MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR SENI BUDAYA

MELALUI INQUIRING MINDS WANT TO KNOW LEARNING

PADA SISWA KELAS VII-A SEMESTER GANJIL

DI SMP NEGERI 2 BAWEN, KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sutriyah

SMP Negeri 2 Bawen Kabupaten Semarang

ABSTRAK

Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat. Berdasarkan survey awal diperoleh bahwa siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 rendah hasil belajar Seni Budaya. Oleh karena itu, penulis berusaha melakukan suatu penelitian tentang Mengoptimalkan Hasil Belajar Seni Budaya melalui Inquiring Minds Want To Know Learning pada Siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci: Seni Budaya, Inquiry Minds Want To Know Learning


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.

Berdasarkan survey awal diperoleh bahwa siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 rendah hasil belajar Seni Budaya. Oleh karena itu, penulis berusaha melakukan suatu penelitian tentang Mengoptimalkan Hasil Belajar Seni Budaya melalui Inquiring Minds Want To Know Learning pada Siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian adalah: “Apakah hasil belajar Seni Budaya siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. termasuk rendah?”

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. melalui pembelajaran dengan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa).

Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini penulis batasai pada materi pelajaran dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar pada siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Hipotesis

Jika Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) diterapkan dalam proses pembelajaran, Maka prestasi belajar Seni Budaya pada Siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015, akan optimal.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Prestasi merupakan hasil yang di-capai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan. Hal ini sesuai dengan makna prestasi yang diungkapkan oleh Poerwo-darminto (2002:700), bahwa “prestasi merupakan hasil yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Menurut pendapat Sutartinah Tirtonegoro (2008:43),

2. Pengertian Belajar

Masalah belajar merupakan masa-lah yang dihadapi oleh setiap orang sepanjang masa. Hal ini disebabkan karena hampir semua kecakapan, ketrampilan, pe-ngetahuan, kebiasaan, kegemaran, semua-nya itu terbentuk dan berkembang karena peristiwa belajar. Oleh karena itu berbagai ahli mengemukakan pendapatnya tentang belajar. Nasution (2002:29) mengatakan bahwa: “Belajar adalah perubahan kelaku-an berkat pengalaman dan latihan.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar suatu masalah yang bersifat peremial dalam Seni Budaya kehidupan manusia karena sepanajang rentang kehidupan manusia selalu menge-jar prestasi menurut bidang dan kemam-puan masing-masing kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu pula manusia yang berada di bangku sekolah.

Pendekatan dalam Pembelajaran

Suherman (2001:6), pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasikan oleh siswa.

Ada 2 jenis pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang bersifat metodologi dan pendekatan yang bersifat materi. Pendekatan metodogik berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara guru menyajikan bahan tersebut. Sedangkan pendekatan material yaitu pendekatan pembelajaran dimana dalam menyajikan konsep melalui konsep lain yang telah dimiliki siswa.

Pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa)

Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) merupakan bagian dari kurikulum yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk ditetapkan pada Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) yang bersifat tidak rutin. Akan tetapi, hal tersebut masih dianggap sebagai bagian yang paling sulit dalam Seni Budaya baik bagi siswa dalam mempelajarinya maupun bagi guru yang mengajarkannya. Untuk menjawab tuntunan tujuan yang demikian hingga maka perlu dikembangkan materi serta proses pembelajarannya yang sesuai.

METODE PENELITIAN

Waktu, Tempat, dan Jenis Penelitian

Dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bawen Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan lama penelitian 3 bulan yaitu dari bulan Juli sampai September 2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Aclion Research) dengan tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Faktor yang Diselidiki

Faktor yang diselidiki dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Faktor siswa, yaitu akan diselidiki terjadinya peningkatan hasil belajar Seni Budaya melalui penerapan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa). dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar

2. Faktor proses pembelajaran, yaitu akan diselidiki apakah terjadi atau ada interaksi antara guru dengan siswa berupa respon atau tanggapan. dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar

Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus: antara siklus I dan siklus II merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dalam artian pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari siklus I.

Prosedur tindakan yang dilakukan mengikuti 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Secara umum langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:

· Menganalisis dan menelaah materi pembelajaran Seni Budaya dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar

· Membuat skenario pembelajaran.

· Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar berlangsung di kelas ketika pendekatan tersebut diaplikasikan.

