MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI METODE QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS II SEMESTER II DI SDN 1 BRABOWAN KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sutrisno

SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2018 s.d bulan April 2018 tujuan guru ingin memperbaiki proses pembelajaran dan hasil belajar melalui perbaikan dalam menyusun rencana program pembelajaran secara sitematis pemilihan metode,sesuai materi menyediakan alat peraga yang dibutuhkan media pembelajaran yang membuat siswa tidak merasa bosan menumbuhkan motivasi yang kuat sehingga mempunyai dampak positif selama melaksanakan pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efesien hasil belajar dapat tercapai secara maksimal Melalui penerapan pembelajaran Model Quiz Team dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika tentang perkalian bilangan pada siswa kelas II di SDN 1 Brabowan. peningkatan dibuktikan dengan hasil kerja sama mengerjakan tugas yang diberikan diselesaikan dengan penuh tanggung jawb sehingga terjadi peningkatakan keaktifan belajar siswa..Melalui penerapan pembelajaran model Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan pada siswa kelas II di SDN 1 Brabowan sebagai bukti hasil belajar dari pra siklus,siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Peningkatan belajar siswa pra siklus dari 11 siswa yang tuntas 5 atau 45%. Nilai tertnggi 80 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 64 Siklus I dari jumlah 11 siswa yang tuntas 8 siswa atau 73%, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 74 sedangkan pada siklus II dari 11 siswa yang tuntas 11 siswa atau 100% nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 dan nilai rata-rata 82 KKM 70

Kata kunci: Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan melalui metode quiz team

 

 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam rangka untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang mantap, berkualitas berorientasi pada pencapaian pendidikan nasional, serta mampu menjawab tantangan masa kini dan masa yang akan datang, untuk kemajuan bidang pendidikan secara terus menerus berkelanjutan, dapat selalu dikembangkan ditata, diatur, sedemikian terjadinya perubahan peningkatan. Perubahan kurikulum juga sangat penting untuk dilaksanakan apabila dapat membeawa kemajuan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman yang selalu mengalami perubahan yang lebih cepat untuk itu dalam kemajuan pendidikan,memberikan prioritas yang utama dipandang strategi bagi masa depan kemajuan bangsa.

 Untuk mewujudkan kemajuan dalam dibidang pendidikan harus memperhatikan berbagai masalah dan melaksanakan berbagai perubahan yang sanagt penting untuk diperhatikan diantaranya perubahan,kurikulum peningkatan kualitas guru melalui memberikan pelatihan,meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan dari berbagai masalah itu sangat berpengaruh besar dalam peningkatan mutu kemajuan pendidikan sejak pemerintah mengeluarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang peningkatan kualifikasi pendidikan guru minimal harus memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya

 Rendahnya hasil belajar memberikan tes formatif kepada siswa yang haslnya pelajaran matematika sudah dilaksanakan masih memprihatinkan dimungkinkan permasalahan dari guru sendiri, melaksanakan pembelajaran masih secara konvensional sehingga belum dapat dipahami kebanyakan siswa secara umum belum dapat diandalkan,ketika menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, membuat merasa kebingungan belum menggunakan metode atau pun model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dengan kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa belum melaksanakan belajar yang secara aktif dan kreatif. menyenangkan namun sebaliknya kecenderungan guru

 Dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran yang selalu mendominasi siswa belum mengajak terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.Siswa sebagai subyek dalam pembelajaran guru untuk bisa memberikan motivasi agar bisa tumbuh kemauan untuk belajar giat selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, terdapat dua komponen yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu guru sebagai penyaji materi dan siswa sebagai penerima materi atau bahan pembelajaran.

