Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Melalui Model Student Teams Achievement Divisions
MENGANALISIS STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN
TEKS PROSEDUR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
BAGI SISWA KELAS XI MA SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sukatmini
SMK Muhammadiyah Kartasura
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan (1) meningkatkan kualitas pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) meningkatkan hasil belajar menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ; (3) mengetahui perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar tentang menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan langkah setiap tahapnya adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, wawancara, dan tes. Hasil penelitian pembelajaran struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan dapat menumbuhkan aktivitas dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Bukti adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada kondisi awal siswa yang mendapat predikat baik sekali dan baik sebesar 38,46%,meningkat menjadi 58,65% pada siklus 1,dan menjadi 91,35 pada siklus 2. Hasil belajar setiap fase mengalami peningkatan. Pada prasiklus siswa yang mencapai ketuntasan 26,92%, meningkat menjadi 50% pada siklus 1, dan pada siklus 2 menjadi 84,61%. Simpulan penelitian ini bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD (1) meningkatkan kualitas pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur; (2) meningkatkan hasil belajar menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur; (3) meningkatkan perubahan sikap positif siswa sebagai dampak dari hasil belajar tentang menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur.
Kata kunci: kaidah dan struktur kebahasaan teks prosedur, STAD.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran yang penting karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan di negeri ini. Selain itu, bahasa Indonesia juga sebagai bahasa resmi yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan.
Kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa lebih produktif, kreatif, dan inovatif. Untuk menghasilkan siswa didik yang bersikap demikian maka aktivitas siswa yang harus ada dalam pembelajaran adalah aktivitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis teks. Pendekatan berbasis teks ini melatih siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan berpikir kritis sesuai dengan apa yang ada dalam kehidupan nyata. Salah satu bentuk teks yang ada dalam pembelajaran bahasa Indonesia SMK yang menerapkan Kurikulum 2013 adalah teks prosedur. Teks prosedur merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah atau cara dalam menghadapi suatu hal. Teks prosedur memudahkan pembaca memahami suatu hal yang belum dipahami. Pembelajaran teks prosedur menuntut siswa untuk memahami strutur teks dan kaidah kebahasaan yang ada di dalamnya kemudian membandingkan dengan teks yang lainnya.
Pembelajaran menganalisis unsur kebahasaan teks prosedur sangat penting untuk dipahami agar ke depan siswa dapat memproduksi teks prosedur dengan baik dan benar. Untuk itu diperlukan fasilitator dan metode tertentu agar tujuan dapat tercapai. Hal itu pula yang penulis harapkan bisa terwujud di SMK Muhammaduyah Kartasura, khususnya kelas XI Mesin A karena kelas tersebut memiliki kemampuan menganalisis yang hasilnya paling rendah dibandingkan dengan 5 kelas yang lainnya. Secara keseluruhan kelas XI di SMK Muhammadiyah kartasura ada 6 kelas. Perlu pembaca ketahui bahwa input murid di sekolah kami bukanlah siswa pilihan dari segi kualitas atau nilai dan tingkat kemampuannya heterogen. Siswa kami dalam menganalisis unsur kebahasaan teks prosedur mengalami kesulitan dan belum menunjukkan hasil yang baik. Agar bisa mendapatkan hasil pembelajaran yang baik, guru harus bisa memilih metode yang cocok.Sebuah makalah yang disusun oleh Khusnul,dkk.memilih menngunakan meteode STAD bertujuan agar keberhasilan siswa belajar matematika tercapai. Penelitian lain membahas metode STAD dalam pembelajaran ekonomi, tujuannya untuk meningkatkan peran aktif dan hasil belajar studi ekonomi (Widyaningsih,2015:5). Brdasarkan dua pendapat tersebut, penulis menerapkan metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions(STAD) untuk pembelajaran teks prosedur.Metode ini akan bisa menumbuhkan kemampuan kerja sama, kreatif, berpikir kritis, dan ada kemampuan untuk membantu teman (saling memberi dan menerima). Selajutnya hasil pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasan teks prosedur pun menjadi baik, sesuai harapan.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini (1) Bagaimanakah model pembelajaran kooperaatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019; (2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/20119; (3) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar dalam membelajarkan menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/20119.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai (1) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan motivasi belajar struktur dan kebahasaan teks prosedur bagi siswa XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019; (2) Untuk meningkatkan hasil belajar menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur bagi siswa XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019; (3) Untuk mengetahui perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar tentang menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman-pengalaman belajarnya (Sudjana;1989,22). Menurut Widyoko (2009:25) hasil pembelajaran melibatkan guru dan siswa akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Dari dua pendapat di atas, peneliti simpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang diperoleh siswa setelah terjadi kegiatan belajar mengaja. Perubahan yang ada pada siswa bisa berupa perubahan sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Perubahan yang diharapkan peneliti tentunya perubahan ke arah yang lebih baik.
