Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Permainan Terka Gambar Berkelompok
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SPEAKING
TENTANG DESCRIBING THING MELALUI PERMAINAN TERKA GAMBAR BERKELOMPOK BAGI SIWA KELAS VIII D
SMP NEGERI 1 SUKOHARJO PADA SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Darus Rohman
SMP Negeri 1 Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui kualitas proses pembelajaran speaking melalui Teknik Permainan Terka Gambar Berkelompok; 2) mengetahui peningkatan hasil belajar speaking melalui Teknik Permainan Terka Gambar Berkelompok; 3) mengetahui perubahan sikap siswa sebagai dampak dari hasil belajar speaking melalui Teknik Permainan Terka Gambar Berkelompok. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas VIII D di SMP Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan validitas isi. Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian melalui wawancara menunjukkan bahwa 32 siswa atau 100% keseluruhan kelas menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar speaking tentang describing thing. Dari tes diperoleh data bahwa penerapan teknik permainan terka gambar berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar speaking tentang describing thing. Hal ini terlihat dari 93,75% siswa lulus KKM dengan nilai rata-rata 83. Sedangkan dari observasi siklus akhir diperoleh data rata-rata 90,2 untuk indikator keaktifan, berkolaborasi, dan percaya diri dalam belajar. Dengan demikian, teknik permainan terka gambar berkelompok terbukti efektif untuk digunakan dalam pembelajaran speaking terutama tentang describing thing.
Kata Kunci: hasil belajar, permainan terka gambar, speaking
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Inggris pada Jenjang SMP mencakup empat ketrampilan berbahasa; menyimak (listening), membaca (reading), berbicara (speaking) dan menulis (writing). Listening dan reading disebut receptive skills atau kemampuan pasif sedangkan speaking dan writing disebut productive skills atau kemampuan aktif/produktif. Seseorang yang memiliki kemampuan pasif ia bisa memahami apa yang didengar dan apa yang dibaca. Sedangkan orang yang memiliki kemampuan produktif ia bisa mengutarakan pikiran dan gagasanya dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Target pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang SMP adalah agar peserta didik dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Sehingga siswa harus menguasai kedua kemampuan tersebut.
Kondisi dilapangan menunjukan bahwa target tersebut sulit untuk dicapai. Rata-rata peserta didik hanya mampu berkomunikasi secara pasif, mampu memahami apa yang dibaca dan didengar tapi kesulitan ketika mengkomunikasikan baik secara lisan maupun tulis. Dari pencapaian hasil penilaian baik tengah semester maupun akhir semester, nilai pengetahuan mereka selalu lebih tinggi dibanding nilai ketrampilan. Dimana nilai pengetahuan mencakup aspek listening dan reading sedangkan ketrampilan mencakup speaking dan writing.
Di kelas VIII D ditemukan fakta bahwa peserta didik memiliki hasil belajar yang baik pada penilaian tertulis pada materi describing thing, namun hasilnya kurang pada penilaian praktek speaking pada materi yang sama. Pada penilaian tertulis dari 32 peserta didik, 26 anak (81,25%) memperoleh nilai diatas KKM dan 6 anak (18,75%) memperoleh nilai dibawah KKM. Akan tetapi sebaliknya, pada penilaian praktek speaking hanya 5 anak (15,63%) yang memperoleh nilai diatas KKM, sisanya 27 anak (84,37%) masih dibawah KKM.
Kondisi tersebut memotivasi guru untuk mencari akar permasalahan yang menyebabkan hasil belajar speaking pada materi describing things rendah. Pertama guru melakukan observasi dan wawancara pada peserta didik, kedua guru melakukan sharing dengan teman sejawat, ketiga guru melakukan instrospeksi dan kajian literature.
Dari hasil observasi dan wawancara ditemukan fakta; siswa merasa kurang percaya diri ketika diminta berbicara didepan kelas. Mereka merasa takut dan malu klau salah dan ditertawakan temanya. Siswa juga merasa kesulitan untuk berbicara bahkan tidak tahu mau ngomong apa, mereka jadi lupa setelah didepan kelas. Sebagian besar siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pelajaran speaking.
