Peningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MATERI BADAN USAHA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
BAGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 NGUTER
PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sri Bati
SMA Negeri 1 Nguter
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi materi badan usaha melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions(STAD).Pengamatan awal menunjukan bahwa permasalahan yang masih dihadapi mata pelajaran ekonomi kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter saat ini yaitu hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 70. Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Bagaimanakah proses pembelajaran model STAD berpengaruh terhadap hasil belajar Ekonomi materi badan usaha? (b) Bagaimanakah hasil belajar materi badan usaha dengan diterapkannya model pembelajaran STAD? (c) bagaimanakah perilaku yang menyertai peningkatan hasil belajar ekonomi dengan model pembelajaran STAD? Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelasyang dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu (1) perencanaan (planning) yang meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah dan menetapkan rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan (acting) yaitu dengan melaksanakan tindakan pembelajaran dengan model STAD, (3) pengamatan (observing) yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran untuk mengetahui efektivitas tindakan yang dilakukan, (4) refleksi (reflecting) yaitu melakukan analisis data yang diperoleh dari pengamatan. Simpulan hasil penelitian Secara keseluruhan data yang diperoleh meliputi hasil belajar siswa, kinerja guru dan keaktifan siswa. Berdasarkan dua siklus yang dilaksanakan, diperoleh hasil pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 75, 00 dengan ketuntasan belajar 75%, pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 81,00 dengan ketuntasan belajar 92%. Keaktifan belajar siswa melalui pembelajaran model STAD mengalami peningkatan dari ketegori cukup aktif menjadi aktif dengan skorkeaktifan dari 69 menjadi 81. Hasil Pengamatan Kualitas pembelajaran menunjukan proses perbaikan kinerja dan kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran mencapai persentase 80% dengan kategori baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran modelStudent Team Achievement Divisions(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar.
Kata Kunci: Badan Usaha, Hasil Belajar, Model PembelajaranSTAD
PENDAHULUAN
Usaha Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dapat ditempuh melalui pendidikan secara umum dan pembelajaran serta pelatihan-pelatihan. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Kurikulum 2013 menuntut proses pembelajaran sebagai bagian dari proses pendidikan dalam pelaksanaannya haruslah dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistimatis, berkesinambungan dan melibatkan berbagai komponen. Guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan merupakan tokoh sentral dalam mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas dikelas, meskipun tetap ada faktor-faktor lain yang saling terkait dalam mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran dirinci dengan adanya kompetensi Inti dan kompetensi dasar yang diukur dengan indikator pencapaian kompetensi sesuai bidang studi yang diajarkan. Tugas guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan antusias dan bersemangat.
Hasil pengamatan awal hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter, menyatakan bahwa salah satu permasalahan yang masih dihadapi saat ini yaitu hasil belajar siswa masih di bawah nilai KKM yaitu 70. Hasil penilaian harian materi badan usaha masih belum optimal, dimana sebagian besar siswa belum tuntas belajar.Hasil penilaian harian kelas X IPS 1 adalah sebagai berikut: 67% memperoleh nilai di bawah 70 dan 33% siswa tuntas belajar yaitu memperoleh nilai minimal 70. Rendahnya hasil penilaian merupakan salah satu indikasi bahwa penguasaan konsep Badan Usahaoleh siswa masih rendah. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah seperti, materi ajar yang kurang menarik, sarana dan prasarana yang kurang memadai, minat belajar kurang, kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran kurang, dan suasana proses belajar mengajar yang tidak kondusif.
Permasalahan yang ada memberikan dorongan guru sekaligus peneliti untuk mencari solusi dengan melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada prakteknya guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran yang dapat menarik keterlibatan dan perhatian tetapi belum memberikan hasil yang optimal terhadap dari permasalahan yang ada. Menurut Julianto dalam Hidayat (2014: 42), Metode STAD adalah salah satu dari sekian banyak model pembelajaran yang bersifat kelompok dan dapat meningkatkan kerjasama serta kepekaan antar individu di dalamnya sehingga menciptakan hubungan antar kelompok yang baik. Penelitian yang dilakukan Pramana (2017) yang menunjukkan hasil bahwa model pembelajaran STAD efektif dalam meningkatkan hasil belajar yaitu dari 46% pada siklus I menjadi sebesar 84.62% pada siklus II. Wibowo dkk (2012:56) menyatakan bahwa model STAD merupakan suatu metode genetik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pembelajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran, dan materi mereka sendiri.