 Oleh sebab itu, siswa adalah salah satu subyek dalam pembelajaran yang menempati posisi sentral untuk melakukan aktivitas kegiatan,dan hasil belajar yang dipersyaratkan pada satuan pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran, karena siswa selalu menjadi salah satu pokok persoalan yang harus menuntaskan keberhasilan dalam setiap kegiatan yang diberikan kepadanya. Salah satu persoalan dalam proses belajar mengajar adalah rendahnya hasil belajar siswa.,terlebih pada pembelajaran matematika, yang dianggap sebagai salah satu pelajaran yang paling sulit bagi semua siswa pada setiap satuan pendidikan.pada umumnya,pada semua materi sangat dirasakan. Apa lagi kalau penyampaian materi tidak bisa menarik perhatian, hal sangat penting, untuk dilaksanakan tanpa guru bisa memberikan pengaruh yang kuat hasil belajar meningkat.

 Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk meningkatkan peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran matematika guru sebagai pengajar dan fasilitatorharus mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal.Upaya guru yang harus dilakukan adalah menyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan nuansa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maupun kurikulum 2013 yang dikondisikan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam membangun gagasan/pengetahuan oleh masing-masing individu baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah dengan metode mengajar yang dapat membuat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Salah satudiantaranya adalah pembelajaran.Quiis Team Dengan pembelajaran diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan menyelesaikan masalah pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu..

 Menerapkan metode Quiis Team, merupakan tindakan pemecahan masalah yang harus diselesaikan maka perlu untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika, khususnya standar kompetensi melakukan perkalian dan pembagian bilangan sulit untuk menerapkan pada siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan. Dengan model Quis Team diharapkan dapat membantu teman yang belum bisa mengerjakan,guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi secara individual KKM 70

 Rumusan Masalah

 Dari latar belakang masalah di atas maka guru yang melaksanakan penelitian menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1.     Apakah menerapkan model Quis Team dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika tentang perkalian bilangan siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?

2.     Apakah menerapkan model QuiisTeam dapat meningkatkan belajar kerja kelompok menyelesaikan masalah matematika tentang perkalian bilangan siswa kelas II semester II SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?.

3.     Apakah menerapkan model QuiisTeam dapat meningkatkan aktivits dan hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan pada siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?.

 Tujuan Penelitian

 Tujuan guru melaksanakan penelitian adalah untuk:

1.     Mellui model Quis Team meningkatkan aktivitas belajar matematika materi perkalian bilangan siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan

2.     Melalui model QuisTeam meningkatkan hasil belajar matematika materi tentang perkalian bilangan siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018.

3.     Melalui model Quis Team menumbuhkan kerjasama dalam memecahkan masalah saling membantu sesama siswa secara kelompok.

 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat bagi guru sendiri dan orang lain. Secara lebih rinci dapat disampaikan sebagai berikut:

 Manfaat Teoritis

1.     Hasil penelitian dapat menambah bahan kajian,wawasan khususnya dalam melaksanakan pembelajaran matematika materi perkalian bilangan.

2.     Dalam menerapkan teori belajar untuk mendapatkan gambaran nyata dan pengalaman yang lebih baik melalui model Quis Team..

3.     Memberikan sumbangan guru melaksanakan penelitian selanjutnya.

 

 

Manfaat Praktis

1      Manfaat praktis dapat digunakan sebagai model mengimplementasikan menagatasi kesulitan belajar matematika.

2      Hasil penelitian dapat digunakan acuan guru melaksanakan meningkatkan hasil belajar dan nilai tambah sekolah pada penilaian akriditasi.

3      Sebagai gambaran Dinas Pendidikan meningkatkan mutu pendidikan di daerah dalam pengembangan dan pengendalian manajemen yang mengacu standar mutu memberikan pelayanan.

 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

 Secara umum, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif di lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan dan nilai perubahan sikap itu bersifat konstan dan membekas. Menurut Slameto (2003:23) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

 Dalam belajar, ada beberapa faktor terkait agar kegiatan individu merupakan kegiatan belajar. Morgan (1961:187) memaparkan kesamaan pendapat para ahli psikologi bahwa belajar, yang merupakan proses mental dalam memahami tingkah laku manusia, menyangkut beberapa faktor, asosiasi, motivasi, variabilitas, kebiasaan, kepekaan, pencetakan (imprinting), dan hambatan (Morgan, 1961:188-194).

 Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan setiap manusia dalam rangka untuk mencapai sesuatu yang ingin dicapai. Ngalim Purwanto (2006:85) menyimpulkan tentang belajar yaitu: belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku; belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap. Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, dimana belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya, karena belajar proses kognitif (Martinis Yamin,2006:106).

 Menurut Oemar Hamalik (1983:15) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku yang baruberkat pengalaman latihan.Selanjutnya oleh (Winkel, 2004:53) mengemukakakn bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap.Perubahan itu bersifat secara relatif konstan. Hilgard (1962:252) learning as the process by which an activity organates or is changed through responding to a situation (belajar sebagai proses dimana suatu kegiatan organisasi diubah melalui menanggapi situasi).

 Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Fungsi teori dalam konteks belajar adalah memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi belajar; memberi rujukan untuk menyusun rancangan pelaksanaan pengajaran; mendiagnosis masalah dalam kegiatan belajar mengajar; mengkaji kejadian belajar dalam diri seseorang; dan mengkaji faktor eksternal yang memfasilitasi proses belajar. Fungsi teori belajar sebagai pisau analitis berbagai fakta dan fenomena belajar. (Agus Suprijono, 2011:15).

 Dari berbagai penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana seseorang melakukan aktivitas belajar dalam proses kearah perubahan yang lebih baik dengan mencari konsep, berpikir, bertindak, dan memberikan makna tentang yang telah dipelajari diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian Yang Relevan

 Keaktifan dan Aktivitas Belajar Menurut Sriyono, dkk. (Sriyono, 2002:75) Keaktifan adalah pada saat guru mengajar harus mengusahakan agar siswa aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi Keaktifan indera harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin,.keaktifan akal:diaktifkan untuk memecahkan masalah. kektifan ingatan:waktu mengajar siswa harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak.keaktifan emosi hendaklah senantiasa mencintai pelajarannya.

 Hasil belajar dipengaruhi oleh siswa.salah satu motivasi. atau dorongan untuk merangsang supaya siswa senang belajar matematika (E Mulyasa, 2008: 200). belajar menurut Ansari (2000:9) pengertiannya adalah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi..Hasil belajar diketahui melalui proses yang diakhiri dengan perolehan hasil test bisa berupa angka atau hasil kebanyakan yang diperoleh penggunaan alat benda didominasi praktiknya..

Kerangka Berfikir

 Berdasarkan kerangka pemikiran maka guru yang melaksanakan penelitian menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1.     Guru dalam melaksanakan pembelajaran masih secara konvensional hasil belajar melalui tes formatif hasilnya masih rendah,karena belum tertark ketika disampaikan penjelasan.

2.     Guru menerapkan model Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar kerja kelompok dan tes formatif secara individu pelajaran matematika tentang perkalian bilangan.

3.     Guru menerapkan model Team Quiz dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui kerja kelompok tes formatif secara individu pelajaran matematika tentang perkalian bilangan.

 Hipotesa tindakan

 Berdasarkan analisis kerangka berfikir maka guru sebagai peneliti mengajukan hipotesa tindakan sebagai berikut:

1. Diduga guru menerapkan model Quiz Team meningkatkan kreativitas belajar tentang perkalian bilangan siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018.

 2. Diduga guru menerapkan model Quiz Team meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018.

 3   Diduga guru menerapkan model Quiz Team meningkatkan aktivitas belajar bersama kelompok pelajaran matematika tentang perkalian bilangan siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018.

 METODOLOGI PENELITIAN

     Seting Penelitian

 Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, dimulai dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan April 2018. dengan rincian jadwal kegiatan ditentukan oleh guru sesuai dengan rencana penelitian. Tempat melaksanakan penelitian di SDN 1 Brabowan. karena saya bertugas sebagai guru di SD tersebut sehingga lebih memudahkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan guru dapat diperoleh lebih mudah, dilakssiswaan waktu proses belajar mengajar berlangsung pada jam efektif.

