Komunikasi Milenial di Masa Pandemi Covid 19
KOMUNIKASI MILENIAL DI MASA PANDEMI COVID 19
Jenia Wahyu Widiastuti
Mahasiswa BK Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Komunikasi memiliki peranan yang strategis dalam menanggapi berbagai persoalan yang ada. Bahkan, komunikasi dapat menjadi salah satu bentuk edukasi dini yang langsung menyasar terahadap masyarakat luas dengan efektif dan efisien. Bahasan utama dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan peranan penting komunikasi di tengah pandemi Covid-19 ini, sebagai bentuk pencegahan dan edukasi dini kepada masyarakat. Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama menyatakan bahwa komunikasi memiliki peranan sentral dalam menanggapi pandemi Covid-19 ini. Kedua, bahwasanya persoalan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 ini yang menjadi permasalahan global berpotensi memicu adanya tatatan atau rekontruksi sosial yang baru, dengan demikian diperlukannya adanya komunikasi yang erat antara stakeholder dengan masyarakat dalam menanggapi permasalahan ini.
Kata Kunci: Komunikasi, Generasi Milenial, Pandemi Covid
Pengertian Komunikasi
Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Hal yang senada diungkapkan oleh Hafied Cangara, komunikasi berpangkal pada perkataan Latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian komunikasi menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing diantaranya:
Danil Vardiasnyah mengungkapkan beberapa definisi komunikasi secara istilah yang dikemukakan para ahli.
- Jenis & Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)”.
- Berelson & Stainer “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainlain”.
- Gode “Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki dua orang atau lebih”.
- Brandlun “Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
- Resuch “Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan”.
- Weaver “Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya”.
Selain itu Deddy Mulyana juga memberikan beberapa definisi komunikasi secara istilah yang dikemukakan beberapa pendapat para ahli antara lain:
- Theodore M.Newcomb, “Komunikasi merupakan setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.
- Carl.I.Hovland, “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikate)”.
- Gerald R.Miller, “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan suatu penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.
- Everett M.Rogers, “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka”.
- Raymond S.Ross, “Komunikasi (internasional) adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator”.
- Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante, “(Komunikasi adalah) transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi khalayak”.
- Harold Laswell, “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who says what and with channel to whom with what effect? atau siapa yang mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana.
Alo Liliweri dalam bukunya Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya mengutip pendapat Walstrom dari berbagai sumber menyebutkan beberapa definisi komunikasi, yakni:
- Komunikasi antarmanusia sering diartikan dengan pernyataan diri yang paling efektif.
- Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis dan lisan melalui percakapan, atau bahkan melalui penggambaran yang imajiner.
- Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian hiburan melalui kata-kata secara lisan atau tertulis dengan metode lainnya.
- Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada orang lain.
- Pertukaran makna antara individu dengan menggunakan sistem simbol yang sama.
- Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu.
- Komunikasi adalah proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain disekelilingnya yang memperjelas makna.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa: komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan:
1) membangun hubungan antarsesama manusia.
2) melalui pertukaran informasi.
3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain.
4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Sedemikian beragam definisi komunikasi hingga pada tahun 1976 Dance dan Larson berhasil mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang berlainan. Melihat berbagai komunikasi yang telah diberikan para ahli sangatlah beragam tergantung atas pendekatan yang digunakan dalam menelaah pengertian komunikasi itu sendiri. Saefullah menyatakan pada dasarnya secara terminologis para ahli berusaha mendefinisikan komunikasi dari berbagai perspektif, mulai dari perspektif filsafat, sosiologi, dan psikologi. Walaupun demikian dari berbagai definisi yang diungkapkan para ahli diatas maka secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu penyampaian pesan baik verbal maupun non verbal yang mengandung arti atau makna tertentu atau lebih jelasnya dapat dikatakan penyampaian informasi atau gagasan dari seseorang kepada orang lain baik itu berupa pikiran dan perasaan-perasaan melalui sarana atau saluran tertentu.
Komunikasi Generasi Milenial
Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.
Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.
Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 – 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Awal 2016 Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen.
Laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap perilaku generasi millennial.
Dalam laporan tersebut Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. “Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi,” ujar Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul.
Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil terbukti. Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer.
