UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE STAD LEARNING MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE STAD LEARNING
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 PADAAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Tatik Suharti
SDN 1 Padaan
ABSTRAK
Penggunaan model pembelajaran STAD dengan mengharapkan berbagai problem atau permasalahan dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar pada mata Pelajaran IPS. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Pada Pra Siklus Ketuntasan mencapai 46% atau 11 siswa, pada siklus 1, 15 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 63%. Jadi masih ada 37% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 24 siswa dari 24 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100%
Kata Kunci: STAD dan Sumber Daya Alam
PENDAHULUAN
Latar Belakang Maslaah
Mata pelajaran IPS mencakup ba–nyak sekali disiplin ilmu diantaranya Geo–grafi, Sejarah, dan Sosiologi Menurut pa–ham Progresivisme Jhon Dewey (Pahyono, 2004: 4). Oleh karena itu studi ihwal manusia tidak cukup hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja, tetapi membutuh–kan banyak disiplin ilmu, sehingga setiap ilmu secara khusus dapat menelaah setiap dimensi yang dimiliki manusia tersebut. Untuk itu anak SD sudah diberi pelajaran IPS agar diharapkan bisa menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab dan menjadi warga negara yang cinta damai.
Pendidikan di SD merupakan suatu proses pengembangan kemampuan yang penting bagi setiap siswa. Siswa dapat belajar aktif karena adanya dorongan dan suasana yang kondusif bagi perkembangan dirinya secara optimal. Suryabrata (2002: 232)
Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh penguasaan materi pela–jaran, tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Biasanya ditentukan de–ngan nilai berdasarkan pengalaman pelak–sanaan pembelajaran selama ini (Sukmadi–nata 2003: 15). Penulis mengalami/mene–mui masalah-masalah yaitu banyak siswa dalam pelajaran berlangsung jarang sekali yang berani mengajukan pertanyaan, siswa pasif tidak memberikan tanggapan terhadap penjelasan yang disampaikan guru. Mereka tidak bertanya karena sudah mengerti atau tidak memahami pelajaran ini. Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dan siswa menjadi kurang kondusif. Jadi apa yang direncanakan guru dalam pembelajaran itu tidak berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
Pada pembelajaran IPS banyak sekali siswa yang kurang minat terhadap pelajaran tersebut. Apalagi kalau metode yang digunakan hanya ceramah dan tanpa menggunakan alat peraga. Ketika guru memberikan satu soal dan meminta salah satu siswa mengerjakan di papan tulis hanya 4 siswa dari 24 siswa yang berani mengajungkan tangan.
Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan evaluasi ternyata hanya 11 siswa dari 24 siswa atau 46% yang mencapai tingkat ketuntasan. Sehingga banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
1. Indetifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang terse–but penulis meminta bantuan teman seja–wat untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan upaya mengidentifikasi keku–rangan. Hasil pengamatan teman sejawat dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
a. Siswa kurang memberikan respon atas pertanyaan guru dan tidak mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan.
b. Sebagian besar siswa kurang mempunyai motivasi belajar.
c. Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
d. Dalam menyampaikan materi pela–jaran guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal.
e. Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi.
f. Rendahnya kemampuan siswa me–nyerap materi pelajaran yang disa–jikan guru disebabkan karena pro–ses belajar kurang menarik minat dan perhatian siswa.
2. Analisis Masalah
Berdasakan identifikasi masalah tersebut diatas, maka dapat dianalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
Dalam menyampaikan materi pela–jaran guru tidak menggunakan metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar kurang maksimal.
3. Alternatif dan prioritas pemecah–an masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah dalam penelitian ini peneliti menyajikan materi dengan memberikan beberapa al–ternatif yang berkaitan dengan materi perkembangan tegnologi dengan cara: me–laksanakan pembelajaran dengan menggu–nakan strategi STAD Learning.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut guru merumuskan masalah bahwa rendahnya siswa dalam menguasai materi pelajaran IPS disebabkan beberapa faktor. Secara khusus perumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Apakah dapat meningkatkan hasil be–lajar pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang Sumber Daya Alam melalui Metode STAD Learning bagi siswa Kelas IV Semester 2 pada SDN 1 Padaan Tahun Pelajaran 2013/2014?
2. Apakah siswa Kelas IV Semester 2 pada SDN 1 Padaan melalui metode STAD Learning hasilnya sesuai yang diharapkan?
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembe–lajaran
Penulis laporan ini diharapkan da–pat bermanfaat:
1. Bagi Guru
a. Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi
b. Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
c. Membantu guru berkembang seca–ra profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
d. Dapat memperbaruhi sistem bela–jar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.
2. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b. Dapat mengurangi rasa jenuh ter–hadap pembelajraan IPS sehingga dapat menyenangkan dan menarik perhatian siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan prestasi se–kolah, sehingga mendapat keper–cayaan dari masyarakat.
b. Dapat meningkatkan mutu pendi–dikan di SD pada umumnya.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar IPS
1. Hakekat Belajar
Belajar merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai suatu yang ingin di capai menurut Surya–brata (2002:232) menyimpulkan tentang belajar yaitu: 1. Belajar itu membawa perubahan, 2. Perubahan itu pada pokok–nya didapatkan kecapakan baru. 3. Per–ubahan terjadi karena usaha dengan sengaja.
Belajar adalah suatu proses dima–na suatu tindakkan muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi (Sukmadinata 2003: 15).
Dalam hal ini belajar adalah suatu proses yang dilandasi dengan perubahan pada diri siswa dan perubahan itu meru–pakan hasil belajar yang melibatkan segi jasmani dan rohani yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam hal penge–tahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan tingkah laku serta semua aspek yang ada dalam indiovidu. Menurut paham Pro–gresivisme Jhon Dewey (Pahyono, 2004: 4).
2. Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana hasil bela–jar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun terencana baik tes tertulis, tes lisan maupun perbuatan.
S. Nasution berpendapat: bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar tidak hanya penge–tahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti suatu materi dalam mata pelajaran berupa data kuantitatif dan kualitatif.
Pengertian Model/Pendekatan STAD
Student Teams Achievement Divi–sion (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembe–lajaran kooperatif yang efektif.
Seperti telah disebutkan sebelum–nya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
1) Variasi Model STAD
Lima komponen utama pembela–jaran kooperatif tipe STAD yaitu:
a. Penyajian kelas.
b. Belajar kelompok.
c. Kuis.
d. Skor Perkembangan.
e. Penghargaan kelompok.
Berikut ini uraian selengkapnya dari pem–belajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
a. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direnca–nakan. Setiap awal dalam pembelajar–an kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas.
Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latih–an terbimbing dari keseluruhan pela–jaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
b. Pembukaan
1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau me–rangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
3) Ulangi secara singkat ketram–pilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
c. Pengembangan
1) Kembangkan materi pembela–jaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2) Pembelajaran kooperatif me–nekankan, bahwa belajar ada–lah memahami makna bukan hapalan.
3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-per–tanyaan.
4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
d. Latihan Terbimbing
1) Menyuruh semua siswa me–ngerjakan soal atas pertanya–an yang diberikan.
2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menye–lesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
Deskripsi Rumpun Pelajaran IPS SD
Pendidikan Ilmu Pengetahuan So–sial (IPS) merupakan pendidikan sosial yang digariskan dari tingkat SD sampai tingkat perguruan tinggi yang mencakup kehidupan, karena manusia disebut makh–luk sosial sehingga tidak bisa lepas dari orang lain. Setiap bidang ilmu mempunyai konsep-konsep dasar atau pengertian-pengertian dasar yang diuraikan melalui definisi. Ada beberapa definisi tentang ilmu sosial, diantaranya yang dikemukakan oleh Harsoyo yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu-ilmu yang mempe–lajari sikap dan tingkah laku manusia di dalam kelompok (Harsoyo, 1971, hal. 25).
Seperti yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan tujuan bagi sekolah mempelajari IPS dengan tujuan sebagai berikut:
1. IPS untuk memenuhi kebutuhan priba–di, dalam tingkah laku tergambar dalam disiplin ilmu-ilmu sosial, missal–nya untuk memenuhi kebutuhannya atau dalam usaha mencapai kemak–muran, ilmu pengetahuan tergambar dalam ilmu jiwa sosial.
2. IPS dalam memecahkan berbagai per–soalan di masyarakat kini, menyangkut berbagai aspek dari sikap dan tingkah laku di masyarakat yang siap mengha–dapi persoalan-persoalan yang ber–kembang sangat pesat akibat penga–ruh kemajuan teknologi.
3. IPS untuk memilih karir. Pendidikan IPS hendaknya menyadarkan semua siswa akan hakekat keragaman dalam memilih karir yang berkaitan dengan bidang-bidang disiplin ilmu lainnya, sehingga terbuka bagi siswa dalam mengembangkan bakat yang berbeda.
4. IPS untuk mempersiapkan studi lanjut–an. Pendidikan IPS hendaknya dapat memberikan motivasi kepada siswa tujuan ilmu yang akan di pelajari seca–ra akademi maupun proposional yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya.
Adapun pemberian mata pelajaran IPS di sekolah dasar bertujuan agar siswa memahami/menguasai konsep IPS mau–pun metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya se–hingga siswa menyadari kebesaran dan kekuasaan sang pencipta.
Kerangka Berfikir
Siswa kelas IV SD masih tergolong anak dalam masa berpola pikir kongkret dan holistik sehingga dalam belajar ia perlu menghadapi sesuatu yang nyata dan dapat dimanipulasi secara langsung.
Di sisi lain mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mengandung konsep-konsep yang bersifat kongkrit. Guru dituntut kreativitas untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dengan pengamatan langsung tidak hanya sekedar hafalan. Serta guru dapat memilih cara dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang pene-litian yang menghasilkan nilai pembelajar-an IPS masih di bawah harapan guru, dan berdasrkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas ma-ka peneliti melakukan perbaikan pembela-jaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga benda langsung diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai pembelajaran yang meningkat.
Penggunaan model pembelajaran STAD dengan mengharapkan berbagai problem atau permasalahan dalam pembe-lajaran IPS. Pembelajaran ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar pada mata Pelajaran IPS.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, diduga pengguna-an metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran IPS. Kerang-ka berfikir tersebut di atas dapat kita gambarkan dalam bagan sebagai berikut:
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembela–jaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dilaksanakan sebagai berikut:
1. Subjek
Jumlah siswa kelas IV SDN 2 Padaan adalah 24 siswa terdiri dari laki-laki 10 dan perempuan 14 dari segi kecer–dasannya rata-rata cukup artinya tidak ada yang menonjol bahkan ada beberapa anak yang tingkat kecerdasannya dibawah rata-rata.
Hasil pengamatan yang penulis lakukan keadaan siswa kelas IV SDN 2 PADAAN adalah sebagian besar dari desa ada beberapa karakteristik dapat dides–kripsikan oleh penulis di antara sebagai berikut:
1. Sebagaian besar orang tua siswa berpendidikan rendah sehingga kurang memberikan perhatian ten–tang kegiatan belajar di rumah.
2. Kesadaran orang tua yang kurang mengerti pentingnya belajar
3. Orang tua yang perhatian pada anaknya untuk senantiasa mem–bimbing belajar di rumah hanya sedikit.
4. Membentuk peserta didik cerdas dalam menghadapi era globalisasi
2. Tempat Pelaksanaan
Lokasi: Kelas IV, SDN 2 Padaan , Kecamatan Japah, Kabupaten Blora
3. Waktu Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksa–nakan dalam 2 siklus:
– Pra Siklus, Senin, 24 Februari 2014
– Siklus I, Senin,10 Maret 2014
– Siklus II, Senin, 17 Maret 2014
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan dengan diawali pembelajaran Pra Siklus, siklus I dan Siklus II, dan masing-masing siklus dibagi menjadi 4 tahapan yaitu Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengamatan dan Tahap Evaluasi (seperti yang sudah diuraikan pada Bab III).
Adapun hasil penelitian masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Dalam melaksanakan penelitian Siklus I dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Namun masih ada kekurangan dan hasil belum me–muaskan untuk itu perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian Siklus I adalah sebagai berikut: hasil pene–litian: Siklus I hasil tes formatif dengan nilai rata-rata 69,04 dengan ketuntasan baru mencapai 46% sehingga yang belum tuntas 54%.
Tabel 2 REKAPITULASI NILAI ULANGAN FORMATIF PRA SIKLUS MATA PELAJARAN IPS
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
1 |
4% |
55-64 |
6 |
25% |
65-74 |
6 |
25% |
75-84 |
8 |
33% |
85-94 |
3 |
13% |
95-100 |
0 |
0% |
Gambar 1. GRAFIK NILAI PRA SIKLUS
2. Siklus I
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dapat dideskrpisikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Tatap Muka
Tatap muka I dan II de–ngan RPP Siklus I tentang materi pokok akar dan pangkat.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembela–jaran pemanfaatan Metode Pre–sentasi dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS) adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
– Guru secara klasikal men–jelaskan strategi pembela–jaran yang harus dilaksa–nakan siswa.
– Siswa ditujukan gambar yang berhubungan dengan materi
– Guru menjelaskan cara mencatat materi
– Dikondisikan untuk kerja kelompok
– Siswa secara kelompok mengerjakan LKS
– Secara kelompok siswa bertanya jawab antar ke–lompok untuk mempre–sentasikan hasil kerjanya.