 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dituju oleh peneliti adalah semua siswa kelas II semester II di SDN 1 Brabowan. tahun telajaran 2017/2018. SDN memiliki jumlah 11 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Untuk memperbaiki kegiatan proses belajar mengajar pelajaran matematika yang hasilnya masih rendah. sebagai obyek untuk memperbaiki hasil belajar matematika perkalian bilangan menerapkan model Quiz Team

 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sendiri dan diperoleh teman sejawat yang mendapingi peneliti,kemudian data hasil penilaian melakukan kegiatan pembelajaran. melalui:umber data dari subyek (siswa) yang disebut cumber data primer. nilai ulangan harian siswa,sumber data sekunder.Data dari teman sejawat, hasil wawancara, melalui hasil pengamatan.

 Bentuk data ada 2 macam:bentuk data kuantitatif yaitu data berbentuk angka atau bilangan. Yang diperoleh dari nilai ulangan harian tes formatif pelajaran matematika khususnya materi tentang perkalian bilangan.,untuk data kualitatif berbentuk kategori/katagori hasil pengamatan diambil dari kegiatan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa selama mengkuti pembelajaran,dalam memecahkan masalah bersama dalam kelompok dapat diketahui kesungguhan melaksanakan tugas yang diberikan…

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

 Tehnik pengumpulan data dalam penelitian pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes.Tes tertulis dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II, mengerjakan soal dari materi perkalian bilangan dapat.dilaksanakan dengan menjumlah bilangan secara berulang Sedangkan Teknik non tes, observasi dan dokumentasi. Observasi pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan siswa memahami materi perkalian bilangan pada siklus I dan siklus II.Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data Alat pengumpulan data peneliti menggunakan lembar butir soal ulangan tes formatif,dan lembar observasi/ lembar yang digunakan dalam pengamatan (unjuk kerja) siswa maupun guru.Butir soal digunakan untuk evaluasi belajar siswa yang berupa nilai, sedangkan lembar pengamatan digunakan untuk mengamati aktivitas, dan keaktifan belajar siswa

Validasi Data

 Data kuantitatif untuk mendapatkan hasil belajar hasil yang valid, maka butir soal sebelum dibuat harus dibuat kisi-kisi terlebih dahulu yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan tujuan materinya tidak mengelompok pada satu pokok bahasan Alasan kedua materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku..

 Data pengamatan validasi bentuk instrumennya (data kualitatif) melalui Triangulasi sumber datanya lebih dari satu orang, bisa menggunakan bantuan orang/teman sejawat (kolaborasi).Triangulasi metode mencari dari sumber, kemudian menggunakan cara / metode atau dengan menggunakan test lisan..Namun dari kedua triangulasi yang paling mudah dalam memperoleh data adalah melalui triangulasi sumber langsung.

Analisis Data

Data berupa kuantitatif berbentuk angka, hasil belajar dianalisis berupa deskriptif komparatif (membandingkan) nilai hasil belajar dari kondisi pra siklus dibandingkan dengan nilai siklus kesatu, nilai siklus kesatu dengan siklus kedua, dan nilai kondisi pra siklus dengan kondisi akhir..Data yang berupa kualitatif, menggunakan deskriptif kualitatif yang dilanjutkan refleksi.

Indikator Kinerja

 Digunakan untuk mengetahui kegiatan yang sudah dilasanakan pada kondisi akhir/ target yang ditetapkan sudah tercapai atau belum, diharapkan dapat dicapai. sesuai ketentuan waktu perencanaan penelitian Berdasarkan pengalaman hasil diperoleh pada saat melakukan penelitian tindakan kelas. dan target indikator kinerja diharapkan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.,untuk mengukur keberhasilan kondisi pra siklus sampai sejauh mana kemampuan,dapat terlihat dari hasil ulangan yang sudah dilakukan tindakan ada peningkatan terlihat pada kondisi akhir pada setiap akhir siklus dapat mengethui peningkatan keberhasilan..