Jumlah remaja yang mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung. Ericsson mencatat, hingga 2011 silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16 – 19 tahun yang menonton video melalui Youtube.
Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari. Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen.
Waktu yang dialokasikan untuk menonton streaming juga meningkat tiga kali lipat. Fakta tersebut membuktikan, perilaku generasi millennial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring.
Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat.
Tren tersebut sudah terbukti disepanjang 2016 melalui beberapa peristiwa penting, seperti aksi teror bom. Masyarakat benar-benar mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi terkini dari sebuah peristiwa.
The Nielsen Global Survey of E-commerce juga melakukan penelitian terhadap pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar penetrasi internet di beberapa negara.
Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu responden yang memiliki akses internet memadai. Responden tersebut berasal dari 60 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah.
Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota besar Indonesia mencapai 88 persen.
Kepemilikan perangkat mobile menjadi salah satu faktor paling signifikan terhadap perilaku belanja daring. Berdasarkan riset Nielsen tersebut, Indonesia memiliki peringkat teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel pintar untuk belanja daring.
Sebanyak 61 persen konsumen memilih berbelanja menggunakan ponsel pintar, dan 38 persen lainnya memilih tablet atau perangkat mobile lain. Sementara, 58 persen konsumen lebih memilih menggunakan komputer
Teknologi memengaruhi proses komunikasi. Teknologi mendorong munculnya alatalat komunikasi baru yang mampu menyampaikan pesan lebih cepat, efi sien, tepat sasaran, dan personal. Teknologi pulalah yang membuat dikotomi media lama (old media) dan media baru (new media) dalam dunia komunikasi. Old media merujuk pada media komunikasi yang berbasis teknologi lama, seperti surat kabar, televisi, radio, majalah, dan sebagainya. Sedangkan media baru menunjuk kepada karya teknologi komunikasi berbasis komputer seperti internet, video games, dan telepon seluler.
Komunikasi yang lancar bagi Generasi Millenial itu tidak berarti bahwa komunikasi selalu dilakukan melalui tatap muka, tetapi justru sebaliknya, banyak dari Generasi Millenial lebih suka berkomunikasi melalui pesan teks atau juga mengobrol di dunia maya, dan membuat akun di media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan Line.
Generasi Millenial lebih menyukai telepon seluler daripada PC atau TV. Karena generasi ini lahir di era dimana teknologi sudah sangat berkembang dan canggih, dan internet yang hampir selalu ada dimana-mana sangat memudahkan mobilitas seseorang, dan memainkan peran utama dalam kelangsungan hidup mereka. TV bukanlah alat prioritas bagi Generasi Millenial untuk mendapatkan informasi atau melihat iklan. Untuk Generasi Millenial, iklan di televisi lebih sering dihindari. Mereka lebih suka mendapatkan informasi dari ponsel canggih mereka, dari Google, ataupun Youtube.
Generasi ini sangat suka memberi tahu kehidupan mereka di media sosial, maka dari itu banyak juga yang suka menyebut Generasi Millenial sebagai generasi yang narsis. Bahkan ketika mereka menonton TV, mereka masih merasa perlu terhubung secara online dengan menggunakan ponsel mereka untuk melewatkan waktu selama iklan berjalan, atau tetap berhubungan dengan teman-teman mereka di media sosial. Secara umum, kehidupan sehari-hari mereka tidak dapat dipisahkan dari ponsel, dan kehadiran teknologi digital telah begitu meresap dalam aktivitas mereka sepanjang hari.
Pandemi Covid 19
Awal tahun 2020, dunia diguncang isu pandemi Covid-19. Penyakit ini berlangsung sangat cepat, meluas (global) dan mengakibatkan kasus orang terinfeksi Covid sebanyak 7.78 juta dengan korban meninggal sebanyak 430. 613. Sementara itu, jumlah kasus covid (terkonfirmasi) di Indonesia adalah sebesar 88.214 dengan korban meninggal dunia sebanyak 4.239 jiwa pada 20 Juli 2020. Situasi ini berdampak serius terhadap berbagai sektor kehidupan, mencakup sektor pemerintahan, ekonomi/bisnis, pendidikan, pariwisata, kesehatan dan lain-lain.
