%,. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada siswa kelas Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015. Simpulan di atas memberikan implikasi bahwa pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) perlu dikembangkan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT membuat siswa lebih aktif, suasana belajar menyenangkan dan siswa mampu menjawab pertanyaan, mengerjakan soal dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

Kata Kunci: hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


Pendahuluan

Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang wajib, namun pada kenyataannya nilai yang diperoleh para siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas IX D sebelum tindakan yaitu 75,84, meskipun nilai rata-rata kelas tersebut telah mencapai batas ketuntasan minimalnya yaitu 75. Namun berdasarkan data hasiil ulangan harian tersebut siswa yang telh mencapai nilai ≥ 75 hanya 24 orang siswa atau 75%, sedangkan sisanya 8 orang atau 25% memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Hal ini ada kemungkinan disebabkan karena sebagian besar siswa mengganggap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegara-an (PKn) sebagai pelajaran yang sepele.

Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi persoalan kurangnya hasil belajar siswa materi kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara dan 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegara-an (PKn) Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta adalah dengan pendekatan pem-belajaran Kooperatif Tipe TGT. Sehubung-an dengan itu, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang terse-but di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. “Apakah melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumus-kan sebagai berikut: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015”

Kajian Pustaka, kerangka Pikir dan Hipotesis

Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan nilai yang didapat dari perubahan seseorang terhadap setiap pengalamannya, sehingga dapat diketahui sejauhmana kemajuan yang dialami oleh orang tersebut. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengandung pengertian, nilai, dan sikap seseorang setelah memperoleh pengetahu-an mengenai Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sesuai dengan Standar Kompetensi Kurikulum Tahun 2006 untuk Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masya-rakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SMP adalah untuk menjadikan warganegara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang kritis, kreatif, aktif, bertanggungjawab, cerdas, dan anti korupsi, demokratis dan berkarakter bangsa Indonesia, mampu bersaing dan berinteraksi dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Menurut Slavin (2009: 8) dalam pendekatan pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru”.

Roger dan Johnson (Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembela-jaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: (1) positive interdependence (saling ketergantungan positif), (2) personal responsibility (tang-gung jawab perseorangan), (3) face to face promotive interaction (interaksi promotif), (4) interpersonal skill (komunikasi antar-anggota), dan (5) group processing (pemrosesan kelompok).

Suprijono (2009: 54) mengatakan bahwa ”pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuknya yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Lie (2008: 28) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah “pembelajaran gotong royong”, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Berpijak dari berbagai pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berbasis kelompok dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan orang lain dalam memahami suatu materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

Isjoni (2009: 83) berpendapat “TGT adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda”.

Slavin (2009: 163) menyatakan Team Games Tournament (TGT) artinya adalah bentuk pembelajaran yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif yang paling tua dan paling banyak digunakan dalam penelitian pendidikan, termasuk juga dalam penyampaian materi di kelas. Dalam TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

Menurut Slavin (2009: 143) pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT ada lima komponen utama yang harus dimiliki, yaitu:

a. Presentasi Kelas

Tahap ini merupakan tahap awal dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran TGT, karena pada tahap ini, siswa diajarkan oleh guru tentang materi pelajaran, sehingga pada tahap ini sangat berperan penting dalam penerimaan materi pada diri siswa.

b. Tim atau kelompok

Tim atau kelompok ini dapat terdiri dari 5-6 siswa, dan pengelompokan tim ini adalah berdasarkan kemampuan, asal daerah, suku dll. Fungsi dari pengelompokan ini adalah memastikan bahwa dari masing-masing siswa benar-benar mempelajari materi yang disampai-kan oleh guru, yaitu memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dan menger-jakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara berkelompok.