Teks Prosedur
Teks prosedur adalah teks yang berisi tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Menurut Kosasih (2014: 68) struktur teks prosedur meliputi tujuan, langkah-langkah, dan penutup. Kaidah kebahasaan teks prosedur memiliki ciri-ciri tersendiri. Diantaranya menggunakan kalimat perintan, memakai kata kerja imperatif, menggunakan konjungsi temporal atau kata penghubung yang menyatakan urutan waktu kegiatan, menggunakan kata penunjuk waktu, menggunakan kata yang menyatakan urutan langkah kegiatan, menggunakan keterangan cara, dan menggunakan kata-kata teknis sesuai dengan tema serta jika petunjuk yang berupa resep akan dikemukakan gambaran rinci tentang nama benda yang dipakai (Kosasih, 2014:71).
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya. Tujuan metode pembelajaran kooperatif adalah hasil akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari teman-temannya serta pengembangan keterampilan sosial.
Cara penerapan metode STAD di kelas secara umum sebagai berikut: (1) Kelas dibagi dalam beberapa kelompok; (2) Tiap kelompok siwa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen dalam berbagai hal; (3) Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan; (4) Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran melalui diskusi kelompok; (5) Selama proses pembelajaran secara kelompok, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator; (6) Tiap minggu atau dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu atau kelompok umtuk mengetahui kemampuan belajar siswa; (7) Siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi penghargaan.
Hipotesis
Dengan diterapkannya model pembelajaran STAD diduga dapat (1) meningkatkan kualitas pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur bagi siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/20119; (2) meningkatan hasil belajar menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur bagi siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/20119; (3) meningkatkan perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur bagi siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/20119.
METODE
Setting Penelitian
Seting PenelitianPenelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Kartasura yang merupakan tempat bertugas peneliti sebagai guru bahasa Indonesiadi sekolah tersebut. Kelas yang dijadikan tempat penelitian berukuran 6 X 7 m, derdekatan dengan ruang kelas XII OC dan ruang praktik Tata Busana.ketika kelas XI MA pelajaran sering terganggu suara siswa yang lalau lalang ke rung praktik TB.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 6 bulan, mulai bulan Juli2018 sampai dengan bulan Desember2018.
Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Muhammadiyah Kartasura. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah kelas XI Mesin A. Siswa kelas tersebut berjumlah 26 siswa, laki-laki semua.Peneliti memilih kelas ini karena siswanya sangat spesial dalam arti semangat belajarnya kurang baik seringnya tidur atau becerita sendiri.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya: (1)Hasil pengamatan(observasi) guru dalam melaksanakan pembelajaran oleh kolabor; (2) Dokumen RPP, nilai siswa,kisi-kisi soal, dan soal ulangan; (3)Hasil ulangan akhir siklus dan hasil observasi siswa selama pembelajaran.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian inimeliputi (1):Observasi siswa dan guru sebelum dan setelah tindakan; (2)Wawancara terhadap guru dan siswa ini merupakan kegiatan kolabor untuk mengamati guru saat sedang mengajar atau percakapan guru dengan kolabor setelah pembelajaran dan pengamatan kolabor terhadap siswa sat pembelajaran; (3) Tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam menganalisis unsur kebahasaan teks prosedur, mengukur keberhasilan dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan serta seberapa jauh siswa menyerap materi pelajaran yang telah disampaikan. Tes dilakukan setiap akhir siklus. Setiap soal yang dikerjakan oleh siswa dinilai. Instrumen pengumpulan data (1) Lembaran observasi untuk pengamatan terhadap guru dan siswa; (2) Instrumen penilaian berupa kisi-kisi soal, soal ulangan, buku nilai.
