Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Analisis SWOT Untuk Meningkatkan Kemampuan
LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK ANALISIS SWOT
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PERENCANAAN STUDI LANJUT
PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MIPA 7 SEMESTER 2
SMA N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Nurul Arifianti
SMA Negeri 1 Sukoharjo
ABSTRAK
Rendahnya kemampuan perencanaan studi lanjut pada peserta didik ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman tentang dirinya, informasi tentang perguruan tinggi dan peluang karier/pekerjaan masa depannya serta dukungan dari keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan perencanaan studi lanjut melalui layanan pengusaan konten dengan teknik analisis SWOT pada peserta didik kelas XI MIPA 7 semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan target peningkatan di akhir siklus minimal 70% siswa memiliki kemampuan perencanaan studi lanjut yang tinggi. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 40 peserta didik kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan tenik non tes (wawancara, pengamatan, dan skala kemampuan perencanaan studi lanjut, lembar kerja teknik analisis SWOT). Validasi data menggunakan metode trianggulasi. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan capaian indikator KPS untuk Pra siklus, Siklus I dan Siklus II berturut-turut pada setiap aspek 87,5% pada kategori rendah menjadi 70% pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan layanan penguasaan konten dengan teknik analisis SWOT dapat meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut peserta didik kelas XI MIPA 7 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: layanan penguasaan konten, teknik analisis SWOT, kemampuan perencanaan studi lanjut
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kurikulum SMA dirancang untuk mempersipkan para peserta didik melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Setelah siswa melewati tahap kelulusan selayaknya ia melanjutkan ke perguruan tinggi. SMA berbeda dengan sekolah kejuruan, sesuai dengan tujuan lembaga tersebut, maka siswa SMA perlu membuat rencana kelanjutan studi. Dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentunya kesempatan memperoleh pekerjaan yang lebih baik semakin besar pula.
Individu yang tidak memiliki kemampuan perencanaan karier akan sulit menentukan pilihan program studi selanjutnya, bagi siswa yang sudah melakukan persiapan perencanaan masa depan lebih awal dengan cara menganalisa diri tentang kekuatan dan kelemahannya, pintar membaca peluang akan jurusan yang dipilih dengan karier yang akan datang serta ancaman apabila siswa memilih jurusan tersebut maka siswa akan lebih siap dan mantap dalam mengikuti studi lanjut ke perguruan tinggi yang diidam-idamkan.
Oleh karena itu, guru bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting dalam mengarahkan dan membimbing siswa melalui layanan pengusaan konten dengan teknik analisis SWOT untuk meningkatkan kemampuan merencanakan masa depannya khususnya tentang program studi lanjut ke perguruan tinggi dan dengan berbagai alternatif perencanaan dan alternatif pemecahan masalahnya.
Pemberian layanan pengusaan konten dengan teknik analisis SWOTyang tepat akan berpengaruh terhadap kemampuan perencanaan karier siswa untuk menentukan pilihan program studi lanjut dan karier masa depan. Pada layanan penguasaan konten akan diberikan informasi mengenai konten-konten tentang perencanaan studi lanjut kemudian siswa mengaplikasikannya dengan analisis SWOTyang dapat melatih siswa menganalisa dirinya sendiri, baik tentang kekuatan dan kelemahan diri pribadinya, memberikan wawasan tentang bagaimana cara membaca peluang program studi yang dipilihnya dan tantangan atau anacaman yang akan dihadapinya serta mengasah kemampuan perencanaan studi lanjut yang efektif, tepat, dan realististis.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimanakah tingkat kemampuan perencanaan studi lanjut peserta didik kelas XI MIPA 7 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016 dan Apakah layanan penguasaan konten dengan teknik analisis SWOTdapat meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut pada peserta didik kelas XI MIPA 7 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan perencanaan studi lanjut melalui layanan pengusaan konten dengan teknik analisis SWOTpada peserta didik kelas XI MIPA 7 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016.