Prosedur Penelitian

Peneliti dalam mengadakan penelitian ini tidak hanya menggunakan lebih satu metode melainkan menggunakan metode yang bervariasi dan menggunakan alat peraga pembelajaran sehingga tidak membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran.Adapun kegiatan pembelajaran ini adalah melalui model Quiz Team

Langkah selanjutnya peneliti menentukan banyaknya tindakan pada siklus. Pada siklus kesatu tindakanya secara urut dan berkesimbungan.Langkah berikutnya peneliti menetukan tahapan-tahapan. Dalam setiap siklus menentukan tahapan antara lain:merencanakan tindakan (planning), melakukan tindakan (acting), pengamatan tindakan (observing), merefleksi tindakan (reflecting).

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi penelitian pra siklus

 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menyusun rencana pembelajaran,melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program yang sudah ditentukan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan,sejauhmana kemampuan siswa dalam penguasaan dasar perkalian.dalam kegiatan melasanakan observasi untuk mencatat kelebihan dan kekurangan selama pembelajaran.reflesi dilaksnakan hasil yang diperoleh perlu atau tidak perbaikan pembelajaran

 Hasil ulangan tes formatif yang dilaksanakan siswa pada pembelajaran didapatkan hasil yang masih rendah. Dari rekap hasil nilai pembelajaran pra siklus, untuk ketuntasan belajar, siswa baru mencapai 45%. pada pembelajaran yang sudah dilaksanakan baru terdapat 5 siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori baik atau dinyatakan tuntas. Dapat diketahui pada kondisi pra siklus, siswa yang mendapatkan nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 siswa, sedangkan yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 50 sebanyak 3 siswa nilai tertinggi sebesar 80, nilai terendah sebesar 50.,nilai rata-rata 64.

 Diskripsi hasil penelitian siklus I

 Dalam melaksanakan pembelajaran guru menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program yang sudah ditentukan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan sejauhmana kemampuan siswa dalam penguasaan dasar perkalian.dalam kegiatan guru dan observasi untuk mencatat kelebihan dan kekurangan untuk perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.reflesi dilasnakan diketahui hasil kegiatan perlu atau tidak perbaikan pembelajaran

Dari hasil tes formatif pada siklus I, menunjukkan bahwa hasilnya yang mencapai nilai sangat baik ada, 2 siswa atau 18% yang mendapat nilai baik adalah 6 siswa atau (54%), dari jumlah 11 siswa yang masih mendapatkan nilai Cukup sebanyak 3 siswa (15%), sedangkan yang mendapat nilai kurang sebanyak 3 ssiswa (28%). Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 11 siswa baru 9 siswa atau 72% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 3 siswa atau 28% belum mencapai ketuntasan dalam belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata 74

      Diskripsi hasil penelitian siklus II

 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menyusun rencana pembelajaran melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program yang sudah ditentukan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan,sejauhmana kemampuan siswa dalam penguasaan perkalian dengan penjumlahan berulang.dalam kegiatan guru melaksanakan observasi untuk mencatat kelebihan dan kekurangan, untuk perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.reflesi dilasnakan apabila diketahui hasil kegiatan perlu atau tidak perbaikan pembelajaran

 Dari hasil tes formatif dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik adalah 5 siswa atau 45% sedangkan yang mendapat nilai baik adalah 6 siswa atau 55%. Dan yang mendapat nilai cukup adalah 0 siswa atau 0%.Sedangkan yang mendapat nilai kurang tidak ada 0%, dan yang mendapat nilai sangat kurang pada pembelajaran ini sudah tidak ada.0% Berdasarkan data diketahui pada siklus II, siswa mencapai ketuntasan sebanyak 11 siswa (100%) yang berarti sudah ada peningkatan. siswa. adapun dari hasilnilai siklus II dapat dijelaskan perolehan nilai tertinggi adalah 90 nilai terendah 70, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82. KKM 70

