KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE SNOWBALL THROWING DAN TALKING STICK
DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS
Zolandha Riana Saputri
Mawardi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP – UKSW Salatiga
ABSTRAK
Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini berkaitan dengan keragu-raguan keefektifan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick dalam pembelajaran IPS di SD. Untuk menjawab keragu-raguan tersebut, peneliti melakukan penelitian eksperimen keefektifan model Snowball Throwing dan model Talking Stick. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran Talking Stick siswa kelas 4 SD. Penelitian ini dilakukan di SDN Randu, SDN 1 Candigatak, dan SDN Jelok. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Research dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas 4 SD dalam Gugus Diponegoro 2 dan sampelnya adalah siswa kelas 4 SDN 1 Candigatak, siswa kelas 4 SDN Jelok 1 dan siswa kelas 4 SDN Randu. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen lembar observasi dan instrumen tes. Teknik analisis data yang dipakai untuk menguji perbedaan skor hasil belajar siswa adalah uji anakova. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan yang signifikan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick ditinjau dari hasil belajar IPS pada SD gugus Diponegoro 2. Hal tersebut dapat dibuktikan setelah dilakukan uji anakova diperoleh nilai probabilitas corrected model sebesar 0,000, intercept sebesar 0,000, pretest sebesar 0,000, dan model pembelajaran sebesar 0,007. Seluruh nilai probabilitas yang perolehan tersebut memiliki nilai signifikansi < 0.05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menggunakan model Snowball Throwing dan model Talking Stick.
Kata kunci: Snowball Throwing, Talking Stick, Pembelajaran IPS
PENDAHULUAN
Rudy Gunawan (2016: 17) menyatakan bahwa IPS merupakan telaah tentang manusia dengan dunianya, manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Mata pelajaran IPS diberikan mulai dari SD/MI/SDLB yang menelaah tentang manusia dengan dunianya dan merupakan hasil integrasi dari Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainya. Rudy Gunawan (2016: 21) menambahkan agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan mudah dicerna oleh siswa, bahan-bahanya diambil dari kehidupan nyata dilingkungan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, agar pembelajaran IPS dapat dipelajari oleh siswa dengan baik, maka salah satu cara yang dapat berpengaruh terhadap pembelajaran IPS adalah penerapan model pembelajaran yang relevan dengan materi ajar. Suprijono (2011: 58) menegaskan pembelajaran yang dapat memacu siswa berinteraksi dengan baik antar siswa lainya, dapat dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak tipe-tipe model didalamnya, dalam penelitian ini penulis menggunkan dua model kooperatif tipe Snowball Throwing dan Talking Stick. Aris Shoimin (2014: 174) model pembelajaran Snowball Throwing merupakan pengembangan dari model diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Sedangkan model pembelajaran Talking Stick adalah model pembelajaran kelompok dengan berbantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran menjawab pertanyaan dari guru (Miftahul Huda, 2014: 224)
Model Snowball Throwing dan Talking Stick memiliki karakteristik yang hampir sama yakni menggunakan umpan balik berupa tanya jawab sebagai penanaman konsep belajar. Kedua model ini memungkinkan siswa mengalami kegiatan sosial pada saat siswa berkelompok yang dapat memunculkan sikap saling menghargai, kerja sama, dan berinteraksi satu sama lain, hal ini merupakan salah satu contoh bentuk kegiatan sosial yang timbul dalam kedua model ini. Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini berkaitan dengan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan Talking Stick adakah perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Gugus Diponegoro 2 menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat IPS SD
IPS menurut Sapriya (2016: 7) adalah salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainya. Rudy Gunawan (2016: 17) mengemukakan IPS adalah telaah tentang manusia dengan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. IPS menurut Soewarso dan Tri Widiarto (2012: 1) adalah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Social Science Education (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education†dan “Social Studiesâ€. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari jumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, IPS merupakan suatu program pendidikan yang berisi telaah manusia dengan dunianya dan merupakan program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Menurut Sapriya (2016: 194) secara konseptual, materi pelajaran IPS di SD belum mencangkup dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial. Namun, ada ketentuan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Komparasi Potensi Model Snowball Throwing dan Talking Stick
Aris Shoimin (2014: 174) menyatakan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan pengembangan dari model diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Dengan penerapan model ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda memungkinkan saling sharing pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan perasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang berlangsung secara interaktif dan menyenangkan.
