MENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN DEMONSTRASI DAN LATIHAN INTENSIF
MENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN DEMONSTRASI DAN LATIHAN INTENSIF
PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN SEMAWUR
KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Juwati
SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan MATEMATIKA sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi MATEMATIKA. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran MATEMATIKA terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar MATEMATIKA dengan diterapkannya pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif terhadap motivasi belajar MATEMATIKA. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar MATEMATIKA setelah diterapkannya pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar MATEMATIKA setelah diterapkan pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran MATEMATIKA. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (50%), siklus II (72%), siklus III (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas V serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran MATEMATIKA.
Kata Kunci: Matematika, Demonstrasi dan Latihan Intensif
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tingkat penguasaan terhadap ma-teri pelajaran Matematika di kelas V SDN Semawur untuk materi “Menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan KPK dan FPB dari satu dan dua bilangan” dibawah rata-rata KKM. Oleh sebab itu maka guru perlu mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.
Kendala atau permasalahan dari kurangnya prestasi belajar siswa yang dicapai adalah:
1. Minat belajar siswa tidak sungguh-sungguh
2. Malas belajar karena kurang perhatian dari orang tua
3. Sering tidak mengerjkan PR dirumah karena banyak bermain di rumah
4. Kesibukan dari orang tua sehingga tidak sempat mendampingi belajar putra-putrinya pada waktu di rumah.
5. Kurang memanfaatkan sumber belajar di lingkungan sekolah dan alat peraga.
Identifikasi Masalah
Selama dalam pembelajaran ber-langsung penulis mengamati dan setelah pembelajaran selesai penulis berhasil menyimpulkan beberapa temuan atau hambatan, antara lain:
1. Siswa kurang mampu mengalikan bi-langan
2. Siswa kurang mampu membagi bi-langan
3. Siswa kurang mampu cara mencari faktorirasi prima dengan pohon faktor
4. Guru kurang mampu menjelaskan cara mencari KPK dengan menggunakan faktorisasi prima
5. Guru dalam memilih metode kurang sesuai.
Analisis dan Perumusan Masalah
Melalui diskusi dengan teman sejawat dan bimbingan dosen pembimbing tentang pokok masalah yang sudah teridentifikasi seperti diatas, penulis berkesimpulan bahwa permasalahan terse-but disebabkan oleh kekurang mampuan siswa dalam mencari KPK dengan meng-gunakan faktorisasi prima karena belum menguasai perkalian, cara membuat pohon faktor dan metode yang digunakan guru kurang tepat.
Berdasarkan beberapa masalah yang teridentifikasi tersebut yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mencari KPK dan FPB dengan menggunakan faktorisasi prima melalui penerapan metode demon-strasi dan latihan insentif dalam pembe-lajaran Matematika?”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan:
1. Apakah melalui penggunaan metode demonstrasi dan latihan intensif Pada Pembelajaran Matematika Tentang KPK dan FPB dapat meningkatkan pema-haman dan ketrampilan siswa.
2. Bagaimana kreativitas guru dalam pembelajaran matematika dapat meng-gunakan metode secara tepat.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di-atas peneliti dapat merumuskan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan latihan insentif dalam proses pembelajaran Matematika pada kompetensi dasar menggunakan faktorisasi prima untuk mencari FPB dan KPK pada siswa kelas V SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan alat peraga pohon faktor pada pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal pada Mata Pelajaran Matematika.
3. Untuk mencari penyebab yang meng-hambat keberhasilan proses belajar mengajar Mata Pelajaran Matematika.
4. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas V SDN 5 Ngawen.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran Mate-matika
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami faktor prima un-tuk menentukan KPK dan FPB
c. Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
a. Dapat memberikan masukan bagi guru tentang langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan metode inkuiri.
b. Mengetahui kelemahan atau kelebihan guru dalam menyam-paikan materi pelajaran dan pengelolaan kelas.
c. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah
b. Memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik dan memuaskan.