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitihan perlu diperiksa validitasnya dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk menjaga kevalidan data ini yaitu triangulasi metode dan triangulasi data.
Jenis triangulasi metode dilakukan dengan dua srtategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajad kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Analisis data menggunakan teknik analisis kritis dan teknik analisis komparatif. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data yang bersifat kualitatif. Data dalam analisis kritis berupa hasil observasi dan wawancara. Teknik analisis deskriptif komparatif yaitu teknik yang dugunakan untuk mengolah data kuantitatif yakni membandingkan data antarsiklus. Data ini berupa hasil tes yang dikerjakan siswa.Hasil sebelum tindakan dibandingkan dengan hasil setelah tindakan baik pada tindakan siklus 1 atau 2.Tindakan yang dilakukan berhasil apabila terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam belajar. Data kemampuan siswa (dengan tes) yang dianalisis adalah nilai ulangan harian. Hasil kemampuansiswa dikatakan baik jika telah menunjukkan adanya peningkatan hasil ulangan harian dari siklus 1 ke siklus berikutnya.
Kriteria keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari sisi proses dan hasil. Indikator dari sisi proses yaitu meningkatnya keaktivan belajar siswa sedangkan dari sisi hasil yaitu dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur.Adapun indikator kinerja dalkm penelitian ini sebagai berikut: (1 ) Meningkatnya motivasi atau keaktivan belajar siswa.Siswa dikatakan meningkat motivasi belajarnya apabila sikap siswa yng berprsdikat baik mencapai 80% dari jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian; (2) Meningkatnya hasil belajar siswa, yaitu 80% siswa mendapatkan nilai minmal sama dengan KKM 75.
Penelitian ini menggunakan pendekatan PTK. PTK bertujuan meningkatkan kinerja guru serta hasil belajar siswa. Prosedur PTK menurut Kurt Levin (dalam Suwandi, 2008) yaitu perencanaan, aksi atau tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Pada Penelitian ini, nanti direncanakan akan berlangsung 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Penjabarannya adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan (Agustus 2018 minggu ke-1 dan ke-2 untuk siklus 1,sedangkan untuk siklus 2 dilaksanakan minggu ke-3 dan ke -4 bulan September 2018). Rincian rencana langkah-langkah PTK yaitu melakukan refleksi awal terhadap pembelajaran yang sudah biasa dilakukan,menyusun RPP, menyusun instrumen, validasi perangkat dan instrumen; (2) Pelaksanaan Tindakan (siklus I hari Senin tanggal 13 Agustus 2018 dan Rabu tanggal 15Agustus 2018 dan Senin, 20 Agustus 2018, hari Rabu, 29 Agustus2018. Siklus II hari Senin, 1Oktober 2018, hari Rabu,3 Oktober 2018 dan Senin,8 Oktober 2018, Rabu,16 Oktober 2018). Kegiatan awal meliputi: Guru menyampaikan tujuan & memotivasi siswa,guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok( masing kelompok memiliki nama),guru menentukan topik-topik permasalahan. Kegiatan inti meliputi: guru memberikan presentesi kelas,siswa berkumpul sesuai kelompoknya,tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus diselesaikan,tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran melalui diskusi kelompok, guru memberi pengarahan dan motivasi selama kerja kelompok, siswa mengerjakan kuis secara mandiri; (3) Kegiatan akhir meliputi: guru memberikan penghargaan kelompok & individu.