Talking Stick adalah model pembelajaran kelompok dengan berbantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran menjawab pertanyaan dari guru (Miftahul Huda, 2014: 224). Model pembelajaran Talking Stick sangat cocok untuk digunakan peserta didik SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih peserta didik untuk berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana menyenangkan dan membuat peserta didik menjadi lebih aktif.
Joyce, Weil dan Calhoun (2016: 102-121) menyatakan bahwa komponen-komponen sebuah model pembelajaran terdiri dari komponen sintagmatik, komponen prinsip reaksi, komponen sistem sosial, komponen daya dukung, serta dampak instruksional dan pengiring. Dampak instruksional yaitu berupa hasil belajar siswa setelah pembelajaran sesuai tujuan yang hendak dicapai dengan pengarahan oleh guru. Dampak pengiring adalah kemampuan yang didapat siswa sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu yang mana ini tidak diajarkan oleh guru selama pembelajaran. Tabel 1 berikut memaparkan dampak instruksional dan dampak pengiring dari model Snowball Throwing dan Talking Stick.
Tabel 1. Dampak instruksional dan pengiring model Snowball Throwing dan Talking Stick
Dampak |
Model Snowball Throwing |
Model Talking Stick |
Instruksional |
1. Kemampuan menjelaskan pengertian koperasi 2. Kemampuan menyebutkan makna lambang koperasi 3. Kemampuan menjelaskan tujuan koperasi 4. Kemampuan menjelaskan manfaat koperasi 5. Dapat mengelompokan jenis-jenis koperasi |
1. Kemampuan menjelaskan pengertian koperasi 2. Kemampuan menyebutkan makna lambang koperasi 3. Kemampuan menjelaskan tujuan koperasi 4. Kemampuan menjelaskan manfaat koperasi 5. Dapat mengelompokan jenis-jenis koperasi |
Pengiring |
1. Rasa ingin tahu yang tinggi 2. Sikap kritis 3. Kerjasama |
1. Berani 2. Keaktifan 3. Disiplin |
Hasil Belajar IPS
Purwanto (2008: 43) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku seseorang akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar, hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengertian hasil belajar selanjutnya menurut Kusnandar (2011: 277) adalah setiap kegiatan akan menghasilkan sesuatu, begitupula dalam kegiatan belajar akan menghasilkan hasil, yaitu hasil belajar. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.Perubahan hasil belajar IPS salah satunya dapat dilihat dari hasil tes atau ulangan yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar dalam aspek kognitif. Hasil belajar aspek kognitif IPS peserta didik dapat menjadi indikator untuk dijadikan alat ukur keberhasilan suatu pembelajaran IPS itu sendiri. Selain hasil tes, hasil belajar IPS juga dapat berupa kemampuan dan sikap yang siswa miliki setelah mengikuti pembelajaran. Kemampuan dan sikap yang dimaksud adalah kemampuan seperti pemahaman materi, penguasaan konsep, menjawab pertanyaan, dan menyimpulkan. Sedangkan sikap yang dimaksud adalah saling menghargai, rasa ingin tahu yang tinggi, tanggung jawab, sikap kritis, kerja sama, teliti terhadap instruksi guru dan komunikatif. Pengetahuan, kemampuan dan sikap tersebut diperoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Research atau penelitian eksperimen semu dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Subyek yang digunakan berjumalah 63 siswa yang terdiri dari 20 siswa kelas 4 SDN 1 Candigatak sebagai kelompok Snowball Throwing, 20 siswa kelas 4 SDN Jelok sebagai kelompok Talking Stick dan 23 siswa kelas 4 SDN Randu yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 12 siswa mengikuti kelompok Snowball Throwing dan 11 siswa mengikuti kelompok Talking Stick.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen lembar observasi dan instrumen tes. Instrumen lembar observasi berisi lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Sedangkan instrumen tes berisi tes tertulis berupa tes objektif pilihan ganda untuk pretest dan posttest. Instrumen observasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick. Instrumen ini telah dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas.