Pembahasan

 Proses pembelajaran pada pembelajaran pra siklus belum berjalan dengan baik dan penyebab siswa belajar matematika tidak tertarik karena metode dan model pembelajaran yang digunakan untuk mengajar matematika materi tentang perkalian bilangan belum tepat. Pada saat pembelajaran banyak siswa yang masih gaduh dan ramai pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. siswa yang duduknya ada dibelakang tidak memperhatikan guru dan bermain sendiri dengan teman sebangkunya Kondisi belum mendapatkan perhatian dari guru, sehingga hanya siswa tertentu saja yang dapat memahami materi pelajaran. Sedangkan siswa yang lainnya belum mampu memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, telah berjalan dengan baik dan menggunakan pembelajaran model Quiz Team proses pembelajaran tidak lagi menjadikan siswa bosan lagi selama kegiatan. Pembelajaran dikemas dengan model permainan dan memancing siswa untuk bersaing. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik.Guru juga sangat memperhatikan seluruh siswa kelas II. Apabila ada siswa yang kurang paham, guru memberikan bimbingan dan penjelasan tentang materi yang sedang dipelajari secara lebih intensif lagi..Hasil refleksi yang dilakukan dari kegiatan pembelajaran siklus 1 diketahui bahwa aktivitas kegiatan belajar siswa pembelajaran matematika materi tentang perkalian bilangan dua angka mengalami peningkatan cukup baik.

 Untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, sudah berjalan lebih baik daripada sebelumnya dengan menggunakan pembelajaran model Quiz Team proses pembelajaran menumbuhkan motivasi menjadikan siswa lebih bersemangat selama dalam kegiatan. Pembelajaran dikemas dengan model permainan dan memancing siswa untuk bersaing. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik.Guru juga sangat memperhatikan seluruh siswa kelas II. Apabila ada siswa yang kurang paham, guru memberikan bimbingan dan penjelasan tentang materi yang sedang dipelajari secara lebih intensif lagi..Hasil refleksi yang dilakukan dari kegiatan pembelajaran siklus 1 diketahui bahwa aktivitas kegiatan belajar siswa dalam dalam pembelajaran matematika materi tentang perkalian bilangan dua angka mengalami peningkatan sudah lebih baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut ini.

1.     Melalui penerapan pembelajaran Model Quiz Team dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika tentang perkalian bilangan pada siswa kelas II di SDN 1 Brabowan. peningkatan dibuktikan dengan hasil kerja sama mengerjakan tugas yang diberikan diselesaikan dengan penuh tanggung jawb sehingga terjadi peningkatakan keaktifan belajar siswa..

2.     Melalui penerapan pembelajaran model Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan pada siswa kelas II di SDN 1 Brabowan sebagai bukti hasil belajar dari pra siklus,siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan…

3.     Peningkatan belajar siswa pra siklus dari 11 siswa yang tuntas 5 atau 45%. Nilai tertnggi 80 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 64 Siklus I dari jumlah 11 siswa yang tuntas 8 siswa atau 73%, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 74 sedangkan pada siklus II dari 11 siswa yang tuntas 11 siswa atau 100% nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 dan nilai rata-rata 82 KKM 70

 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan hasil penelitian di atas maka sebagai peneliti memberikan saran sebagai berikut:

 1   Guru hendaknya mengusahakan semaksimal mungkin kondisi pembelajaran yang mampu menarik minat dan aktivitas belajar pada siswa, meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam kegiatan pembelajaran.

 2.. Guru harus dapat memanfaatkan dengan sebaiknya media dan alat peraga pembelajaran yang ada di sekolah tempat mengajar masing-masing.guru juga harus senantiasa meningkatkan kemampuan profesional dalam kegiatan pembelajaran semua pelajaran yang diampunya..

 3.. Untuk sekolah, hendaknya mampu memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas hasil belajar siswa.,membudayakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa., untuk menyiapkan segala perangkat pembelajaran, baik media maupun alat peraga yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zaenul Ittihad, 2008, Matematika, Jakarta: UniversitasTerbuka.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta

Aqib, Zainal, 2008, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Bandung: YramaWidya.

Badan Standar Nasional Pendidikan 2006, Standar Kompetensi dan Kompetentensi Dasar Pendidikan Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta

B., Suryobroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas, 2003.Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikuium 2004.Jakarta

Depdiknas.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada.

Purnomosidi, dkk. 2008, Matematika Untuk SD/MI Kelas II, Jakarta: Depdiknas

Trianto,2007,Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher