PENINGKATAN HASIL BELAJAR TARI JAMU GENDONG (MUNDONG)

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PADA SISWA KELAS X IPA 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Endang Warsiti

SMA Negeri 1 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan hasil bajar siswa dalam pembelajaran seni tari Mundong pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Negeri 1 Sukoharjo dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 36 siswa dan guru seni tari kelas X IPA 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada tari Mundong pada Siklus I diketahui bahwa nilai rerata adalah 65,78. Hasil observasi hasil belajar siswa pada tari Mundong pada Siklus II diketahui bahwa nilai rerata adalah 78,67, maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa termasuk kategori baik dan mengalami peningkatan sebesar 19,59%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatkan hasil belajar tari Mundong melalui model pembelajaran discovery learning pada siswa kelas X IPA 3 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018, sehingga pihak sekolah agar lebih bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung berbagai penelitian pendidikan yang ada.

Kata Kunci: discovery learning, tari Mundong, hasil belajar.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menurut Dewantara (2011) perkembangan anak membutuhkan keseimbangan antara emosi (perasaan) dengan pikiran (intellectual) yang dikemas dalam model pengalaman kreatif. Pendidikan seni yang merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.

Tari Jamu Gendong (Mundong) merupakan salah satu tarian tradisional yang menjadi ciri khusus Kabupaten Sukoharjo. Tari Jamu Gendong dibawakan oleh beberapa penari perempuan dalam jumlah ganjil, umumnya lima atau sembilan orang penari. Ciri khas dari tari ini adalah properti, yaitu bakul jamu yang dibawa oleh penari wanita, karena menceritakan tentang petani dan penjual jamu tradisional, maka bakul jamu tersebut adalah hal yang wajib dibawa untuk menginterpretasikan sipetani dan penjual jamu. 

Saat ini, kepedulian siswa terhadap pentingnya nilai-nilai budaya terutama pada seni tari dalam kehidupan mengalami kemerosotan. Nilai yang diperoleh siswa di SMA Negeri 1 Sukoharjo dari hasil belajar seni tari belum tuntas. Rendahya kreasi siswa pada pembelajaran seni tari ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya cara guru seni tari mengajar yang akan mempengaruhi cara siswa belajar. Apabila guru seni tari mengajar dengan metode konvensional maka siswa belajar dengan cara menghafal gerakan, selain itu, ada anggapan bahwa guru seni tari merupakan satu-satunya sumber belajar akibatnya pendidik akan mendominasi proses belajar mengajar. Faktor lain dapat juga guru seni tari belum memberi variasi metode pembelajaran yang menarik, pengajaran konvensional ini membuat peserta didik bosan dan jenuh dalam menerima materi pelajaran.

Menurut Usman (2010), proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapaian tujuan tertentu. Model pembelajaran discover learning merupakan proses pembelajaran yang terjadi bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Sani (2014) mengungkapkan bahwa discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Model discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan sendiri.

Berdasarkan uraian di atas masalah yang dihadapi adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan yang dialami siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah hasil belajar siswa dalam menari masih rendah, hal ini pembelajaran seni tari belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal, hal ini dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang belum tuntas terdapat 31 peserta didik dan yang tuntas 5 peserta didik, sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 75, hal ini belum terlaksana seperti yang diharapkan, harapannya nanti setelah menggunakan model pembelajaran discovery learning ada peningkatan hasil belajar siswa. Adapun masalah peneliti yakni selama ini pembelajaran seni tari belum pernah menggunakan model pembelajaran discover learning, harapan nantinya guru seni tari memperbaiki proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian dilakukan dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Tari Jamu Gendong (Mundong) melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas X IPA 3 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tari Jamu Gendong melalui model pembelajaran discovery learning pada Siswa Kelas X IPA 3 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018. Manfaat penelitian ini adalah untuk: 1) Meningkatnya kreativitas guru dalam mengelola kelas dengan pembelajaran seni tari dengan model pembelajaran discovery learning pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018; 2) Meningkatnya kinerja guru dalam mengembangkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari Jamu Gendong pada siswa kelas X IPA 3 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Hasil belajar dapat dicapai apabila terjadi perubahan yang lebih baik, baik ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Namun, untuk mencapai hasil belajar yang optimal banyak faktor yang mempengaruhinya. Sudjana (2005) menyatakan, bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu, faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Hal senada dikemukakan Sutikno (2013) bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu: faktor dari dalam diri individu (internal) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat)

