MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN IPS KONSEP SISTEM ADMINISTRASI
WILAYAH INDONESIA PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I
SD NEGERI BULAKAN 03 KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Suparno
SD Negeri Bulakan 03 Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatksan hasil belajar IPS konsep Sistem Administrasi Wilayah Indonesia melalui pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, tempat pelaksanaan penelitian di SD Negeri Bulakan 03 dengan subjek penelitian seluruh siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Bulakan 03 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 siswa. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hipotesis menyatakan bahwa diduga melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS konsep Sistem Administrasi Wilayah Indoneis pada siswa Kelas VI SDN Bulakan 03 Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari data empirik diperoleh fakta bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar konsep Sistem Administrasi Wilayah Indonesia mata pelajaran IPS dari kondisi awal nilai rata-rata prestasi 64,1 dan 7 siswa (31,8%) yang mencapai nilai KKM, ke kondisi akhir siklus II nilai rata-rata prestasi belajar siswa 81,6 (di atas nilai KKM), dan 20 siswa (90,1%) mencapai nilai KKM diKelas VI SDN Bulakan 03 Tahun Pelajaran 2013/2014. Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar konsep Sistem Administrasi Wilayah Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa Kelas VI semester I SDN Bulakan 03 Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk salah satu mata pelajaran yang amat penting dikuasai dan diminati sejak tingkat Sekolah Dasar oleh karena itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting diminati oleh siswa yang ditunjukkan dengan motivasi yang tinggi dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Harapan tersebut ternyata belum nampak pada siswa Kelas VI SD Negeri Bulakan 03. Dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial para siswa sepertinya kurang tertarik, dari jumlah siswa hanya 35% yang tertarik, sedangkan yang tidak tertarik 65%. Alasan yang sering mereka keluhkan antara lain, materi Ilmu Pengetahuan Sosial terlalu susah untuk dihafalkan dan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan.
Untuk mengatasi masalah tersebut dicoba menerapkan model pembalajaran yang membuat siswa lebih tertarik dan senang mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial. Model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing, karena dalam model pembelajaran Snowball Throwing melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif serta psikomotor.
Melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial konsep Sistem administrasi pada siswa Kelas VI SD Negeri Bulakan 03. Berdasarkan pernyataan di atas perlu kiranya di lakukan Penelitian Tindakan Kelas mengenai meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran IPS konsep Sistem administrasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Pembatasan Masalah Dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini akan dibatasi pada model pembelajaran koopertif tipe Snowball Throwing hasil belajar siswa konsep Sistem administrasi wilayah indonesia dalam pembelajaran IPS.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran koopertif tipe Snowball Throwing untuk meningkatka hasil belajar siswa konsep Sistem administrasi dalam pembelajaran IPS?
2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil siswa konsep Sistem administrasi dalam pembelajaran IPS?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran koopertif tipe Snowball Throwing meningkatkan hasil belajar konsep Sistem administrasi siswa dalam pembelajaran IPS.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa konsep Sistem administrasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah menerapkan model pembelajaran koopertif tipe Snowball Throwing.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing
|
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Snowball Throwing sebagai salah satu dari model pembelajaran aktif (active learning) pada hakikatnya mengarahkan atensi siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Namun sebagaimana model pembelajaran lainnya, dalam penerapannya pun ada faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi siswa, waktu yang tersedia, materi yang diajarkan dan tujuan pembelajaran dalam Bayor (2010:89). Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Pesan dalam hal ini adalah berupa pertanyaan – pertanyaan yang telah dibuat oleh siswa. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya. Berdasarkan pendapat dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Snowball Throwing adalah pembelajaran secara berkelompok, setiap kelompok beranggotakan beberapa siswa dimana setiap siswa membuat pertanyaan Kelas yang kemudian dilemparkan kepada kelompok yang lainnya untuk dijawab. Ketika menjawab pertanyaan yang diperoleh harus dijawab oleh masing–masing individu dengan cara berdiri dari tempat duduknya atau maju ke depan.
Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar
Oemar Hamalik (2001: 27 ) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparwoto (2004: 41) bahwa belajar pada intinya adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk belajarnya yaitu berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun keterampilan.William Burton mengemukakan bahwa ”A good learning situation consist ofa rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purposeand carried on in interaction with a rich, varied and propocative environment”. Yang berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman – pengalaman belajar.
Menurut Winkel belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard belajar proses pembelajaran, sehingga pengertian dan pemahaman mengenai makna belajar menjadi lebih jelas dan terarah.Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar. Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh di sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2005: 20) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (2005: 38) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendiikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom (Purwanto, 2008: 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Ketiga ranah di atas menjadi obyek penilaian hasil belajar. Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah peubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik.
Berdasarkan uraian diatas hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga merupakan suatu perubahan tingkah laku dari belum bisa menjadi bisa dan dari yang belum tahu menjadi tahu. Hasil belajar pada penelitian ini menitikberatkan pada hasil belajar yang berupa kognitif. Hasil belajar kognitif dapat diukur melalui tes dan dapat dilihat dari nilai yang diperoleh. Dalam penelitian ini hasil belajar dikhususkan pada tingkat pengetahuan (C1) sampai tingkat analisis (C4). Hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru selama proses pembelajaran yang diukur melalui tes hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dalam penelitian ini, hasil belajar IPS yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Diduga melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar konsep Sistem administrasi wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS pada siswa Kelas VI Semester I SDN Bulakan 03 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 selama 3 (Tiga) bulan, dimulai bulan Agustus 2013 sampai bulan Oktober 2013.