KAJIAN TEORI
Kemampuan Perencanaan Studi Lanjut
Kemampuan Perencanaan Studi Lanjut
Kemampuan perencanaan karier (career plaining ability) adalah suatu proses membuat langkah-langkah yang akan dilakukan berikutnya yang berhubungan dengan studi lanjut ke perguruan tinggi dengan membuat rancangan dan strategi analisis tentang diri sendiri, baik kekuatan maupun kelemahannya, kemampuan dimana individu dapat (1) mengidentifikasi dan (2) mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan kariernya. Perencanaan karier melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karier dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut (Simamora, 2001:504).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karier seseorang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karier seseorang adalah (1) bersumber pada diri sendiri yaitu kemampuan intelegensi, bakat, minat, sikap, Kepribadian, nilai, dan prestasi, sedangkan faktor sosial yaitu lingkungan sosial ini individu dapat di pengaruhi oleh keadaan keluarga (orang tua, kakak ataupun adik) serta keadaan lingkungan masyarakatnya. Fungsi dari pada keluarga sebagai peletak dasar pendidikan, keagamaan dan rasa kemauan dan kesukaan, serta sebagai pendorong dan pemotifasi dalam menentukan dan memilih sekolah lanjutan dan hasil dari studinya itu.
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan karier adalah (1) faktor dari dalam individu terdiri dari: inteligensi, bakat, minat, sikap, kepribadian, nilai, prestasi, hobi atau kegemaran, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan sekolah, pengalaman kerja dan kemampuan serta keterbatasan fisik; (2) faktor dari luar individu, terdiri dari lingkungan sosial atau lingkungan masyarakat seseorang bergaul dan berinteraksi.
Langkah-langkah dalam merencanakan studi lanjut ke perguruan tinggi
Dalam melakukan perencanaan studi lanjut, perlu memperhatikan sebagai berikut: (1) sesuai bakat dan minatnya; (2) kemampuan fisik, akademis dan sosial ekonomi; (3) kesempatan dan peluang yang tersedia; (4) prospek program studi yang dipilih untuk pekerjaan masa depan.
Layanan Penguasaan Konten (PKO)
Layanan Penguasaan Konten (PKO) menurut Prayitno (2012: 265) adalah layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi afeksi, sikap dan tindakan yang terkait di dalamnya. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memiliki sesuatu yang berguna untuk memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah masalah yang dialaminya.
Senada dengan Prayitno, Sukiman (2011: 98) berpendapat bahwa layanan penguasaan content merupakan layanan bantuan kepada individu untuk menguasai kompetensi atau kemampuan tertentu melalui proses belajar. Dengan kemampuan atau kompetensi itulah individu hidup dan berkembang. Layanan penguasaan content dapat membantu individu menguasai aspek-aspek content tersebut secara sinergis.
Dari pendapat ahli tersebut dapat dipahami bahwa layanan penguasaan konten merupakan bentuk layanan yang diberikan kepada individu, baik secara individual maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui proses belajar. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.
Prayitno (2004: 10) mengemukakan bahwa untuk memperkuat proses penyajian materi dalam rangka penguasaan konten, guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan lunak media pembelajaran. Perangkat tersebut meliputi alat peraga, media tulis dan grafis, peralatan dan program elektronik (multimedia). Dalam penelitian ini guru bimbingan dan konseling memilih menggunakan alat bantu media tulis yaitu dengan lembar tugas teknik SWOT yang sesuai dengan aspek-aspek konten, dalam hal ini aspek-aspek kemampuan perencanaan studi lanjut.
Teknik Analisis SWOT
Analisis SWOTmerupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita karier. Melalui analisis SWOTseluruh potensi diri, baik yang positif maupun negatif dapat dianalisa. Analisa ini meliputi kemampuan fisik, kemampuan psikis (kemampuan akademik, IQ, minat, bakat, dan kepribadian). Begitu juga dengan potensi lingkungan baik yang mendukung mapun yang dapat menghambat pencapaian cita-cita karier (Suryani dan Krishnawati, 2008: 51 – 52) .
Hal ini disebut analisis situasi. Berikut ini definisi lebih rinci tentang elemen SWOT: S = Strength (Kekuatan), yaitu potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung cita-cita Karier. Kekuatan ini dapat berupa potensi fisik, minat, bakat, motivasi dan sebagainya yang sesuai dengan persyaratan karier yang diinginkan sehingga dapat menunjang pencapaian cita-cita karier, W = Weakness (Kelemahan), merupakan kekurangan yang ada pada diri sendiri yang dapat menghambat cita-cita karier. O = Opportunity (Peluang), adalah faktor dari luar yang dapat menunjang cita-cita karier. seperti: dukungan orang tua, kemudahan fasilitas, tersedianya biaya yang cukup, dan sebagainya. T = Threat (Ancaman), merupakan segala sesuatu yang dapat menghambat rencana cita-cita karier. Ancaman dapat berupa: kesulitan ekonomi, perbedaan pandangan dengan orang tua/keluarga, dan sebagainya.
Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui layanan pengusaan konten dengan teknik analisis SWOTdapat meningkatkan kemampuan perencanaan untuk studi lanjut.
Kerangka Berpikir
Kemampuan perencanaan studi lanjut merupakan salah satu hal yang penting bagi peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Sukoharjo untuk mempersiapkan studi lanjut ke perguruan tinggi. Peserta didik yang memiliki perencanaan studi lanjut yang baik sesuai dengan bakat dan minatnya akan memudahkan dalam pemilihan program studi atau jurusan di perguruan tinggi.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir sebagaimana diuraikan di atas maka diduga melalui layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik analisis SWOTdapat meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut pada peserta didik kelas XI MIPA 7 semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016.
Hipotesis Tindakan
Dari uraian kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis tindakan adalah layanan pengusaan konten dengan menggunakan teknik analisis SWOTdiduga dapat meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut pada kelas XI MIPA 7 semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan (action research) atau Peneltian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) digunakan karena merupakan cara strategis untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan serta mengatasi permasalahan peserta didik di sekolah yang berkaitan dengan rendahnya perencanaan studi lanjut peserta didik. sehingga dibutuhkan layanan dengan teknik yang tepat. Peneliti menggunakan layanan PKO dengan teknik analisis SWOTuntuk meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut.
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2016, dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo, dan subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 1 Sukoharjo yang berjumlah 40 siswa.
Sumber data penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer menggunakan skala perencanaan studi lanjut, lembar kerja analisis SWOTdan observasi. Wawancara dan AUM merupakan sumber data sekunder atau pendukung pada kondisi awal penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan skala psikologi sedangkan alat pengumpulan data adalah panduan observasi, skala kemampuan perencanaan studi lanjut dan lembar penilaian teknik analisis SWOT. Dasar penilaian untuk validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan skala Likert. Peneliti menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan proses layanan PKO dengan teknik analisis SWOTdengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi dari tiap siklusnya serta kondisi saat layanan PKO studi lanjut berlangsung prasiklus, siklus I dan siklus II. Sedangkan untuk mengukur peningkatan kemampuan perencanaan studi lanjut pada akhir tiap siklus, peneliti menggunakan analisis data kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif persentase.
Penelitian ini mengacu pada Stephen Kemmis dan MC Taggart terdiri dari dua siklus, setiap siklus ada empat tahapan yaitu (1) membuat perencanaan tindakan (Planning), (2) melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan (Acting), melakukan pengamatan (Observing), dan (4) melakukan analisis terhadap hasil pengamatan tindakan dengan deskriptif compatarif dilanjutkan dengan refleksi (Reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini berupa kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian secara kualitatif meliputi analisis deskriptif berupa gambaran hasil pengamatan selama proses pelaksanaan dan keberhasilan layanan PKO dengan teknik analisis SWOTdalam meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut, sedangkan secara kuantitatif meliputi analisis deskriptif persentase terhadap hasil skala kemampuan perencanaan studi lanjut, yaitu gambaran kemampuan perencanaan studi lanjut pada kondisi awal sebelum, proses (selama), dan setelah mendapatkan layanan PKO dengan teknik analisis SWOTsiklus I dan siklus II.
Tabel Perbandingan Persentase Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase kemampuan perencanaan studi lanjut antara kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan kemampuan perencanaan studi lanjut pada jumlah peserta didik yang masuk ke dalam criteria tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan persentase kondisi awal dengan siklus I dan siklus II yang semula hanya 1 orang (2,5%) pada kondisi awal meningkat menjadi 3 orang (7,5%) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 29 (72,5%) pada siklus II.
