Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA
BAGI SISWA KELAS IXE SMPN 2 BRINGIN
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Ana Rahmawati
SMP Negeri 2 Bringin Kabupaten Semarang
ABSTRAKS
Penelitian ini bertujuan bahwa model Discovery Learning berbantuan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas IXE SMPN 2 Bringin. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXE yang berjumlah 30 anak yang terdiri dari 12 perempuan dan 18 laki-laki. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dengan prasiklus dan dua siklus tindakan yang terdiri dari dua kali pertemuan dalam satu siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan data menggunakan teknik analisis deskreptif terhadap data hasil belajar siswa dan lembar observasi untuk data aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Discovery Learning berbantuan alat peraga mempermudah pemahaman siswa pada materi menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung, sehingga aktivitas dan hasil belajar meningkat. Peningkatan aktivitas siswa dari prasiklus ke siklus I sebesar 25,72%, peningkatan ketuntasan hasil belajar pengetahuan dari siklus I ke siklus II sebesar 30,00% dan peningkatan ketuntasan hasil belajar keterampilan sebesar 33,34%. Disimpulkan bahwa penggunaan model Discovery Learning berbantuan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung.
Kata kunci: Hasil belajar, aktivitas siswa, Discovery Learning, alat peraga
Latar Belakang Masalah
Materi bangun ruang sisi lengkung merupakan salah satu materi dalam pelajaran matematika tentang geometri yang bersifat abstrak, yang membicarakan titik, garis, bidang, ruang dan keterkaitan satu sama lain. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan membayangkan objek dimensi dalam ruang yang digambarkan pada bidang datar. Hal inilah yang mengakibatkan kesulitan dalam memahami konsep bangun ruang sisi lengkung dan kesulitan mengkonstruksikan pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Berdasarkan observasi awal pada pra siklus di kelas IXE, menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada materi luas permukaan dan volume tabung belum optimal. Aktivitas siswa dalam kategori rendah dengan persentase 54,76%, terutama pada kriteria menanggapi pendapat atau pertanyaan. Rendahnya aktivitas siswa di dalam kelas bukan hanya materinya yang abstrak, tetapi guru juga belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan alat peraga, sehingga siswa kurang berinisiatif dalam pembelajaran, dan kesulitan untuk memahami konsep awal pada penentuan rumus luas permukaan dan volume tabung.
Selain aktivitas siswa pada kategori rendah, pada pra siklus juga diperoleh data hasil ulangan harian materi luas permukaan dan volume tabung kelas IXE rendah. Dari 30 siswa hanya 17 siswa yang tercapai dengan persentase 56,67%. Data ini menunjukkan hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketercapaian klasikal, yaitu 85% siswa harus tercapai.
Untuk mengatasi hal tersebut, dalam proses pembelajaran diperlukan suatu model pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu model Discovery Learning dengan berbantuanalatperaga.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui model Discovery Learning berbantuan alat peragadapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IXE SMPN 2 Bringin semester I tahun pelajaran 2019/2020?
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan aktivitasdan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung melalui model Discovery Learning berbantuan alat peraga bagi siswa kelas IXE SMPN 2 Bringin semester I tahun pelajaran 2019/2020.
Landasan Teori
Pengertian Aktivitas Belajar
Sadirman (2007:97) menegaskan bahwa “Dalam kegiatan belajar, siswa harus aktif berbuat. Jadi belajar memerlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik”. Sudjana (2004, diakses 5 Oktober 2019) berpendapat bahwa, aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, siswa yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, siswa yang memahami situasi, dan pola respons siswa.
Aktivitas yang dilakukan siswa di kelas bervariasi. Siswa tidak hanya mendengarkan dan mencacat saja. Menurut Dierich (dalam Sadirman 2007:101) menyatakan bahwa indikator aktivitas belajar siswa berdasarkan jenis aktivitasnya dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:
- Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, memperhatikan gambar, mengamati demonstrasi atau mengamati pekerjaan orang lain.
- Kegiatan lisan (oral activities), yaitu kemampuan menyatakan, merumuskan, diskusi, bertanya atau interupsi.
- Kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan penyajian bahan, diskusi atau mendengarkan percakapan.
- Kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, mengerjakan soal, menyusun laporan atau mengisi angket.
- Kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu melukis, membuat grafik, pola, atau gambar.
- Kegiatan emosional (emotional activities), yaitu menaruh minat, memiliki kesenangan atau berani.
- Kegiatan motorik (motor activities), yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat atau membuat model.