Adanya pandemi Covid-19 dinilai mengubah pola komunikasi masyarakat. Dimana komunikasi yang biasanya dapat dilakukan secara tatap muka, kini harus dilakukan secara virtual karena adanya kebijakan social distancing dari pemerintah. Hal tersebut disampaikan oleh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nasional (Unas), Dian Metha Ariyanti, S.Sos., M.Si.
“Pandemi ini menumbuhkan lahan baru seperti komunikasi virtual yang sekarang sedang berkembang. Efeknya adalah semua orang berkomunikasi melalui media online untuk bisa bertatap muka seperti webinar yang sekarang sangat popular sekali,” ujarnya saat diwawancarai Humas Unas melalui telepon selular, Rabu (10/06).
Ia menambahkan, komunikasi virtual kini menjadi celah baru bagi orang yang berpikir kreatif untuk tetap produktif di tengah pandemi. Oleh karena itu, masyarakat penting untuk melek teknologi guna beradaptasi dengan kondisi yang ada. “Kita bisa berpikir bahwa dampak Covid-19 ada negatifnya. Namun, bagi orang yang berpikir kreatif dan mampu beradaptasi maka dapat menemukan celah untuk melakukan hal yang positif melalui virtual karena konvensional sudah bukan jamannya lagi,” katanya.
Menanggapi ramainya komunikasi yang dilakukan secara virtual seperti webinar, Metha menyampaikan beberapa strategi yang perlu dilakukan seperti memilih audience yang tepat, membuat konten dan desain grafis yang menarik, memilih media sosial untuk mendistribusikan informasi, serta menentukan momen yang tepat untuk publikasi.
“Kalau menurut saya pesan yang disampaikan adalah kunci utamanya, sebelum pesan tersebut perlu memikirkan konten yang baik, bagus, kemudian diterjemahkan dengan desain grafis yang menarik agar pesannya sampai. Memilih media sosial apa untuk menyebarluaskannya karena memiliki karakteristiknya masing-masing,” katanya.
Di sisi lain, dengan tingginya penggunaan komunikasi secara virtual ini masyarakat juga penting untuk menerapkan etika komunikasi yang baik. “Jangan sampai apa yang kita unggah menyakiti hati orang atau menyalahi undang-undang ITE,” tegasnya.
Selain itu, juga berhati-hati terhadap setiap isi konten yang diunggah karena penyebaran informasi di media sosial sangat luas dan cepat. “Kalau di media sosial siapa saja bisa lihat karena ini adalah ruang publik. Kita nggak bisa berbuat tanpa mikir resiko kedepannya, jadi apa yang diunggah juga harus secara sadar,” tambahnya.
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melakukan serangkaian upaya untuk menghadapi situasi pandemik ini. Di sisi lain, masyarakat sipil juga turut melakukan serangkaian aksi untuk mendukung upaya pemerintah, termasuk di dalamnya melakukan kampanye sosial, penelitian dengan Covid-19 sebagai isu utama, maupun penggalangan dana bagi kalangan tertentu yang terdampak akibat penyakit ini.
Ummi menjelaskan, komunikasi publik adalah setiap aktivitas yang dilakukan oleh institusi dan organisasi publik dan dirancang untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi dengan tujuan utama untuk menyampaikan dan menjelaskan keputusan dan tindakan publik, menegakan legitimasi, mempromosikan nilai-nilai yang diakui,serta membantu memperkuat sosial. Ada empat fungsi komunikasi publik yang pertama informasi, penjelasan, promosi dan dialog.
Menurut Rosy, komunikasi publik pemerintah melalui saluran daring. Edukasi kepada masyarakat tentang Covid-19 beru di mulai setelah pengumuman dua kasus yang pertama. Mayoritas informasi bersifat seremonial, beberapa akun dan website aktif memberikan tips praktis. Akun media sosial sudah menjaring ribuan follower atau subscribers namun kualitas konten dan engagement masih perlu ditingkatkan. Beberapa website sudah menyediakan laman khusus untuk menangkal disinformasi (hoax), namun masih ada website dan akun yang memuat informasi tidak berbasis ilmiah dan meragukan.