Dari hasil sharing dengan teman sejawat didapati kondisi yang sama, dimana siswa mereka juga memiliki hasil belajar speaking yang rendah. Bahkan mereka sudah mencoba merubah metode mengajarnya tapi belum menampakan hasil yang signifikan. Setelah melakukan instrospeksi dan perenungan guru menyadari bahwa metode mengajar yang selama ini diterapkan masih cenderung konvensional, kurang variatif dan belum bisa membuat siswa merasa nyaman ketika harus belajar speaking.
Dari beberapa metode dan teknik pembelajaran yang ada, guru lebih tertarik pada teknik permainan terka gambar berkelompok. Teknik Permainan Terka Gambar, yakni suatu teknik dalam pembelajaran yang menggunakan media, alat peraga gambar, atau benda nyata dalam proses pembelajarannya. Dalam teknik ini ada unsur permainannya sehingga dapat menarik minat belajar siswa dan siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya teknik ini akan dipadukan dalam bentuk permainan kelompok. Dengan bekerja dan bermain secara kelompok siswa tidak akan merasa takut dan malu, karena akan ada teman yang membantu ketika ada kesulitan dan kesalahan. Rasa takut dan malu dalam sebuah permainan kelompok akan menjadi beban bersama.
Berdasarkan pemaparan tersebut, guru perlu melakukan pembelajaran ulang Speaking tentang describing thing dengan teknik permainan terka gambar berkelompok, yang diyakini bisa meningkatkan antusiasme dan keberanian siswa dalam speaking sehingga pada akhirnya hasil belajar speaking tentang describing thing mereka akan meningkat.
Rumusan Masalah
- Apakah melalui penerapan Teknik permainan terka gambar berkelompok, hasil belajar speaking tentang describing thing pada siswa kelas VIII D SMPN 1 Sukoharjo dapat ditingkatkan?
- Apakah Teknik permainan terka gambar berkelompok, bisa meningkatkan motivasi belajar speaking tentang describing thing bagi siswa kelas VIII D SMPN 1 Sukoharjo.
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar speaking tentang describing thing dengan tehnik permainan terka gambar berkelompok pada siswa kelas VIII D SMPN 1 Sukoharjo semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Hasil belajar
Menurut Purwanto (2002:82) Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Abdurrahman (1999: 38) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Lebih spesifik lagi Mudjono (2006:3) mengatakan hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar,keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.
Dari ketiga pendapat tentang hasil belajar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Capaian hasil belajar bisa berupa kompetensi kognitif, affektif dan psikomotor. Tergantung dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Capaian hasil belajar tersebut kemudian diformulasikan dalam bentuk angka atau huruf.
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar berupa perubahan tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan teknik permainan terka gambar berkelompok yang dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:3) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu; 1) Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis. 2) Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Pendapat lebih lengkap dari Chalijah Hasan (1994:94) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar antara lain: 1) Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan faktor individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. 2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sosial, faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan atau media pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Sabari (2010: 59-60) memberikan penjelasan lebih rinci tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut sebagai berikut; 1) Faktor internal ( fisiologis dan psikologis siswa). Faktor fisiologis / jasmaniah siswa, mencakup kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki. 2) Faktor eksternal ( lingkungan dan instrumental). Faktor lingkungan siswa terbagi dua yaitu pertama, faktor lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya. Faktor instrumental, Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal berkaitan dengan kondisi fisik dan psikis siswa. Sedang faktor external berkaitan dengan lingkungan fasilitas belajar siswa termasuk guru dan cara mengajarnya. Sudjana (2001:39) menyatakan bahwa kemampuan siswa lebih mempengaruhi keberhasilan belajarnya dari pada faktor lingkungan. Dengan perbandingan 70% untuk faktor internal dan 30% untuk faktor ekternal.
Meskipun bobot pengaruh kedua faktor tersebut berbeda akan tetapi keduanya memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan, utamanya antara siswa dan guru. Siswa tidak akan mencapai hasil belajar yang maksimal tanpa adanya guru yang memfasilitasi belajarnya. Siswa akan kesulitan menggali potensi dan kemampuannya tanpa bimbingan dan bantuan guru. Guru dengan kemampuaan mendidik dan mengajar yang bagus bisa memaksimalkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran Speaking pada pelajaran Bahasa Inggris di SMP
Pembelajaran bahasa Inggris di SMP adalah pembelajaran Bahasa yang berbasis teks atau genre. Ada dua jenis teks yaitu: 1) teks fungsional pendek (short functional text) 2) teks transaksional dan interpersonal (transactional and interpersonal text). Teks yang pertama antara lain: notice, warning, announcemen, short message, adverstiment, dsb. Teks yang kedua diantaranya: describtive, recount, narrative, procedure, dsb.
Banyak yang beranggapan bahwa teks adalah tulisan yang dapat kita baca. Namun sebenarnya teks tidak hanya berbentuk tulisan (written), namun juga dalam bentuk lisan (spoken). Ketika kita berbicara dengan orang lain, dapat dikatakan bahwa kita menciptakan teks untuk menyampaikan makna. Begitu juga ketika kita menulis (Rohim, 2016:5)
Describing Things adalah sub materi descriptive text yang merupakan penjabaran dari Kompetensi Dasar (KD) 4.6 pada silabus Bahasa Inggris kelas VIII kurikulum 13, yang bunyinya sebagai berikut: “ menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait keberadaan orang, benda, binatang, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur ebahasaan yang benar dan sesuai konteks.”
Implementasi dari KD tersebut dalam pembelajaran dikelas mencakup empat ketrampilan berbahasa; Speaking, Reading, Listening dan Writing. Dalam pembelajaran speaking tentang describing things siswa diharapkan bisa mendiskripsikan orang/benda/binatang secara lisan.
Teknik Permainan Terka Gambar
Mayke (dalam Sudono, 1995) dalam bukunya “Bermain dan Permainan” menyatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, mengeksplorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Di sinilah proses pembelajaran terjadi. Mereka mengambil keputusan, memilih, menentukan, mencipta, memasang, membongkar, mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat dan memecahkan masalah, mengerjakan secara tuntas, bekerja sama dengan teman, dan mengalami berbagai macam perasaan.
Untuk itu, perlu adanya kerja keras. Hal itu juga akan menimbulkan motivasi dan keinginan untuk bekerja dengan baik, sehingga akan terjadi proses belajar sampai menghasilkan produk. Proses ini bisa disebut dengan 4P, yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk (Utami Munandar dalam Sudono, 1991). Pengalaman-pengalaman itulah yang merupakan dasar dari berbagai tingkat perkembangan dan sangat membantu meningkatkan kemampuan anak.
Dalam dunia pendidikan, guru hendaknya mengenal dan memahami hal-hal yang berkaitan tentang bagaimana cara meningkatkan belajar siswa, beberapa diantaranya guru harus tepat memilih, strategi, model, dan teknik pembelajaran. Dalam hal ini peneliti berfokus pada teknik permainan terka gambar. Teknik Permainan Terka Gambar, yakni suatu teknik dalam pembelajaran yang menggunakan media, alat peraga gambar, atau benda nyata dalam proses pembelajarannya. Dalam teknik ini ada unsur permainannya sehingga dapat menarik minat belajar siswa dan siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan Teknik Permainan Terka Gambar yang peneliti susun adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Membentuk kelompok dengan anggota 4 anak. 3) Menyajikan materi sebagai pengantar. 4) Guru menunjukkan dan memperlihatkan benda atau gambar dalam kehidupan sehari-hari, kemudian guru memberi contoh mendeskripsikan benda atau gambar tersebut. 5) Setelah selesai menjelaskan, guru mengambil beberapa benda atau gambar yang berbeda dan tidak memperlihatkan dahulu kepada siswa. Kemudian guru mengundi urutan kelompok yang akan maju ke depan kelas. 6) Guru meminta kelompok yang mendapat nomor urut 1 maju ke depan kelas, kemudian memilih salah satu benda atau gambar yang telah disediakan guru. Setelah memilih, kelompok tersebut mendeskripsikan benda atau gambar yang telah dipilihnya di depan kelas. Begitu seterusnya sampai kelompok terakhir. 7)Guru melakukan Evaluasi. 8) Refleksi dan Penutup
Hipotesis Tindakan
Bahwa dengan menerapkan teknik permainan terka gambar yang dilakukan secara berkelompok diduga dapat meningkatkan hasil belajar speaking tentang describing thing bagi siswa kelas VIII D SMPN 1 Sukoharjo semester 1 tahun ajaran 2018/2019?
METODE
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII D SMP Negeri 1 Sukoharjo yang beralamat di jalan Pemuda No. 36 Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu pada semester 1 terhitung dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2018 tahun pelajaran 2018/2019.
Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. Kelas VIII D merupakan salah satu dari enam kelas VIII SMP Negeri 1 Sukoharjo yang diampu guru sebagai peneliti. Siswa kelas tersebut berjumlah 32 siswa, dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber primer dan sumber sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung berupa kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran speaking tentang describing thing, dalam hal ini siswa dan guru kelas VIII D di SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagai objek utama. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa dokumen sekolah, studi pustaka, dan data-data lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi observasi, wawancara, tes, dan kajian dokumen. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Haynes, dkk. (1995) validitas isi adalah sejauh mana elemen-elemen instrumen asesmen relevan dan mewakili konstruk alat ukur yang ditargetkan untuk tujuan tertentu. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif menurut Miles & Huberman (Sugiyono, 2009:247). Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pra Siklus
Berdasarkan observasi pada proses pembelajaran speaking tentang describing thing di kelas VIII D SMP Negeri 1 Sukoharjo diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran berlangsung secara konvensional. Hal tersebut menyebabkan siswa kelas tersebut kurang antusias dalam proses belajarnya. Selain itu, nilai hasil tes pra siklus dari 32 orang siswa yang diminta praktek speaking, hanya 13 siswa yang mendapat nilai di atas 72 sedangkan sisanya mendapat nilai di bawah 72, sehingga dapat disimpulkan 59% siswa belum mencapai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), yaitu 72.
Analisis hasil evaluasi pada tes pra siklus menyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Sukoharjo pada pembelajaran speaking tentang describing thing masih rendah. Berdasarkan data hasil belajar sebelum diterapkan penggunaan teknik permainan terka gambar berkelompok diperoleh rata-rata kelas sebesar 69,7 Siswa yang mendapat nilai kurang dari 72 (KKM) sebanyak 19 orang dan yang mendapat nilai ≥ 72 (KKM) sebanyak 13 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 41%. Kondisi ini masih berada di bawah indikator kinerja yang ditetapkan yaitu sebesar 100% siswa mendapatkan nilai ≥ 72 (KKM).
Berdasarkan nilai hasil belajar speaking tentang describing thing yang masih rendah dan banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih belum tuntas dalam mencapai kompetensi dalam pembelajaran. Selain itu, dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII D di SMP Negeri 1 Sukoharjo diperoleh fakta bahwa mereka takut, malu dan tidak antusias dalam belajar speaking terutama tentang describing thing. Oleh karena itu, diperlukan desain pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan proses belajar siswa, yaitu dengan penggunaan teknik permainan terka gambar berkelompok.
Siklus 1
Dari wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan siklus I pertemuan pertama diperoleh hasil bahwa 18 siswa menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar sedangkan 14 siswa masih malas dan belum bersemangat dalam belajar speaking. Sedangkan dari wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua diperoleh hasil bahwa 26 siswa menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar sedangkan 6 siswa masih malas dan belum bersemangat dalam belajar speaking. Dengan demikian, terjadi peningkatan motivasi dan semangat belajar siswa sebagai indikator kualitas proses pembelajaran speaking tentang describing thing melalui teknik permainan terka gambar berkelompok.
Dengan diterapkannya teknik permainan terka gambar berkelompok pada siklus I, hasil belajar speaking tentang describing thing mengalami peningkatan.
Dari hasil evaluasi siklus I yang dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka dapat diketahui bahwa pada siklus I hasil belajar speaking tentang describing thing belum mencapai indikator kinerja. Dari tindakan siklus 1 diperoleh data nilai rata-rata kelas 73, ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 75% atau 24 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 25% atau 8 siswa.
Dari hasil observasi rata-rata skor perilaku siswa untuk indikator keaktifan, kemampuan berkolaborasi, dan percaya diri pada pembelajaran siklus 1 pertemuan pertama yaitu 55,73. Sedangkan pada pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu 65,38. Dengan demikian, telah terjadi peningkatan skor aktivitas siswa sebesar 9,65. Skor rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,55.
Dari wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama diperoleh hasil bahwa 30 siswa menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar sedangkan 2 siswa masih malas dan belum bersemangat dalam belajar tentang debit. Sedangkan dari wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua diperoleh hasil bahwa 32 siswa atau 100% siswa menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar speaking tentang describing thing. Dengan demikian, terjadi peningkatan motivasi dan semangat belajar siswa sebagai indikator kualitas proses pembelajaran speaking tentang describing thing melalui teknik permainan terka gambar berkelompok.
Siklus 2
Pada siklus 2 nilai hasil belajar speaking tentang describing thing menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan.
Dari hasil evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran speaking tentang describing thing dengan teknik permainan terka gambar berkelompok sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari penelitian siklus II diperoleh data rata-rata kelas 86,5, ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 100% atau 32 siswa mencapai batas nilai KKM, sudah sesuai indikator yang ingin dicapai yaitu 100% tuntas KKM.
Dari hasil observasi rata-rata skor perilaku siswa untuk indikator keaktifan, berkolaborasi, dan percaya diri pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama yaitu 81,34. Sedangkan pada pembelajaran siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu 92,45. Dengan demikian, telah terjadi peningkatan skor aktivitas siswa sebesar 11,11 dengan skor rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 86,9. Atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran speaking tentang describing thing dengan teknik permainan terka gambar berkelompok yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dalam dua siklus tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran speaking tentang describing thing dengan teknik permainan terka gambar berkelompok. Hal ini dapat diketahui dari seluruh siswa yang menyatakan lebih termotivasi dan semangat dalam belajar speaking terutama tentang materi describing thing. Hasil belajar speaking tentang describing thing dapat ditingkatkan melalui penerapan teknik permainan terka gambar berkelompok pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar. Dari hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan hasil belajar tentang pada kondisi awal, jumlah siswa yang mencapai nilai KKM ≥ 70 sebanyak 8 siswa dari 20 siswa dengan rata-rata nilai kelas 66,5 ketuntasan belajar siswa hanya 40%, sedangkan masih ada 12 siswa atau 60% siswa yang tidak tuntas. Setelah diterapkan tindakan dengan teknik permainan terka gambar berkelompok pada siklus I, siswa yang tuntas (mencapai nilai KKM ≥ 70) meningkat menjadi 15 siswa dengan nilai rata-rata kelas 71 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 75%, artinya masih ada 5 siswa atau 25% siswa yang tidak tuntas.
Pada siklus I sudah ada peningkatan, tetapi belum mencapai indikator kenerja yang ditargetkan yaitu jumlah siswa yang tuntas mencapai 100%. Belum berhasilnya tindakan pada siklus I dikarenakan oleh berbagai faktor dan diperbaiki pada siklus II. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas meningkat yaitu 20 siswa dengan nilai rata-rata kelas 86,5 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 100%. Persentase ketuntasan pada siklus II tersebut dinyatakan telah sesuai dengan indikator yang ditetapkan yaitu 100%. Penelitian dinyatakan berhasil karena siswa yang tuntas (mencapai nilai KKM ≥ 70) mencapai 100% telah sesuai dengan indikator kinerja penelitian yang ditetapkan yaitu 100%.
Perubahan perilaku yang dapat diketahui sebagai dampak penggunaan teknik permainan terka gambar berkelompok dalam pembelajaran speaking tentang describing thing terlihat dari peningkatan rata-rata skor dari indikator keaktifan, kemampuan berkolaborasi, dan percaya diri. Hal yang paling terlihat dari perubahan perilaku ini antara lain: kesungguhan mereka merencanakan proyek pemecahan masalah, mengungkapkan ide kreatif dan gagasan pemecahan masalah, mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber, mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan, pengerjaan proyek secara kolaboratif dan hasil presentasi pemecahan masalah yang memuaskan.
Hal tersebut memberikan bukti bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini telah berhasil pada siklus II. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Warsono & Hariyanto (2012:152) bahwa hal positif yang dapat diambil dari pelaksanaan permainan terka gambar berkelompok, di ataranya: 1)siswa terbiasa menghadapi masalah dan tertantang menyelesaikan masalah, baik terkait dengan pembelajaran dalam kelas maupun masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari; 2) menumbuhkan kebiasaan berdiskusi dengan kelompok maupun teman satu kelas; 3)memunculkan kedekatan interaksi antara guru dengan siswa; 4)membiasakan siswa untuk bereksprimen dalam upaya pemecahan masalah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan dua siklus dapat disimpulkan, bahwa kualitas proses pembelajaran speaking tentang describing thing melalui teknik permainan terka gambar berkelompok meningkat. Hal ini terbukti dari keseluruh siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Sukoharjo, menjawab lebih termotivasi dan semangat dalam belajar speaking terutama tentang materi describing thing. Hasil belajar speaking siswa tentang describing thing dapat meningkat melalui teknik permainan terka gambar berkelompok. Hal ini terbukti dari hasil penelitian tindakan kelas yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat signifikan. Pada kondisi awal rata-rata nilai kelas 66,5 dengan ketuntasan klasikal belajar siswa hanya 40% atau hanya 8 siswa dari 32 siswa yang dapat mencapai nilai KKM. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 71 dengan ketuntasan klasikal siswa mencapai 75%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas 86,5 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 100%. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus II tersebut telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 100%. Dengan demikian, indikator kinerja dalam penelitian ini sudah tercapai. Perubahan perilaku dampak dari perubahan hasil belajar dengan teknik permainan terka gambar berkelompok adalah meningkatnya keaktifan, kemampuan berkolaborasi, dan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, teknik permainan terka gambar berkelompok terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA
Adler, R. W.& Milne, M. J. 1997. Improving The Quality of Accounting Students’ Learning Through Action-Oriented Learning Tasks. Accounting Education. Vol. 6 No. 3: 191-215.
Haynes, S. N., Richard, D. C., & Kubany, E. S. 1995. Content Validity in Psychological Assessment: A Functional Approach to Concepts and Methods. Psychological Assessment, 7, 238 – 247.
Hidayah, Marfuqotul. 2015. Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Peningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 1 Teras Tahun 2014/2015. eprints.ums.ac.id
Izzaty, R.I, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Nafiah, Y dan Suyanto, W. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. journal.uny.ac.id.Vol 4, No 1.
Sugiyono. 2009. Model Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar, Bandung: Rossda Karya.
Tillman, Daniel. 2013. Implications of Problem Based Learning (PBL) in Elementary Schools Upon the K-12 Engineering Education Pipeline. American Society for Engineering Education. www.asee.org/public/conferences/20/papers/7729/download.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Iinovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Warsono & Hariyanto. 2012. Pembelajaran Teori Aktif dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Winataputra, Udin. 2007. Teori Belajar dan Pembelaja. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.