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik deskriptif dan teknik analisis statistik yang terdiri dari teknik uji coba instrumen, uji prasyarat dan uji hipotesis. Hasil analisis dari teknik deskriptif akan memaparkan beberapa hal meliputi nilai minimal, nilai maksimal, mean atau rata-rata, standar deviasi, distribusi frekuensi, dan grafik. Uji anakova merupakan uji utama dalam penelitian ini. Uji anakova digunakan untuk menguji hipotesis. Uji anakova dilakukan jika seluruh uji prasyarat: a) uji normalitas, b) uji homogenitas, c) homogenitas koefisien regresi linier terpenuhi. Uji anakova dilakukan karena kelompok sampel yang digunakan tidak dipilih secara acak tetapi menggunakan kelompok yang sudah ada sebelumnya sehingga peneliti merasa perlu mengontrol keadaan awal dari kelompok tersebut atau internal validity kelompok. Kontrol ini dilakukan dengan menggunakan nilai pretest sebagai variabel kovarian. Uji anakova dilakukan dengan bantuan program SPSS 24.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tingkat Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Snowball Throwing (Eksperimen 1) dan Talking Stick (Eksperimen 2)
Terdapat perbedaan antara hasil pengukuran dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yang dilihat dari nilai pretest dan posttest. Rata-rata nilai pretest pada kelompok eksperimen 1 adalah 39,375, sedangkan rata-rata nilai pretest pada kelompok eksperimen 2 adalah 36,774. Untuk rata-rata nilai posttest, pada kelompok eksperimen 1 rata-ratanya adalah 59,843 dan pada kelompok eksperimen 2 rata-ratanya adalah 49,354. Selisih rata-rata nilai pretest antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu 2,601. Untuk rata-rata nilai posttest, kelompok eksperimen 1 juga memiliki rata-rata yang lebih tinggi dari kelompok eksperimen 1. Kelompok eksperimen 1 unggul sebanyak 10,489 dari kelompok eksperimen 2. Peningkatan dari nilai pretest ke nilai posttest pada kelompok eksperimen 1 ini lebih besar dari peningkatan nilai pretest ke nilai posttest pada kelompok eksperimen 2.
Hasil Uji Anakova Rerata Hasil Belajar
Berdasarkan Uji normalitas yang menunjukan bahwa data pretes maupun posttest berdistribusi normal, uji homogenitas menunjukkan bahwa data pretest dan posttest homogen atau berasal dari varian yang sama dan uji homogenitas koefisien regresi linear menunjukan bahwa koefisien regresi data adalah homogeny maka dapat dikatakan uji prasyarat terpenuhi sehingga uji hipotesis akan dilakukan dengan teknik Anakova. Wahana Komputer (2005: 201) tujuan anakova adalah untuk mengetahui perbedaan antara beberapa kelompok yang dikendalikan oleh satu atau beberapa factor. Tabel 2 berikut memaparkan hasil uji hipotesis dengan teknik anakova.