Model pembelajaran kooperatif dengan Student teams-Achievement Divisions (STAD) sangat tepat dalam membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi bersama, sehingga pemahaman setiap siswa menjadi merata. Keadaan tersebut sebagaimana dikemukakan Mudjiono (2002:4) bahwa belajar kelompok memiliki beberapa keuntungan, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional;Mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong dalam kehidupan;Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar, sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab; dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan selanjutnya peneliti mencoba untuk mengkaji lebih lanjut dalam bentuk penelitian, dengan judul ”Peningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Tentang Badan MelaluiModel Pembelajaran Student Team Achievement Divisions(STAD) Bagi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter Pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah
- Bagaimanakah proses pembelajaran model Student Team Achievement Divisions (STAD) mata pelajaran ekonomi materi Badan Usaha bagi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019?
- Bagaimanakah hasil belajar materi Badan Usaha bagi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter Pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD)?
- Bagaimanakah perubahan perilaku siswa sebagai dampak atas peningkatan hasil belajar materi Badan Usaha siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD)?
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu penelitian tindakan kelas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data hasil penelitian berupa hasil tes dan nontes, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkanpada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Dalam penelitian tindakan ini pendidik berlaku sebagai peneliti sehingga penanggung jawab penuh penelitian ini adalah pendidik itu sendiri. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar di kelas dimana pendidik secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Sugiarti(1997:6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti sangat diperlukan karena peneliti bertindak sebagai desainer tindakan, observer, explainer dan pengumpul data. Peneliti membuat desainer pembelajaran selama berlangsung penelitian. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas, para observer dari satu rumpun dan guru lain dilibatkan untuk memberikan masukan hasil penelitian sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran.Teknik dan alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut.
Test dan non test yang digunakan untuk mengetahui perubahan hasil belajar dari konsep yang telah diajarkan dalam bentuk soal pilihan ganda.
Dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar dari daftar nilai ulangan harian dan buku pekerjaan rumah.
Instrumen pengambil data yang digunakan untuk observasi kegiatan penelitian ini melibuti beberapa bentuk instrumen seperti, Pedoman wawancara siswa untuk mengetahui dampak tindakan, lembar observasi aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar untuk melihat aktivitas siswa dan guru, seperangkat tes, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar akibat tindakan kelas, angket untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar,catatan lapangan oleh kolaborator.
TEKNIK ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik juga untuk memperoleh respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran.Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes dan non tes pada setiap akhir putaran.Penelitian ini dinyatakan berhasil bila pembelajaran mata pelajaran ekonomi materi perkoperasian dengan model pembelajaran model demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPS 1 dalam menguasai dan memahami lebih baik materi perkoperasian. Keberhasilan lain yang ingin dicapai adalah pada akhir penelitian jumlah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter yang menguasai konsep koperasi dengan baik dan mengalamipeningkatan secara nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh tiga indikator kinerja yaitu:
- Aktivitas siswa siswa kelas X IPS 1 semester 2 SMA Negeri 1 Nguter Tahun pelajaran 2018/2019 dalam kegiatan belajar mengajar meningkat.
- Sekurang-kurangnya 85% siswa kelas X IPS 1 semester 2 SMA Negeri 1 Nguter Tahun pelajaran 2018/2019 mendapat nilai ulangan harian 70.
- perubahan perilaku siswa kelas X IPS 1 semester 2 SMA Negeri 1 Nguter Tahun pelajaran 2018/2019 mencapai skor lebih besar atau sama dengan 61 dengan kriteria Aktif.
Hipotesis Tindakan
- Penerapan model pembelajaranStudentteams-Achievement Divisions (STAD) diduga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran Ekonomi materi badan Usaha kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Nguter Semester 2 Kabupaten Sukoharjo.
- Pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Studentteams-Achievement Divisions (STAD) diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPA 1 secara signifikan
- Pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Studentteams-Achievement Divisions (STAD)diduga dapat mendorong perubahan pelaku siswa seiring peningkatan hasil belajarnya.
PEMBAHASAN TIAP SIKLUS DAN ANTAR SIKLUS
Pada tindakan siklus 1 dengan model Student teams-Achievement Divisions (STAD ) mengembangkan pola berfikir kreatif, disamping itu interaksi sosial antar teman sejawat dalam diskusi berlangsung dengan baik. Antusias siswa semakin besar ketika muncul pertanyaan perbedaan bentuk badan usaha milik negara dan swasta. Hasil penilaian belajar siklus 1 walaupun masih ada yang tidak tuntas namun secara umum model pembelajaran Student teams-Achievement Divisions (STAD ) sedikit banyak telah berhasil untuk mengurangi dominasi guru sebagai pusat perhatian.Pokok bahasan siklus 1 dan siklus 2 pada prinsipnya adalah mata rantai pokok bahasan yang terintegrasi dimana siklus 1 siswa mencoba menjelaskan, mengiterpretasikan dan menganalisis materi badan secara sistematis dan kontekstual. Diskusi yang menarik terjadi pada siklus 2, karena siswabukan berhadapan pada teks buku tetapi berhadapan pada hasil analisis kelompok tentang badan usaha yang harus mereka simpulkan menurut tata ulang urutan dan disampaikan dengan menarik.