· Melaksanakan tes akhir untuk melihat perkembangan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa).

b. Melaksanakan penyelesaian

Penyelesaian masalah yang sudah direncanakan itu dilaksanakan. Di dalam menyelesaikan masalah tersebut setiap langkah di cek, apakah langkah tersebut sudah benar terbukti. Dengan demikian siswa akan menghasilkan penyelesaiannya sendiri. dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar

c. Melihat kembali

Dengan demikian lengkaplah penyelesaian soal tersebut, adalah bijaksana untuk menyuruh siswa melihat kembali, sebagian mengamati apakah mereka telah membuat kesalahan dalam penyelesaian dan sebagian melihat apakah mereka dapat memikirkan cara yang lebih mudah untuk memecahkan masalah tersebut.

· Siswa menyelesaikan permasalahan tersebut berdasarkan bimbingan guru.

· Guru berkeliling membimbing dan mengamati serta langsung menilai apakah pekerjaan siswa sudah benar atau perlu diperbaiki.

· Pada setiap akhir pertemuan ditarik kesimpulan dan guru memberikan PR sebagai latihan di rumah.

· Pada akhir siklus 1, siswa diberikan tes bentuk uraian untuk melihat hasil tindakan yang diberikan.

d. Observasi dan Evaluasi

1. Pemantauan pelaksanaan proses pembelajaran (observasi)

2. Memberikan tes hasil belajar pada akhir pelaksanaan siklus.

e. Refleksi

Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hal-hal yang diperoleh baik dari hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Kekurangan­kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam siklus II ini pada umumnya sama dengan tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan yaitu sebagai berikut:

  • Merumuskan tindakan berikutnya berdasarkan hasil tahap refleksi siklus.
  • Melaksanakan tindakan siklus II.
  • Siswa diberikan tes.
  • Analisis hasil pemantauan siklus II.

Hal-hal yang perlu diperhatikan, pada tindakan kedua ini adalah:

1. Siswa yang kurang mampu mengikuti pelajaran, didekati untuk dibimbing.

2. Siswa yang cepat dalam mengikuti pelajaran dipuji kemudian diberi soal sebagai latihan yang berasal dari buku pegangan.

3. Mengamati kegiatan siklus II dengan objek utama pengamatan adalah siswa.

4. Pada akhir siklus II diberikan tes sebanyak 5 nomor soal uraian.

5. Hasil pengamatan dianalisis untuk dijadikan bahan pemikiran dalam merefleksikan tindakan yang telah dilakukan.

b. Pelaksanaan Tindakan

  1. Guru tetap melaksanakan konsep secara klasikal sesuai dengan skenario yang telah dibuat dengan tetap menggunakan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa).
  2. Siswa mengerjakan soal latihan. Dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar
  3. Soal-soal yang dianggap sukar dibahas secara klasikal.
  4. Pada akhir siklus II diberikan ulangan harian kedua kemudian siswa diberikan angket tanggapan untuk diisi.

c. Observasi

Seperti pada siklus I observasi dilakukan oleh peneliti semua kejadian penting dicatat seperti perubahan tingkah laku pada siswa (berdasarkan pengamatan observasi). dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan meliputi seluruh kegiatan penelitian siklus 1 dan siklus II. Semua data yang diperoleh baik berupa angket, observasi, maupun hasil ulangan harian dianalisis.

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dan cara pengambilan data dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Jenis data

· Data kuantitatif berupa tes hasil belajar.

· Data kualitatif dilihat dari hasil observasi.

b) Cara pengambilan data

· Data tentang pemahaman konsep siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar pada setiap akhir siklus.

· Data tentang proses belajar mengajar saat pelaksanaan tindakan diambil dengan menggunakan format observasi.

· Data berupa tanggapan siswa dilaksanakan setelah akhir penelitian.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi dianalisis secara kualitatif sedangkan data mengenai pemahaman konsep Seni Budaya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistika deskriptif.

