UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BAGI SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BULU PADA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

 

Agus Junaidi

SMA Negeri 1 Bulu

 

ABSTRAK

Pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Bulu mengalami beragam masalah, salah satunya adalah rendahnya kecakapan matematika pada materi lingkaran. Hal ini dapat dilihat dari, (1) kecakapan menyajikan konsep matematika hanya sebesar 28, 20%, (2) kecakapan menggunakan prosedur dalam pemecahan masalah hanya 38, 46%,(3) kecakapan memilih rumus yang sebesar 30,76%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kecakapan siswa, salah satunya adalah selama ini guru menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat yang berakibat siswa pasif dan kurang antusias. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang diupayakan untuk dapat meningkatkan peran serta siswa. Pendekatan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Bagaimanakah proses pembelajaran dengan model Numbered Head Together ( NHT) pada matematika materi lingkaran? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi lingkaran dengan diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together( NHT)? (c) Bagaimanakah perilaku yang menyertai peningkatan hasil belajar matematika pada materi lingkaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together( NHT)?Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kwalitas proses pembelajaran,hasil belajar,dan perubahan perilaku matematika materi lingkaran melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu (1) perencanaan (planning) yang meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah dan menetapkan rencana tindakan, (2) tindakan (acting) yaitu dengan melaksanakan tindakan pembelajaran dengan model Numbered Head Together NHT, (3) pengamatan (observing) yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran untuk mengetahui efektivitas tindakan yang dilakukan, (4) refleksi (reflecting) yaitu melakukan analisis data yang diperoleh dari pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 77. Berarti melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mampu meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif. Hasil pengamatan keaktifan meningkat 62 menjadi 77 sehinggga keaktifan siswa meningkat dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari 73% menjadi 86% di siklus 2. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi lingkaran sekaligus perubahan perilaku siswa sebagai dampah hasil belajar matematika materi lingkaran bagi siswa kelas XI IPA 4 SMAN 1 Bulu dengan kreteria baik.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Numbered Head Together, Pembelajaran Matematika

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keterlibatan dan keaktifan siswa dalam belajar menjadi unsur penting yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran seperti tuntutan kurikulum 2013. Dimyati dan Mudjiono (2006: 51) mengatakan bahwa Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai peran ganda sebagai pengajar dan pendidik dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pengajar karena mempunyai tugas mentransfer ilmu kepada siswa dan pendidik karena mempunyai tugas membimbing siswa dalam belajar. Oleh karena itu, peran ganda guru menentukan keberhasilan setiap kegiatan pembelajaran selain keaktifan siswa dalam belajar. Marno dan Idris (2008: 149) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergis, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Sinergisitas antara guru dan siswa akan menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas dikelas dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Lasmawan (2010; 296) menyatakan bahwa model cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Penentuan model pembelajaran oleh guru merupakan hal yang penting karena menentukan keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran. Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Sedangkan menurut Kuntjojo (2009) Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang diupayakan untuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berinteraksi dan belajar secara bersama meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda..

Bentuk pendekatan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan sebuah varian diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa sehingga sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Materi pelajaran matematika yang diberikan untuk siswa di tingkat SMA/MA sebagai materi yang sulit, karena matematika itu identik dengan rumus, hitungan-hitungan yang sulit. Pengamatan awal pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bulu saat awal pembelajaran matematika di semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Pembelajaran matematika di kelas XI menunjukan dari 4 (empat) kelas IPA paralel proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan jumlah 110 siswa diketahui keterlibatan siswa dalam belajar masih sangat rendah. Rendahnya keaktifan siswa kelas XI IPA dapat dilihat dari kurang aktifnya siswa dalam menanggapi pertanyaan guru, kecenderungan siswa yang enggan bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dimengerti, dan keterlibatan siswa dalam berpartisipasi pada kerja kelompok juga masih rendah.