Observasi (Silkus 1 dilaksanakn minggu ke-1 bulan September 2018,siklus 2 dilaksanakan minggu ke-3 Oktober 2018). Dalam kegiatan observasi, observer mengamati dan mencatat semua aktivitas guru, aktivitas siswa dan situasi kelas pada saat tindakan. Guru kolabor mengomunikasikan hasil observasi dengan guru peneliti. Refleksi (siklus 1 dilaksanakan minggu ke-2 September 2018, siklus d siklus 2 dilaksanakan minggunke-4 oktober 2018)Dalam kegiatan refleksi, peneliti merenungkan dan menuliskan kekurangan di siklus I.Kemudian merevisi tindakan untuk mengatasi penyebab belum berhasil siklus tertentu I dan selanjutnya untuk pijakan melangkah ke siklus berikutnya.Selanjutnya di siklus II harus dilakukan tindakan untuk memperbaiki kekurangan di siklus I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Kondisi Awal
Deskripsi kondisi awal pembelajaran struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur diperoleh melalui kegiatan observasi. Pengumpulan data awal melalupengamatan dan analisis ulangan harian. Pengamatan aktivitas belajar siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan skor 1 sampai 4. Skor 4 untuk siswa yang aktivitas belajarnya baik, skor 3 kategori baik, skor 2 kategori aktivitas belajar cukup, dan 1 kategori kurang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa berada pada skor 2,30 atau kategori cukup.Data selanjutnya diperoleh dari nilai ulangan harian. Nilai ulangan harian terendah 30, nilai tertingi 80. Rata-rata nilai ulangan harian 59,23.Dua puluh enam siswa yang mendapat nilai tuntas 7 siswa (26,92%) dan siswa yang belum tuntas ada 19 siswa (65,38%). Pengamatan aktivitas dan hasil belajar tampak pada tabel dan grafik berikut:
No. Kualitas Jumlah siswa
1 Kurang 11 (42,31%)
2 Cukup 5 (19,23%)
3 Baik 5 (19,23%)
4 Sangat Baik 5 (19,23%)
Keadaan Aktivitas Belajar Siswa Prasiklus
No. Aspek Nilai
1 Nilai terendah 30
2 Nilai tertinggi 80
3 Rerata nilai 60,76
4 Rentang nilai 50
5 Jumlah siswa tuntas 7 (26,92%)
6 Jumlah siswa belum tuntas 19 (65,38%)
Keadaan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kondisi awal belum maksimal karena guru dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah,tanya jawab yang mungkin sangat membosankan dan kurang menarik bagi siswa. Data tersebut peneliti jadikan dasar untuk menyusun skenario pembelajaran dengan metode koopertif tipe STAD.
Siklus I
Hasil dan Temuan Siklus 1. Pelaksanaan siklus 1diawali degan perencanaan tindakan diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode kooperatif tipe Student Teams Achievemen Division ( STAD) dilengkapi dengan instrumen penilaian dan lembar observasi. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti mempersiapkan siswa untuk bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik.Untuk itulah peneliti mengecek kehadiran siswa, mengajak berdoa, menyampaikan tujuan, dan memberikan pertanyaan tentang kaidah dan struktur kebahasaan teks prosedur.
Berikut akan peneliti uraikan strategi pembelajaran siklus 1. Peneliti akan mempresentasikan materi struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur yang akan dibahas dengan metode kooperatif tipe STAD. Siswa bejumlah 26 orang dibagi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang. Masing-masing kelompok akan menerima materi teks prosedur dan tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam kelompok. Anggota dalam satu kelompok harus menguasai materi yang diterima, mereka harus saling membantu dalam memahami materi artinya tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim menguasai materi yang dipelajari dan bisa menyelesaikan tugas- tugas. Pada prinsipnya metode ini mengarahkan siswa untuk bisa belajar bersama, saling memberi dan menerima, meningkatkan prestasi kelompok maupun individu. Berikut ini disajikan hasil observasi aktivitas belajar dan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode kooperatif tipe STAD.
Aktivitas Jumlah
SB % B % C % K %
Kerja sama 9 34,61 6 23,07 6 23,07 5 19,23
Tanggung jawab 7 26,92 8 30,77 7 26,92 4 15,38
Keaktifan 6 23,07 9 34,61 8 30,77 3 11,54
Kesungguhan 6 23,07 10 38,46 6 23,07 4 15,38
Persentase rata-rata 26,92% 31,73 25,96 15,38
Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1
No. Aspek Nilai
1 Nilai terendah 50
2 Nilai tertinggi 90
3 Rerata nilai 74,61
4 Rentang nilai 40
5 Jumlah siswa tuntas 13 (50%)
6 Jumlah siswa belum tuntas 13 (50%)
Berdasarkan data tabel dan grafik 3 dan 4 dapat diuraikan bahwa aktivitas belajar siswa secara umum mengalami peningkatan dibandingkan dengan aktisvita belajar kondisi awal.Aktivitas belajar siswa yang menduduki kategori baik dan sangat baik pada kondisi awal 38,46% sedangkan pada silkus 1 sebesar 58,65%, ada peningkatan 12,5%. Nilai ulangan harian pada kondisi awal rata-rata 60,76 sedangkan pada siklus 1 rata-rata nilai ulangan 74,61. Ada peningkatan nilai 20,19%dari kondisi awal ke siklus 1.Pada siklus 1 dari 26 siswa yang mendapat nilai tuntas KKM 75 sebanyak 13 anak berarti 50% siswa telah tuntas. Dapat dikatakan pada siklus 1 ada peningkatan 6 siswa (23,08%) yang tuntas KKM 75.
Menurut pengamatan guru kolabor, penggunaan metode kooperatif tipe STAD selama siklus 1 ada beberapa keberhasilan yang didapat siswa di antaranya: keaktivan siswa dalam belajar meningkat,hasil belajar siswa mengalami peningkatan, melatih siswa untuk saling memberi dan menerima dalam satu kelompok,menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar.
Secara keseluruhan pembelajaran siklus 1 harus disempurnakan pada siklus 2 karena hasil yang dicapai di siklus 1 belum maksimal. Terlihat dari data tabel 4siswa yang mencapai nilai KKM 75 baru separuh dari jumlah siswa XI MA dan rata nilai ulangan belum mencapai 75.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 diawalai dengan perencanaan meliputi pembuatan RPP, menyiapkan lembar observasi, dan juga instrumes tes untuk ulangan akhir siklus 2 yang dilaksanakan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan September 2018. Awal pembelajaran peneliti mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis agarbisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik.Peneliti mengajak siswa untuk berdoa,mengecek kehadiran siswa, dan apersepsi. Ini dilaksanakan minggu ke-1 dan ke-2bulan Oktober. Selanjutnya siswa sebanyak 26 dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok mempelajari struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur serta menyelelesaikan tugas- tugas kelompok. Guru memberi semangat kepada semua kelompok dengan jalan mendekati tiap kelompok secara bergantian, sambilmengamati kerja tiap kelompok.
Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD benar benar mengharuskan teman satu tim memahami materi yang dihadapi.Nantinya diharapkan setiap siswa bisa mengerjakan kuis/ ulangan individu dengan baik. Jika individu nilainya baik, tim pun nilainya akan baik dan bisa menjadi tim super. Tim yang baik akan mendapatkan ucapan selamat dari kelompok yang lain.
Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar. Pengamatan aktivitas dan hasil belajar bisa dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Aktivitas Jumlah
SB % B % C % K %
Kerja sama 10 38,46 13 50 3 11,54 0 0
Tanggung jawab 9 34,61 14 53,85 3 11,54 0 0
Keaktifan 14 53,85 10 38,46 2 7,69 0 0
Kesungguhan 12 46,15 13 50 1 3,85
Persentase rata-rata 43,27 48,08 2,89 0
Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2
No. Aspek Nilai
1 Nilai terendah 70
2 Nilai tertinggi 100
3 Rerata nilai 83,46
4 Rentang nilai 30
5 Jumlah siswa tuntas 22 (84,61%)
6 Jumlah siswa belum tuntas 4 (15,38%)
Aktivitas belajar siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan aktivitas siklus 1.Pada siklus 1 siawa yang memiliki nilai kurang sebanyak 15, 38%, nilai cukup 26,92%, nilai baik 31,73, dan nilai sangat baik 26,92%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang memiliki nilai kurang 0%, nilai cukup2,89%, nilai baik 48,08%, dan nilai baik sekali 43,27%.
Hasil belajar siswa pun di siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siklus 1. Pada siklus 1, rata-rata nilai siswa 74,61 sedangkan pada siklus 2 rata-rata nilai siswa 82,30. Siswa tuntas pada siklus 1 sebanyak 13 siswa (50%) sedangkan pada siklus 2 sebanyak 22 siswa (84,61%). Artinya pada siklus 2 siswa, jumlah siswa yang tuntas meningkat 9 siswa (30,61%).
Pembahasan
Hasil akhir penelitian ini bisa membuktikan bahwa metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menganalisi struktur dan kaidah kebahasaa teks prosedur siswa XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.
Terjadi peningkatan skor rata-rata dari siklus 1 ke siklus 2 artinya ada peningkatan hasil belajar. Syarat ketuntasan belajar siswa sebesar 80% dari jumlah siswa harus mendapatkan nilai minimal 75.Pada siklus 1 ketuntasan belajar mencapai 50% dan rata- rata nilai 74,61 artinya pada siklus 1 siswa belum mencapai target indikator yang ditetapkan.Presentase ketuntasan belajar siklus2 mencapai 84,61%, rata-rata nilai 82,30 artinya pada siklus 2 siswa mencapai ketuntasan belajar. Perbedaan ketuntasan hasil belajar siklus1 dan 2 dapat dijadikan bukti adanya peningkatan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran di sekolah karena metode ini mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) Kualitas proses pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur melalui model pembelajaran kooperaatif tipe STAD bagi siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 meningkat. Bukti adanya peningkatan kualitas aktivitas belajar siswa yaitu pada kondisi awal siswa yang mendapat predikat baik sekali dan baik sebesar 38,46%,meningkat menjadi 58,65% pada siklus 1,dan menjadi 91,35 pada siklus 2; (2) Hasil belajar siswa tentang menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas XI MA SMK Muhammadiyah Kartasura pada semester 1 tahun pelajaran 2018/20119 meningkat. Hasil belajar setiap fase mengalami peningkatan. Pada prasiklus siswa yang mencapai ketuntasan 26,92%, meningkat menjadi 50% pada siklus 1, dan pada siklus 2 menjadi 84,61%; (3) Perubahan perilaku dampak dari perubahan hasil belajar dengan menggunakan STAD adalah meningkatnya keaktifan, kemampuan berkolaborasi, dan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran STAD terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arydesykartika putri.wordpress.com
Ediyanto, Arif, dkk. InspirasiMenulisPenelitianTindakanKelas. Eksystika.
Gofur, Abdul. 2016. Penngertian Model Pembelajaran STAD. Oke.blogspot.com. Guru Rayon 13.
Kosasih, E. 2017.Jenis-jenis Teks. Bandung: Yramawidya.
Kosasih, E. 2018. Srtategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum13. Bandung:Yramawidya.
Slavin, Robert E. 2016. Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.
Sugianto. 2008. Model-model PembelajaranInovatif. Rayon 13.Surakarta: PanitiaSertifikasi
Sujana, Nana. 1989.PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: Rosdakarya.
Suwandi, Sarwiji. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: PanitiaSertifikasi Guru Rayon 13.
Wena, Made. 2016. Strategi Pembelajaran Inivatif Kontemporer. Jakarta: Bumiaksara.
Widoyoko, Ekoputro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widyaningsih, Fathia Pristian. 2015. Efektifitas Model Pembelajaran STAD. Unes.
Windi. 2015. www.gurukupendidikan.co.id.