Setelah refleksi pada siklus 1, terjadi perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran membuahkan hasil yang diharapkan, siswamenjadi lebih paham.Siklus 1 siswacenderung tidak dapat bebas mengemukakan pendapat karena keterbatasan buku dan referensi. Sedangkan pada siklus 2 siswa lebih antusias, hal ini dibuktikan dengan adanya ekspresi, narasi pemikiran dariinformasi yang mereka kumpulkan. Melalui model Student teams-Achievement Divisions (STAD) siswatidak lagi sebagai penerima ilmu tetapi sebagai pencari ilmu, mereka melakukan pencarian informasi dengan bekal kondisi yang faktual dan kontekstual berdasarkan buku teks ekonomi dan referensi lainnya. Hasil evaluasi pada siklus 1 belum optimal kemudian diperbaiki pada siklus 2 siswadiberikan pertanyaan secara langsung berupa pertanyaan dengan tujuannya untuk mengetahui hasil belajar secara langsung dan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar peserta didik. Sementara pada siklus 2 juga siswa diberikan pertanyaan secara langsung dan ternyata hasilnya memuaskan karena adanya peningkatan hasil belajar.Pelaksanaan model Student teams-Achievement Divisions (STAD)pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti menunjukan proses peningkatan yang signifikan pada prestasi belajar peserta didik. Hasil statistik penelitian ini bisa peneliti perbandingkan dari kondisi awal dengan 2 kali siklus tindakan yang dilakuakan. Adapun deskripsi pembahasan tiap siklus dan antarsiklus penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Deskripsi antara Kondisi Awal dengan Siklus 1
Hasil pelaksanaan model pembelajaran Student teams-Achievement Divisions (STAD)siklus 1 dibandingkan dengan kondisi awal pada penelitian tindakan ini menunjukan peningkatan. Nilai rata rata siswa meningkat dari 75 menjadi 81 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 19% dari 56% menjadi 76% dimana sebanyak 27 anak dari 36 siswa nilainya sudah tuntas tetapi ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena masih dibawah 85%. Dalam kegiatan pembelajaran partisipasi aktif dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dari skor 56 menjadi 69 meningkat sebesar 13 poin masuk dalam kategori aktif. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dalam hal memberikan motivasi belajar dan pembimbingan siswa dalam pembelajaran serta pemanfaatan alokasi waktu yang lebih akurat.
Deskripsi antara Siklus 1 dengan Siklus 2
Hasil pelaksanaan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1 pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 75 menjadi 81 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 17% dari 75% menjadi 92% dimana sebanyak 33 anak dari 36 siswa nilainya sudah tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai karena mencapai 85%. Dalam pembelajaran keaktifan dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dibandingkan dari kondisi awal, siklus I mengalami skor keaktifan siswa meningkat dari 69 menjadi 81. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan hal ini dilihat dari Kemampuan memotivasi dan membimbing siswadalam pembelajaran jauh lebih optimal dengan akurasi alokasi waktu pembelajaran yang lebih akurat sehingga secara kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah termasuk kategori baik. Data nilai dan ketuntasan hasil belajar antar siklus, adapun data dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 ditunjukan pada tabel berikut:
Hasil Belajar dan Ketuntasan Antarsiklus
No | Hasil Tes | Kondisi Awal | Siklus 1 | Siklus 2 |
1 | Rata-rata | 70 | 75 | 81 |
2 | Nialai tertinggi | 81 | 89 | 90 |
3 | Nilai Terendah | 50 | 64 | 67 |
4 | Ketuntasan | 56% | 75% | 92% |
Penelitian ini juga meghasilkan data skor keaktifan belajar siswa antar siklus, adapun data skor keaktifan siswadari kondisi awal sampai dengan siklus 2 ditunjukan pada tabel dan diagram garis yang menunjukan perbandingan hasil skor keaktifan yang dicapai siswa sebagai berikut:
Skor Keaktifan Siswa Antarsiklus
Aspek | Kondisi Awal | Siklus 1 | Siklus 2 |
Keaktifan Siswa | 65 | 69 | 81 |
HASIL PENELITIAN
Proses pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model Student teams-Achievement Divisions (STAD)dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dengan model Student teams-Achievement Divisions (STAD)sangat cukup baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan ketuntasan yang diharapkan. Penerapan model Student teams-Achievement Divisions (STAD)pada setiap siklus terjadi perubahan yang signifikan, jika sebelumnya pada siklus I menjadi ketuntas 75%, maka pada siklus II menjadi 92%. Adapun deskriptif dari ketuntasan belajar, hasil belajar dan kualitas pembelajaran guru adalah sebagai berikut:
Ketuntasan belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model Student teams-Achievement Divisions (STAD) memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswaterhadap materi yang telah disampaikan guru selama tindakan (ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yaitu masing-masing 58, 00%, 75, 00%, dan 92, 00%. Pada tindakan siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu diatas 85, 00% sebesar 92, 00%
Hasil Belajar dan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran
Hasil analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model Student teams-Achievement Divisions (STAD) dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus tindakan yang dilaksanakan yaitu dari 70 di pra siklus menjadi 75 di siklus 1 dan 81 di siklus 2.