Mengacu pada tabel 1 dapat diketahui pula bahwa terjadi peningkatan hasil persentase perindikator perbandingan persentase antara kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. Kondisi awal memahami analisis tentang diri sendiri dalam kategori rendah dari 21 orang (52,5%) setelah diberi layanan PKO dengan teknik analisis SWOTpada siklus I persentase berkurang tinggal 3 orang (7,5%) sedangkan pada siklus II tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Kondisi awal kesempatan dan hambatan yang ada dalam keluarga dalam kategori rendah dari 29 orang (52,5%) setelah diberi layanan PKO dengan teknik analisis SWOTpada siklus I persentase berkurang menjadi 15 orang (37,5%) sedangkan pada sikulus II tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Kondisi awal memahami tentang lingkungan hidup yang relevan dalam kategori rendah terdapat 28 orang (70%) setelah diberi layanan PKO dengan teknik analisis SWOTpada siklus I persentase berkurang tinggal 12 orang (30%) sedangkan pada sikulus II tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah.
Peneliti juga menyertakan gambaran perbandingan persentase perindikator kemampuan perencanaan studi lanjut pada kondisi awal, pelaksanaan, dan setelah mendapatkan layanan PKO dengan teknik analisis SWOT. Data perbandingan persentase layanan PKO dengan teknik analisis SWOTdisajikan pada tabel berikut.
Tabel Perbandingan persentase Layanan PKO dengan teknik analisis SWOTPra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kemampuan perencanaan studi lanjut sebelum dan sesudah diberi layanan PKO dengan teknik analisis SWOT. Hal tersebut karena telah terpenuhinya kemampuan perencanaan studi lanjut yaitu peserta didik semakin memahami tentang dirinya baik kekuatan maupun kelemahannya yaitu tentang bakat, minat, dan kemampuannya. Memahami kesempatan dan hambatan yang ada dalam keluarga, dan memahami lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan studi lanjut yaitu tentang macam-macam perguruan tinggi, jalur masuk (SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri), persyaratan, beasiswa, dan prospek program studi pada masa depan kariernya.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil studi penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik analisis SWOTdapat meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut pada siswa kelas XI MIPA 7 semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016, hal ini digambarkan pada tingkat kemampuan perencanaan studi lanjut peserta didik sangat dipengaruhi oleh pemahaman yang obyektif tentang dirinya, kekuatan maupun kelemahannya yang mencakup bakat, minat, dan kemampuannya, pemahaman tentang kesempatan dan hambatan yang ada dalam keluarga dan pemahaman tentang memahami lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan studi lanjut yaitu tentang macam-macam perguruan tinggi, jalur masuk (SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri), persyaratan, beasiswa, dan prospek program studi pada masa depan kariernya.
Implikasi
Penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan layanan penguasaan konten dengan teknik analisis SWOTdapat meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut maka dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier untuk meningkatkan kemampuan perencanaan studi lanjut siswa memilih program studi dan perguruan tinggi.
Saran
Bagi konselor, hendaknya dalam memberikan layanan informasi karier lebih bervariatif dan meningkatkan frekuensi pemberian layanan penguasaan konten dengan teknik analisis SWOTuntuk membantu siswa dalam membuat perencanaan studi lanjutnya dengan membimbing dan memberikan informasi-informasi yang relevan melalui layanan informasi penguasaan konten. Bagi sekolah, hendaknya memfasilitasi konselor yang bertugas agar memperdalam dan mengembangkan layanan Bimbingan Konseling khususnya layanan informasi penguasaan konten dengan teknik analisis SWOT.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,Yusuf. 2001. Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Prenhalindo.
Kurtz. 2004. Analisis SWOTdalam Perusahaan. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
Miskiya, Lu’luatun. 2013. Faktor Determinan Kemampuan Karier Siswa Kelas XI SMA se-Kabupaten Tegal. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Skripsi
Prayitno. 2004. Layanan Penguasaan Content. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Padang.
Prayitno. 2012. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang.
Rizqi, R.R. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Siswa Melalui Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran (AP) 1 SMK Negeri 2 Tegal. Semarang: Universitas Negeri Semarang, Skripsi
Simamora. 2001. Perencanaan Karier Untuk Remaja. Salatiga: Universitas Satya Wacana.
Sutama, Sufanti M. 2013. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suryani, Y & Khrishnawati, N. 2008. Modul Bimbingan dan Konseling Pengambilan Keputusan Kelas XII, Jakarta: PT. Tunas Melati
Tadjri, I. 2012. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Latihan dan Praktik Penyusunan Proposal. Semarang: Widya Karya