Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Team Games Tournament
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MATERI KONFLIK SOSIAL MELALUI MODEL
TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BAGI SISWA KELAS XI IPS 4
SMA NEGERI 1 BULU PADA SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Shidiq Jaka Pramaka
SMA Negeri 1 Bulu
ABSTRAK
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Bulu mengalami beragam masalah. Salah satu masalah tersebut adalah rendahnya hasil belajar Sosiologi pada materi konflik sosial. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kecakapan siswa, salah satunya adalah selama ini guru menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat yang berakibat siswa kurang aktif dan kurang antusias. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang diupayakan untuk meningkatkan keaktifan siswa. Pendekatan pemebelajaran kooperatif salah satunya adalah model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran Sosiologi materi konflik sosial, pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu semester 2 tahun pelajaran 2018/2019? (2) Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi materi konflik sosial, pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu semester 2 tahun pelajaran 2018/2019? (3) Bagaimanakah perubahan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial melalui model Team games Tournament (TGT) bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitian ini adalah; (1) untuk mendeskripsikan kualitas pembelajaran; (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar; (3) untuk mendeskripsikan perubahan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial melalui model Team games Tournament (TGT) bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian Tindakan kelas ini bertujuan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu tahun pelajaran 2018/2019 melalui model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 9 siswa putra dan 18 siswa putri. Hasil penelitian menunjukkan data aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus I jumlah siswa sangat aktif 6 siswa atau 22,22%, siswa kriteria cukup aktif 10 siswa atau 37,04%, siswa kriteria tidak aktif 11 siswa atau 40,74%. Pada siklus II meningkat menjadi siswa kriteria sangat aktif 19 siswa atau 70,73%, siswa kriteria cukup aktif 6 siswa atau 22,22%, kriteria tidak aktif 2 siswa atau 7,40%, sedangkan hasil penelitian tentang hasil belajar siswa siklus I tuntas 19 siswa atau 70,37% dan belum tuntas 8 siswa atau 29,63%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu tuntas 23 siswa atau 85,19% dan belum tuntas 4 siswa atau 14,81%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran Sosiologi materi konflik sosial dapat disarankan kepada guru lain.
Kata Kunci: Team Games Tournament (TGT), keaktifan siswa, dan hasil belajar.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Keberhasilan dalam proses pembelajaran, dapat diukur dengan banyaknya siswa yang aktif dan menguasai materi pelajaran. Semakin banyak siswa yang aktif dan menguasai materi, maka semakin banyak pula siswa yang mampu mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Jika siswa tidak menanamkan sikap keaktifan saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa akan sulit untuk mengikuti pelajaran.
Keaktifan belajar Sosiologi tidak hanya dikaitkan untuk memahami Sosiologi, namun juga terkait dengan peningkatan hasil belajar siswa. Kemampuan siswa untuk aktif mengikuti pembelajaran Sosiologi penting diaplikasikan. Keaktifan dalam pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas seperti aktif dalam berdiskusi, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan aktif mempresentasikan jawaban soal latihan. Sedangkan hasil belajar dapat terlihat dari nilai yang dicapai siswa ≥ KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Keberhasilan pembelajaran Sosiologi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah pelaksanaaan proses belajar mengajar yang dalam kegiatannya meliputi program pengajaran, pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, penggunaan media, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dalam menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Ketidaktepatan pemakaian metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat menjadi salah satu penyebab ketidakberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memanfaatkan atau memakai metode pembelajaran yang yang tepat dan dapat membuat siswa menjadi aktif, tertarik dan tidak jenuh mempelajari sosiologi, sehingga mereka benar-benar memahami materi yang diajarkan. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dengan harapan dapat menghilangkan kejemuan siswa serta dapat merangsang minat belajar siswa sehingga mereka ikut berpartisipasi aktif dalam dalam kegiatan belajar mengajar.
Setiap pendidik mengharapkan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menyenangkan dan kecakapan belajar yang berpusat pada siswa, sebagaimana peneliti pada saat berada di dalam kelas. Siswa begitu interaktif dan merasa ingin tahu dalam menerima materi pelajaran, disiplin, berani menyampaikan jawaban atas pertanyaan dan memberikan pendapat masukan atau sanggahan, memberikan penghargaan, pujian atas keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat kepada teman-temannya.