- Kegiatan mental, yaitu mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau membuat keputusan.
Pengertian Hasil Belajar
Slameto (2008:7) menyatakan bahwa”Hasil belajar adalah suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar, yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa”.
Menurut Jihad dan Haris (2012:14) “Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu”.
Model Discovery Learning
Pengertian Model Discovery Learning
Menurut Direktorat Pembinaan SMA (2017: 11) menegaskan bahwa, model Discovery Learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakanya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Richard (dalam Roestiyah 2012:20) menyatakan bahwa: Discovery Learning suatu cara mengajar yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mecoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning.
Alur/Sintaks Model Discovery Learning
Alur/sintaks model Discovery Learning menurut Direktorat Pembinaan SMA (2017: 11)
- Memberi stimulus (Stimulation): guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain.
- Mengidentifasi masalah (Problem Statement): siswa menemukan permasalahan, mencari informasi terkait permasalahan, dan rumusan masalah.
- Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan).
- Mengolah Data (Data Processing): siswa mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif).
- Memverivikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengorganisasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
Pengertian Alat Peraga
Menurut Estiningsih (dalam Widyantini dan Sigit 2009:3), alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi utama dari alat peraga adalah menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu memahami arti dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, memanipulasi objek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu konsep.
Sudjana (2004, diakses 5 Oktober 2019) berpendapat bahwa “Alat peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien”.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan model Discovery Learning berbantuan alat peraga diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IXE SMPN 2 Bringin semester I tahun pelajaran 2019/2020.
Metode Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, mulai bulan Oktober tahun 2019 sampai bulan Januari tahun 2020.
Tempat yang peneliti jadikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SMP Negeri 2 Bringin berlokasi di Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXE SMP Negeri 2 Bringin tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 30 siswa dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda. Dari pemaparan beberapa guru yang mengajar kelas IXE, kelas ini sebagian siswa cenderung pasif dan kurang aktif, akibatnya hasil belajar relatif rendah dibanding kelas lainya.
Objek penelitian ini adalahaktivitas belajar siswa saat proses belajar mengajar, hasil belajar siswa, model Discovery Learning, alat peraga luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri dari: hasil pengamatan observasi, hasil lembar kerja siswa, dan hasil evaluasi. Sedangkan teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi.
Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari penelitian melalui pengamatan, tes maupun dokumentasi diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus.
Rancangan Tindakan/Prosedur Penelitian
Persiapan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:
- Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada siswa, kesulitan apa yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar pada materi luas permukaan dan volume tabung.
- Mempersiapkan perangkat pembelajaran menggunakan model Discovery Learning (membuat program rencana pembelajaran, menyiapkan alat peraga beserta langkah-langkah penggunaanya, menyiapkan bahan untuk membuat instrumen).
Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari pra siklus dan dua siklus tindakan, tiap siklus tindakan terdiri atas tahap: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting)
Pada pra siklus, kegiatan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok, tanpa menggunakan alat peraga pada materi luas permukaan dan volume tabung. Siklus I kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning berbantuan alat peraga pada materi luas permukaan dan volume kerucut, dengan alat peraga dibuat oleh guru sendiri. Siklus II kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning berbantuan alat peraga pada materi luas permukaan dan volume bola, alat peraga disiapkan/dibuat siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran 54,76% dalam kategori rendah. Pada kriteria membuat laporan hasil diskusi baru mencapai 53,33% dan mengerjakan lembar kerja baru mencapai 50%, dan kriteria berani menanggapi pendapat atau pertanyan mencapai 30,00% masih sangat rendah, ini disebabkan dalam pembelajaran, guru belum menggunakan model Discovery Learning berbantuan alat peraga sehingga siswa kurang aktif dan kesulitan membayangkan objek dimensi dalam ruang yang digambarkan pada bangun datar.
Hasil belajar aspek pengetahuan dari jumlah 30 siswa terdapat 17 siswa yang tercapai dengan persentase 56,67%, sedangkan 13 siswa belum tercapai dengan persentase 43,33% dengan rata-rata kelas 67,58. Hasil belajar aspek Keterampilan dari jumlah 30 siswa terdapat 16 siswa yang tercapai dengan persentase 53,33%, sedangkan 14 siswa belum tercapai dengan persentase 46,67% dengan rata-rata kelas 66,67.Hasil tersebut belum mencapai standar ketercapaian belajar secara klasikal, maka peneliti akan melakukan rencana perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning berbantuan alat peraga pada pembelajaran luas permukaan dan volume kerucut pada kelas IXE SMP Negeri 2 Bringin.