– Perwakilan dari 1 setiap kelompok melaporkan LKS
– Perwakilan dari setiap kelompok melaporkan LKS
– Guru memberi motivasi/ hadiah bagi kelompok yang telah berhasil me–nyelesaikan tugas dengan baik.
– Siswa bersama guru me–nyimpulkan materi
– Memantapkan pemahaman siswa tentang materi.
– Guru memberi kesem–patan siswa bertanya ten–tang hal hal yang belum di ketahui.
– Guru memberi umpan ba–lik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang di–pelajari dengan mengada–kan evaluasi berupa tes.
– Guru memiliki hasil eva–luasi
– Guru memberi tindak lan–jut.
Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus I, guru tidak lagi menstranfer materi pada siswa, tapi siswa secara aktif ber–kerja sama dalam kelompok untuk mencari materi serta mendiskusi–kannya. Siswa tampak aktif dan bergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan bertanggung ja–wab untuk berkompetensi dengan kelompok lain dalam menyele–saikan Lembar Kerja Siswa suasa–na pembelajaran lebih menye–nangkan, nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti pela–jaran.
2) Hasil Pengamatan
Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Siklus I Mata Pelajaran IPS
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
1 |
4% |
65-74 |
8 |
33% |
75-84 |
10 |
42% |
85-94 |
4 |
17% |
95-100 |
1 |
4% |
Gambar: 4.2 Nilai Tes Formatis Siklus I Mata Pelajaran IPS
3. Siklus II
a) Refleksi
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dikelas IV SD Negeri Bradag Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014 pada pelajaran IPS dengan materi pokok ”Sumber Daya Alam”.
Pelaksanaan penelitian terha–dap hasil pemahaman siswa dilak–sanakan pada akhir pelajaran, melalui test formatif. Dari hasil test formatif dapat diketahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa terhadap pembela–jaran yang telah disampaikan.
b) Pengamatan
Pada Siklus II tampak adanya perubahan-perubahan yaitu siswa mu–lai mampu mengikuti kelompok secara merata. Hal ini ditunjukkan adanya:
1. Pada saat pembelajaran ber–langsung, hampir semua siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kare–na dalam proses pembelajaran sudah menggunakan alat pe–raga.
2. Siswa mampu mengerjakan pertanyaan yang disampaikan guru
3. Penyampaian materi sudah baik, terbukti hasil pembela–jaran yang setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hasil rata-rata kelas, Pra Siklus 72,5, Siklus I adalah 78,75 dan Siklus II adalah 90.
c) Refleksi
Pada pembelajaran siklus II tampak adanya perubahan lagi yaitu siswa mulai mengikuti kegiatan pem–belajaran dengan baik. Siswa mela–kukan diskusi kelompok dengan baik, sehingga hampir semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran guru harus bisa mengajak siswa untuk aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Alat peraga harus dioptimalkan pengguna–anya supaya pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel:7 Rekapitulasi Nilai Test Formatif Siklus II Mata Pelajaran IPS
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
0 |
0% |
65-74 |
0 |
0% |
75-84 |
5 |
21% |
85-94 |
14 |
58% |
95-100 |
5 |
21% |
Gambar 3 Grafik Nilai Tes Formatif Siklus II Mata Pelajaran IPS
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LAN–JUT
Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebanyak tiga siklus, maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Diskusi kelompok mampu mengaktif–kan semua siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung hidup.
2. Penggunaan alat bantu/alat peraga yang sesuai dengan materi pembela–jaran secara maksimal akan mening–katkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
3. Untuk menguatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, siswa diberi tes penperkembangan tegnologian yang berupa pekerjaan rumah.
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran seba–gai bentuk tindak lanjut, untuk mening–katkan kualitas pembelajaran yang dilaku–kan oleh guru:
1. Untuk melayani kemampuan daya tangkap siswa yang agak lambat, guru membiasakan diri bersikap sabar dan tidak terburu-buru.
2. Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok, guru harus memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.
3. Guru harus bisa memilih dan meng–gunakan alat peraga yang sesuai de–ngan materi pengajaran secara maksi–mal.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)
Nanik Supartini. (2005). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode Problem Solving pada Pembelajaran Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di SD. Universitas Terbuka Semarang.
Ruseffendi (1991:124). Pengajaran IPS Modern Untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.
Roestiyah, N.K. 2001-SBM (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Rineka Cipta.
Whiterington dalam buku Educational Psychology.