Untuk menentukan standar deviasi, tabel frekuensi, nilai minimum dan maksimum yang siswa peroleh pada setiap pokok bahasan. Adapun untuk keperluan analisis kualitatif akan digunakan teknik kategorisasi dengan skala lima berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993:6) adalah sebagai berikut:

1. Nilai 0- 34 dikategorikan “sangat rendah”

2. Nilai 35 – 54 dikategorikan “rendah”

3. Nilai 55 – 64 dikategorikan “sedang”

4. Nilai 65 – 84 dikategorikan “tinggi”

5. Nilai 85 – 100 dikategorikan “sangat tinggi”

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Setelah selesai penyajian materi satu pokok bahasan dengan Kompetensi Dasar (4.1) Menggambar Motif batik de-ngan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar pada siklus I dilaksanakan tes hasil belajar dalam bentuk ulangan harian. Adapun hasil analisis deskriptif terhadap nilai perolehan siswa setelah diterapkannya pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) selama siklus I terdapat pada lampiran dan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Seni Budaya Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Tes Akhir pada Siklus I

Variabel

Nilai Statistik

Subyek Penelitian

42

Rata-rata

56,97

Standar Deviasi

13,91

Variansi

193,70

Skor Maksimum

87,00

Skor Minimum

32,00

Rentang Skor

55

Median

58

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Seni Budaya siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 pada pelajaran Seni Budaya setelah diterapkan. pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) didasarkan pada tes akhir siklus I adalah sebesar 56,97 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100 dengan standar deviasi 13,97. Ini menunjukkan secara klasikal bahwa siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. hanya memiliki penguasaan akhir pada siklus I sebesar 56,97 sedangkan secara individual, skor yang dicapai siswa tersebar dari skor minimum 32 dari skor minimum yang mungkin dicapai 0 sampai dengan skor maksimum 87 dari skor maksimum yang mungkin dicapai 100 dengan rentang skor 55. Apabila skor penguasaan siswa di atas diterapkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuwensi skor yang ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Seni Budaya Siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I melalui Pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa)

Analisis Deskriptif Hasil Belajar Seni Budaya Siswa pada Akhir Siklus II.

Dari analisis deskriptif tentang nilai siswa pada tes akhir siklus II dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Seni Budaya Siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Tes Siklus II

Variabel

Nilai Statistik

Subyek Penelitian

42

Rata-rata

65,52

Standar Deviasi

13,96

Variansi

194,95

Skor Maksimum

95,00

Skor Minimum

40,00

Rentang Skor

55,00

Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Seni Budaya siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 pada pelajaran Seni Budaya setelah diterapkan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) didasarkan pada tes siklus II adalah sebesar 95 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 13,96. Hal ini menunjukkan secara klasikal. bahwa siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki penguasaan akhir pada siklus II sebesar 65,52 jika dibandingkan dengan skor siswa pada akhir siklus I, maka pada akhir siklus II terdapat peningkatan dengan skor rata-rata sebesar 8,55 sedangkan secara individual, skor yang dicapai siswa pada akhir siklus II tersebar dari skor minimum 40 sampai dengan skor maksimum 95 dari skor maksimum yang mungkin dicapai 100 dengan rentang skor 55. Jika skor penguasaan siswa dikelompokkan ke dalam lima kategorisasi, seperti yang telah dijelaskan pada bab III bagian teknik analisis data, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase nilai seperti ditunjukkan pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuwensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Seni Budaya Siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II melalui Pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa)

Pada siklus I skor rata-rata hasil belajar siswa yaitu 56,97 yang apabila dikategorikan dalam 5 kategori maka skor tersebut berada pada kategori sedang. Pada siklus II meningkat menjadi 65,52 yang apabila dikategorisasikan ke dalam lima kategori maka skor tersebut berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa pembelajaran Seni Budaya dengan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015, yakni dari kategori “sedang” menjadi kategori “tinggi”.

Penjelasan Per Siklus

1. Siklus I

Pada siklus I yaitu awal pelaksanaan tindakan, guru menjelaskan tentang langkah-langkah Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) yang akan dilakukan selama pengajaran berlangsung. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui kondisi pembelajaran yang akan berlangsung.

Pada awal pelaksanaan tindakan kelas, siswa merasa kesulitan dalam menjalani kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari tidak adanya minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, terutama dalam memberikan pertanyaan, komentar atau tanggapan. Pada umumnya siswa bertindak pasif dan hanya mendengarkan saja apa yang dijelaskan oleh guru. Jika guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan lisan, siswa memberikan jawaban secara bersama-sama tanpa ingin diketahui dari mana sumber jawaban tersebut. Kehadiran siswa dalam mengikuti belajar mengajar sangat meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tiap pertemuan jumlah siswa yang hadir hampir keseluruhan. Sedangkan yang tidak hadir bukan karena tidak berminat untuk mengikuti pelajaran, tetapi disebabkan karena sakit atau izin. Pada minggu kedua yaitu pada pertemuan keempat dan kelima terlihat kegiatan penelitian cenderung menunjukkan hasil seperti yang diinginkan berdasarkan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Pada pertemuan tersebut yang memahami materi yang diberikan berdasarkan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) mengalami peningkatan dari tiap pertemuan. Dilihat dari hasil pekerjaan siswa saat diberikan latihan soal-soal pada saat pembelajaran maupun latihan yang diberikan sebagai pekerjaan rumah.