Faktor yang mempengaruhi rendahnya kecakapan matematika siswa, salah satunya adalah selama ini guru menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat. Dari 4 kelas paralel yang diampu oleh guru, kelas XI IPA 4 merupakan kelas yang paling rendah rata-rata hasil belajar untuk materi lingkaran yaitu 58 (lima puluh delapan ) yang memperoleh dibawah KKM mata pelajaran matematika sebesar 70 (tujuh puluh ). Dari jumlah siswa sebanyak 22 anak tersebut yang dapat mencapai KKM baru sebanyak 13 siswa atau 60% ketuntasan klasikal sebesar 85%. Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Bulu perlu diperbaiki dan diinovasi dengan menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan relevan, sesuai dengan kondisi siswa dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Hasil pengamatan dan identifikasi guru menunjukan kemampuan siswa kelas XI IPA dari tahun ke tahun masih cukup rendah pada materi lingkaran. Salah satunya bisa dilihat dari hasil penilaian harian kelas XI IPA 4, nilai rata-rata penilaian harian dan ketuntasan klasikal di kelas XI IPA 4 yang paling rendah adalah materi lingkaran yaitu sebesar 71,63 dan 40,74% dibandingkan materi lain seperti statistika dan aturan pencacahan. Selain itu ada rendahnya komitmen dan sikap kejujuran siswa di kelas XI-IPA 4 untuk menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran masih sangat kurang.

Penelitian Maisyarah (2015) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht Hasil penelitian tindakan menyatakan bahwa siswa di kelas XA MAN 1 Banjarmasin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan aktivitas belajar matematika peserta didik meningkat pada setiap siklus. Zakka (2017) melakukan penelitian tentang Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika nelalui Model Discovery Learning Berbasis Numbered Head Together (NHT), hasil penelitian menyatakan bahwa meningkatnya keaktifan belajar matematika siswa. Penelitian–penelitian yang sama telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) bagi Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Bulu pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Rumusan Masalah

 Berdasarkan atas latar belakang masalah diatas dapat dirumuskanmasalah sebagai berikut: (1)Bagaimanakah proses pembelajaran dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada materi lingkaran bagi siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Bulu pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018 / 2019?;(2) Bagaimanakah hasil belajar tentang Lingkaran untuk siswa XI IPA 4 SMA Negeri 1 Bulu dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018 / 2019?;(3)Bagaimanakah perubahan perilaku siswa sebagai dampak atas hasil belajar tentang Lingkaran dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018 / 2019?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini pada materi lingkaran melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dimaksudkan untuk meningkatkan:(1)kualitas proses pembelajaran;(2)hasil belajar;(3) perilaku positif siswa sebagai dampak hasil belajar materi lingkaran bagi siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

 

Hipotesis Tindakan

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) diduga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran,hasil belajar, dan perubahan perilaku positif Materi Lingkaran bagi siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Bulu Kabupaten Sukoharjo.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Subyek Penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA 4. Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena pendekatan ini berupaya mengkaji lebih mendalam tentang penggunaan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dalam rangka peningkatan ranah kognitif dan afektif siswa pada proses belajar memahami Materi Lingkaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan atau Classroom Action Research adalah penelitian berbasis kelas atau madrasah, dalam PTK terdapat tindakan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran maupun peningkatan mutu pembelajaran di kelas, Kasbollah (1999). Penelitan tindakan adalah adanya tindakan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan praktis pengajaran. Penelitian tindakan kelas bermuara pada persoalan-persoalan yang dihadapi guru di kelas, Susilo (2008).

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan M.C Taggart (1989) yaitu (a) perencanaan (b) tindakan (c) observasi dan (d) refleksi. Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti sangat diperlukan karena peneliti bertindak sebagai desainer tindakan, observer, explainer dan pengumpul data bersama observer atau kolaborator. Peneliti membuat desainer pembelajaran selama berlangsung penelitian. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas, para observer dari satu rumpun dan guru lain dilibatkan untuk memberikan masukan hasil penelitian sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran.

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 semester 2 SMA Negeri 1 Bulu, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 22 siswa siswa terdiri 5 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian tindakan, diantaranya observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini yaitu (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi.

Validitas tes dilakukan dengan cara: (1) Face Falidity (anggota Action Research / kolaborator saling mengecek validitas instrumen), dan (2) content (isi tes sesuai dengan materi yang diajarkan/sesuai dengan isi kurikulum). Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Indikator Kinerja Penelitian ini dinyatakan berhasil bila tiga indikator utama yaitu:(1) Aktivitas dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas XI IPA 4 semester 2 SMA Negeri 1 Bulu, Kabupaten Sukoharjo Tahun pelajaran 2018/2019 dalam kegiatan belajar mengajar meningkat minimal 85% siswa dengan kreteria baik;(2) Sekurang-kurangnya 85% siswa kelas XI IPA 4 semester 2 SMA Negeri 1 Bulu, Kabupaten Sukoharjo Tahun pelajaran 2018/2019 mendapat nilai ulangan harian 70;(3) Perubahan perilaku siswa kelas XI IPA 4 semester 2 SMA Negeri 1 Bulu, Kabupaten Sukoharjo Tahun pelajaran 2018/2019 mencapai skor lebih besar atau sama dengan 61 dengan kriteria Baik.