4. Bagi Pembaca
Sebagai bahan acuan dan alternatif dalam mengantisipasi kegagalan belajar khususnya berlatih mengungkapkan pendapat baik untuk diri sendiri, anak, ataupun peserta didik.
5. Bagi Peneliti
a. Meningkatkan wawasan penulis dalam menggunakan metode in-kuiri melalui pendekatan kognitif.
b. Sebagai pengalaman dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa.
KAJIAN PUSTAKA
Prestasi Belajar
1. Prestasi Belajar adalah “Penguasaan Pengetahuan atau Ketrampilan yang dikembangkan oleh pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. (Depdikbud, 1995:787).
2. Pembelajaran Matematika
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari Matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus mate-matikanya mengatakan bahwa Matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.
3. Faktorisasi Prima adalah perkalian berulang dapat disingkat penulisannya (Y.D. Sumato, 2008:14)
4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah perkalian semua faktor prima yang tidak sama dengan pangkatnya terbesar (M. Khafid Suyati, 2002:94). Kelipatan Persekutuan Terbesar (FPB) adalah perkalian faktor prima yang sama atau bersekutu dengan pangkat terkecil.
5. Metode Demonstrasi dan Latihan Insentif
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan “memper-tunjukkan sesuatu” yang dipertunjuk-kan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu model alat atau suatu ketrampilan tertentu. Dalam metode ini siswa dituntun memperhati-kan suatu objek atau proses yang didemonstrasikan.
Metode demonstrasi mempu-nyai kelebihan dan kelemahan.
a. Kelebihan metode demonstrasi adalah pembelajarannya selalu menggunakan model atau suatu keterampilan tertentu yang dapat dikembangkan ke-terampilan mengamati, meng-klasifikasi, membuat kesimpul-an sementara, menerapkan dan mengkomunikasikan yang dapat dilakukan siswa secara kelompok atau klasikal.
b. Kelemahan metode demon-strasi adalah apabila seseorang kurang terampil, tidak konsen-tasi/kurang aktif dalam mem-perhatikan suatu objek atau proses yang didemonstasikan, maka tidak tercapai kecakapan dan keterampilan dari siswa setelah berakhirnya demon-strasi itu.
b. Langkah-langkah Metode Demon-strasi
a. Guru menyampaikan kompe-tensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan di-sampaikan
c. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan se-suai skenario yang telah disiapkan.
e. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan mengana-lisanya.
f. Tiap siswa mengemukakan ha-sil analisanya dan juga pe-ngalaman siswa didemonstrasi-kan.
g. Guru membuat kesimpulan.
6. Metode Latihan Intensif
Metode latihan intensif suatu cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru.
a. Mengapa guru dalam mengajar mateamtika perlu menggunakan metode latihan intensif?
Metode ini memiliki kelebihan yaitu melakukan suatu keterampilan berdasarkan penjelasan guru dapat dikembangkan keterampilan meng-amati, menerapkan, dan mengkomuni-kasikan. Kelemahan metode latihan intensif yaitu apabila siswa dalam berlatih melakukan keterampilan tidak berdasarkan penjelasan guru atau siswa tidak sungguh-sungguh dalam pembelajaran yang diberikan, misal-nya: kurang konsentasi, tidak mau bertanya, pengawasan dan bimbingan guru tidak merata kepada siswa maka tujuan yang akan dicapai dalam metode latihan intensif kurang tercapai.
b. Supaya tujuan metode intensif berhasil dengan baik perlu adanya langkah-langkah yang tertentu dan jelas sesuai aturan yang diketahui? Langkah-langkah dalam mempersi-apkan metode pemberian latihan yang efektif antara lain:
1. Guru merangsang anak belajar lebih baik, harga diri dan kemampuan berdiri sendiri.
2. Guru menanamkan rasa cinta anak terhadap mata pelajaran serta kebiasaan menghargai waktu dengan kegiatan-kegiat-an yang bermanfaat.