Hasil belajar akan menjadi lebih baik apabila faktor internal dan eksternal dapat terpenuhi dengan baik. Lebih lanjut Sutikno (2013) menyatakan. Sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar indikator-indikatornya sebagai berikut: (1). Penguasaan materi pelajaran yang telah diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. (2). Perilaku yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran khusus dapat dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun secara kelompok

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa indikator dari hasil belajar yaitu siswa menguasai materi pelajaran yang diterimanya dan mencapai prestasi, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, perilaku yang ditampilkan siswa baik secara individu maupun kelompok menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran Seni Tari

Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton/penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi memuat komunitas realitas kehidupan yang bisa merasuk di benak penikmatnya setelah pertunjukkan selesai (Rakanita, 2012). Tari adalah gerak indah oleh anggota tubuh yang mempunyai maksud dan sesuai dengan iringan musik pengiring. Ruang lingkup tari meliputi pengetahuan wiraga, wirama, dan wirasa (Rakanita, 2012).

Pendidikan seni tari memiliki peran dalam pembentukan pribadi peserta didik yang lebih harmonis dengan memperhatikan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan. Pembelajaran mencakup keterampilan gerak berdasarkan oleh tubuh dengan rangsangan bunyi serta apresiasi terhadap gerak tari (Permendiknas 2006). Seni tari sebagai salah satu cabang seni budaya yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan diri individu, kemampuan berfikir logis, dan kemampuan mengembangkan potensi diri yang terus menerus digali dan dikembangkan berdasarkan bakat dan kreativitas peserta didik (Rakanita, 2012). Pendidikan seni akan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pribadi siswa. Kontribusi tersebut berkaitan dengan pemberian ruang berekspresi, pengembangan potensi kreatif dan imajinatif, peningkatan kepekaan rasa, menumbuhkan rasa percaya diri, dan pengembangan wawasan budaya (Jazuli, 2008).

Ruang berekspresi siswa dapat diartikan bahwa seni sebagai sarana mengungkapkan perasaan, pikiran, aktualisasi melalui bentuk aktivitas seni sehingga menimbulkan kepuasan diri, berekspresi berarti pembelajaran emosi yang selalu melibatkan hasil belajar sering muncul ketika siswa mengungkapkan sesuatu, berkomunikasi, dan bermain.

Tari Jamu Gendong

Tari Mundong (Jamu Gendong} merupakan salah satu tarian tradisional yang menjadi ciri khusus Kabupaten Sukoharjo. Tari Jamu Gendong dibawakan oleh beberapa penari perempuan dalam jumlah ganjil, umumnya lima atau sembilan orang penari. Ciri khas dari tari ini adalah aksesoris, yaitu bakul jamu yang dibawa oleh penari wanita, karena menceritakan tentang penjual jamu tradisional, maka bakul jamu tersebut adalah hal yang wajib dibawa untuk menginterpretasikan si penjual jamu.

Seperti lazimnya tarian khas jawa, para penari menggunakan pakaian adat jawa berupa kebaya dan kemben. Tarian ini juga diiiringi oleh gamelan jawa dan nyanyian jawa yang menambah kekhasan tarian jawa didalamnya. Tari Jamu Gendong diawali dengan para penari memasuki panggung, lalu membawakan tarian dengan berdiri. Setelah itu, para penari meletakkan bakul jamu yang dibawa dan dilanjutkan dengan menari di posisi duduk. Bahkan dalam beberapa segmen, para penari menduduki bakul jamu tersebut sambil melanjutkan menari. Tidak dapat dipungkiri, peran bakul jamu disini sangatlah sentral (Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, 2018).

Model Pembelajaran Discovery Learning

Model discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kemendikbud, (2013) mengemukakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori, siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri. Sardiman (dalam Kemendikbud, 2013) mengungkapkan bahwa dalam mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model discovery learning adalah suatu proses pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri suatu konsep ataupun prinsip yang belum diketahuinya.

 

Kerangka Berpikir

Kondisi awal dalam pembelajaran seni tari Mundong (Jamu Gendong), guru sebagai peneliti menyampaikan materi dengan berdasarkan gambar (visual). Dilihat dari hasil belajar siswa, peserta didik dalam pembelajaran seni tari rendah. Agar dalam pembelajaran seni tari hasilnya meningkat, perlunya tindakan pendidikan. Guru menggunakan pendekatan pembelajaran model discovery learning sebagai pembelajaran seni tari Jamu Gendong.

Pada siklus 1, peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan model discovery learning yang dijelaskan oleh pendidik tentang tari Jamu Gendong. Tindakan berikutnya peserta didik mempraktikkan dalam gerakan tari Jamu Gendong tanpa bimbingan dari guru sebagai peneliti mengenai bagaimana gerakan tari Jamu Gendong yang baik.

Siklus 2 sebelum melakukan pembelajaran dengan model discovery learning, pendidik menyampaikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), tujuan melaksanakan pembelajaran seni tari Jamu Gendong, unsur-unsur intrinsik seni tari Jamu Gendong dan aspek yang dinilai dalam seni tari Jamu Gendong. Langkah berikutnya peserta didik melakukan gerakan seni tari Jamu Gendong dengan ketentuan yang benar dan pendidik membimbing siswa dalam pelaksanaan tari. Dari tindakan siklus 1 dan siklus 2 diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari Jamu Gendong mengalami peningkatan. Setelah kondisi akhir dilakukan, diduga melalui pembelajaran dengan pendekatan model discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari Jamu Gendong pada siswa kelas X IPA 3 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu guru menggunakan model penelitian tindakan, seperti model yang diusulkan oleh Kemmis dan Taggart. Model tersebut menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap yaitu perencanaan (Planning), tindakan (Acting), Pengamatan (Obseving), dan Refleksi (Reflecting). Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas ini peneliti juga menggunakan keempat tahap tersbut.

Penelitian dilakukan bulan Januari Juni 2018 karena pada bulan tersebut merupakan hari efektif dan materi yang diteliti sesuai dengan bulan Januari – Juni 2018. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sukoharjo yang terletak di Jl. Pemuda No. 38 Sukoharjo, Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo adalah tempat peneliti mengajar pelajaran seni tari. Subjek peneliti ini adalah siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018, jumlah peserta didik kelas X IPA 3 sebanyak 36 siswa. Menurut laporan hasil belajar siswa kelas X IPA 3 merupakan kelas yang rendah hasil belajarnya dalam pembelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas lain, tingkat kreativitas rata-rata adalah 68, karena selama ini trategi yang digunakan dalam pembelajaran masih bersifat tradisional, media yang digunakan pun hanya berupa gambar, metode yang digunakan metode konvensional, akibatnya siswa menjadi pasif mengikuti pembelajaran.

Prosedur tindakan kelas pada penelitian ini direncanakan terdapat dua siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan sesuai yang digunakan untuk meningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Berdasarkan pedoman evaluasi penelitian dapat merefleksi tindakan selanjutnya. Dalam pelaksanaan siklus I dan II peneliti menggunakan model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran tari Jamu Gendong, pada siklus 1 tayangan yang dimunculkan tentang tari Jamu Gendong tanpa adanya bimbingan dari guru dan observer, sedangkan pada siklus 2 guru masih menggunakan model pembelajaran discovery learning, tayangan yang dimunculkan berupa tari Jamu Gendong dengan bimbingan dari guru. Penelitian tindakan kelas ini guru menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan harapan siswa dapat mengamati melalui model pembelajaran discovery learning yang dapat dilihat maupun didengar apa yang terdapat di layar, sehingga siswa mendapatkan inspirasi berupa gerakan-gerakan dalam tari Jamu Gendong.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Kondisi awal hasil belajar siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo dalam pembelajaran seni tari diketahui masih cukup rendah. Pada kondisi awal kegiatan pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran discovery learning dan berbagai media pembelajaran yang lain, sehingga hasil belajar siswa belajar kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa ini sangat terlihat pada kondisi siswa yang tidak fokus terhadap materi seni tari, kurang siap (terkejut) saat ditunjuk guru untuk mempraktikkan tarian, tidak ada keberanian untuk bertanya, tidak berpartisipasi dalam kegiatan belajar serta tidak ada usaha untuk kreativitas dalam pembelajaran seni tari. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari siswa kelas kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 masih rendah.