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Sugiarti (1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (perencanaan), action (tindakan penelitian), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan awal dari hasil pangamatan awal prasiklus.

HASIL PENELITIAN

Pada tindakan siklus 1 PTK dengan model Numbered Head Together (NHT) mengembangkan pola berpikir kreatif untuk memecahkan masalah dalam diskusi berlangsung dengan baik. Antusias siswa semakin besar ketika diskusi kelompok berlangsung walaupun siklus 1 semangat belajar dirasakan tidak sebesar siklus 2 hal ini disebabkan oleh kurangnya referensi dan sumber belajar yang memadai seperti buku pegangan dan informasi lain. Suasana pembelajaran di siklus 2 semakin antusias, karena siswa ditantang untuk mencari dan menjawab pertanyaan tentang materi lingkaran, siswa semakin siap dan aktif dalam proses pembelajaran hal ini disebabkan sumber belajar sudah mulai dipersipkan sejak dini. Jika dilihat dari format hasil penilaian belajar siklus 1 walaupun masih ada yang tidak tuntas namun secara umum model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sedikit banyak telah berhasil untuk mengurangi dominasi guru sebagai pusat perhatian. Pembelajaran model Numbered Head Together (NHT).

Siklus 1 setiap siswa dituntut untuk berani tampil mendeskripsikan temuannya, ini dapat kita lihat ketika salah satu kelompok menjelaskan penentuan entalpi reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar, banyak pertanyaan yang dikemukakan oleh siswa kelompok lain, dengan demikian siswa dituntut untuk melakukan analisis mendalam. Diskusi yang menarik terjadi pada siklus 2, karena siswa bukan berhadapan pada teks buku tetapi berhadapan pada hasil jawaban kelompoklain tentang pertanyaan yang diberikan. Banyak siswa yang menyampaikan hasil pencarian dan diskusi dengan berbagai versi serta kemampuan. Setelah refleksi pada siklus 1, terjadi perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran membuahkan hasil yang diharapkan, siswa menjadi lebih paham tentang ateri lingkaran. Siklus 1 siswa cenderung tidak dapat bebas mengemukakan pendapat karena keterbatasan buku dan referensi. Sedangkan pada siklus 2 siswa lebih antusias, hal ini dibuktikan dengan adanya ekspresi, narasi pemikiran dari informasi yang mereka kumpulkan. Melalui metode Numbered Head Together (NHT) siswa tidak lagi sebagai penerima ilmu tetapi sebagai pencari ilmu.

Hasil evaluasi pada siklus 1 belum optimal kemudian diperbaiki pada siklus 2 siswa diberikan pertanyaan secara langsung berupa pertanyaan dengan tujuannya untuk mengetahui hasil belajar secara langsung dan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Sementara pada siklus 2 juga siswa diberikan pertanyaan secara langsung dan ternyata hasilnya memuaskan karena adanya peningkatan hasil belajar. Dengan hasil yang signifikan antara siklus 1 dan siklus 2, peneliti di masa yang akan datang akan mencoba menggabungkan model-model pembelajaran dengan rangkaian model Numbered Head Together (NHT), harapannya adalah mencari titik temu yang valid model pembelajaran yang paling efektif untuk pelajaran matematika.Penelitian melalui model Numbered Head Together (NHT) adalah upaya menghilangkan dominasi guru sebagai pusat transfer ilmu sesuai tuntutan kurikulum. Adapun deskripsi pembahasan tiap siklus dan antarsiklus penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Deskripsi antara Kondisi Awal dengan Siklus 1, Hasil pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) siklus 1 dibandingkan dengan prasiklus pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 66 menjadi 71 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 17% dari 55% menjadi 73% dimana sebanyak 16 anak dari 22 siswa nilainya sudah tuntas tetapi ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena masih dibawah 85%. Partisipasi aktif dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dari skor 51 menjadi 62 meningkat sebesar 11 poin masuk dalam kategori aktif. Kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dalam hal memberikan motivasi dan pembimbingan siswa serta pemanfaatan alokasi waktu yang lebih akurat.
  2. Deskripsi antara Siklus 1 dengan Siklus 2, Hasil pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1 pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 71 menjadi 77 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 13% dari 73% menjadi 86% dimana sebanyak 19 anak dari 22 siswa nilainya sudah tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai karena mencapai 85% yaitu sebesar 86%. Dalam pembelajaran keaktifan dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dibandingkan dari prasiklus, siklus I mengalami skor keaktifan siswa meningkat dari 62 menjadi 77. Kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang lebih efektif dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Data nilai dan ketuntasan hasil belajar antar siklus, adapun data dari kondisi awal sampai dengan siklus II ditunjukan pada tabel berikut:

No Hasil Tes Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Rata-rata 66 71 77
2 Nilai Tertinggi 80 82 88
3 Nilai Terendah 40 60 64
4 Ketuntasan 55 73 86

 

Adapun data skor keaktifan siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 ditunjukan pada tabel berikut:

Aspek Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Keaktifan Siswa dengan kriteria baik 51 62 77

 

 

 

PEMBAHASAN

  1. Ketuntasan belajar Siswa, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi lingkaran yang telah disampaikan guru selama tindakan (ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yaitu masing-masing 55%, 73%, dan 86%. Pada tindakan siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu diatas 85% sebesar 86%
  2. Hasil Belajar dan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran, berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus tindakan yang dilaksanakan yaitu dari 66 di prasiklus menjadi 71 di siklus 1 dan 77 di siklus 2.
  3. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran, Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan desain pembelajaran NHT yang paling menonjol adalah siswa lebih aktif dan antusias terhadap penjelasan guru, dan diskusi antar siswa dan antara siswa dengan guru berlangsung dengan baik. Hasil skor instrumen pengamataan aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai skor 77 dengan kategori aktif pada tindakan siklus 2. Hasil pengolahan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran mencapai skor 81% dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah baik.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, simpulan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:(1)Metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu kualitas pembelajaran dari kategori cukup menjadi kategori baik. Ketrampilan pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa lebih efektif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada aktivitas dan kinerja guru selama pembelajaran melalui model NHT hasil pengolahan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh capaian nilai 80% dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik; (2) Penggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 4 semester I SMA Negeri 1 Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Dimana pada siklus I nilai rata-rata 71, sedang pada siklus 2 terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas 77. Evaluasi pada siklus 1 yang berjumlah 22 siswa yang tuntas belajar adalah 16 siswa sedangkan yang tidak tuntas 6 siswa sedangkan evaluasi pada siklus 2 tuntas 86% atau 19 siswa tuntas sedangkan 3 orang belum tuntas. Berarti melalui model pembelajaran NHT mampu meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif;(3)Perubahan perilaku siswa yang menyertai peningkatan dalam pembelajaran matematika materi lingkaran melalui model pembelajaran NHT pada siswa Kelas XI IPA 4 semester 2 SMA Negeri 1 Bulu tahun pelajaran 2018/2019 ditandai dengan jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan skor keaktifan meningkat dari 62 menjadi 77 sehinggga keaktifan siswa meningkat dari kategori cukup aktif menjadi aktif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Kasbollah, Kasihani.1999. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Sains. Malang: RUT VI LIPI.

Kemmis,S&MC Taggart R.1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press

Kuntjojo. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif. Tersedia pada http://ebekunt.wordpress.com/2009/ 07/31/untitled/ (diakses tanggal 20 Desember 2010).

Lasmawan, Wayan. 2010. Menelisik Pendidikan IPS dalam Perspektif Kontekstual-Empiris. Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali.

Maisyarah. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei – Agustus 2015 © STKIP PGRI Banjarmasin

Marno dan Idris, M. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Arrum media

Spradley, J., P. 1980. Participation Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Sugiarti, Titik. 1997. Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit: Alfabeta Bandung

Susilo, Herawati, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Malang: Bayu Media

Zakka, Nur Aulia. 2017. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Discovery Learning Berbasis NHT (Numbered Head Together) Di Kelas XI MA PPMI Assalaam. Universitas Muhammadiyah Surakarta.