Kualitas Proses Pembelajaran
Hasil analisis data menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ekonomi dengan pembelajaran model Student teams-Achievement Divisions (STAD ) yang paling menonjol adalah siswa lebih aktif dan antusias terhadap penjelasan guru, dan debat diskusi antar siswa dan antara siswa dengan guru berlangsung dengan baik. Hasil skor instrumen pengamataan aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai skor 81 dengan kategori aktif pada tindakan siklus 2. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas dan antusias siswa dapat dikategorikan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru selama pembelajaran melalui model Student teams-Achievement Divisions (STAD) dengan baik. Hasil pengolahan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran dalam bentuk angket pengamatan oleh observer juga mencapai skor 80% dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik. Sehingga Hipotesis penelitian yang diajukan baik siklus 1 maupun 2 dapat diterima.
SIMPULAN
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan model pembelajaran Student teams-Achievement Divisions (STAD ) (penemuan ) dengan tujuan mendapatkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.Hasil pengamatan kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan skor perolehan dari 25 menjadi 31 sehingga kompetensi pedagogik guru meningkat dari kategori cukup menjadi kategori baik. Guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang lebih efektif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada aktivitas dan kinerja guru selama pembelajaran melalui model Student teams-Achievement Divisions (STAD) hasil pengolahan pengamatan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh capaian nilai 80% dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik.
Hasil evaluasi menunjukan peningkatan hasil pembelajaran Ekonomi di kelas X IPS 1 yaitu evaluasi pada siklus 1 kelas X IPS 1 yang berjumlah 36 siswa yang tuntas belajar adalah 27 siswa ( 75% ) sedangkan yang tidak tuntas 6 siswa ( 25% ) sedangkan evaluasi pada siklus 2 tuntas 92% atau sebanyak 33 sisiwa tuntas sedangkan 3 orang (8%) belum tuntas. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mencapai 75 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 81. Berarti melalui model pembelajaran Student teams-Achievement Divisions (STAD) mampu meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif
Perubahan perilaku siswa yang menyertai peningkatan dalam pembelajaran Ekonomi Badan usaha melalui model pembelajaran Student teams-Achievement Divisions (STAD) siswa Kelas X IPS 1 semester 2 SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2018/2019 ditandai dengan jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan skor keaktifan meningkat dari 69 menjadi 81 sehinggga keaktifan siswa meningkat dari kategori cukup aktif menjadi aktif.
DAFTARPUSTAKA
Arikunto, Suharsimi et. al. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bloom, Benyamin S. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran Revisi). Yogyakarta: Penerbit pustaka Pelajar
Haryati, Mimin. 2007. Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
Hidayat, Taufik & Aditama Zainal. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Stad (Student Teams-AchievementDivision) Terhadap Hasil Belajar Ketepatan Service Bawah Bolavoli”. Jurnal Pendidikan Jasmani.
Kemmis,S&MC Taggart R.1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press
Moleong, L,J.1994. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mudjiono dan Dimyati. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Pramana, Thoha. 2017. Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Ekonomi Melalui Metode Student Team Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas X S2 Ma Al-Islam Jamsaren Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Slavin, E Robert. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sugiarti, Titik. 1997. Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit: Alfabeta Bandung
Wibowo, Rahmat, dkk. 2012. “Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun Datar pada Siswa Kelas V SD”. Jurnal Pendidikan. Volume 5, No.1.online:http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/2058/1498 (diakses 6 Maret 2019).
Winkel, W S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grassindo