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Bulakan 03 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. SDN Bulakan 03 beralamat di Jalan Pramuka No. 8Bulakan kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah karena peneliti sebagai guru Kelas VI di SDN Bulakan 03, merasa perlu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak didiknya. Masalah yang dihadapi oleh siswa Kelas VI adalah rendahnya hasil belajar konsep Sistem administrasi Wilayah di Indonesia dalam pembelajaran IPS.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa Kelas VI SDN Bulakan 03 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya hasil belajar konsep Sistem administrasi di Indonesia dalam pembelajaran IPS pada siswa Kelas VI SD Negeri Bulakan 03 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014melalui penerapan pembelajaran tipe Snowball Throwing .
Sumber Data
Sumber data penelitian ini meliputi nilai Tertulis dan nilai hasil tes belajar IPS pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Data penunjang lain yang mendukung pembelajaran siswa berasal dari informan, yaitu guru-guru teman sejawat SDN Bulakan 03 .Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka yaitu nilai hasil tes tertulis pembelajaran IPS, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan pembelajaran ketika guru mengajar IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.
Analisis Data
1. Data hasil belajar konsep Sistem administrasi Wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS pada siswa Kelas VI meliputi nilai Tertulis dan nilai tes tertulis kondisi awal, siklus I, dan siklus II dihitung rata-ratanya, dengan bobot yang sama.
2. Ada 3 (tiga) data nilai tes tertulis hasil belajar konsep Sistem administrasi di Indonesia dalam pembelajara IPS pada siswa kelas VI , yaitu data Nilai tes tertulis hasil belajar konsep Sistem administrasi Wilayah Indonesia pada siswa kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK, data nilai tes tertulis hasil belajar konsep Sistem administrasi di Indonesia dalam pembelajaran IPSpadasiswa setelah pelaksanaan siklus I,dan data nilaitertulis hasil belajar konsep Sistem administrasi Wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS padasiswa setelah pelaksanaan siklus II dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan dilanjutkan dengan reflektif
Prosedur Tindakan
Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus, masing-masing siklus 4 (empat) kali pertemuan dengan melewati tahap perencanaan, pelaksanaan penelitian, pengamatan, dan diakhiri analisis serta refleksi. Refleksi dilakukan untuk menentukan langkah tindakan selanjutnya.
PEMBAHASAN DAN HASIL TINDAKAN
Kondisi Awal
Pada kondisi awal, proses pembelajaran IPS pada siswa Kelas VI SDN Bulakan 03 semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 berlangsung dalam kondisi yang kurang kondusif. Guru menerapkan pembelajaran koopertif tipe konvensional, yaitu memberi pengarahan dan tugas saja, sehingga siswa hanya bertindak sebagai objek pasif. Guru belum menggunakan metode yang bervariasi, guru hanya menggunakan metode yang monoton, sehingga hal ini berdampak kepada rendahnya hasil belajar konsep Sistem administrasi Wilayah Indonesia pada siswa Kelas VI dalam pembelajaran IPS. Akibat dari guru yang masih menggunakan metode pembelajaran yang lama itu, siswa menjadi kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Penggunaan metode yang lama yaitu metode ceramah akan membuat siswa merasa cepat bosan, sehingga tidak ada kemauan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Pada kondisi demikian perlu dilakukan suatu perubahan dalam sistem, metode, strategi atau model dalam suatu pembelajaran. Untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi maka guru perlu melakukan perubahan guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil observasi pada Tertulis kondisi awal, diperoleh data bahwa nilai rata-rata hasil belajar konsep Sistem administrasi dalam permainan IPS siswa Kelas VI adalah 64,1, masih jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pelajaran IPS yaitu 70 . Siswa yang nilainya mencapai KKM hanya 8 siswa (31.8%) dari total 22 siswa Kelas VI SDN Bulakan 03 Tahun Pelajaran 2013/2014.
Pada siklus II ini nilai rata-rata hasil belajarIPS pada siswa Kelas VI adalah 81,6 , di atas nilai KKM. Nilai tertinggi adalah 100 , nilai terendah 65 dan siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 20 siswa (90,1%) dari total 22 siswa kelas VI . Melalui penerapan pembelajaran koopertif tipe snowball throwing pada siklus II, dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa Kelas VI SDN Bulakan 03 .
Pembahasan
Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipeSnowball Throwingdapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa Kelas VI SDN Bulakan 03 semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 dari kondisi awal nilai rata-rata hasil belajar IPS pada siswa 64 ,4 dan 8 siswa (31.8%) yang mencapai nilai KKM, ke kondisi akhir siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPS pada siswa 81,6 (di atas nilai KKM), dan 20 siswa (90,1%) mencapai nilai KKM.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penerapan model pembelajaran kooepratif tipe snowball throwing materi tentang konsep Sistem administrasi Wilayah Indonesia sangat efektif untuk menarik perhatian dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Penerapan model pembelajaran kooepratif tipe snowball throwing materi tentang konsep Sistem administrasi Wilayah Indonesia dapat menumbuhkan keberanian, kreativitas dan tanggung jawab siswa dalam diskusi kelompok, sehingga tidak menimbulkan kebosanan selama proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro Toha, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Winataputra Udin, S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K. 2006. Teknis Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Moedjiono, Moh. Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.
Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali Press.
Slavin. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruksitivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.