Fungsi dari pengelompokan ini adalah untuk saling berbagi antara satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelompok. Hal ini dilakukan agar apabila dalam anggota kelompok tersebut ada yang belum paham, maka anggota kelompok yang lain harus bertang-gungjawab dengan cara mengajari anggota yang belum paham tersebut sampai paham semua.

c. Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game ini dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

d. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa dari semua tingkat berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.

e. Rekognisi Tim

Rekognisi hampir sama dengan reward, yaitu memberikan hadiah, pujian, penghargaan atau yang lainnya kepada siswa atau kelompok yang paling baik. Sehingga dengan pemberian hadiah ini, siswa akan semakin tertarik untuk belajar.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament adalah pendekatan pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok yang berbeda kemampuan yang menggunakan sistem turnamen akademik yang diikuti oleh seluruh siswa.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal sebelum tindakan, hasil belajar siswa yang mencapai batas nilai ketuntasan hanya 75% dari jumlah siswa. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I diharapkan hasil belajar siswa minimal 85% dari jumlah siswa dapat mencapaai nilai batas KKM. Selanjutnya setelaah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa minimal mencapai 90% dari jumlah siswa mencapai batas ketuntasan. Bagan kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang peneliti ajukan adalah: melalui pendekatan model pembe-lajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015.

Metode Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surakarta. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:

a. Merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian

b. Terdapat permasalahan dalam pembelajaran PKn di kelas IX D

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester Gasal tahun 2014/2015, selama empat bulan yaitu mulai bulan Juli 2014 sampai Oktober 2014. Jenis-jenis kegiatannya meliputi penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan. Jadwal penelitian terlampir.

Metode dan Rancangan Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan Teknik Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

2. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus I diberikan materi tentang materi norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat dengan pendekatan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Tindakan pada siklus berikutnya merupakan perbaikan dari siklus I.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015 tentang kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara dan kompetensi dasar 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara, melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yaitu apabila 90% dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai ≥75, maka penelitian yang dilakukan berhasil.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 (dua) siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015, dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran melalui langkah-langkah yang telah ditentukan. Dari kegiatan tersebut akan didapat refleksi awal. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dalam setiap siklus.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan

3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran

4) Menyiapkan lembar penilaian

5) Membuat lembar observasi kegiatan

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pem-belajaran sesuai dengan RPP mata pela-jaran PKn kelas IX SMP dengan Standar Kompetensi 1: Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara. Kompe-tensi Dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara yang dilaksana-kan melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini peneliti mengum-pulkan data dengan cara mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi mengarah pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan. Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan proses kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan saling memberikan masukan untuk dapat mengambil langkah yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran berikutnya agar lebih bermakna.

2. Rancangan Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan

3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran

4) Menyiapkan lembar penilaian.

5) Membuat lembar observasi kegiatan

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan pembela-jaran dengan memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Melaksanakan pembelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara sesuai dengan RPP.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Refleksi

Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi: kompetensi dasar 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan Negara pada mata pelajaran PKn Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015.

HASIL PENELITIAN dan Pembahasan

Kondisi Awal

Berdasarkan nilai sebelum tindakan, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa tergolong rendah. Data hasil tes awal menunjukkan bahwa ada 8 orang siswa atau 25% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan (KKM ≥ 75). Sedangkan siswa mendapatkan nilai ≥ 75 ada 24 orang siswa atau 75%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86. Sedangkan nilai terendah adalah 50. Nilai rata-rata kelas adalah 75,84. Dengan demikian hasil belajar PKn siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta perlu ditingkatkan.

Deskripsi Data Tindakan

Deskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tindakan siklus I dan tindakan siklus II.

Hasil tes siklus I menunjukkan ada 5 siswa atau 15,6% mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan ( KKM ≥ 75). Sedangkan 27 siswa atau 84,4% mendapatkan nilai ≥75. Nilai tertinggi diperoleh siswa yaitu 92. Sedangkan nilai terendah diperoleh siswa yaitu sebesar 60. Sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 79,22. Dengan demikian hasil belajar mata pelajaran PKn Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015. Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra tindakan. Siswa yang mencapai batas ketuntasan dengan nilai batas ketuntasan ≥ 75 pada tes awal hanya 75% meningkat pada siklus I menjadi 84,4%.

Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal hanya mencapai nilai 50 dan pada siklus I meningkat menjadi 60. Untuk nilai tertinggi pada tes awal 86 pada tes siklus I meningkat menjadi 92 dan nilai rata-rata yang pada tes awal sebesar 75,84 pada tes siklus I meningkat menjadi 79,22. Mengingat presentase jumlah siswa yang telah mencapai batas nilai ketuntasan masih di bawah 90% maka peneliti melanjutkan pada siklus II. untuk materi kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara dan kompetensi dasar 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara.

Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa semua siswa atau 100% telah mencapai nilai batas ketuntasan inimal (≥ 75). Dengan demikian hasil belajar siswa Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra tindakan maupun siklus I. Nilai rata-rata kelas mencapai 81,8 berarti di atas nilai batas ketuntasan. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 77.

Dari hasil analisis data perkembangan hasil belajar siswa pada tes siklus II tabel 10. dapat disimpulkan bahwa hasil tes siswa siklus II mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan meningkat menjadi 32 orang atau 100% telah mencapai nilai batas ketuntasan ≥ 75.

Pada siklus II terjadi perubahan-perubahan aktivitas siswa secara individual maupun kelompok seperti siswa aktif dalam diskusi kelompok, berani tampil untuk mengikuti game turnamen sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif serta hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai 100% Oleh karena itu siklus II dinyatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Karena hasil belajar siswa yang telah mencapai batas tuntas 100%, maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindak-an kelas yang telah dilaksanakan dalam selama dua siklus, melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe TGT terjadi peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn.

Peningkatan terjadi pada nilai terendah, maupun nilai tertinggi. Pada awal sebelum tindakan nilai terendah 50, setelah siklus I meningkat menjadi 60 dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 77. Sedangkan nilai tertinggi sebelum tindakan 86, kemudian setelah siklus I nilai tertinggi meningkat menjadi 92 dan setelah siklus II meningkat lagi menjadi 95.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas pada tes awal sebesar 75,8 siklus pertama meningkat menjadi 79,2 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 81,8. Untuk siswa tuntas belajar nilai ketuntasan (KKM ≥ 75) pada tes awal 75%, dan pada tes siklus pertama meningkat menjadi 84,4% dan pada tes siklus kedua meningkat lagi menjadi 100%,.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada siswa kelas Kelas IX D SMP Negeri 17 Surakarta semester Gasal tahun 2014/2015.

Implikasi

Simpulan di atas memberikan implikasi bahwa penerapan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran Pendidikan Kewargane-garaan (PKn) perlu dikembangkan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran

1. Bagi Kepala Sekolah

Agar kepala sekolah mendukung penerapan pendekatan pembelajaran Ko-operatif Tipe TGT dalam proses pembela-jaran mata pelajaran Pendidikan Kewarga-negaraan (PKn) karena dapat meningkat-kan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) lainnya

Guru Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) lainnya disarankan dapat menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarga-negaraan (PKn).

3. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya lebih tertib dan fokus dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Siswa disarankan untuk berperan aktif pada proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

c. Siswa disarankan untuk berani tampil maju mewakili kelompoknya dalam permainan tim game turna-men.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Peneliti yang hendak melakukan penelitian mengenai penerapan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe TGT diharapkan dapat mnerapkannya pada mata peljaran lainnya.

Daftar Pustaka

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anita Lie.2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia

Departemen Pendidikan Nasional. 2006, Kurikulum Standar Isi, Pusat Kurikulum, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.

——————————————-. 2006. Silabus SMP/MTs, Jakarta, BNSP Departemen Pendidikan Nasional

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

 

Slavin, E.Robert. 2009. Cooperative Leraning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.