Namun kenyataan di lapangan menunjukan adanya sikap kurang bergairah, kurang aktif dan pasif, kelas kurang berpusat pada siswa dan terkadang siswa dikelas kurang disiplin dan kurang tanggungjawab atas hak dan kewajiban sebagai siswa di dalam kelas, ini merupakan masalah yang dialami dan dihadapi siswa SMA Negeri 1 Bulu Kabupaten Sukoharjo, khususnya mata pelajaran Sosiologi materi konflik sosial, pada siswa kelas XI IPS 4, yang berdampak pada rendahnya hasil belajar yang dapat diamati dari analisis tes pelajaran Sosiologi materi konflik sosial.
Rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 pada pelajaran Sosiologi materi konflik sosial, disebabkan kurangnya motivasi siswa untuk mempelajari sosiologi materi konflik sosial, kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, model pembelajaran dengan ceramah sehingga pembelajaran kurang menarik dan membosankan serta belum digunakan model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Menurut Agung Iskandar (2010), untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS di sekolah, maka guru-guru IPS di tuntut untuk kreatif dan inovatif. Tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik tetapi harus dapat mengembangkan komponen pembelajaran. Kreatifitas pembelajaran guru dinilai menentukan pencapaian hasil pendidikan. Guru merupakan ujung tombak berlangsungnya kegiatan pembelajaran, sehingga memiliki peran dan fungsi penting sebagai sumber belajar dan bahkan seringkali mendominasi proses transformasi nilai ilmu pengetahuan dan lain-lain kepada peserta didik. Dugaan yang ada kemampuan guru akan menghasilkan pembentukan kualitas peserta didiknya. Namun mungkin saja penguasaan guru pada materi pelajaran sudah cukup memadai, akan tetapi karena ketidakmampuan dalam pengemasannya dalam pembelajaran, kurang kreatif, kurang inovatif, monoton dan membosankan, serta kurang menarik, hasil akhir pencapaian hasil belajar yang kurang tercapai dan memadai.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut peneliti mencari model pembelajaran yang sesuai dengan objek belajar yang tersedia. Peneliti menggunakan metode Team Games Tournament (TGT). Diharapkan dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan disiplin, tanggungjawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah:
- Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran Sosiologi materi konflik sosial, pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?
- Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi materi konflik sosial, pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?
- Bagaimanakah perubahan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial melalui model Team games Tournament (TGT) bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan peneltian ini dimaksudkan untuk:
(1) untuk mendeskripsikan kualitas pembelajaran
(2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
(3) untuk mendeskripsikan perubahan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial melalui model Team games Tournament (TGT) bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
Kajian teori dan Hipotesis Tindakan
- Penerapan model pembelajaran Team Games Tournamens (TGT) diduga dapat meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada Semester 2 Tahun pelajaran 2018/2019.
- Penerpan model pembelajaran Team Games Tournamens (TGT) diduga dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada Semester 2 Tahun pelajaran 2018/2019.
- Penerapan model pembelajaran Team Games Tournamens (TGT) diduga dapat meningkatkan perubahan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bulu, yang berlokasi di jalan raya Bulu kecamatan Bulu kabupaten Sukoharjo dengan alasan, saat ini peneliti bertugas di sekolah tersebut, sehingga akan memudahkan dalam mengkoordinasi siswa dan juga lebih mengenal karakteristik beserta potensi yang dimiliki. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu dengan mempertimbangkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas relatif masih rendah dan berlangsung satu arah. Di dalam proses pembelajaran tersebut siswa cenderung pasif, masih banyak siswa yang kurang berani mengungkapkan pendapat atau pertanyaan, serta kurangnya siswa dalam mempelajari Sosiologi materi konflik sosial.
Sumber Data
Data yang diperoleh selama melakukan penelitian tindakan kelas ini berbentuk data kuantitatif dan data kualitatif. Model pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dokumentasi
Model ini digunakan untuk memperoleh data-data pelaksanaan penelitian ini. Alat pengumpulan data berupa daftar nilai tes hasil belajar untuk mengetahui data-data pada kondisi awal dan foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung.
Observasi
Model observasi digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala sosial dan bila responden tidak berlaku besar (Sugiono, 2007:203), dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap keaktifan belajar siswa dan proses pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Sosiologi materi konflik sosial bagi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa yang dilakukan pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dan pada akhir pertemuan setiap siklusnya. Instrumen tes menggunakan soal pilihan ganda berjumlah 50 soal dengan masing-masing soal memiliki 5 pilihan jawaban. Penilaian tes hasil belajar ini dilakukan dengan memberi skor 1 untuk jawaban yang benar. Nilai akhir hasil belajar dihitung dengan cara jumlah skor dikalikan 2.
Indikator Kinerja
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini ditetapkan peneliti dengan indikator kinerja sebagai berikut:
- Adanya peningkatkan kualitas belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 pada materi konflik sosial, dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT).