Tabel 2. Hasil Uji Anakova
Tests of Between-Subjects Effects |
|||||
Dependent Variable: Posttest |
|||||
Source |
Type III Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
Corrected Model |
3983.073a |
2 |
1991.536 |
12.118 |
.000 |
Intercept |
5853.058 |
1 |
5853.058 |
35.615 |
.000 |
Pretest |
2250.737 |
1 |
2250.737 |
13.695 |
.000 |
Model |
1285.829 |
1 |
1285.829 |
7.824 |
.007 |
|
9860.578 |
60 |
164.343 |
|
|
Total |
202225.000 |
63 |
|
|
|
Corrected Total |
13843.651 |
62 |
|
|
|
a. R Squared = .288 (Adjusted R Squared = .264) |
Berdasarkan deskripsi data di atas, ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar model Snowball Throwing dan model Talking Stick dilihat dari empat sumber yaitu corrected model, intercept, pretest, dan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah yang paling utama, ini menunjukkan ada tidaknya dampak yang berbeda dari model pembelajaran terhadap hasil belajar. Jika signifikansi < 0.05 maka ada perbedaan yang signifikan. Hasil uji di atas menunjukkan bahwa nilai corrected model sebesar 0,000, intercept sebesar 0,000, pretest sebesar 0,000, dan model sebesar 0,007. Menunjukkan bahwa dari seluruh sumber yang didapatkan memiliki nilai signifikansi < 0.05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menggunakan model Snowball Throwing dan model Talking Stick.
Setelah diperoleh hasil uji anakova kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak. Berdasarkan uji anakova yang telah dilakukan terhadap nilai posttes kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 diperoleh hasil signifikansi 0,007 atau < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya hasil belajar IPS menggunakan model Snowball Throwing berbeda secara signifikan dibandingkan menggunakan model Talking Stick.
Pembahasan
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran Talking Stick siswa kelas 4 SD dalam Gugus Diponegoro 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil dari uji anakova yang telah dilakukan baik kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2 diperoleh signifikansi/probabilitas 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD di Gugus Diponegoro 2 menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbeda secara signifikan dibandingkan menggunakan model Talking Stick.
Hasil penelitian ini sejalan oleh hasil penelitian yang penelitian yang dilakukan oleh Abd Rahman (2014: 155-167), dalam penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar IPS kelas 5 SDN No. 1 Pantolobete. Penelitian juga dilakukan oleh Nur Humairo & Husni Abdullah (2015: 1384-1393), mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran interaktif Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Jemundo 2 Taman Sidoarjo.
Suparno (2014: 155-160), juga telah membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar konsep Sistem Administrasi Wilayah Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa Kelas 6 SDN Bulakan 03 Tahun Pelajaran 2013/2014. Achmad Deny Ludfi, Muhtadi Irvan, Chumi Zahroul F (2016: 1-5), mengatakan bahwa ada pengaruh teknik snowball throwing terhadap hasil belajar siswa kelas IV pokok bahasan masalah sosial di SDN Sumbersari 03 Jember tahun pembelajaran 2015/2016. Penelitian yang dilakukan Dewa Putu Cahyadi, I Made Suarjana, I Gede Margunayasa (2014), mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching berbantuan Snowball Throwing dengan strategi TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar siswa VI SDN 6 Kabutambahan.
Hasil penelitian lainya dilakukan oleh Achmad Afrian Deni, Asmaul Khair, dan Rapani (2016), mengatakan bahwa penerapan model cooperative learning tipe talking stick berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan sig. (2-tailed) < sig α. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jilla Arum Kusumastuti, Tri Widiarto, dan Sunardi (2016), menyebutkan bahwa Pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS mengalami peningkatan setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Talking Stick.
Satria Novan, Asmaul Khair, dan Siswantoro (2016), menyebutkan Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rikho Baskori, Rahayu, Chumi Zahroul Fitriyah (2014: 1-6), hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS pokok bahasan menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan di SDN Tegalsari 01 Ambulu Jember tahun pelajaran 2013/2014. Peneliti selanjutnya Muawanah (2014), mengungkapkan bahwa pembelajaran IPS melalui model talking stick dengan media visual pada siswa kelas IV SDN Kendalserut 02 dapat meningkatkan keterampilan guru. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi pada pembelajaran IPS siklus I data keterampilan guru memperoleh skor 16 yang termasuk dalam kriteria cukup. Pada pelaksanaan tindakan siklus II data keterampilan guru mengalami peningkatan dengan perolehan skor sebanyak 22 yang termasuk dalam kriteria baik.