Hasil observasi hasil belajar siswa pada pembelajaran seni tari pada kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 diketahui bahwa nilai terendah adalah 40,00; sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 56,00 dan nilai rerata adalah 48,62. Oleh karena rata-rata hasil belajar siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 kurang dari 50 maka dapat diketahui hasil belajar siswa termasuk kategori rendah (48,62).

Siklus I

Hasil pengamatan Siklus I hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari Jamu Gendong diketahui mengalami sedikit peningkatan. Pada kondisi awal hasil belajar siswa termasuk dalam kategori yang rendah, sedangkan untuk Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari Jamu Gendong menjadi cukup. Untuk mengetahui lebih jelas tentang hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus I adalah sebagai berikut:

Hasil observasi hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus I diketahui bahwa nilai terendah adalah 56; sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 76 dan nilai rerata adalah 65,78. Oleh karena rata-rata hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus I kurang dari 75 maka dapat diketahui hasil belajar siswa termasuk kategori cukup (65,78).

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I di atas dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran seni tari. Beberapa siswa sudah mulai kreatif dalam belajar dengan berani mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang dirasakan belum dapat dipahami dengan baik. Masih adanya beberapa siswa yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang baru saja mereka terima, sehingga masih ada diantara mereka yang merasa canggung untuk mengungkapkan permasalahan yang ada dan model pembelajaran yang baru digunakan masih dianggap belum terbiasa oleh siswa.

Siklus II

Hasil pengamatan Siklus II hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus II diketahui mengalami peningkatan. Pada Siklus I hasil belajar siswa termasuk dalam kategori cukup, sedangkan untuk Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa menjadi Baik.

Hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus II diketahui bahwa nilai terendah adalah 68; sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 88 dan nilai rerata adalah 78,67. Oleh karena rata-rata hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus II lebih dari 75 maka dapat diketahui tingkat kreativitas siswa termasuk kategori baik (78,67).

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II di atas dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari Jamu Gendong. Beberapa siswa sudah sudah kreatif dalam belajar dengan berani mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang dirasakan belum dapat dipahami dengan baik. Adanya peningkatan hasil belajar ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang menarik dan mampu diterima dengan oleh siswa, sehingga fokus dalam kegiatan belajar mengajar serta menyampaikan berbagai pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan. Selain itu siswa juga tidak canggung lagi untuk melakukan interaksi langsung dengan guru dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatkan hasil belajar tari Jamu Gendong melalui model pembelajaran discovery learning pada siswa kelas X IPA 3 Semester 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus I diketahui bahwa nilai rerata adalah 65,78. Hasil belajar siswa pada tari Jamu Gendong pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 pada Siklus II diketahui bahwa nilai rerata adalah 78,67, maka dapat diketahui tingkat hasil belajar siswa termasuk kategori baik dan mengalami peningkatan sebesar 19,59%.

Saran

Pihak sekolah agar lebih bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung berbagai penelitian pendidikan yang ada dengan mendorong guru bersikap kreatif dan inovatif dalam menciptakan strategi, metode, dan model pembelajaran yang dapat diterapkan saat pembelajaran sedang berlangsung serta lebih meningkatkan fasilitas pembelajaran yang ada sehingga hasil pembelajaran lebih maksimal. Siswa hendaknya berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran seni tari dengan memanfaatkan waktu dengan baik dan memperbanyak bertanya pada guru pada gerakan tari yang dirasa belum jelas

DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, KH. 2011. Karya Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.

Jazuli, M. 2008. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. 2018. Tari Mundong. www.budaya-indonesia.org.

Rakanita, Dyah Ayu K. 2012. Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati. Jurnal Seni Tari. Vol. 1, No. 1.

Sani, Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Usman, Uzer Moh. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.