Deskripsi Hasil Siklus I
Pengumpulan data aktivitas siswa kelas IXE yang berjumlah 30 siswa dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar siklus I oleh peneliti dan kolaborator (pengamat). Aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran 73,33% dalam kategori baik.
Hasil belajar siswa diketahui melalui tes diakhir pembelajaran secara individu. Hasil belajar pengetahuan diperoleh dari 30 siswa yang tercapai adalah 23 siswa dengan persentase 76,67%, sedangkan yang belum tercapai ada 7 siswa dengan persentase 23,33% dengan rata-rata kelas 75,28. Sedangkan hasil belajar keterampilan dari 30 siswa yang tercapai adalah 22 siswa dengan persentase 73,33%, sedangkan yang belum tercapai ada 8 siswa dengan persentase 26,67% dengan rata-rata kelas 73,61. Dibandingkan dengan pra siklus ada kenaikan dari jumlah siswa yang tercapai yaitu 20%, tetapi belum mencapai ktiteria ketercapaian klasikal.
Deskrepsi Hasil Siklus II
Aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran 80,48% dalam kategori baik, ada peningkatan 7,15% dari siklus I, hasil ini sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini. Hasil ini terlihat ada peningkatan dari siklus I pada kegiatan siswa berikut ini: siswa yang membaca buku sumber atau referensi, bertukar pendapat dalam kelompok, berdiskusi dalam kelompok, mendengarkan penjelasan guru, membuat laporan hasil diskusi, mengerjakan lembar kerja siswa, berani menanggapi pendapat atau pertanyaan. Dari data tersebut, indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai.
Diperoleh datahasil belajar pengetahuan dari 30 siswa, yang tercapai 26 siswa dengan persentase 86,67% dan belum tercapai 4 siswa sebesar 13,33% dengan rata-rata kelas 81,85, sedangkan hasil belajar keterampilan yang tercapai 26 siswa dengan persentase 86,67% dan belum tercapai 4 siswa sebesar 13,33% dengan rata-rata kelas 79,44. Hasil ini sudah memenuhi ketercapaian klasikal yaitu 85% siswa harus tercapai. Hasil ini sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dijabarkan dalam pembahasan dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus I maupun siklus II membawa peningkatan baik aktivitas belajar maupun hasil belajar.
Aktivitas belajar matematika mengalami peningkatan dari 54,76% pada kondisi awal menjadi 80,48% pada kondisi akhir, berarti meningkat 25,72%. Hasil belajar siswa pengetahuan mengalami peningkatan dari siswa yang tercapai 56,67% kondisi awal menjadi 86,67% pada kondisi akhir, berarti meningkat 30%. Hasil belajar siswa keterampilan mengalami peningkatan dari siswa yang tercapai 53,33% kondisi awal menjadi 86,67% pada kondisi akhir, berarti meningkat 33,34%. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan model Discovery Learning berbantuan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IXE SMPN 2 Bringin semester I tahun pelajaran 2019/2020 dapat terbukti.
Penutup
Simpulan
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang “Penggunaan model Discovery Learning berbantuan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IXE SMPN 2 Bringin semester I tahun pelajaran 2019/2020 dapat disimpulkan bahwa: Aktivitas danhasilbelajarsiswa kelas IXE SMP Negeri 2 Bringin semester I tahun pelajaran 2019/2020 dalam menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung melalui penerapan model Discovery Learning berbantuan alat peraga mengalami peningkatan.
Saran
- Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IXE SMP Negeri 2 Bringin semester I tahun pelajaran 2019/2020 dalam menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung melalui penerapan model Discovery Learning berbantuan alat peraga dapat ditingkatkan, maka disarankan kepada guru mata pelajaran matematika pada materi menghitung luas permukaan bangun ruang sisi lengkung untuk menggunakan model Discovery Learning berbantuan alat peraga.
- Penelitian ini sebaiknya dikembangkan tidak hanya terbatas dalam satu kelas perlakuan saja, satu materi saja, tetapi dapat dikembangkan pada beberapa kelas dan pada kompetensi dasar yang lain, atau bahkan untuk mata pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan SMA. 2017. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.
Jihad A, dan Haris A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Sadirman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2004. Pengertian Hasil Belajar. Jakarta: http://techonly13.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/ (diakses 5 Oktober 2019).
. 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
TH Widyantini dan Sigit TG. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika SMP Diklat SMP Jenjang Dasar. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.