3. Tugas yang diberikan harus jelas dan tidak membingung-kan
4. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan latihan harus cukup
5. Hendaknya dipersiapkan pola rencana kontrol atau peng-awasan yang sistemati dan efektif, sehingga mendorong siswa bekerja dengan jujur dan sungguh-sungguh.
6. Bentuk bahan yang ditugaskan bersifat minat, dapat merang-sang untuk berusaha sendiri, mencari, mendalami, meng-alami dan menyelesaikan serta menyampaikan sendiri.
Kerangka Berpikir
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penje-lasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suria-sumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar. Contoh alur kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:
PELAKSANAAN PENELITIAN
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran matemati-ka kelas V Semester 1 dilaksanakan di SDN Semawur UPTD Pendidikan Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Penulis memilih materi Matematika dengan Kompetensi Dasar Menggunakan Faktorisasi Prima untuk menentukan KPK dan FPB. Dalam merancang pembelajaran penulis dibantu oleh pembimbing dan satu teman sejawat dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
Sumber Data
Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan siswa Kelas V semester I tahun 2011/2012 SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dengan mengadakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. Pada akhir pembelajaran siswa mengerja-kan tes formatif dan dinilai kemudian hasilnya dimasukkan dalam daftar nilai dan kolom indikator keberhasilan. Rendahnya prestasi tersebut menunjukkan bahwa langkah pembelajaran pada Pra siklus belum efektif untuk meningkatkan kemam-puan siswa.
Berdasarkan pencapaian hasil tes formatif pembeljaaran matematika Siklus I dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 4.1. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Pra Siklus
Siklus |
Jumlah Siswa |
Banyak siswa yang mendapat nilai |
Rata- rata |
Ketuntasan siswa |
Persen tase |
||||||
0 |
20 |
40 |
60 |
80 |
100 |
Tts |
Bl Tts |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
I |
18 |
0 |
0 |
6 |
3 |
8 |
1 |
38 |
9 |
9 |
50% |
Grafik 4.1. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Pra Siklus
Daftar dan tabel hasil tes formatif pembelajaran Matematika di atas menun-jukkan bahwa:
a. Nilai rata-rata kelas : 38
b. Jumlah siswa yang tuntas : 9 siswa
c. Jumlah siswa yang belum tuntas : 9 siswa
d. Persentase ketuntasan belajar siswa : 50%
2. Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dengan mengadakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran, siswa mendapat ugas mengerjakan tes formatif yang hasilnya dalam daftar nilai dan kolom indikator keberhasilan. Ternyata kemampu-an siswa dalam menggunakan faktorisasi prima untuk mencari KPK.
Adapun pencapaian hasil tes formatif perbaikan pembelajaran matemati-ka Siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus I
Siklus |
Jumlah Siswa |
Banyak siswa yang mendapat nilai |
Rata- rata |
Ketuntasan siswa |
Persen tase |
||||||
0 |
20 |
40 |
60 |
80 |
100 |
Tts |
Bl Tts |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
II |
18 |
– |
– |
– |
5 |
11 |
2 |
73 |
13 |
5 |
72% |
Grafik 4.2. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus I
Berdasarkan data pada daftar dan grafik hasil tes formatif pembelajaran matematika dengan materi menyelesaikan faktorisasi prima untuk mencari KPK dapat ditunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata kelas : 73
b. Jumlah siswa yang tuntas : 13 siswa
c. Jumlah siswa yang belum tuntas : 5 siswa
d. Persentase ketuntasan belajar siswa : 72%
3. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan dengan mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. Dalam pelaksanaan perbai-kan pembelajaran ini, diefektifkan penerap-an metode demonstrasi dan latihan intensif yang lebih mengaktifkan pada kegiatan siswa. Di akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes formatif dan memperoleh hasil yang sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa langkah pembelajaran siklus II sangat efektif dan berhasil meningkatkan kemampuan siswa.