2. Siklus II

Pada siklus kedua ini terlihat banyaknya siswa yang memperhatikan materi mengalami peningkatan, sedangkan siswa yang melakukan kegiatan lain pada proses belajar mengajar yang sedang berlangsung sudah berkurang. Hal lain yang terjadi pada siklus kedua ini adalah peningkatan hasil belajar siswa.

Pada siklus kedua ini kemampuan siswa untuk memecahkan soal-soal latihan dengan menggunakan langkah-langkah Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) lebih baik, demikian pula keaktifan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan semakin meningkat. Jika sebelumnya materi yang kurang dimengerti siswa dijelaskan kembali, namun pada siklus II sebagian siswa sudah langsung mengerti dengan cepat. Rasa percaya diri siswa semakin meningkat ini terlihat dari setiap pertemuan, siswa mengerjakan soal dipapan tulis semakin meningkat.

Pembahasan

Dari Pembahasan terhadap refleksi atau tanggapan siswa, dapat dikategorikan sebagai berikut: Pendapat siswa terhadap mata pelajaran Seni Budaya Pendapat siswa tentang mata pelajaran Seni Budaya sangatlah beragam. Ada yang mengatakan mudah, susah dan relatif. Siswa yang beranggapan bahwa Seni Budaya itu mudah karena menarik karena kita hanya mencari jawabannya dengan berhitung dan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada yang mengatakan susah apabila mereka harus menyelesaikan soal-soal yang mereka tidak mengerti rumusnya atau tidak paham akan soal tersebut. Pada siklus I yaitu awal pelaksanaan tindakan, guru menjelaskan tentang langkah-langkah Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) yang akan dilakukan selama pengajaran berlangsung. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui kondisi pembelajaran yang akan berlangsung.

Pada siklus II ini kemampuan siswa untuk memecahkan soal-soal latihan dengan menggunakan langkah-langkah Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) lebih baik, demikian pula keaktifan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan semakin meningkat. Mengalami peningkatan dengan menggunakan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa), dengan indikasi sebagai berikut: (1). Hasil belajar siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. yang diajar dengan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) pada siklus 1 dengan skor rata-rata penguasaan siswa adalah 56,97 dengan standar deviasi 13,91 berada pada kategori “sedang”;(2). Hasil belajar Seni Budaya siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. dalam siklus II dengan skor rata-rata 65,52 dengan standar deviasi 13,97 berada pada kategori “tinggi”. Jika sebelumnya materi yang kurang dimengerti siswa dijelaskan kembali, namun pada siklus II sebagian siswa sudah langsung mengerti dengan cepat. Rasa percaya diri siswa semakin meningkat ini terlihat dari setiap pertemuan, siswa mengerjakan soal dipapan tulis semakin meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar Seni Budaya pada siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 mengalami peningkatan dengan menggunakan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa), dengan indikasi sebagai berikut: (1). Hasil belajar siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. yang diajar dengan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) pada siklus 1 dengan skor rata-rata penguasaan siswa adalah 56,97 dengan standar deviasi 13,91 berada pada kategori “sedang”;(2). Hasil belajar Seni Budaya siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. dalam siklus II dengan skor rata-rata 65,52 dengan standar deviasi 13,97 berada pada kategori “tinggi”;(3). Pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) pada pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas, perhatian, dan minat siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar; dan (4). Pendekatan Inquiring Minds Want To Know Learning (Pembelaran yang Membangkitkan Minat Belajar Siswa) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII-A Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Bawen, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Evaluasi dan Pemikiran. Proyek Peningkatan Mutu Guru. Dirjen DIKNASMEN. Jakarta.

Dimyanti. 1993. Belqjar dan Pembelqjaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Hudoyo, Herman. 1990. Slrategi Belqjar Mengcrjar. Malang. IKIP.

Sardiman, A. M. 1986. /nteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar Seni Budaya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto, 1987. Belajar dan Faktor,faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Bumi Aksara.

 

Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Dirjen Dikti PGSM Departemen Pendidikan dan Kebudayaan