- Adanya peningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 pada materi konflik sosial, dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT).
- Adanya perubahan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial melalui model Team games Tournament (TGT) bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Prasiklus
Dalam pembelajaran dikelas siswa kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, sehingga menyebabkan rendahnya keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tuntas dan belum tuntas.
Dari 27 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM atau belum tuntas sebanyak 22 atau 81,48% dan yang memperoleh nilai di atas KKM atau tuntas sebanyak 5 siswa atau 18,52%. Rendahnya hasil belajar dari siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 bulu pada pelajaran Sosiologi materi konflik sosial dikarenakan penerapan model pembelajaran ceramah sehingga pembelajaran kurang menarik dan membosankan serta belum digunakannya model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut penelitian ini dilakukan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan obyek belajar yang tersedia. Peneliti menggunakan model Team Games Tournament (TGT). Diharapkan dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu.
Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus I diperoleh data sebagai berikut: kektifan siswa dalam pembelajaran, pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament diperoleh hasil pengamatan seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
No | Skor perolehan | Frekwensi | Persentase (%) | Kriteria |
1 | 66,67 – 100 | 6 | 22,22 | Sangat aktif |
2 | 33,34 – 66,66 | 10 | 37,04 | Cukup aktif |
3 | 0 – 33,33 | 11 | 40,74 | Tidak aktif |
Jumlah | 27 | 100 |
Dari tabel diatas menunjukkan dengan menggunakan model Team Games Tournament dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari 27 siswa, 6 siswa atau 22,22% memiliki kriteria sangat aktif, 10 siswa atau 37,04% memiliki kriteria cukup aktif, sedangkan 11 siswa atau 40,74% tidak aktif.
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus I sudah kategori sangat aktif walaupun prosentasenya masih 22,22% belum mencapai KKM
Sedangkan Hasil belajar tuntas dan belum tuntas siswa pada pembelajaran siklus I ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
NO | Instrumen Data | Hasil Pengamatan |
1.
2. 3. 4. 5. 6. |
Nilai kurang dari KKM ( 70 )
Nilai di atas KKM ( 70 ) Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata |
8 Siswa ( 29,63% )
19 Siswa ( 70,37% ) 90 30 1896 70,22 |
Dari tabel di atas dapat diperoleh data bahwa nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 30, nilai rata rata 70, 22. Hasil tes siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah karena masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM, sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dilanjukan pada siklus II. Dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebanyak 19 siswa (70,37%), sedangkan 8 siswa (29,63%) belum tuntas.
Siklus II
Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamnetm ( TGT ) diperoleh hasil pengamatan seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
No | Skor perolehan | Frekwensi | Persentase
(%) |
Kriteria |
1 | 66,67 – 100 | 19 | 70,73 | Sangat aktif |
2 | 33,34 – 66,66 | 6 | 22,22 | Cukup aktif |
3 | 0 – 33,33 | 2 | 7,40 | Tidak aktif |
Jumlah | 27 | 100 |
Dari tabel diatas menunjukkan model Team Games Tournamnetm ( TGT ) dapat meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari 27 siswa 19 atau 70.73% memiliki kriteria sangat aktif, 6 siswa atau 22,22% memiliki kriteria cukup aktif, dan 2 siswa atau 7,40% memiliki kriteria tidak aktif.
Keaktifan belajar siswa siklus II memiliki kategori sangat aktif dengan persentasenya 70,73% sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 66,67%. Siswa yang Kriteria cukup aktif 22,22% dan kriteria tidak aktif pada siklus II masih ada yaitu 2 siswa atau 7,40%.
Hasil belajar siswa yang berupa aspek tuntas dan belum tuntas pada pembelajaran siklus II seperti ditunjukan pada tabel dibawah ini:
No | Instrumen Data | Hasil Pengamatan |
1.
2. 3. 4. 5. 6. |
Nilai kurang dari KKM ( 70 )
Nilai di atas KKM ( 70 ) Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata |
4 Siswa (14,81% )
23 Siswa (85,19% ) 90 60 2154 79,78 |
Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 60, nilai rata-rata kelas 74,71, nilai kurang dari KKM sebanyak 4 siswa atau 14,82% sedang nilai di atas KKM sebanyak 23 siswa atau 85,19%. Ini berarti bahwa ada peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I yaitu 19 siswa atau 70,37% menjadi 23 siswa atau 85,19% pada siklus II. Ada peningkatan sekitar 14,82%. Hal ini berarti dengan diterapkannya strategi belajar model Team Games Tournament (TGT) berhasil meningkatkan kemampuan hasil belajar sesuai indikator keberhasilan.