Terkait dengan strategi komunikasi penanganan situasi pandemik ini, terdapat serangkaian upaya yang bersifat sporadis atau tidak terintegrasi di masyarakat, misalnya tentang persepsi tentang penyakit, kebijakan pemerintah mengenai mudik saat lebaran lalu, penerapan pembatasan kegiatan sosial dan lain-lain. Hingga saat ini, masih ditemukan serangkaian perilaku yang tidak mendukung pembatasan penyebaran penyakit Covid-19 ini seperti tidak menggunakan masker, berkumpul di area publik tanpa menjaga jarak yang disarankan (1-2 meter), tidak mencuci tangan secara rutin, dan lain-lain.
“Covid-19 akan berlangsung cukup lama. Dibutuhkan adaptasi dari manusia, living in harmony with the disaster. Pemahaman risiko dan dampak keparahan dari Covid-19 bagi masyarakat. Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi strategi komunikasi publik dalam penangan pandemi Covid-19 adalah dengan komunikasi yang partisipatif, membangun kepercayaan/trust yang berbasis pada ilmu pengetahuan/sains dan data sains guna membangkitkan partisipasi masyarakat dan memasifkan kembali gerakan nasional disiplin protokol kesehatan.
Tugas Kominfo khususnya Ditjen IKP dalam Inpres (Keppres No.9 Tahun 2020 tentang perubahan atas Keppres No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Covid-19) diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsi koordinasi kehumasan Pemerintah (Government Public Relations “GPR”). Sehingga, penyampaian informasi kepada masyarakat diharapkan dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan berkualitas baik,” jelas Widodo.
Tantangan era post truth ialah kebenaran, fakta dan bukti tidak terlalu penting lagi sepanjang narasi, cerita dan pemikiran diterima berdasarkan kesamaan pandangan, pikiran, dan keyakinan. Kemudian tumbuhlah subur cara-cara manipulatif dan menyihir orang untuk mempercayainya berdasarkan prinsip-prinsip di luar penalaran dan akal sehat. Kemudian masyarakat menjadi konsumen, produsen, sekaligus distributor informasi melalui maraknya media sosial.
Adanya pembatasan sosial membuat ruang dan jarak fisik dengan debitur semakin melebar. Layanan di Area Pelayanan Terpadu dan pertemuan tatap muka secara fisik perlu dibatasi. Berdasarkan data laporan jumlah produk hukum Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Kanwil DJKN Suluttenggomalut) selama bulan Maret sampai dengan Mei 2020, menunjukkan tidak terdapat produk Berita Acara Tanya Jawab (BATJ) dengan debitur. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) selaku unit vertikal yang menjalankan wewenang PUPN Cabang menerbitkan produk surat panggilan/peringatan/imbauan dengan tanggal menghadap debitur pada bulan Juni 2020 yakni setelah masa darurat bencana non alam diperkirakan berakhir.
Lantas, bagaimana upaya membangun komunikasi dengan debitur yang kondisinya terdampak dari berbagai aspek? Ada beberapa hal penting dalam membangun komunikasi dengan debitur seperti diuraikan di bawah ini.
- Siapkan “bekal” sebelum memulaikomunikasi
Komunikasi yang efektif dapat diawali dari seberapa jauh pemberi pesan (komunikator) mengetahui dan/atau mengenal penerima pesan (komunikan) serta memahami isi pesan yang akan disampaikan. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
- Kumpulkan informasi mengenai debitur atau penjamin utang. Penting untuk memahami terlebih dahulu sifat/karakteristik secara personalnya dan pengaruh jika yangbersangkutan memiliki jabatantertentu
- Kuasai materi komunikasinya. Memahami isi dari BKPN debitur yang bersangkutan, misalnya saldo dan riwayat utang, kesepakatan yang pernah ada sebelumnya, serta menyiapkan peraturan terkait jika ada permohonan dari debitur.
- Persiapkan data dan dokumen pendukung seperti BKPN dan kelengkapan data yang diperlukan.
- Persiapkan mental dan fisik.
- Pertimbangkan kemungkinan adanya faktor eksternal dalam hal harus turun ke lapangan.
- Saat berkomunikasi, pastikan pesan sudah tersampaikan dan dipahami dengan baik
Sampaikan isi pesan secara profesional dan sopan. Pastikan maksud dan tujuan telah tersampaikan dan dipahami dengan baik oleh debitur, terutama dalam hal berkomunikasi secara virtual, yang sangat memungkinkan adanya gangguan jaringan saat berkomunikasi.