Teori yang membuktikan bahwa Snowball Throwing terbukti efektif dikemukakan Aris Shoimin (2014: 174) bahwa model pembelajaran Snowball Throwing merupakan pengembangan dari model diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Dengan penerapan model ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda memungkinkan saling sharing pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan perasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang berlangsung secara interaktif dan menyenangkan.
Snowball Throwing dalam penelitian ini memiliki potensi keberhasilan lebih baik dibandingkan Talking Stick. Hal ini dibuktikan dari perolehan peningkatan hasil belajar IPS di kedua kelompok. Peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen 1 dengan Snowball Throwing sebesar 20,468 sedangkan peningkatan yang terjadi pada kelompok eksperimen 2 dengan Talking Stick sebesar 12,58. Diperoleh selisih peningkatan kedua model tersebut sebesar 8,068. Artinya kelompok eksperimen 1 dengan model pembelajaran Snowball Throwing lebih efektif digunakan dari pada model pembelajaran Talking Stick dalam mata pelajaran IPS SD.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran Talking Stick pada siswa kelas 4 SD di Gugus Diponegoro 2. Simpulan ini didasarkan hasil uji yang menunjukan bahwa nilai corrected model sebesar 0,000, intercept sebesar 0,000, pretest sebesar 0,000, dan model pembelajaran sebesar 0,007. Dari seluruh sumber yang didapatkan memiliki nilai signifikansi < 0.05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menggunakan model Snowball Throwing dan model Talking Stick.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menyarankan bagi guru: Perlunya penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick dalam pembelajaran IPS atau mata pelajaran lain yang relevan, perlunya keterampilan guru sebagai bekal untuk menciptakan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Dan bagi peneliti selanjutnya: Dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam melakukan penelitian dan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut serta lebih luas sebagai pengembangan dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Afrian, Achmad Deni, Asmaul Khair, Rapani. 2016. Pengaruh Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Min Kotabumi. Jurnal Pedagogi. 4 (6): 162-175.
Arum, Jilla Kusumastuti, Tri Widiarto, Sunardi. 2016. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Dengan Menggunakan Model Talking Stick Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Salatiga Semester I Tahun 2015/2016. Widya Sari. 18 (3): 91-96.
Baskori, Rikho, Rahayu, Chumi Zahroul Fitriyah. 2014. Penerapan Pembelajaran Model Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitass dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Menghargai Jasa Peranan Tokoh dalam Memproklamasikan Kemerdekaan di SDN Tegalsari 01 Ambulu Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa. 1 (1): 1-6.
Deny, Achmad Ludfi, Muhtadi Irvan, Chumi Zahroul F. 2016. Pengaruh Teknik Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar IPS Pokok Bahasan Permasalahan Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN Sumbersari 03 Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. UNEJ JURNAL. 1 (1): 1-5.
Gunawan, Rudy. 2016. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Huda Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Humario, Nur, Husni Abdullah. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SDN Jemundo II Taman Sidoarjo. JPGSD. 3 (2): 1384-1393.
Joyce, Bruce, Weil marsha, & Calhoun Emily. 2016. Models Of Teaching Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komputer, Wahana. 2005. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS . Jakarta: Salemba Indotek.
Kusnandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pres. Aunurrahman.
Muawanah. 2014. Penerapan Model Talking Stick Dengan Media Visual Dalam Pembelajaran IPS Materi Perkembangan Teknologi. Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. 16 (2): 236-346.
Novan, Satria, Asmaul Khair, Siswantoro. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil belajar. Jurnal Pedagogi. 4 (3): 143-156.
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putu, Dewa Cahyadi, I Made Suarjana, I Gede Margunayasa. 2014. Implementasi Model Quantum Teaching Berbantuan Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas VI SD. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. 2 (1): 121-133.
Rahman, Abd. 2014. Penerapan Metode Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Pada SDN No.1 Pantolobete. Jurnal Kreatif Tadulako Online. 4 (4): 154-167.
Sapriya. 2016. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset .
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Â
Soewarso, Widiarto Tri. 2012. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari Press.