Hasil belajar pembelajaran siklus II mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I yaitu 19 siswa atau 70,37% menjadi 23 siswa atau 85,19%. Hal ini berarti hasil belajar sudah berhasil sesuai dengan indikator keberhasilan ketuntasan belajar. Untuk itu siklus selanjutnya dihentikan atau tidak dilaksanakan lagi.
Pembahasan
Dari pemaparan pelaksanaan dan hasil yang diperoleh pada kondisi awal maupun kedua siklus diatas, dapat disampaikan perbandingan antar siklus sebagai berikut:
Pencapaian indikator keaktifan belajar dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada perbandingan hasil penelitian antar siklus sebagai berikut:
No | Skor Perolehan | Frekwensi | Persentase% | Frekwensi | Persentase% | Kriteria |
Siklus I | Siklus I | Siklus II | Siklus II | |||
1 | 66,68 – 100 | 6 | 22,22 | 19 | 70,73 | Sangat Aktif |
2 | 33,34 – 66,66 | 10 | 37,04 | 6 | 22,22 | Cukup Aktif |
3 | 0 – 33,33 | 11 | 40,74 | 2 | 7,40 | Tidak Aktif |
Dari hasil data penelitian yang di dapat terlihat bahwa keaktifan siswa dalam belajar meningkat. Hal ini bisa dibuktikan dari prosentase pencapaian keaktifan belajar pada siklus I dan siklus II.
Siswa yang kriteria sangat aktif pada siklus I berjumlah 6 siswa atau 22,22%, pada siklus II meningkat menjadi 19 siswa atau 70,73%, siswa yang berkriteria cukup aktif pada siklus I ada 10 siswa atau 37,04% menjadi hanya 6 siswa atau 22,22% hal ini disebabkan siswa semakin bertambah aktif pada siklus II, siswa yang berkriteria tidak aktif 11 siswa atau 40,74% pada siklus I berkurang menjadi 2 siswa atau 7,40% pada siklus II.
Pencapaian indikator hasil belajar siswa yang berupa tes/evaluasi dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan prosentase pencapaian nilai siklus I dan siklus II pada tabel berikut ini:
No | Instrumen Data | Hasil Pengamatan | |
Siklus I | Siklus II | ||
1.
2. 3. 4. 5. 6. |
Nilai kurang dari KKM ( 70 )
Nilai di atas KKM (70) Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata |
8 Siswa ( 29,63% )
19 Siswa (70,37% ) 90 30 1896 70,22 |
4 Siswa (14,81% )
23 Siswa (85,19%) 90 60 2154 79,78 |
Dari data tersebut dijelaskan bahwa pada siklus I siswa yang mencapai nilai di atas KKM berjumlah 19 siswa atau 70,37% meningkat menjadi 23 siswa atau 85,19% pada siklus II, telah mencapai indikator keberhasilan. Hal ini berarti strategi pembelajaran model Team Games Tournament (TGT) berhasil meningkatkan kemampuan hasil belajar.
Adanya peningkatan prosentase ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu dari 70,37% menjadi 85,19%. Hal ini berarti pencapaian ketuntasan hasil belajar telah mencapai keberhasilan sesuai dengan indikator keberhasilan dan untuk siklus berikutnya dihentikan atau tidak dilanjutkan lagi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe model Team Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran konflik sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 semester 2 SMA Negeri 1 Bulu tahun pelajaran 2018/2019.
Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 18,52% meningkat menjadi 85,19% pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 66,67%. Demikian juga keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, siklus I siswa yang berkriteria sangat aktif 22,22%, pada siklus II meningkat menjadi 70,73%.
Peningkatan pencapaian ketuntasan belajar menunjukkan bahwa siswa telah menguasai materi pelajaran dengan melibatkan siswa lebih termotivasi dalam menelaah materi. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:
- Penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa pada kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu Semester Tahun Pelajaran 2018/2019.
- Penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
- Penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan perubahan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar Sosiologi materi konflik sosial bagi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Bulu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Lif Khoiru. dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. “Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri”. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Dimyati dan Mudjiono. 1999:2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Antariksa.
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press.Surabaya.
Iskandar, Agung. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pengembangan Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni
Nasution. 2000. Metode Reaseach (penelitian). Jakarta: Bumi Aksara.
Soemanto. 2006. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.
Sudrajat. 2008. Model-model pembelajaran kreatif inovatif. Surakarta: Yuma Pressindo.
Sugiyono. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pressindo.
Wahyu. dkk. 2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Mahasiswa, Umum. Jakarta: Penerbit Ruang Kata.