Adapun pencapaian hasil tes formatif perbaikan pembelajaran matemati-ka Siklus II dapat diliat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus II
Siklus |
Jumlah Siswa |
Banyak siswa yang mendapat nilai |
Rata- rata |
Ketuntasan siswa |
Persen tase |
||||||
0 |
20 |
40 |
60 |
80 |
100 |
Tts |
Bl Tts |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
II |
18 |
– |
– |
– |
– |
13 |
5 |
96 |
18 |
– |
100% |
Grafik 4.3. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus II
Berdasarkan data pada daftar dan grafik hasil tes formatif pembelajaran matematika tentang Penggunaan Faktor-isasi Prima untuk mencari KPK dapat ditunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata kelas : 96
b. Jumlah siswa yang tuntas : 18 siswa
c. Jumlah siswa yang belum tuntas : 18 siswa
d. Persentase ketuntasan belajar siswa : 100%
Hasil tes formatif Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I, II, dan III dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4. Peningkatan Hasil Tes Formatif Pembelajaran Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||||||||
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata-rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
|||
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
||||||
38 |
9 |
9 |
50% |
73 |
13 |
5 |
72% |
96 |
18 |
– |
100% |
Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 38, siklus I mengalami peningkatan menjadi 73, dan siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 96. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra siklus hanya 50%, siklus I menjadi 72% dan siklus II 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketunrasan belajar siswa pada setiap siklusnya.
PENUTUP
Simpulan
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru senantiasa berharap bahwa apa yang akan disampaikan kepada siswanya, dapat diterima dengan baik. Namun harapan tersebut tidak selamanya dapat terwujud. Tidak semua siswa bisa menguasai apa yang dipelajari. Hal ini disebabkan oleh adanya masalah-masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah tersebut sulit kiranya untuk bisa mencapai hasil yang maksimal. Dalam kondisi seperti ini maka perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas upaya yang cukup efektif untuk memcahkan perma-salahan. Pernyataan tersebut tidak hanya sekedar teori belaka tetapi suatu kenyataan yang sudah penulis buktikan sewaktu menerima tugas dari pembuatan PTK untuk melakukan tindakan kelas di SDN Semawur Kecamatan Ngawen Blora sebagai tugas mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional. Rencana Pembelajaran yang penulis susun mengambil kompetensi dasar menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan KPK dan FPB. Setelah dilaksa-nakan suatu proses pembelajaran dan penelitian tindakan kelas melalui tigas siklus terbukti bahwa pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi dan latihan intensih dapat:
1. Meningkatkan kemamuan siswa dalam membuat pohon faktor
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK.
3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan faktorisasi prima dan satu bilangan dua angka dengan membagi bilangan prima.
4. Meningkatkan kemampuan siswa melalui diskusi kelompok tentang KPK siswa dapat menentukan faktorisasi prima.
Saran
Berdasarkan pengalaman mene-rapkan metode demonstrasi dan latihan intensif, maka ada beberapa saran yang perlu di perhatikan yaitu:
1. Guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi di antaranya metode demonstrasi dan latihan intensif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dan pohon faktor.
2. Guru sebaiknya membiasakan peng-gunaan alat peraga untuk membantu
3. Menyusun dan melaksanakan pembela-jaran, mulai dari perencanaan, pelaksa-naan, evaluasi dan tindak lanjut.
4. Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam belajar.
5. Mengevaluasi pada setiap langkah yang dilaksanakan, agar dapat menen-tukan bentuk perbaikan atau pengem-bangan pembelajaran.
6. Memberikan penguatan/pujian kepada siswa yang berprestasi.
7. Memotivasi dan memberikan kesem-patan siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.
8. Meningkatkan mutu pengelolaan pem-belajaran di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tercipta kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif, kreatif, efisien dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.
Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.
Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.
Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.
Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.
Endang, Retno W. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: UNNES.
Hamalik, Umar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.
Seiler, Pam dan Tamera Bryant, 2002. The Values Book for Children, Jakarta. Gramedia.