- Dengarkan dan tangani
Mendengarkan apa yang disampaikan debitur merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan dalam upaya membangun komunikasi yang baik. Dari hal tersebut didapatkan pertimbangan untuk memberikan solusi terhadap kondisi debitur, untuk selanjutnya menuju kesepakatan.
Sementara itu, terkait mekanisme penyelesaian dapat menyesuaikan kondisi terkini debitur dengan berpedoman pada aturan yang berlaku. Menyesuaikan dengan kondisi pandemi sekarang ini, dapat menawarkan Program Percepatan Pengurusan Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor SE-1/KN/2020 tanggal 22 Juli 2020. Salah satunya yaitu fasilitas pelunasan dengan keringanan utang. Kita dapat sampaikan imbauan dengan disertai brosur keringanan utang yang menarik sebagaimana disebutkan dalam SE-1/KN/2020. Komunikasi yang baik dengan debitur diharapkan dapat menunjukkan rasa empati atas terjadinya pandemi, serta meningkatkan potensi debitur untuk menyelesaikan utang.
- Imbauan dengan kata-kata yang halus dan memahami kondisi debitur
Dalam membuat imbauan atau peringatan dapat mempertimbangkan untuk menyertakan kalimat pembuka yang intinya memahami situasi pandemi Covid-19 merupakan waktu yang menantang dan sulit bagi debitur untuk menyelesaikan utang. Dapat pula menambahkan kalimat yang menyatakan apresiasi kepada debitur yang beritikad dan berkemampuan untuk melunasi utang segera setelah diterimanya imbauan dimaksud. Namun jika tidak, mintakan kesediaan debitur untuk membalas email, melakukan panggilan telepon, atau sarana komunikasi lainnya langsung ke petugas untuk dapat mendiskusikan alternatif kesepakatan.
- Fokuslah pada tujuan positif yang ingin dicapai
Bagaimana dengan kemungkinan bertemu dengan debitur yang sulit diajak berkomunikasi? Menurut Sargent E. & T. Fearon,dalam bukunya dengan judul Cara Berbicara Kepada Setiap Orang Dalam Setiap Situasi, bahwa situasi yang sulit biasanya memancing kita untuk memikirkan sesuatu atau kemungkinan yang tidak kita inginkan. Kita kemudian menjadi fokus pada hal-hal negatif dalam situasi sulit itu. Hal yang harus dilakukan adalah tetaplah fokus pada hasil positif yang akan diperoleh dari komunikasi tersebut dan kondisi hubungan yang dimaksudkan untuk tercipta di masa depan. Dengan demikian, tujuan komunikasi kepada debitur tetap terarah dengan baik, maksud pesan dapat tersampaikan dengan efektif menurut cara yang positif dan profesional. Dalam situasi komunikasi yang sulit, menguasai keterampilan untuk menjalin rasa simpati adalah keterampilan untuk membina hubungan untuk menumbuhkan kepercayaan, memampukan kita mengubah pengalaman yang kurang positif menjadi lebih positif sekaligus mengembangkan tahap pemahaman yang lebih dalam.
Kemampuan membangun komunikasi yang baik dengan debitur, baik secara langsung maupun virtual, memiliki peranan penting khususnya di tengah situasi pandemi Covid-19. Komunikasi yang terjalin dengan baik akan mendukung sisi teknis operasional pengurusan Piutang Negara. Untuk selanjutnya, diharapkan dapat menurunkan tingkat outstanding Pengurusan Piutang Negara dan meningkatkan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak dari sisi Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2020. Ekonomi Indonesia Triwulan II 2020 Turun 5,32 Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/08/05/1737/-ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2020-turun-5- 32-persen.html. Diakses pada 11 Agustus 2020
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Cet. IV (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 8.
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cet. XIV (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 68-69.
Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cet. II (Jakarta: PT Indeks, 2008) h. 25-26. 18 18 5.
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet. XII, (Jakarta: PT.Rajagrafindo, 2011), h. 18-19.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13322/Komunikasi-Efektif-Kunci-Sukses-Pengurusan-Piutang-Negara-di-Tengah-Pandemi-Covid-19.html
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8566/mengenal-generasi-millennial/0/sorotan_media
https://www.republika.co.id/berita/koran/inovasi/16/12/26/ois64613-mengenal-generasi-millennial